Anda di halaman 1dari 11

SAYAP SERANGGA

Oleh :
Agatha Jessica Margareth B1A016035
Rumaisha B1A017108
Harditya Firdaus B1A107115
Ferdy Eka Purwa B1B017033

Kelompok :1
Rombongan : I
Asisten : Siti Ruqoyah

LAPORAN PRAKTIKUM ENTOMOLOGI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2019
I. PENDAHULUAN

Entomologi adalah cabang ilmu zoologi yang mempelajari serangga. Serangga


merupakan kelompok terbesar dari filum Arthropoda. Ciri umum serangga yaitu
memiliki 6 kaki dan tubuhnya dibagi menjadi 3 bagian yaitu kaput, toraks, dan
abdomen. Serangga hidup di daerah terestrial dan perairan, kecuali perairan laut (Byrd
& Castner, 2010). Serangga (insekta) termasuk salah satu kelas avertebrata dengan
filum arthropoda yang memiliki eksoskeleton berkitin. Lebih dari 800.000 spesies
insekta sudah ditemukan. Terdapat 5.000 spesies dari ordo Odonata, 20.000 spesies
dari ordo Orthoptera, 170.000 spesies dari ordo Lepidoptera, 120.000 spesies dari ordo
Diptera, 82.000 spesies dari ordo Hemiptera, 360.00 spesies dari ordo Coleoptera dan
110.000 spesies dari ordo Hymenoptera (Borror et al., 2005).
Serangga termasuk filum Arthropoda yaitu kelompok hewan yang mempunyai
kaki beruas-ruas, tubuh bilateral simetris dan dilapisi oleh kutikula yang keras
(exosceleton). Serangga digolongkan dalam kelas insecta (hexapoda), karena memiliki
6 buah (3 pasang) kaki yang terdapat di dadaerah dada (thorax). Jumlah kaki menjadi
ciri khas serangga yang membedakannya dengan hewan lain dalam phylum
Arthropoda seperti laba-laba (Arachnida), kepiting (Decapoda), udang (Crustacea),
lipan dan luwing (Myriapoda), Kehidupan serangga sudah dimulai sejak 400 juta tahun
(zaman devonian). Kira-kira 2 - 3 juta spesies serangga telah terindentifikasi. Jumlah
serangga sebanyak 30-80 juta spesies yang meliputi sekitar 50% dari keanekaragaman
spesies di muka bumi (Sri, 1994).
Beberapa jenis serangga juga berguna bagi kehidupan manusia seperti lebah
madu, ulat sutera, kutu lak, serangga penyerbuk, musuh alami hama atau serangga
perusak tanaman, pemakan detritus dan sampah, dan bahkan sebagai makanan bagi
mahluk lain, termasuk manusia. Tetapi sehari-hari kita mengenal serangga dari aspek
merugikan kehidupan manusia karena banyak di antaranya menjadi hama perusak dan
pemakan tanaman pertanian dan menjadi pembawa (vektor) bagi berbagai penyakit
seperti malaria dan demam berdarah. Walaupun demikian sebenarnya serangga
perusak hanya kurang dari 1 persen dari semua jenis serangga. Dengan mengenal
serangga terutama biologi dan perilakunya maka diharapkan akan efisien manusia
mengendalikan kehidupan serangga yang merugikan ini (Riordi, 2009).
Tujuan dari praktikum kali ini adalah mahasiswa dapat menjelaskan 5 tipe
mulut pada serangga, menggambar alat mulut tipe penggigit dan pengunyah,
menggambar alat mulut tipe penusuk dan penghisap, menggambar alat mulut tipe
penghisap, menggambar alat mulut tipe penjilat dan penghisap serta menggambar alat
mulut tipe penggigit dan penghisap serta masing-masing diberikan penjelaskan
bagian-bagiannya.
II. MATERI DAN METODE

A. Materi

1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah bak preparat, mikroskop
stereo, pinset, cawan petri dan gunting..
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah Belalang Kayu (Valanga
nigricornis), Belalang kayu (Valanga nigricornis), Kupu-kupu (Euploea sp.),
Tawon (Megalara garuda), Lalat rumah (Musca domestica) dan Nyamuk (Culex
sp.), Alkohol 70 % dan Kloroform.

B. Metode

1. Botol pembunuh serangga disiapkan


2. Kapas ditetesi dengan kloroform, lalu dimasukkan kapas ke dalam botol
pembunuh serangga dengan menggunakan pinset.
3. Serangga dimasukan ke dalam botol pembunuh dengan menggunakan pinset,
lalu tutup botol, tunggu sampai obyek mati.
4. Serangga diambil yang telah mati dengan menggunakan pinset, kemudian
dicelupkan ke dalam alkohol 70%, lalu diangkat.
5. Serangga diletakkan di atas papan bedah.
6. Bagian-bagian mulut serangga dibedah dan diamati.
7. Setiap bagian mulut serangga diamati di bawah mikroskop/kaca pembesar
8. Perbedaan antara masing-masing tipe alat mulut diamati serta diperhatikan
bagian-bagian alat mulut yang mengalami modifikasi.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 3.1 Gambar Tipe Mulut Penggigit dan Pengunyah pada Belalang
(Valanga nigricornis)

Gambar 3.2 Gambar Tipe Mulut Penusuk dan Penghisap pada Nyamuk
(Culex sp.)

Gambar 3.3 Gambar Tipe Mulut Penghisap pada Kupu-kupu (Euploea sp.)
Gambar 3.4 Gambar Tipe Mulut Penggigit dan Penghisap pada Tawon
(Megalara garuda)

Gambar 3.5 GambarTipe mulut Penjilat dan Penghisap pada Lalat Rumah
(Musca domestica)

Bagian mulut serangga tersusun atas labrum, sepasang mandibula, sepasang


maksila, labium dan hypofaring (Gillot, 1980). Bentuk mulut pada serangga
berdasarkan tipe makanan yang dikonsumsi serangga itu sendiri (Pechenik, 2005).
Menurut Suheriyanto (2008) mulut serangga terdiri dari empat bagian, yaitu
mandibula, maksila, labium dan labrum. Mandibula merupakan embelan dari segmen
keempat kepala, terletak di belakang labrum. Mandibula mengalami sklerotisasi kuat
sehingga berguna untuk menyobek makanan. Maksila merupakan embelan dari
segmen kelima kepala, disebut juga rahang kedua. Letaknya tepat di belakang
mandibula. Maksila ini berfungsi untuk menghancurkan makanan. Maksila terdiri dari
beberapa bagian yaitu, cardo, stipes, gelea dan palpus. Labium merupakan embelan
dari segmen keenam kepala, terletak di belakang maksila. Terdiri dari submentum,
mentum dan pramentum. Labrum atau bibir atas merupakan embelan seperti sayap
yang lebar dan terletak di bawah klipeus pada sisi anterior kepala, di depan bagian
bagian mulut lain.
Menurut Suheriyanto (2008), ada beberapa tipe mulut serangga berdasarkan
jenis makanannya, yaitu tipe mulut menggigit mengunyah Tipe mulut menggigit dan
menghisap, tipe mulut menjilat menghisap, tipe mulut menghisap dan tipe mulut
menusuk menghisap. Tipe mulut menggigit dan menghisap terdiri dari sepasang bibir,
organ penggiling untuk menyobek dan menghancur serta organ tipis sebagai
penyobek. Makanan disobek kemudian dikunyah lalu ditelan. Gejala serangannya ,
ditemukan bagian tanaman yang hilang, oleh sebab dimakan, digerek atau digorok.
Contoh : ordo ortoptera, yaitu belalang. Tipe mulut menggigit dan menghisap adalah
tipe mulut yang menyerang jaringan dan mengakibatkan berwarna putih atau belang
kemudian tanak mengerut. Contoh : ordo hemiptera, yaitu kutu daun. Tipe mulut
menjilat menghisap yaitu tipe mulut yang dapat dijumpai pada mulut lalat (diptera),
bahan pangan padat menjadi lembek dan buruk akibat ludah yang dikeluarkan hama
ini untuk melunakkan makanan, kemudian baru dihisap. Tipe mulut menghisap
merupakan tipe yang khusus, yaitu labrum yang sangat kecil, dan maksila palpusnya
berkembang tidak sempurna. Labium mempunyai palpus labial yang berambut lebat
dan memiliki tiga segmen. Bagian alat mulut ini yang dianggap penting dalam tipe alat
mulut ini adalah probosis yang dibentuk oleh maksila dan galea menjadi suatu tabung
yang sangat memanjang dan menggulung. Contohnya : Ordo Lepidoptera, yaitu
ngengat dan kupu-kupu dewasa. Tipe mulut menusuk menghisap adalah tipe mulut
dengan gejala serangan pada bagian tanaman akan ditemukan bekas tusukan silet yang
akan menyebabkan terjadinya perubahan warna atau perubahan bentuk pada bagian
tanaman yang diserang. Contoh : ordo hemiptera, yaitu kepik (lembing).
Preparat yang digunakan pada praktikum alat mulut serangga adalah Belalang
kayu (Valanga nigricornis), Kupu-kupu (Euploea sp.), Tawon (Megalara garuda),
Lalat rumah (Musca domestica) dan Nyamuk (Culex sp.). Tawon (Megalara garuda)
memiliki tipe mulut penggigit dan penghisap. ordo Humenoptera yang artinya
memiliki sayap yang transparan, memiliki tipe mulut menggigit, menjilat yang
digunakan untuk memperoleh makanan cair dan biasanya tipe mulut ini dimiliki oleh
lebah dan tawon (Saleng et al, 2017). Tawon merupakan termasuk Ordo Hymenoptera
memiliki 2 pasang sayap dengan karakteristik seperti membran, dengan sedikit vena,
untuk yang kecil hampir tidak memiliki vena, sayap depan lebih besar dari sayap
belakang (Ain et al., 2019).
Dia jenis mulut pengisap menggigit.Kupu-kupu (Euploea sp.) memiliki tipe mulut
penghisap. Kebanyakan spesies Lepidoptera mempunyai alat mulut penghisap
berbentuk tabung yang diadaptasi untuk mengambil nektar tumbuhan. Kupu-kupu
biasanya mengunjungi bunga yang mekar siang hari dan ngengat mengunjungi bunga
yang mekar malam hari atau yang tetap mekar pada waktu malam (Sari et al., 2016).
Belalang kayu (Valanga nigricornis) memiliki tipe mulut penggigit dan pengunyah.
Gejala serangan atau kerusakan pada daun disebabkan oleh aktifitas makan nimfa dan
imago belalang sehingga daun akan berlubang-lubang tidak teratur (Kessek et al.,
2015). Nyamuk (Culex sp.) memiliki tipe mulut penusuk dan penghisap (piercing and
sucking). Nyamuk Culex sp suka menghisap darah manusia dan hewan, terutama saat
pada malam hari. Lokasi keberadaan kandang hewan ternak tidak jauh dari tempat
tinggal warga (Soebaktiningsih, 2015).
Lalat rumah (Musca domestica) memiliki tipe mulut penjilat dan penghisap.
Lalat merupakan jenis ektoparasit yang dapat mengganggu kenyamanan hidup ternak.
Ada dua jenis lalat yang dapat mempengaruhi kenyamanan ternak yaitu jenis lalat
penghisap dan lalat bukan penghisap darah. Jenis lalat pengisap darah adalah Tabanus,
Haematopota, Chrysops, Stomoxys, dan Haematobia, sedangkan lalat bukan
penghisap darah adalah Musca dan Hydrotaea. Tipe mulut lalat adalah sponging,
disesuaikan dengan jenis makanannya yang berupa cairan. Bagian mulut lalat
digunakan sebagai alat penghisap makanan yang disebut dengan labium. Pada ujung
labium terdapat labella yang menghubungkan antara labium dengan rongga tubuh
(Rahmi et al, 2019).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :


1. Bagian-bagian mulut serangga secara umum terdiri dari sebuah labrum, sepasang
mandibula dan maksila, serta sebuah labium dan hipofaring.
2. Alat mulut serangga secara umum dibagi menjadi lima tipe yaitu penggigit dan
pengunyah, penusuk dan penghisap, penghisap, penggigit dan penghisap serta
penjilat dan penghisap.

B. Saran

Diharapkan asisten dapat menyediakan preparat dan gambar yang memadai


perkelompok agar lebih efektif dan efisien dalam mengamati alat mulut serangga.
DAFTAR REFERENSI

Rahmi, A., Fahrimal, Y., & Hasan, M. (2019). JENIS LALAT PENGHISAP DARAH
SEBAGAI VEKTOR POTENSIAL SURRA PADA KUDA DI ACEH TENGAH
(Types of Hematophagus Fly as the Potential Vector of Surra in Horse in Aceh Tengah
District). JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER, 3(3), 133-141.

Kessek, L. I., Tulung, M., & Salaki, C. L. (2015). JENIS DAN POPULASI HAMA
PADA TANAMAN STROBERI (Fragaria x ananassa Duscesne). EUGENIA, 21(1).

Sari, R. (2016). Kupu-kupu Pengunjung Pada Bunga Semangka (Citrullus


Lanatus)(Thunb.) Matsum & Nakai Di Katapiang Ujuang Dan Karambia Ampek,
Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Jurnal BioConcetta, 2(1),
35-42.

Saleng, A., Syafrizal, S., & Sari, Y. P. (2017). Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Propolis Lebah Trigona Incisa terhadap Bakteri Klebsiella pneumonia dan
Staphylococcus aureus. BIOPROSPEK: Jurnal Ilmiah Biologi, 11(1), 42-48.

Ain, N. (2019). THEOREMS IN QURAN ABOUT THE CREATION OF INSECTS


AND ITS DIVERSITY IN TAMAN UNDAAN SURABAYA. Journal Intellectual
Sufism Research (JISR), 1(2), 5-10.

Soebaktiningsih, 2015. Entomologi Kedokteran. Riau : Media Indah.

Byrd, J., Castner., 2010. Forensic Entomology : The Utility of Arthropods in Legal
Investigation. New York : CERC Press.
Faraj, A ., Mawlood, N., and Khidhir, A., 2014. Morphological Study of House fly
Stages Musca domestica L. (Diptera:Muscidae). Zanco Journal of Pure and
Applied Sciences. Vol.26 (4), pp. 1-10.
Gillot, C. 1980. Entomology. Plenum Press, New York.
Pechenik, J. A., 2005. Biology of the Invertebrates. Mc. Grow Hill. New York.
Riordi, 2009. Dasar dasar Perlindungan Tanaman. Tri ganda karya, Bandung.
Sri, S., 1994. Pengantar Pengendalian Hayati Penyakit Tanaman. Raja Grafindo
Persaja. Jakarta.
Suheriyanto, Dwi. 2008. Ekologi Serangga. UIN Malang Press.

Anda mungkin juga menyukai