Anda di halaman 1dari 16

PENGELOLAAN HAMA

TERPADU
DINAMIKA POPULASI HAMA
KELOMPOK 3
Christin Dinar 1706511016 Josepa Pasaribu 1706511079
Leni maria tarigan 1706511051 Ni Kadek Sri Wijani 1706511094
Chrisdayanthy Lumbansiantar 1706511019
Listya Utami 1706511065
Dwi Shetty1706511047
Rehulina Br Sinurat 1706511096
Dinamika Populasi Serangga

• Dinamika Populasi hama (DP) adalah naik turunnya jumlah


serangga dalam suatu populasi.
• Populasi memiliki dua property yaitu :
• 1), Biologik ; sejarah hidup, bertumbuh, berdiferensiasi,
mempertahankan dirinya dan memiliki organisasitertentu, dan
• 2), Kelompok; kepadatan, pertumbuhan dan daya dukung,
natalitas(angka kelahiran), mortalitas (angka kematian), sebaran
umur, potensi biotik,dispersi (pemencaran) dan bentuk
pertumbuhan.
Properti Kepadatan populasi terdiri dari dua bagian
Kepadatan yakni :
(Density) 1), Kepadatan kasar ialah jumlah populasi atau
biomass untuk unit tempat , dan
2), Kepadatan ekologik adalah jumlah populasi
• Kepadatan suatu populasi
adalah besarnya populasi
atau biomassa untuk setiap unit habitat (areal
tersebut dalam suatu unitareal atau volume) yang dapat ditempati oleh
atau volume. populasi itu.
• Kepadatan dinyatakan
dengan jumlah individu atau
biomassdari populasi dalam
satu unit tempat
Properti Pertumbuhan Populasi

 Suatu
populasi dapat bertambah atau berkurang menurut waktu dan
keadaan lingkungan.
 Kecenderungan dari keadaan lingkungan tersebut dapat diwujudkan
dalam bentuk suatu kurva, dengan memetakan ‘waktu’ pada sumbu X
dan ‘jumlah individu organisme pada sumbu Y. Kurva yang didapat
dinamakan “KurvaKecepatan Tumbuh Populasi”.
 Jika besarnya populasi tidak lagi diimbangi oleh daya
dukung lingkungan, nantinya akan menjadi faktor
penghambat pertumbuhan populasi selanjutnya.

Faktor tersebut ditulis sebagai (K-N)/K.

persamaan pertumbuhan populasi pada lingkungan terbatas


mengikuti persamaan yang diturunkan oleh Verhulst – Pearl
: Nt = No. er (K – N)t atau dN/dt = r N (K –N)
Musuh Alami
Faktor-faktor yang mengatur kepadatan suatu populasi dapat dibagi
dua golongan yakni :
1), Faktor eksternal (berasal dari luar populasi) dan
2), Faktor internal (daridalam populasi itu sendiri).
De Bach (1958), menjelaskan bahwa faktor-faktor yang bertautan
padat (density dependent) berperan sangat penting dalam
menghalangi kenaikan populasidan yang menentukan kepadatan rata-
ratanya pada banyak spesies populasi.
Faktor-faktor bertautan padat tersebut yaitu musuh alami (predator,
parasitoid dan patogen).
Introduksi Musuh Alami

 Introduksi
adalah upaya memasukkan (mengimpor) musuh alami eksotik untuk
mengendalikan hama, khususnya hama eksotik.
 Namun sebelum pengimporan dilakukan, hal kritis yang perlu dilakukan lebih
dahulu adalah penentuan lokasi asal (donor) musuh alami tersebut.
 Pengiriman musuh alami ke tempat baru(lokasi akseptor), dan pelepasan musuh
alami dilokasi akseptor tersebut.
 Untuk penentuan lokasi asal musuh alami, pertama kali yang harus dilakukan
adalah kompilasi data (deteksi) mengenai hama target
Konservasi dan Augmentasi Musuh Alami
Konservasi adalah upaya mempertahankan keberadaan [survival] musuh alami di habitat

augmentasi dimaksudkan untuk meningkatkan populasinya sehingga kinerjanya sebagai agen hayati semakin tinggi.

 Walaupun mudah dibedakan secara teori, dalam praktek konservasi dan augmentasi dapat dilaksanakan dalam satu-
kesatuan tindakan (augservasi).

 Cara lain untuk mengkonservasi musuh alami adalah mempertahankantumbuhan inang, yang berfungsi sebagai
ungsian (refuge) bagi hama itu atau inang(mangsa) suplemennya.
 Pendekatan lain dengan inokulasi inang “steril” keagroekosistem.

 Dibandingkan dengan inokulasi inang “fertile”, pendekatan inikurang [tidak] beresiko meningkatkan kepadatan
populasi hama.Inokulasi inang “steril” dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1),Membiakkan telur hama di laboratorium, memandulkannya di laboratorium,kemudian melepasnya ke
agroekosistem.

