Oleh :
NI LUH MAD TARINA NANDA HARUM PUTRI
NIM. 1706511065
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
yang dimana makalah ini berjdul “Metode Sampling, Pengamatan, dan Monitoring
Terhadap Agroekosistem”. Pada makalah ini akan membahas mengenai tiga metode
yang digunakan dalam menganalisis kondisi agroekosistem dalam Pengelolaan Hama
terpadu. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih atas bantuan dari pihak
yang telah memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
3.1. Simpulan......................................................................................11
3.2. Saran.............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................14
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pengedalian Hama Terpadu (PHT) adalah suatu konsep atau cara berpikir
dalam upaya pengendalian populasi atau tingkat serangan hama dengan menerapkan
1
2
berbagai teknik pengendalian yang dipadukan dalam satu kesatuan untuk mencegah
kerusakan tanaman dan timbulnya kerugian secara ekonomis serta mencegah
kerusakan lingkungan dan ekosistem. Dengan kata lain, pengendalian hama terpadu
adalah pengendalian hama dan penyakit tanaman dengan pendekatan ekologi yang
bersifat multi-disiplin untuk mengelola populasi hama dan penyakit dengan
menerapkan berbagai teknik pengendalian yang kompatibel.
ada data yang akurat dan dapat di percaya data tersebut biasanya didapat dari kegiatan
pemangtau atau monitoring hal tersebut membuat kegiatan monitoring wajib
dilaksankan.
1.3 Tujuan
1. Diagonal adalah pengambilan sampel yang dimulai dari sudut menuju kearah
lawan membentuk alur diagonal.
2. W path adalah suatu pengambilan sampel dimulai dari sudut dengan berseling
membentuk alur W.
3. Stratified random sampling adalah pembagian lahan menjadi beberapa bagian
kemudian pengambilan secara acak dilakukan untuk masing-masing bagian.
4
5
4. Simple random sampling adalah pola acak atau tidak beraturan. Teknik ini tidak
efisien apabila digunakan untuk melakukan pengambilan sampel pada suatu
daerah yang keragaman spasial tinggi terutama antara satu tempat dengan
tempat lainnya. Pengambilan ini dikatakan random dikarenakan teknik
pengambilan sampel menggunakan bantuan table dengan ketentuan data harus
homogen.
2. Quota sampling, yaitu teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan
pengetahuan dan keterampilan yang sangat mempengaruhi mutu data yang terkumpul
serta terjasinya kesalahan yang tidak dapat di hindari. Hasil analisis dan kesimpulan
yang diproleh dari data semacam itu tentu saja akan menghasilkan kesimpulan yang
salah dan rekomendasi tindakan pengendalian yang kurang tepat. Untuk memperkecil
kesalahan tersebut sebelum melaksanakan kegiatan pengamatan perlu diadakan
pendidikan dan pelatihan khusus bagi para pengamat dan petani tentang bagaimana
seharusnya seseorang melakukan pengamatan ekosistem dengan benar. Metode
pelatihan yang paling baik adalah pelatihan yang langsung di adakan di lapangan
dengan mengikuti pertumbuhan tanaman dan dinamika populasi serangga selama satu
musim tanam diskusi antar pengamat tentang hasil hasil pengamatan dapat dilakukan
untuk mengurangi perbedaan pengetahuan dan keterampilan pengamat sehingga
kualitas data pengamatan dapat semakin di percaya ketelitianya.
Sumber biasa lainya yang tidak dapat di hindari adalah keadaan lingkungan
setempat yang mempengaruhi aktifitas dan prilaku serangga yang diamati. Banyak
jenis serangga aktif pada siang hari dan ada juga yang aktif pada malam hari, atau
aktif pada jam jam tertentu. Untuk mengurangi bias, waktu pengamatan harus di
sesuaikan dengan irama kehidupan serangga. Ada beberapa serangga yang
aktivitasnya tidak di pengaruhi oleh waktu dalam satu hari sehingga waktu
pengamatan tidak perlu di sesuaikan. Banyak keadaan lingkungan lain seperti curah
hujan, kebasahan, suhu, tanah, dan juga cara bercocok tanam yang mungkin
berpengaruh terhadap aktivitas serangga. Perubahan yang terjadi pada factor factor
tersebut perlu di perhatikan sebelum dilakukan kegiatan pengamatan.
1. Metode Mutlak
jumlah populasi serangga dalam suatu wilayah yang luasnya 1.000 m², dapat
mengalikan angka rata rata kepadatan per m² dengan kelipatan 1.000
Apabila pada metode mutlak dan metode nisbi untuk menduga sifat populasi
masih di kumpulkan dan di hitung individu serangga yang teramati, tetapi pada
metode indeks populasi pengamat hanya mengukur dan menghitungg apa yang di
tinggalkan oleh serangga tersebut yang biasanya berupa kotoran, kokon, sarang dan
lain lain.
a) Pengamatan Tetap
1. Mendetaksi populasi hama pada tahap dini, pada saat lebih mudah untuk
dikontrol.
2. Mendapatkan pusat populasi hama dan membatasi penyebarannya.
3. Menilai besarnya populasi hama dan kerusakan yang ditimbulkannya.
12
3.1. Simpulan
Sampling adalah kegiatan pengambilan sampel atau contoh, metode sampling
merupakan langkah yang pertama dalam metode pengelolaan hama yang pada
dasarnya digolongkan kedalam dua golongan, yaitu secara acak dan sistematis.
Pemilihan metode sampling yang sesuai untuk menduga populasi hama tertentu
ditentukan oleh jenis hama dan pola sebaran populasi hama tersebut. Metode
sampling dikatakan baik apabila mudah dilaksanakannya, mempunyai ketelitian yang
tinggi, dan biayanya murah.
c) Pengamatan Tetap
11
12
1. Mendetaksi populasi hama pada tahap dini, pada saat lebih mudah untuk
dikontrol.
2. Mendapatkan pusat populasi hama dan membatasi penyebarannya.
3. Menilai besarnya populasi hama dan kerusakan yang ditimbulkannya.
4. Menentukan layout bangunan dan mencatat kondisi yang mendukung
timbulnya masalah hama.
5. Mengevaluasi keberhasilan program pengendalian hama.
3.2. Saran
Dengan demikian saran yang dapat penulis berikan kepada petani agar
terlebih dahulu mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi dilapangan. Sehingga
petani dapat mengambil keputusan dalam menentukan metode-metode yang akan
digunakan sesuai dengan permaslahan tersebut dan metode tersebut dapat meberikan
solusi untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA
Apriliyanto, E., & Sarno. (2018, Mei). Pemantauan Keanekaragaman Hama dan
Musuh Alami pada Ekosistem Tepi dan Tengah Tanaman Kacang Tanah
(Arachis hypogaea L.). Majalah Ilmiah Biologi Biosfera : A Scientific Journal
, 35(2), 69-70.
Aqilah, A.R. (2016). Teknik Pengamatan Hama Tanaman. Tersedia Online pada:
http://planthospital.blogspot.com/2016/04/teknik-pengamatan-hama-
tanaman.html. (Diakses pada tanggal 14 Oktober 2020)
Stikes Bhakti Mandala Husada. (2016). Makalah Teknik Sampling. Tersedia Online
pada: http://sidfirman82.blogspot.com/2015/06/makalah-teknik-
sampling.html. (Diakses pada tanggal 14 Oktober 2020)
14