Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya.
Berasal dari kata oikos (habitat) dan logos (ilmu). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari interaksi antara antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan
lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernest Haeckel. Dalam ekologi
dan makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem denganlingkungannya. Lingkungan
bagi hewan adalah semua factor biotic dan abiotik yang ada disekitarnya dan dapat
mempengaruhinya. Dalam konsep rantai makanan. Hewan ditempatkan sebagai konsumen dan
tumbuhan sebagai produsen. Hewan disebut sebagai makhluk hidup yang heterotrof. "Setiap
organisme di muka bumi menempati habitatnya masing-masing. Dalam satu habitat terdapat
lebih dari satu jenis hewan dan semuanya berada dalam suatu komunitas. Komunitas menyatu
dengan lingkungan abiotik dan membentuk suatu ekosistem.

Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen
penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban,
cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia,
hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan
organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi
dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.

Populasi adalah sekelompok mahkluk hidup dengan spesies yang sama, yang hidup di
suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula. Individu- individu suatu jenis
organisme dapat tersebar luas di muka bumi, namun tidak semuanya dapat saling berhubungan
untuk mengadakan perkawinan atau pertukaran informasi genetik, karena tempatnya terpisah.
Individu- individu yang hidup disuatu tempat tertentu dan antara sesamanya dapat melakukan
perkawinan sehingga dapat mengadakan pertukaran informasi genetik dinyatakan sebagai satu
kelompok yang disebut populasi Dalam penyebarannya individu-individu itu dapat berada
dalam kelompok-kelompok, dan kelompok-kelompok itu terpisah antara satu dengan yang lain.
Pemisahan kelompok-kelompok itu dapat dibatasi oleh kondisi geografis atau kondisi cuaca
yang menyebabkan individu antar kelompok tidak dapat saling berhubungan untuk melakukan
tukar menukar informasi genetik.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan populasi

2. Bagaimana populasi pertumbuhan dalam ekologi hewan


3. Bagaimana interaksi populasi dalam ekologi hewan

4. Bagaimana neraca kehidupan dalam ekologi hewan

C. Tujuan

1. Mengetahui definisi populasi

2. Mengetahui populasi pertumbuhan dalam ekologi hewan

3. Mengetahui populasi interaksi dalam ekologi hewan

4. Mengetahui neraca kehidupan dalam ekologi hewan


BAB II
Pembahasan

A. Definisi Populasi

Populasi adalah sekelompok individu dari spesies yang sama yang hidup pada regio yang
sama pada saat tertentu. Populasi, sebagaimana organisme tunggal, memiliki ciri atau atribut
yang unik seperti laju pertumbuhan, struktur umur, rasio jenis kelamin, dan laju mortalitas.
Populasi selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu karena faktor kelahiran, kematian,
dan migrasi atau dispersal individu di antara populasi yang terpisah. Jika sumber daya yang
diperlukan organisme cukup melimpah dan kondisi lingkungan sesuai, populasi dapat
meningkat secara cepat. Kemampuan populasi untuk meningkat secara maksimum pada kondisi
optimal disebut potensial biotik. Setiap populasi makhluk hidup mengalami proses yang sama.
Antara lain dia mengemukakan tingkat fertilitas suatu organisme mungkin sangat tinggi, tetapi
bahaya yang mengancam populasinya juga besar.

Tarumingkeng (1994), Populasi adalah sehimpunan individu atau kelompok individu dalam
satu spesies (atau kelompok lain yang dapat melangsungkan interaksi genetik dengan jenis yang
bersangkutan), dan pada waktu tertentu menghuni suatu wilayah atau tata ruang tertentu. Smith
(1990) mendefinisikan populasi sebagai kelompok organisme spesies yang sama yang
mengalami interbreeding . Krebs (2001) populasi adalah sekelompok organisme sejenis yang
menempati ruang tertentu pada waktu tertentu.

Populasi adalah sekelompok individu dari spesies yang sama yang hidup pada regio yang
sama pada saat tertentu. Populasi, sebagaimana organisme tunggal, memiliki ciri atau atribut
yang unik seperti laju pertumbuhan, struktur umur, rasio jenis kelamin, dan laju mortalitas.
Populasi selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu karena faktor kelahiran, kematian,
dan migrasi atau dispersal individu di antara populasi yang terpisah. Jika sumber daya yang
diperlukan organisme cukup melimpah dan kondisi lingkungan sesuai, populasi dapat
meningkat secara cepat. Kemampuan populasi untuk meningkat secara maksimum pada kondisi
optimal disebut potensial biotik.

Populasi hewan berinteraksi satu sama lain dan dengan lingkungannya melalui berbagai
cara. Salah satu interaksi primer pada populasi hewan terjadi pada saat mencari makan. Hewan
yang mengonsumsi tumbuhan sebagai sumber makanannya disebut herbivora. Terdapat
beberapa tipe herbivora. Herbivora yang makan rumput-rumputan disebut perumput (grazer).
Hewan yang mengonsumsi daun-daunan dan bagian tubuh tumbuhan berkayu lainnya disebut
perenggut (browser), sedangkan yang memakan buah, biji, getah, dan polen disebut frugivora.
Populasi hewan yang memangsa hewan lain disebut pemangsa (predator). Populasi yang
dimakan predator disebut mangsa (prey). Seringkali hubungan antara predator dan mangsa di
atas membentuk siklus yang kompleks. Jika jumlah mangsa melimpah, jumlah predator juga
mengalami peningkatan sampai jumlah mangsa berkurang. Sebaliknya pada saat jumlah
mangsa menurun, jumlah predator juga akan menurun. Jika lingkungan menyediakan sumber
daya yang memadai untuk pertumbuhan populasi mangsa, maka siklus di atas akan berulang
kembali.

Konsep eksklusi kompetisi menyatakan bahwa jika dua spesies yang memerlukan sumber
daya yang identik, maka keduanya tidak dapat hidup bersama (coexist) pada lokasi yang sama.
Alasan di balik konsep tersebut ialah bahwa satu dari kedua spesies akan beradaptasi secara
lebih baik pada lingkungan tersebut dan lebih berhasil, sampai akhirnya satu spesies lainnya
keluar atau punah dari lingkungan tersebut. Walaupun demikian, terdapat banyak spesies yang
menggunakan sumber daya yang sama dapat hidup bersama. Karena lingkungan sangat
bervariasi, maka spesies yang sedang berkompetisi dapat menggunakan sumber daya dengan
cara yang berbeda pada saat terjadi kompetisi secara intensif. Pada saat dua spesies sedang
berinteraksi, sebagai contohnya ialah predator dan mangsa, mereka dapat mempengaruhi
evolusi satu dengan lainnya. Istilah untuk kejadian ini ialah koevolusi yang hasilnya ialah dua
spesies yang mempengaruhi (secara positif atau negatif) satu sama lain, suatu hubungan yang
disebut simbiosis.

Populasi biasanya dibahas dengan mendeskripsikan parameter atau atribut populasi yang
meliputi ukuran populasi, kepadatan (densitas) populasi, pola sebaran individu, serta
pertumbuhan populasi.

1. Ukuran Populasi
Ukuran populasi (population size) adalah jumlah individu suatu spesies yang menempati
lokasi tertentu pada waktu tertentu. Ukuran populasi bukanlah kondisi yang stabil tetapi
sangat dinamis, dalam arti terjadi perubahan dalam jumlah individu atau jumlah individu
tetap tetapi komposisi individunya berubah. Perubahan ukuran populasi disebabkan karena
tiga faktor yaitu kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan individu
(migrasi). Perpindahan individu meliputi dua peristiwa, yaitu masuknya individu dari
tempat lain (imigrasi) dan keluarnya individu ke tempat lain (emigrasi).

2. Kepadatan Populasi
Kepadatan populasi (densitas) adalah rata-rata jumlah individu suatu populasi pada
setiap unit area atau volume. Sebagai contohnya, terdapat 100 ekor ayam hutan per km 2
hutan Gunung Klabat; 120 ikan pari per km3 di Laut Jawa.
Ukuran populasi dan densitas merupakan dua komponen yang penting dalam
penggunaan statistik dan digunakan untuk mendeskripsikan dan memahami populasi.
Seperti dijelaskan di depan, ukuran populasi merujuk pada jumlah individu (N)
penyusunnya. Densitas adalah ukuran atau jumlah individu pada setiap unit area (luas atau
volume). Data keduanya memungkinkan seorang ahli menyusun model fluktuasi populasi
sepanjang waktu. Sebagai contoh, populasi yang besar lebih stabil dibandingkan dengan
populasi yang lebih kecil. Dengan ukuran yang kecil, maka variasi genetiknya juga
semakin kecil sehingga mengurangi kapasitas beradaptasi terhadap perubahan lingkungan.
Individu pada populasi dengan densitas rendah relatif tersebar sehingga lebih sulit
terjadinya pertemuan untuk bereproduksi dibandingkan dengan populasi yang besar.
Sebaliknya, pada populasi yang besar terjadi kompetisi yang besar pula untuk mendapatkan
makanan, pasangan kawin, dan tempat.

3. Struktur Populasi
Individu-individu di dalam suatu populasi dapat dikelompokkan berdasarkan atribut
tertentu, misalnya berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin.

4. Sebaran Individu
Densitas populasi yang menunjukkan rata-rata jumlah individu suatu populasi per unit
area (luas atau volume), tidak menggambarkan sebaran (distribusi) individu di dalamnya,
apakah merata, tidak merata, atau berkelompok. Pola sebaran individu dapat
menggambarkan karakteristik spesies atau karakteristik lingkungan. Beberapa spesies
hewan hidup dalam kelompok sosial, misalnya sebagian besar primata, gajah, dan singa,
sehingga pola sebarannya ditentukan oleh karakteristik spesiesnya. Pola sebaran individu
juga dipengaruhi oleh sebaran makanannya. Makanan sedikit dan tersebar tidak merata
menyebabkan sebaran individu suatu populasi hewan juga tidak merata.
Terdapat tiga pola sebaran individu di dalam habitatnya, yaitu:
a. Merata: jika densitas untuk setiap bagian pada suatu habitat sama atau
hampir sama. Pola seperti ini biasanya terjadi pada hewan-hewan yang
hidup pada lingkungan dengan sumber daya yang sangat langka, misalnya
air di gurun.
b. Tidak merata: jika densitas untuk setiap bagian pada suatu habitat sangat berbeda.
Pola seperti ini biasanya terjadi pada hewan-hewan yang sangat jarang berinteraksi
satu sama lain.
c. Mengelompok: pola ini sangat umum terjadi pada hewan. Sumber daya pada habitat
ini biasanya tersebar.
Gambar. Pola sebaran individu suatu populasi dalam satu habitat

5. Dinamika Populasi
Populasi selalu berubah dari waktu ke waktu baik dalam ukurannya maupun dalam
komposisi inidividunya. Populasi hewan yang tidak terganggu yang hidup pada suatu
lingkungan yang juga tidak terganggu biasanya berada pada suatu level atau titik
keseimbangan dalam ukuran populasi, walaupun komposisi individunya berubah-ubah
karena proses kelahiran, kematian, dan migrasi. Kekecualian terdapat pada populasi baru
yang menginvasi suatu habitat dengan sumber daya yang melimpah. Biasanya populasi
hewan akan tumbuh maksimal hingga mencapai suatu ukuran maksimal. Dari titik tersebut,
populasi bisa stabil atau turun.
Terdapat dua faktor yang mengontrol dinamika populasi ini, faktor pertama disebut
faktor yang bergantung pada densitas (density-dependant), pengaruh faktor ini dipengaruhi
oleh densitas hewan. Faktor-faktor yang termasuk kelompok ini antara lain kompetisi,
predasi, penyakit, dan kecelakaan. Faktor kedua disebut faktor yang tidak bergantung pada
densitas (density-independant), seperti iklim, cuaca, dan bencana alam.
Dinamika populasi merupakan peristiwa fluktuasi dalam ukuran dan komposisi individu
suatu populasi. Terdapat tiga model dinamika populasi dalam ukuran, yaitu meningkat,
menurun, dan tetap/stabil. Pada populasi yang tertutup, artinya tidak ada migrasi, hanya
dua faktor saja yang mempengaruhinya, yaitu jumlah kelahiran dan jumlah kematian. Jika
jumlah kelahiran lebih banyak dibandingkan dengan jumlah kematian, maka ukuran
populasi meningkat (pertumbuhan positif). Jika jumlah kelahiran lebih rendah
dibandingkan dengan jumlah kematian, maka ukuran populasi menurun (pertumbuhan
negatif). