Anda di halaman 1dari 11

JURNAL PRAKTIKUM

APLIKASI BIOTEKNOLOGI PANGAN

ISOLASI MIKROBA

NAMA : IRMA KAMARUDDIN


NIM : G311 14 505
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : SERLIHATUL HIDAYAT

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN BIOTEKNOLOGI PANGAN


PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
ISOLASI MIKROBA
Irma Kamaruddin1), Serlihatul Hidayat2)
Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Hasanuddin

Abstrak

Xanthomonas campestris merupakan bakteri penyebab penyakit busuk hitam pada


tanaman Brassicas. Walaupun merugikan bagi tanaman kubis-kubisan, Xanthomonas
campestris dapat digunakan dalam produksi gum xanthan. Identifikasi dan pengujian
morfologi bakteri Xanthomonas campestris pada tanaman kubis dapat dilakukan melalui
biakan murni yang diperoleh melalui isolasi. Isolasi mikroba adalah kegiatan mengambil
mikroba yang terdapat di alam dan ditumbuhkan pada media buatan. Prinsip isolasi
mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba tertentu dari populasi mikroba lain dan
ditumbuhkan pada media yang sesuai. Isolasi mikroba dapat dilakukan dengan beberapa
metode diantaranya agar miring, agar tegak, dan agar cawan. Tujuan praktikum Isolasi
Mikroba adalah untuk mengetahui cara pembuatan media isolasi mikroba dan cara isolasi
mikroba serta prinsipnya. Metode praktikum terdiri dari sterilisasi fisik dan kimia,
pembuatan media NA, YEA, GPB dan PDA, inokulasi teknik spread plate spesimen kubis,
nira, tempe, tape, jeruk, yakult, yogurt, starter Acetobacter xylinum dengan menggunakan
3 faktor pengenceran 10-5, 10-7, dan 10-9 per spesimen, serta isolasi mikroba menggunakan
teknik agar miring. Hasil inokulasi dan isolasi mikroba dari daun kubis menunjukkan
adanya pertumbuhan koloni dengan ciri-ciri permukaan yang cembung, berbentuk bulat,
dan berwarna krem. Sedangkan, Xanthomonas sp. umumnya memiliki koloni berwarna
kuning yang dipengaruhi oleh pigmen xanthomonadine. Hal ini diduga akibat kesalahan
memilih daun kubis yang bukan terinfeksi Xanthomonas campestris.
Kata kunci: isolasi, inokulasi, agar miring, kubis, Xanthomonas campestris.