 2), Membiakkan telur non hama dilaboratorium, memarasitkannya di laboratorium, kemudian melepas telur-telur
terparasit tersebut ke agroekosistem.
Evaluasi Dampak Musuh Alami

De Bachet al, 1976 menguraikan tiga metode evaluasi musuh alami yaitu :
 (1) adisi, (2) eksklusi, dan (3)interferensi.
Dalam metode adisi, musuh alami (eksotik) di lepas kesuatu hamparan dan tidak dilepas
ke hamparan ke dua yang jareaknya cukup jauh dari habitat pertama.Metode ini biasanya
digunakan untuk mengukur dampak introduksi musuh alamieksotik. Metode adisi ini
juga dikenal sebagai metode “sebelum-sesudah”introduksi musuh alami. Bila musuh
alami yang dilepas betul-betul efektif makahal itu harus dapat ditunjukkan dengan data
parasitasi (di agrosistem yang dilakukan) yang cenderung menaik dan kepadatan
populasi hama cenderung menurun.
Faktor-factor yang mempengaruhi
dinamika populasi
A. Faktor dalam
Faktor dalam yang mempengaruhi perkembangan hama tanaman antara lain :

1. Kemampuan berkembang biak


Tinggi rendahnya kemampuan berkembang biak dipengaruhi oleh kecepatan berkembang biak dan perbandingan
kelamin.

2. Sifat mempertahankan diri


Hama tanaman mempunyai alat dan kemampuan untuk mempertahankan diri terhadap gangguan organisme lain di
sekitarnya.

3. Umur imago
Umur imago mempengaruhi peningkatan populasi hama. Semakin lama umur betina, semakin banyak pula
kesempatan untuk bertelur.
Faktor luar

 Faktor luar adalah keadaan lingkungan yang dapat mempengaruhi kehidupan hama tanaman.

1. Iklim

Unsur iklim yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan hama adalah :

1. Suhu

Suhu lingkungan sangat mempengaruhi suhu tubuh serangga dimana setiap serangga memiliki kisaran
suhu tertentu. Apabila serangga berada di luar suhu ideal serangga akan mati dan apabila mendekati
titik maksimum atau minimum serangga tersebut akan tidur. Sedangkan apabila serangga berada pada
suhu efektif maka serangga akan mampu beraktivitas secara maksimal.
2. Kelembaban

Kelembaban akan mempengaruhi perkembangan biakan dan aktivitas hidupnya. Misalnya hama gudang
baru bisa menyerang apabila kadar air beras atau jagung di atas 14%.

3. Curah hujan

Curah hujan yang tinggi dapat rnempengaruhi perkembangan populasi serangga secara langsung yaitu
dengan pengaruh fisiknya akibat turunnya hujan terutama untuk serangga-serangga berukuran kecil dan
mempengaruhi secara tidak langsung yaitu dengan mernbuat kondisi yang baik bagi perkernbangan
penyakit yang dapat menjadikan serangga sakit hingga mengalarni kernatian,

4. Cahaya

Beberapa aktivitas serangga dipengaruhi oleh responnya terhadap cahaya, sehingga terdapat serangga yang
aktif pagi, siang, sore atau malam hari.
Serangga dapat digolongkan :

1. Serangga diurnal merupakan serangga yang membutuhkan intensitas cahaya


tinggi, sehingga aktif pada siang hari, sementara dimalam hari tidur.

2. Serangga nokturnal merupakan kebalikan dari perilaku diurnal, yaitu serangga


yang membutuhkan intensitas cahaya rendah, sehingga aktif pada malam hari,
sementara disiang hari tidur.

3. Serangga krepskular adalah serangga yang membutuhkan intensitas cahaya


sedang atau saat remang-remang selama peralihan hari yakni waktu senja dan
fajar. Serangga ini juga aktif pada malam terang bulan
5. Angin
Angin akan berpengaruh terhadap proses penyebaran hama. Pergerakan udara merupakan salah satu faktor
yang penting dalam penyebaran serangga. Arah dari penyebaran serangga terkadang mengikuti arah angin.
Angin berpengaruh terhadap perkembangan hama, terutama dalam proses penyebaran hama tanaman.

6. Tanah
Struktur dan kelembaban tanah berpengaruh besar terhadap kehidupan tanah. Tanah berstruktur gembur,
dengan kandungan bahan organik tinggi, dan kelembaban yang cukup dapat mendukung perkembangan
hama yang seluruh atau sebagian hidupnya di dalam tanah.

7. Tanaman inang
Tanaman inang adalah tanaman yang menjadi makanan dan tempat tinggal organisme hama. Makanan
merupakan faktor lainnya yang sangat menentukan perkembangan populasi serangga hama. Faktor kualitas
dan kuantitas makanan akan memberikan pengaruh pada tinggi rendahnya perkernbangan populasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai