Anda di halaman 1dari 3

SISKA AYU WULANDARI/1512100062

1. Di suatu populasi pulau terisolir, demografi dari tumbuhan herba jenis A mengalami
penurunan mengikuti kurva berbentuk J dalam populasinya. Ilmuwan pertama
menjelaskan bahwa penurunan tersebut adalah normal, karena populasi tumbuh di luar
kendali dan penurunan populasi tersebut pasti akan terjadi secara alami. Ilmuwan ke dua
berpendapat bahwa over grazing adalah penyebab penurunan tersebut.

a. Bagaiman kaitan masalah daya dukung lingkungan (carrying capacity) dengan


masalahtersebut?
b. Bagaimana keberadaan kelinci dan mamalia herbivora lain berkaita dengan
masalah tersebut?

Jawab:
Lingkup Daya Dukung Lingkungan Menurut UU no 23/
1997, daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup
untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain. Menurut
Soemarwoto (2001), daya dukung lingkungan pada hakekatnya
adalah daya dukung lingkungan alamiah, yaitu berdasarkan biomas tumbuhan
dan hewan yang dapat dikumpulkan dan ditangkap per satuan luas dan waktu
di daerah itu. Menurut Khanna (1999), daya dukung lingkungan hidup terbagi
menjadi 2 (dua) komponen, yaitu kapasitas penyediaan (supportive capacity)
dan kapasitas tampung limbah (assimilative capacity)

a. >>Berkaitan tentang pendapat Ilmuwan pertama (penurunan populasi adalah


normal)

(a) (b)
Gambar 1 : (a) grafik pertumbuhan eksponensial dan logistik, sedangkan (b)
survivorship curve.

Populasi adalah jumlah individu atau spesies yang sejenis dalam suatu
tempat. Populasi yang ada di suatu daerah akan selalu berubah setiap saat. Perubahan
ini disebabkan oleh perubahan jumlah individu bergantung pada faktor lingkungan
sehingga jumlah individu dapat bertambah atau berkurang. Bila sumber daya alam
berlimpah tak terbatas, maka populasi akan bertambah sangat cepat secara
eksponensial.
Tetapi jarang sekali populasi mengikuti pertumbuhan eksponensial atau tipe
pertumbuhan tersebut hanya terjadi di awal pertumbuhan ketika jumlah individu yang
SISKA AYU WULANDARI/1512100062

masih sangat sedikit dan daya dukung lingkungan untuk mendukung pertumbuhan
masih sangat besar sehingga model pertumbuhan populasi biasanya mengikuti
persamaan logistik. Besar daya dukung lingkungan berpengaruh pada jumlah individu.
Makin banyak jumlah individu makin berkurang kemungkinan setiap individu untuk
mendapatkan makanan dan sumber daya lain. Untuk mempertahankan hidupnya maka
individu dalam populasi tersebut mau tidak mau harus berkompetisi dengan sesama,
selain dengan jenis lain. Tingkat kompetisi antar individu dalam populasi dinyatakan
dalam koefisien kompetisi internal dan dilambangkan dengan huruf (gamma). Model
pertumbuhan populasi dengan menggunakan tingkat kompetisi internal dapat
dirumuskan sebagai berikut :
dN = N(r- N) = rN-N2
dt
Hubungan antara K dengan dinyatakan dalam persamaan berikut :
K= /r
Bila jumlah individu lebih banyak dari besarnya daya dukung lingkungan
(carrying capacity) maka populasi akan kekurangan sumber daya sehingga tingkat
reproduksinya menurun beremigrasi, akibatnya ukuran populasi mengecil. Jumlah
individu akan stabil di sekitar daya dukung lingkungan, dengan demikian ukuran
populasi akan konstan. Kenyataannya tidak demikian, yang sering terjadi adalah
berfluktuasi di atas dan di bawah daya dukung lingkungan. Hal ini di sebabkan karena
populasi perlu waktu untuk menanggapi lingkungan (Hariyanto,2008). Berdasarkan
asumsi inilah Ilmuwan pertama menjelaskan mengapa penurunan populasi yang ada
dialam ini normal, sudah biasa terjadi dialam sekitar kita.
>> Berkaitan tentang pendapat Ilmuwan kedua (overgrazing penyebab penurunan
populasi)
Overgrazing adalah meningkatnya intensitas pengembalaan liar oleh masyarakat di
sekitar kawasan. Contoh kegiatan ini banyak ditemukan terutama di kawasan TNB
(Taman Nasional Baluran) bagian utara. Menurut Nugroho et al. dalam Sabarno (2002),
setiap hari ditemukan 1600 ekor sapi dan 400 ekor domba/kambing digembalakan
secara liar di kawasa Baluran bagian utara, sehingga terjadi overgrazing yang berat dan
mengancam kelestarian ekosistem savana di kawasan ini. Pengaruh negatif
meningkatnya pengembalaan liar di TNB antara lain berupa: persaingan mendapatkan
rumput antara satwa liar herbivora dengan ternak, tanah menjadi padat akibat injakan
kaki ternak, kemungkinan penularan penyakit terhadap satwa liar serta merubah
komposisi rumput di areal pengembalaan menjadi vegetasi yang tidak disukai oleh
ternak maupun satwa liar, sehingga ternak akan mencari sumber pakan di tempat lain,
akibatnya semakin meluas areal pengembalaan. Selain itu, overgrazing sendiri juga
menyebabkan menurunnya jumlah populasi rumput yang ada di padang savana TNB.

b. Menurut teori interaksi antara pemangsa dan yang dimangsa, hubungan antara
herbivora dan tanaman adalah siklus. Ketika mangsa (tanaman) dalam jumlah banyak
maka predator (hewan herbivora) meningkatkan jumlahnya, sehingga mengurangi
populasi mangsa, yang pada gilirannya menyebabkan jumlah dari tumbuhan berkurang.
Hal ini menunjukkan bahwa populasi herbivora berfluktuasi di sekitar kapasitas sumber
makanan, dalam hal ini tumbuhan. Beberapa faktor berperan ke dalam populasi dan
membantu menstabilkan interaksi antara pemangsa dan yang dimangsa. Sebagai contoh,
heterogenitas spasial dipertahankan, yang berarti akan selalu ada tanaman yang tidak
ditemukan oleh herbivora. Proses ini memainkan peran yang sangat penting bagi herbivora
yang memakan satu spesies tanaman dan mencegah herbivore ini menghabiskan sumber
makanan mereka. Pertahanan tanaman juga membantu menstabilkan interaksi antara
SISKA AYU WULANDARI/1512100062

pemangsa dan yang dimangsa. Makan membantu kedua jenis hewan herbivora
menstabilkan populasi predator. Bolak-balik antara dua atau lebih jenis tanaman
memberikan stabilitas untuk herbivora, sedangkan populasi tanaman berosilasi. Secara
umum hal ini memainkan peranan penting bagi herbivora yang makan berbagai jenis
tanaman. Herbivora menjaga populasi vegetasi dan memungkinkan keragaman yang lebih
besar dari kedua herbivora dan tanaman.

2. Bagaimana penjarangan sendiri (Self-thinning) pada tumbuhan berperan dalam


mempertahankan keadaan atau eksisensi suatu populasi tumbuhan di alam? Berikan pula
contohnya.
Jawab :
Self thinning
Self Thining merupakan mekanisme alami pada tanaman untuk mematikan dirinya
sendiri terutama pada tubuh yang sudah tua yang berhubungan dengan komposisi
populasi, struktur komunitas, umur dan posisi geografis. Shelf thining komunitas
mangrove Shenzhen Futian adalah proses evolusi. Namun pengembangan tanaman
mangrove akan berdampak terhadap posisi perubahan geografis permukaan tanah.
Kematian pada batang secara berkala merupakan indikator adanya self thinning pada
tanaman mangrove, tetapi perlu untuk diadakan identifikasi berlanjut. Mekanisme ini
diawali dari daerah pucuk yang mati kemudian meluas ke dasar dan selanjutnya
mengalami kekeringan dan patah. Fenomena seperti ini adalah hal yang umum pada
tanaman yang diawali dari pertumbuhan batang yang berhenti pada panjang dan
selanjutnya mengalami pertumbuhan DBH.
Sabarno. M.Y. 2002. Savana Taman Nasional Baluran. BIODIVERSITAS. Journal of Biological Diversity.
3(1):207-212.

Anda mungkin juga menyukai