I. PENDAHULUAN kubis-kubisan. Xanthomonas campestris


merupakan bakteri penyebab penyakit
I.1 Latar Belakang busuk hitam pada tanaman Brassicas.
Kubis merupakan salah satu produk Menurut Semangun (2000), penyakit busuk
hortikultura berupa sayuran daun dengan hitam yang disebabkan oleh Xanthomonas
ciri khas membentuk krop yang mudah campestris dicirikan dengan adanya bercak
busuk dan termasuk dalam tanaman yang kuning menyerupai huruf V di pinggir daun
dipanen sekaligus. Di Indonesia kubis mengarah ke tengah daun dan tulang-tulang
populer dengan nama kol. Kubis memiliki daun berwarna cokelat tua dan hitam.
nama ilmiah Brassica oleracea L. Xanthomonas campestris pv.
Menurut Saenab, (2010), kubis campestris masuk dan keluar melalui
mengandung air > 90% sehingga mudah sekresi air pada kelenjar hidatoda di tepi
mengalami pembusukan. daun. Hidatoda sering menghasilkan setetes
Menurut Direktorat Jendral air saat lingkungan lembab. Patogen
Holtikultura (2015), statistik produksi kubis menyebar sangat cepat ketika tetesan hujan
pada tahun 2014 adalah 1.435.833 ton yang yang terkontaminasi dengan percikan
mengalami penurunan sebesar 44.792 ton bakteri mengenai daun dan masuk ke dalam
dari tahun 2013. Walaupun mengalami hidatoda (Wolf, 2005).
penurunan, produksi kubis tetap Xanthomonas campestris pv.
memberikan kontribusi terbesar yaitu campestris tidak menyebar dalam cuaca
12,05% dari seluruh produksi tanaman kering dan tidak aktif pada suhu di bawah
holtikultura tahun 2014. 50°F. Xanthomonas campestris pv.
Penyakit busuk hitam adalah salah campestris dapat bertahan dalam tanah
satu penyakit yang paling merusak tanaman selama satu tahun dan dapat menyebar di
1)
Praktikan
2)
Asisten
permukaan air atau melalui irigasi. Gejala miring cocok untuk kulturisasi mikroba
yang ditimbulkan bakteri ini pada kubis aerobik dan anaerobik fakultatif.
menyebabkan daun tanaman berbentuk Larutan fisiologis umumnya berupa
huruf “V”, dengan berjalannya waktu gejala NaCl 0,85% yang digunakan untuk
yang timbul akan mengering dan seperti pengenceran konsentrasi mikroba. Larutan
terbakar (nekrotis). Serangan bakteri ini fisiologis bersifat buffer, mempertahankan
umumnya terjadi pada bagian pori-pori pH dalam suhu kamar, bersifat isotonis
daun dan dapat menyerang daun yang dengan cairan sel, penyeimbangan elektron,
terdapat luka akibat serangga ataupun luka penyeimbang tekanan osmotik sel sehingga
secara mekanis sehingga memudahkan tidak terjadi lisis, menyesuaikan kekeruhan
bakteri masuk (Barroroli, 2012). suspensi mikroba, mempertahankan
Xanthomonas campestris merupakan viabilitas dan integritas sel.
bakteri bersel tunggal, berbentuk batang, Kegitan inokulasi dan isolasi mikroba
0,7-3,0 x 0,4-0,5µm, membentuk rantai, seringkali didahului dengan pengenceran
berkapsula, tidak berspora, gram negatif, suspensi mikroba berupa tehnik
bergerak dengan satu flagel polar. Bakteri pengenceran bertingkat menggunakan
dapat masuk ke daun dalam 8 sampai 10 larutan pengencer NaCl 0,85% atau larutan
jam. Koloni Xanthomonas sp. berbentuk fisiologis yang bertujuan untuk
bulat, permukaan cembung, bertepi utuh memperkecil konsentrasi sel dan jumlah
dan berwarna kuning (Hasna, 2011). mikroba yang tersuspensi dalam cairan
Xanthomonas sp dapat memproduksi sehingga menunjukkan hasil uji positif
polisakarida ekstra selular yang disebut terhadap pertumbuhan mikrobia. Penentuan
xanthan gum, dan koloninya berwarna banyaknya tingkat pengenceran tergantung
kuning karena adanya pigmen kepada perkiraan jumlah mikroba dalam
xanthomonadine (Nitsche et al., 2000). sampel. Pengenceran yang paling mudah
