Anda di halaman 1dari 5

Nama : Annisaalifa Annisyul

NIM : 1814041013
Kelas : Pendidikan Biologi B
TUGAS PERTEMUAN 5
“Ringkasan Populasi”

Populasi merupakan sekelompok individu dari spesies yang sama yang hidup pada regio
yang sama pada saat tertentu. Populasi selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu karena
faktor kelahiran, kematian, dan migrasi atau dispersal individu di antara populasi yang terpisah.
Jika sumber daya yang diperlukan organisme cukup melimpah dan kondisi lingkungan sesuai,
populasi dapat meningkat secara cepat.
Populasi kadang-kadang dikelompokkan berdasarkan karakteristik pertumbuhannya.
Spesies yang meningkat jumlahnya sampai mencapai daya dukung sesuai dengan lingkungannya
dan kemudian berhenti disebut spesies terseleksi-K (K-selected). Spesies yang tumbuh secara
cepat, sering secara eksponensial sesuai dengan kondisi lingkungannya disebut sebagai spesies
terseleksi-r (r-selected). Spesies terseleksi-K memiliki ciri-ciri sebagai berikut: pematangan
lambat, usia muda lebih sedikit dan lebih besar, masa hidup lebih panjang, perawatan oleh induk
lebih banyak, kompetisi terhadap sumber daya lebih intensif. Karakteristik spesies terseleksi-r
meliputi: pematangan/pendewasaan cepat, umur muda banyak dan lebih kecil, masa hidup lebih
pendek, kurang perawatan oleh induk, kurang kompetisi terhadap sumber daya.
Beberapa faktor lingkungan dan biologis memiliki pengaruh yang berbeda terhadap
populasi bergantung pada kepadatannya (densitas). Jika densitas populasi tinggi, faktor-faktor
tersebut menjadi pembatas untuk keberhasilan populasi. Sebagai contoh, jika individu terkumpul
dalam area yang kecil, penyakit dapat lebih mudah menyebar daripada populasi yang jarang atau
densitasnya rendah.
Populasi hewan berinteraksi satu sama lain dan dengan lingkungannya melalui berbagai
cara. Salah satu interaksi primer pada populasi hewan terjadi pada saat mencari makan. Hewan
yang mengonsumsi tumbuhan sebagai sumber makanannya disebut herbivora. Terdapat beberapa
tipe herbivora. Herbivora yang makan rumput-rumputan disebut perumput (grazer). Hewan yang
mengonsumsi daun-daunan dan bagian tubuh tumbuhan berkayu lainnya disebut perenggut
(browser), sedangkan yang memakan buah, biji, getah, dan polen disebut frugivora.
Populasi hewan yang memangsa hewan lain disebut pemangsa (predator). Populasi yang
dimakan predator disebut mangsa (prey). Seringkali hubungan antara predator dan mangsa di atas
membentuk siklus yang kompleks. Jika jumlah mangsa melimpah, jumlah predator juga
mengalami peningkatan sampai jumlah mangsa berkurang. Sebaliknya pada saat jumlah mangsa
menurun, jumlah predator juga akan menurun. Jika lingkungan menyediakan sumber daya yang
memadai untuk pertumbuhan populasi mangsa, maka siklus di atas akan berulang kembali.
A. Parameter Utama Populasi
1. Natalitas (Angka Kelahiran)
Natalitas adalah kemampuan inheren populasi untuk bertambah. Di alam angka kelahiran
dapat bervariasi sesuai dengan keadaan lingkungan. Angka kelahiran umumnya dinyatakan
dalam bentuk angka atau laju yang dihitung berdasarkan jumlah individu baru persatuan
waktu per satuan populasi.

Keterangan:
N = Seluruh individu dalam populasi atau hanya individu yang bereproduksi
∆ N1 = Jumlah individu baru dalam populasi karena kelahiran
∆t = Satuan waktu
B = Angka kelahiran untuk berbagai kelompok umur yang berbeda
b = Angka kelahiran per satuan poipulasi
2. Mortalita (Angka Kematian)
Menyatakan jumlah individu-individu dalam populasi yang mati per satuan waktu. Dalam
kondisi yang ideal maka angka kematian berada pada titik minimum. Mortalitas pasti terjadi
pada makhluk hidup meskipun kondisi lingkungan sangat ideal, kematian terjadi karena umur
tua.
3. Imigrasi
Imigrasi merupakan pergerakan ke dalam batas-batas tempt populasi sehingga populasi
bertambah
4. Emigrasi
Emigrasi merupakan pergerakan keluar batas-batas tempat populasi sehingga populasi
berkurang.
B. Pertumbuhan Populasi Eksponensial dan Logistik serta Daya Dukung (K)
Pertumbuhan populasi berarti perubahan ukuran populasi pada periode waktu tertentu.
Grafik yang menggambarkan secara aritmatik laju pertumbuhan populasi dN/dt = rN, dikenal
sebagai kurva bentuk J atau kurva laju pertumbuhan eksponensial. Hubungan antara potensi biotik,
pertumbuhan logistik dan resistensi lingkungan. Penambahan jumlah individa ke dalam populasi
secara tiba-tiba melebihi daya dukung menyebabkan kurva bentuk J pada kurva potensi biotik
menjadi terputus secara tiba-tiba (overshoot). Jika kemampuan daya dukung hanya dibatasi oleh
persediaan makanan. Pada kenyataannya populasi organisme berosilasi disekitar daya dukung (K).
Sedangkan pada keadaan lingkungan yang terbatas, dimana populasi dibatasi oleh daya dukung
lingkungan, sehingga ukuran populasi mempengaruhi laju pertumbuhan, dan laju pertumbuhan
membentuk kurva sigmoid (S).
Pertumbuhan populasi hewan di alam dibedakan atas golongan yang mempunyai sifat satu
kali berkembang biak dan beberapa kali berkembang biak. Untuk itu maka pertumbuhan populasi
organisme dibedakan atas dua golongan yaitu (a) Organisme dengan satu generasi (discret
generation), dan (b) Organisme dengan generasi lebih dari satu (continous generation).
Pertumbuhan eksponensial dalam kajian model pertumbuhan, biasanya dilakukan terhadap
satu spesies tertentu dengan menggunakan asumsi bahwa kondisi lingkungan populasi tersebut tak
terbatas. Pada kondisi yang ideal pertumbuhan bakteri yang berasal dari satu sel diasumsikan
sebagai populasi awal (No= 1), yang diamati perkembangannya selama 10 jam (t= 10). Setiap jam
masing- masing individu membelah menjadi 2 individu baru, sehingga perkembangan cacah
individu anggota populasinya menjadi 4, 8, 16, 32, 64, .... dan seterusnya.
Pertumbuhan logistik memperkirakan laju pertumbuhan yang berbeda untuk populasi
dengan kondisi kepadatan tinggi dan rendah relatif terhadap daya tampung lingkungan. Pada
populasi dengan kepadatan itnggi, masing-masing individu memiliki sedikit sumberdaya yang
tersedia dan populasi tersebut tumbuh secara lambat, atau bahkan berhenti sama sekali. Pada
populasi dengan kepadatan rendah, keadaan yang berlawanan akan berlaku dimana sumberdaya
berlimpah dan populasi tumbuh secara cepat. Selama akhir tahun 1960-an, ahli ekologi populasi
Martin Cody memperkenalkan konsep bahwa adaptasi sejarah kehidupan yang berbeda akan lebih
disukai pada kondisi-kondisi yang berbeda tersebut. Ia berpendapat bahwa pada kepadatan
populasi yang tinggi, seleksi akan lebih menyukai adaptasi yang organismenya dapat bertahan
hidup dan bereproduksi dengan sedikit sumber daya.
Daya dukung lingkungan (carrying capacity) dalam konteks ekologis adalah jumlah
populasi atau komunitas yang dapat didukung oleh sumberdaya dan jasa yang tersedia dalam
ekosistem tersebut. Daya dukung suatu lingkungan adalah ukuran populasi maksimum suatu
spesies biologis yang dapat dipertahankan oleh lingkungan spesifik tersebut, mengingat makanan,
habitat, air dan sumber daya lain yang tersedia. Dalam ekologi penduduk, daya dukung diartikan
sebagai beban maksimal lingkungan, yang berbeda dengan konsep keseimbangan penduduk, yang
mungkin jauh di bawah daya dukung lingkungan. Pengaruh daya dukung terhadap dinamika
populasi dapat dimodelkan dengan fungsi logistik.
C. Pertumbuhan Tidak Tergantung Kepadatan dan Tergantung Kepadatan
Densitas populasi menunjukan besarnya populasi dalam satuan ruang. Densitas dalam studi
atau kajian ekologi memiliki fungsi yang sangat besar, karena pengaruh populasi terhadap
komunitas dan ekosistem tidak hanya jenis organismenya saja tetapi juga jumlahnya atau
densitasnya. Sebagai contoh misalnya seekor belalang dalam satu hektar tanaman padi akan
memiliki pengaruh yang sangat kecil terhadap hasil panen, sehingga keberadaannya tidak menjadi
perhatian petani pemilik sawah. Kondisinya akan berbeda jika dalam satu hektar tanaman padi
terdapat 10.000 belalang. Densitas juga dapat digunakan untuk mengetahui perubahan populasi
pada suatu saat tertentu (berkurang atau bertambah).
Densitas populasi dalam ekosistem dapat diukur dan ditentukan melalui dua cara yaitu:
1. Densitas kotor (Crud density): Jumlah individu suatu populasi per satuan areal seluruhnya
2. Densitas efektif atau dikenal sebagai kerapatan ekologi yaitu jumlah individu suatu populasi
per satuan ruang habitat
Densitas populasi apabila fluktuasinya kita perhatikan maka akan dapat kita gunakan untuk
menentukan faktor-faktor yang mengontrol ukuran dari populasi. Faktor-faktor itu dikenal dengan
istilah faktor kepadatan bebas (density independent) dan faktor kepadatan tidak bebas (density
dependent). Density independent merupakan faktor perubahan lingkungan yang berpengaruh
terhadap anggauta populasi secara merata. Sebagai contoh, 7 tsunami yang menimpa sebagian
Aceh dan Sumatra Utara akan mematikan semua anggauta populasi tertentu. Secara umum
ketersediaan makanan merupakan density dependen, demikian juga kompetisi, penyakit dan
peristiwa migrasi. Density dependen merupakan pendorong terjadinya fluktuasi kepadatan
populasi.
Adapun faktor pembatas yaitu tergantung kepadatan yang mencakup makanan dan ruang
serta tidak tergantung kepadatan yaitu iklim dan bencana alam.

Sumber:
Sumarto, Saroyo., Roni Koneri. 2016. Ekologi Hewan. Bandung: CV. Patra Media Grafindo
Darmawan, Agus. 2005. Ekologi Hewan. Malang: Universitas Negeri Malang Press

Anda mungkin juga menyukai