Identifikasi, pengujian morfologi, umumnya menggunakan pengenceran 10 kali
fisiologi, dan serologi bakteri lipat dengan menggunakan 3 atau 5 tabung
Xanthomonas sp. pada tanaman kubis dapat pengenceran sekaligus.
dilakukan melalui biakan murni yang dapat Nutrient Agar (NA) merupakan media
diperoleh melalui isolasi. Isolasi diperlukan sintesis berupa bubuk yang termasuk dalam
karena mikroorganisme di alam jarang media selektif dengan kandungan sumber
dijumapi sebagai biakan murni, umumnya nitrogen yang cukup bagi pertumbuhan
tumbuh dalam populasi campuran. bakteri. Menurut Himedia (2011), NA
Isolasi mikroba adalah kegiatan umumnya terdiri dari 5.000Gms/L peptic
mengambil mikroba yang terdapat di alam digest of animal tissue, 5.000Gms/L
dan ditumbuhkan pada media buatan yang Sodium chloride, 1.500gms/L Beef extract,
terdiri dari nutrien tertentu yang 1.500Gms/l yeast extract, dan 15.000gms/l
mendukung terciptanya lingkungan agar, pH akhir 7,4±0,2 pada suhu 25oC.
pertumbuhan optimal bagi mikroba. Prinsip
isolasi mikroba adalah memisahkan jenis I.2 Tujuan dan Kegunaan Praktikum
mikroba tertentu dari campuran mikroba. Berdasarkan uraian di atas, maka
Media agar miring (Slant culture) dilakukan praktikum Isolasi Mikroba yang
biasa digunkan untuk isolasi dengan bertujuan untuk mengetahui cara
menggunakan metode goresan zig-zag pada pembuatan media isolasi mikroba dan cara
permukaan media menggunakan ose bundar isolasi mikroba serta prinsipnya. Kegunaan
yang membawa mikroba. Agar miring praktikum Isolasi Mikroba adalah agar
memiliki permukaan media yang luas, mahasiswa dapat secara mandiri dan cakap
digunakan sebagai tempat menumbuhkan dalam membuat media isolasi dan cara
dan menyimpan stock pure culture. Agar isolasi mikroba tertentu.
II. METODOLOGI PRAKTIKUM disemprotkan pada tangan dan meja kerja,
kemudian dilap bersih hingga kering.
II.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Aplikasi Bioteknologi II.3.2 Pembuatan Larutan Fisiologis
Pangan dengan judul Isolasi Mikroba Padatan NaCl sebanyak 6,375g
dilaksanakan pada hari Senin tanggal dilarutkan dalam 750ml aquades, lalu
6 Februari 2017 pukul 08.00-12.30 WITA, dihomogenkan menggunakan batang
hari Jumat tanggal 10 Februari 2017 pukul pengaduk. Bibir erlenmeyer yang berisi
11:00-14.00 WITA, dan senin tanggal 13 larutan NaCl 0.85% ditutup kapas dan
Februari 2017 pukul 08.00–11.30 WITA. dibungkus aluminium foil, lalu disterilisasi
Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi di autoklaf dengan suhu 121oC selama 15
dan Bioteknologi Pangan, Program Studi menit. Selanjutnya, larutan fisiologis 0.85%
Ilmu dan Teknologi Pangan, Departemen didinginkan di dalam refrigator.
Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Hasanuddin, Makassar. II.3.3 Pembuatan Media
Pada praktikum ini digunakan 4
II.2 Alat dan Bahan jenis macam media yaitu PDA (Potato
Alat–alat yang digunakan dalam Dextrose Agar), NA (Nutrient Agar), YEA
praktikum ini meliputi erlenmeyer, (Yeast Extract Agar), dan GPB (Glucose
timbangan analitik, pipet ukur, lap kain, Peptone Broth). Media PDA dan NA dibuat
sendok, autoklaf, batang pengaduk, vorteks, dengan cara bubuk PDA ditimbang
inkubator, drugalsky, bunsen, Laminar Air sebanyak 3,9g dan NA sebanyak 5g. Media
Flow, waterbath shaker, hotplate stirrer YEA dibuat dari campuran yeast sebanyak
tabung reaksi, rak tabung reaksi, cawan 4,1g dan agar 2g. Sedangkan, media GPB
petri, dan ose bundar. dibuat dari campuran kasipton 1,25g dan
Bahan-bahan yang digunakan dalam glukosa 2,5g. Selanjutnya, masing-masing
praktikum ini meliputi kubis, nira, tempe, komponen media dilarutkan dengan
tape singkong, jeruk, yakult, yogurt, starter aquades hingga 125ml di dalam erlenmeyer
Acetobacter xylinum, alkohol 90%, kapas, berbeda. Kemudian, dilakukan
aluminium foil, label, tisu, NaCl, aquades, homogenisasi dengan hotplate stirrer, lalu
glukosa, agar, media PDA (Potato Dextrose didinginkan di refrigerator.
Agar), media NA (Natrium Agar), yeast,
dan kasipton. II.3.4 Peleburan Basis Xanthomonas
campestris Kubis pada Media GPB
II.3 Prosedur Praktikum Disiapkan sampel kubis yang diduga
Praktikum Isolasi Mikroba dilakukan terinfeksi bakteri Xanthomonas campestris
melalui beberapa tahapan sebagai berikut : dengan ciri-ciri permukaan daun terdapat
bekas luka berbentuk “V” dan berwarna
II.3.1 Sterilisasi Fisik dan Kimia
kecoklatan. Bagian luka tersebut diambil
Prosedur sterilisasi fisik dilakukan
dan dipisahkan dari bagian daun kubis
pada alat-alat kerja berupa pipet ukur,
lainnya. Spesimen tersebut dicuci dengan
cawan petri, dan tabung reaksi. Semua alat
aquades, lalu dimasukkan ke dalam
dicuci bersih, bibir pipet ukur ditutup
erlenmeyer berisi media cair GPB.
dengan kapas, bagian badan semua alat
Selanjutnya, campuran media GPB dan
dibungkus menggunakan kertas bersih.
spesimen kubis dihomogenkan di waterbath
Setelah itu, semua alat dimasukkan ke
shaker dengan suhu 30OC dan kecepatan
dalam autoklaf untuk di sterilisasi dengan
shaker 90rpm selama 2 jam.
suhu 121oC selama 15 menit. Sterilisasi
kimia dilakukan pada tangan dan meja kerja
II.3.5 Pengenceran Bertingkat
menggunakan alkohol 70%. Alkohol Disiapkan sampel cair meliputi nira,
yogurt, yakult, dan suspensi kubis dalam
media GPB serta sampel padat meliputi dipilih cawan petri dengan pertumbuhan
tempe, tape singkong, starter Acetobacter mikroba terbaik yang mikrobanya akan
xylinum, dan kulit jeruk. Sampel padat diisolasi. Kegiatan isolasi diawali dengan
ditimbang 2-5g kemudian dilarutkan dalam membuat media agar miring yang terdiri
larutan fisiologis hingga 10ml. Kemudian, dari media NA untuk sampel kubis, jeruk,
disiapkan larutan pengencer berupa larutan starter Acetobacter xylinum, yakult, yogurt
fisiologis 0.85% dipipet 9ml ke dalam dan media PDA untuk sampel tempe, nira,
tabung reaksi pertama dan 9,9ml ke dalam 4 dan tape. Media NA dan PDA dituang ke
tabung reaksi lain. Sebanyak 1ml sampel dalam tabung reaksi berbeda lalu diletakkan
dipipet ke dalam tabung reaksi pertama miring hingga mengeras. Selanjutnya,
yang disebut pegenceran 10-1, dari tabung dilakukan isolasi dengan mengambil sedikit
reaksi pertama dipipet 0,1ml ke tabung koloni mikroba dari cawan petri
reaksi ke-2 yang disebut pengenceran 10-3, menggunakan ose bundar, lalu digoreskan
prosedur tersebut dilakukan hingga pada permukaan agar miring secara zig-zag.
mencapai pengenceran 10-9. Kemudian, bibir tabung reaksi ditutup
kapas dan aluminium foil, lalu dibungkus
II.3.6 Inokulasi Mikroba Anaerob kertas HVS dan diinkubasi.
Teknik Tuang (Pour Plate)
Suspensi tape dan nira dari III. HASIL DAN PEMBAHASAN
pengenceran 10-5, 10-7, dan 10-9 dipipet
0,1ml ke dalam cawan petri lalu III.1 Hasil
ditambahkan media ¾ volume cawan petri, Hasil pengamatan penanaman
untuk sampel tape digunakan media YEA mikroba dapat dilihat di bawah, sebagai
dan media PDA untuk sampel nira. berikut :
Suspensi diratakan dan didiamkan hingga
mengeras, lalu cawan petri dibungkus Tabel 01. Hasil Pengamatan Inokulasi
kertas HVS bersih dan diinkubasi dengan Mikroba (Jumat, 10 Februari 2017).
Jenis Sumber Metode Gambar
posisi terbalik di dalam inkubator. fp
Media Mikroba Inokulasi

II.3.7 Inokulasi Mikroba Aerob Teknik


Sebar (Spread Plate) Agar
Cawan
Disiapkan media NA dan PDA. 10-5
metode
Masing-masing media dituang ke tiga spread pate
cawan petri per spesimen secara aseptis
sebanyak 1⁄4 volume cawan petri,
didiamkan hingga mengeras. Selanjutnya,
suspensi kubis, jeruk, starter Acetobacter Agar
xylinum, yakult, dan yogurt pengenceran Daun Cawan
NA 10-7
kubis metode
10-5, 10-7, dan 10-9 dipipet 0,1ml ke atas spread pate
media NA. Sedangkan, supensi tempe 10-5,
10-7, dan 10-9 dipipet 0,1ml ke atas media
PDA. Media yang berisi suspensi diratakan
dan didiamkan hingga mengeras, cawan Agar
petri dibungkus HVS bersih dan diinkubasi Cawan
10-9
dengan posisi terbalik di dalam inkubator. metode
spread pate

II.3.8 Isolasi Mikroba Metode Agar


Miring Sumber : Data Primer Aplikasi
Suspensi mikroba dari pengenceran Bioteknologi Pangan, 2017.
10 , 10-7, dan 10-9 hasil inokulasi diamati
-5

setelah diinkubasi selama 3 hari. Kemudian,


Tabel 02. Hasil Pengamatan Isolasi III.2.3 Pengertian dan Fungsi Kultur
Mikroba (Selasa, 16 Februari 2017). Murni
Jenis Metode Sumber
fp Gambar
Isolasi mikroba dari kubis pada
Media Isolasi Mikroba praktikum ini bertujuan agar diperoleh kultur
murni Xanthomonas campestris. Kultur murni
dapat dimanfaatkan lebih lanjut untuk
Agar pembuatan gum xanthan melalui fermentasi
NA Daun kubis 10-9
miring aerobik oleh Xanthomonas campestris
selebihnya dapat disimpan sebagai pure
culture stock untuk digunakan lebih lanjut.
Sumber : Data Primer Aplikasi Kultur murni merupakan populasi sel
Bioteknologi Pangan, 2017. mikroorganisme yang berasal dari satu sel
induk yang sama dengan sifat morfologi dan
III.2 Pembahasan serologi seragam tanpa kontaminasi dari
III.2.1 Pengertian dan Prinsip Isolasi populasi mikroorganisme jenis lain. Hal ini
Suatu usaha untuk memisahkan satu sesuai dengan pernyataan Nurcahyo (2011),
jenis mikroba dari populasi campuran bahwa kultur murni merupakan semua sel
mikroba disebut isolasi. Prinsip isolasi dalam populasi identik dan berasal dari sel
mikroba adalah memisahkan jenis mikroba induk yang sama, biasanya digunakan untuk
tertentu dari campuran populasi mikroba membuat produk fermentasi dengan sifat dan
lain pada lingkungan asalnya ke suatu karakteristik yang diketahui dan didukung
media buatan untuk mendapatkan kultur oleh Garcia et al (2000), bahwa gum xanthan
murni. Hal ini sesuai dengan Pelczar dan adalah polisakarida ekstraseluler yang
Chan (2006), bahwa prinsip isolasi mikroba dihasilkan melalui fermentasi secara
adalah memisahkan satu jenis mikroba aerobik Xanthomonas campestris.
dengan mikroba lain yang berasal dari
III.2.4 Fungsi Pengenceran Bertingkat
campuran bermacam-macam mikroba.
Pengenceran bertingkat merupakan
III.2.2 Isolasi Mikroba Metode Agar tahapan pendahuluan sebelum dilakukan
Miring inokulasi dan isolasi mikroba. Dalam
Isolasi mikroba spesimen kubis pada praktikum ini, suspensi kubis diencerkan
praktikum ini dilakukan dengan metode sebanyak 9 kali dengan perbandingan 1:9
agar miring. Isolasi mikroba pada agar terhadap larutan fisiologis. Pengenceran
miring dilakukan dengan menggoreskan bertingkat bertujuan untuk menurunkan
mikroba secara zig-zag di permukaan agar konsentrasi suspensi. Turunnya konsentrasi
menggunakan ose bundar. Peletakkan suspensi berbanding lurus terhadap
mikroba di permukaan agar pada teknik menurunnya jumlah sel di dalamnya,
agar miring memiliki permukaan yang luas dengan menurunnya jumlah sel diharapkan
sehingga memberikan suplay oksigen yang mikroba tersebar merata saat penanaman di
cukup bagi mikroba, sehingga efektif untuk media baru sehingga diperoleh
mikroba aerob dan anaerob fakultatif. Hal pertumbuhan optimal, memudahkan dalam
ini sesuai dengan Waluyo (2007), suspensi perhitungan jumlah mikroba dan isolasi
yang digores pada permukaan media agar jenis mikroba. Hal ini sesusi dengan
cawan memberikan suplai oksigen terus- Wasteson and Hornes (2009) yang
menerus pada mikroba dan media agar menyatakan bahwa pengenceran bertingkat
miring merupakan salah satu cara untuk adalah kegiatan mengurangi jumlah
kulturisasi mikroba, terutama mikroba mikroba yang tersuspensi dalam cairan.
aerobik atau anaerobik fakultatif. Penentuan tingkat pengenceran tergantung
perkiraan jumlah mikroba dalam sampel.
Digunakan perbandingan 1:9 untuk sampel
dan pengenceran pertama dan selanjutnya.
III.2.5 Fungsi dan Komposisi Media NA III.2.7 Sifat Xanthomonas campestris
Nutrient Agar (NA) adalah salah satu Xanthomonas campestris adalah
jenis media sintesis yang takaran dan bakteri bersel tunggal, berupa batang,
komposisinya telah diketahui secara pasti, memiliki panjang 0,7-3,0 x 0,4-0,5 µm,
biasanya NA berupa bubuk putih. Pada membentuk rantai, berkapsul, tidak
praktikum ini media NA digunakan sebagai berspora, bersifat aerob, gram negatif,
media pertumbuhan bakteri Xanthomonas bergerak dengan satu flagel polar,
campestris, hal ini karena NA mengandung memproduksi polisakarida ekstra berupa
nitrogen yang cukup untuk pertumbuhan xanthan gum. Koloninya berbentuk bulat,
bakteri. NA biasanya terbuat dari peptic permukaan koloni cembung dan bertepi
digest of animal tissue, sodium chloride, utuh, serta berwarna kuning akibat pigmen
beef extract, yeast extract, dan agar dengan xanthomonadine. Hal ini sesuai dengan
pH akhir 7,4±0,2 pada suhu 25oC. Ekstrak pernyataan Hasna (2011), bahwa
daging sapi dan pepton sebagai sumber Xanthomonas campestris merupakan
protein, nitrogen, vitamin, serta karbohidrat. bakteri bersel tunggal, berbentuk batang,
Pepton merupakan sumber utama dari 0,7-3,0 x 0,4-0,5 µm, membentuk rantai,
nitrogen organik, dan agar sebagai pemadat berkapsula, tidak berspora, bersifat gram
yang mengandung karbohidrat sehingga negatif, bergerak dengan satu flagel polar.
tidak mudah diurai mikroba. Hal ini sesuai koloni Xanthomonas sp. berbentuk bulat,
dengan pernyataan Himedia (2011), bahwa permukaan cembung, bertepi utuh dan
Nutrient Agar (NA) mengandung sumber berwarna kuning dan didukung oleh
nitrogen dalam jumlah cukup untuk pernyataan Nitsche et al. (2000), bahwa
pertumbuhan bakteri. NA umumnya terdiri Xanthomonas memproduksi polisakarida
dari 5.000Gms/L peptic digest of animal ekstra selular yang disebut xanthan gum,
tissue, 5.000Gms/L Sodium chloride, dan koloninya berwarna kuning karena
1.500gms/L Beef extract, 1.500Gms/l yeast adanya pigmen xanthomonadine. Serta
extract, dan 15.000gms/l agar dengan pH menurut (Manicom dan Wallis, 1984),
akhir 7,4±0,2 pada suhu 25oC. semua strain Xanthomonas campestris
merupakan bakteri aerobik.
III.2.6 Tanaman Kubis
Praktikum ini dilakukan untuk III.2.8 Sterilisasi dengan Autoklaf
mengisolasi bakteri Xanthomonas Sterilisasi fisik metode panas lembab
campestris yang diperoleh dari kubis. Kubis menggunakan pemanasan uap air
atau disebut juga kol memiliki nama ilmiah bertekanan dengan autoklaf merupakan
Brassica oleracea L. Kubis memiliki metode sterilisasi yang umum dilakukan.
kandungan vitamin, kalium, kalsium, fosfor Autoklaf bekerja dalam memusnahkan
dan zat besi serta dapat menangkal radikal semua sel vegetatif dan spora dengan
bebas. Kubis sering terjangkit penyakit mendenaturasi protein sel melalui
busuk hitam yang disebabkan oleh bakteri penguapan uap air jenuh pada tekanan di
Xanthomonas campestris yang masuk dan atas tekanan atmosfer yang digunakan
keluar melalui sekresi air pada kelenjar untuk memanaskan isi autoklaf. Sterilisasi
hidatoda yang terletak di tepi dan ujung dengan autoklaf umumnya bekerja pada
daun. Hal ini sesuai dengan pernyataan suhu 121oC selama 15 menit dengan
Wolf (2005), bahwa Xanthomonas sp. tekanan 1,02atm. Uap jenuh di bawah
merupakan salah satu bakteri penyebab tekanan digunakan untuk menghasilkan
penyakit busuk hitam pada tanaman suhu tinggi yang diperlukan untuk
Brassicas dan didukung oleh pernyataan sterilisasi. Hal ini sesuai dengan
Wolf (2005), bahwa X. campestris pv. Sultana (2007), bahwa sterilisasi dengan
campestris masuk dan keluar melalui autoklaf dijalankan menggunakan suhu
sekresi air pada kelenjar hidatoda. 121oC selama 15 menit dengan tekanan
sekitar 1,02 atm yang dapat membunuh akibat kesalahan memilih daun kubis yang
mikroorganisme dengan mendenaturasi atau bukan terinfeksi Xanthomonas campestris.
mengkoagulasi protein enzim, membran sel, Dugaan pertama berkesesuaian dengan
dan endospora bakteri. Manicom dan Wallis (1984), bahwa koloni
Xanthomonas campestris memiliki warna
III.2.9 Hasil Inokulasi awal abu-abu, tetapi akan menjadi putih
Berdasarkan hasil pengamatan krem. Dengan bertambahnya usia, koloni
inokulasi suspensi mikroba daun kubis menjadi kekuningan. Menurut
pengenceran 10-5, 10-7, dan 10-9 Nitsche et al. (2000), Xanthomonas
menggunakan metode spread plate memiliki koloni berwarna kuning karena
diperoleh bahwa pada ketiga cawan, koloni pigmen xanthomonadine.
yang tumbuh sangat besar dan memenuhi
seluruh permukaan media. Hal ini diduga IV. PENUTUP
akibat kesalahan penggunaan volume
suspensi 1ml yang seharusnya adalah IV.1 Simpulan
0,1ml. Kemungkinan banyak sel mikorba Berdasarkan praktikum yang telah
yang ikut terambil saat pemipetan 1ml dilakukan maka dapat ditarik simpulan
suspensi menyebabkan ketiga cawan sebagai berikut :
memiliki pertumbuhan sel yang membentuk 1. Cara pembuatan media isolasi mikroba
banyak koloni bertumpuk dan sulit dapat dilakukan dengan mengikuti
dibedakan. Xanthomonas campestris prosedur takaran yang terdapat pada
memiliki pigmen xanthomonadine yang kemasan media sintesis. Sedangkan,
memberikan warna kuning pada koloni. media semi sintesis dapat dibuat dengan
Namun, hasil pengamtan menunjukkan mencampur bahan alami dan sintesis
koloni yang tumbuh pada cawan memiliki dengan takaran yang diperkirakan sesuai
warna krem diduga bukan Xanthomonas kebutuhan nutrien mikroba.
campestris. Hal ini bertentangan dengan 2. Cara isolasi mikroba dapat dilakukan
Nitsche et al. (2000), Xanthomonas dengan teknik agar miring metode zig-
memiliki koloni berwarna kuning karena zag, agar tegak metode tusuk, agar
pigmen xanthomonadine. Menurut cawan metode zig-zag, dan agar cawan
Berazandeh (2008), kemungkinan dua metode garis.
koloni bergabung menjadi satu lebih besar. 3. Prinsip isolasi mikroba adalah
memisahkan jenis mikroba tertentu dari
III.2.10 Hasil Isolasi campuran populasi mikroba lain pada
Berdasarkan hasil Isolasi mikroba lingkungan asalnya ke suatu media
dari daun kubis pada media agar miring buatan untuk mendapatkan kultur murni.
diperoleh bahwa koloni mikroba tumbuh
menyebar mengikuti garis zig-zag dan IV.2 Saran
hampir menutupi permukaan agar miring. Diharapkan praktikan bekerja secara
Koloni mikroba yang tumbuh memiliki ciri- aseptis selama kegiatan isolasi mikroba
ciri permukaan yang cembung, berbentuk agar kontaminasi pada media dapat
bulat, dan berwarna krem. Sedangkan diminimalisir.
umumnya Xanthomonas campestris
memiliki koloni berwarna kuning yang V. DAFTAR PUSTAKA
dipengaruhi oleh pigmen xanthomonadine.
Barroroli, I. 2012. Pemanfaatan
Diduga usia koloni yang masih muda
Bakteriofage sebagai Agens
menyebabkan warna koloni krem, namun
Pengendalian Hayati Busuk Hitam
lambat laun diduga akan menjadi kuning.
pada Kubis. Skripsi. Fakultas
Dugaan selanjutnya koloni yang terbentuk
Pertanian Universitas Sebelas Maret.
bukan Xanthomonas campestris, hal ini
Surakarta.
Berazandeh, N. 2008. Microbiologi Titles. pv. campestris. Plant Research
Verlag Berlin Heidelberg Media. International : 19-28.
Jerman. Wasteson, Y, and Hornes, E.
Direktorat Jenderal Hortikultura. 2015. 2009. Pathogenic Escherichia Coli
Statistik Produksi Hortikulturan Found in Food. International Journal
2014. Kemeterian Pertanian. Jakarta. Of Food Microbiology, 12, 103-114.
Garcia, F., Santos, V.S., Casas, J.A., dan
Gomez, E. 2000. Xanthan gum: LAMPIRAN
production, recovery, and
properties. J. Mirobiol. Biotech. Lampiran 01. Diagram Alir Sterilisasi
Advances 18 (2000) 549. Madrid. Fisik dan Kimia
Hasna, Q. 2011. Macam-Macam Penyakit Pipet ukur, tabung Alkohol 70%
Kedelai. Universitas Islam Negeri reaksi, dan cawan petri
Malang Press. Malang.
Himedia Technical Data. 2011. Nutrient
Agar. Pencucian alat Sterilisasi Kimia
http://himedialabs.com/TD/M001.pdf
Diakses pada tanggal 11 Februari
2011 di Makassar. Penutupan bibir alat
dengan kapas Penyemprotan pada
Manicom, B.Q., dan F.M. Wallis. 1984. telapak tangan dan
Further Characterization of Pembungkusan badan meja kerja
Xanthomonas campestris pv. mang alat menggunakan
feraeindicae. Internationjaolu Rnalo kertas putih
F Systematbica Cteriology p. 77-79.
Nitsche, M., dan R. Vanessa. 2000. Effect Sterilisasi Fisik (panas basah) Pengelapan tangan
of Virulence And Serial Transfers dan meja kerja hingga
Pensterilan di autoklaf, kering
of Xanthomonas Campestris on T 121oC, t 15 menit
Xanthan Gum Production.
Nurcahyo, H. 2011. Diktat Bioteknologi.
UNY. Yogyakarta.
Pelczar, M.J dan E.C.S. Chan. 2006.
Dasar-Dasar Mikrobiologi 1. UI Alat, tangan, dan meja
Press. Jakarta. kerja Steril
Saenab, A. 2010. Evaluasi Pemanfaatan
Limbah Sayuran Pasar Sebagai
Pakan Ternak Ruminansia di DKI Lampiran 02. Diagram Alir Pembuatan
Jakarta. Balai Pengkajian Teknologi. Larutan Fisiologis
Jakarta. Padatan NaCl
Semangun, H., 2000. Penyakit – Penyakit
Tanaman Perkebunan di Indonesia. Penimbangan 6,375 gram
Gadjah Mada University-Press.
Yogyakarta.
Aquades
Sultana, Y. 2007. Pharmaceutilcal 750ml
Penghomogenan
Microbiology and Biotechnology.
Jamia Hamdard University. New Pensterilisasian di
autoklaf, T 121oC, t 15
Delhi.
menit.
Waluyo, L. 2007. Mikrobiologi Umum.
UMM Press. Malang. Pendinginan
Wolf, J.V.D. 2005. Infection of Brassica
seed with Xanthomonas campestris Larutan Fisiologis 0,85%
Lampiran 03. Diagram Alir Pembuatan Lampiran 05. Diagram Alir Pengenceran
Media Bertingkat
Sampel cair : nira, yogurt, sampel padat meliputi tempe,
PDA NA YEA GPB yakult, dan suspensi kubis tape, starter Acetobacter
dalam media GPB xylinum,
Pencampuran : Pencampuran :
Penimbangan Penimbangan
Yeast 4,2g dan Kasipton 1,25g dan
3,9g 5g Penimbangan 2-5g
agar 2g glukosa 2,5g

Pelarutan dengan larutan


Pelarutan dengan aquades fisiologis hingga 10ml
hingga 125ml

Pemipetan larutan fisiologis


Homogenisasi dengan 0.85% 9ml ke tabung reaksi
hotplate stirrer pertama

Pemipetan larutan fisiologis


0.85% 9,9ml ke dalam 4
Pendinginan di refrigerator tabung reaksi lainnya.

Pemipetan 1ml sampel ke


tabung reaksi pertama, disebut
Lampiran 04. Diagram Alir Peleburan pegenceran 10-1
Basis Xanthomonas campestris Kubis
Pemipetan suspensi
pada Media GPB 0,1ml dari tabung reaksi
pertama ke tabung reaksi ke-2,
Daun kubis terinfensi disebut pengenceran 10-3
Xanthomonas campestris

Pengulangan pengenceran
hingga mencapai pengenceran
Pencucian dengan aquades 10-9.

Lampiran 06. Diagram Alir Inokulasi


Pencampuran dengan
media GPB Mikroba Aerob Teknik Sebar (Spread
Plate)
Peleburan basis dengan Media NA Media PDA
waterbath shaker T 30oC
dan r 90rpm selama 2 jam

Penuangan media ¼ volume


cawan petri ke 3 cawan
Suspensi kubis dalam GPB
petri

Pemadatan media

Pemipetan 0,1ml suspensi kubis, jeruk,


Pemipetan 0,1ml suspensi tempe
starter Acetobacter xylinum, yakult, dan
engenceran 10-5, 10-7, dan 10-9
yogurt pengenceran 10-5, 10-7, dan 10-9
Ke atas media PDA
Ke atas media NA

Perataan

Pendinginan hingga
memadat

Penginkubasian
Lampiran 07. Diagram Alir Inokulasi
Mikroba Anaerob Teknik Tuang (Pour
Plate)
Suspensi tape Suspensi nira
pengenceran 10-5, 10-7, pengenceran 10-5, 10-7,
dan 10-9 dan 10-9

Pemipetan 0,1ml ke dalam


cawan petri

Penambahan media YEA ¾ Penambahan media PDA ¾


volume cawan petri volume cawan petri

Perataan

Pendinginan hingga
memadat

Penginkubasian

Anda mungkin juga menyukai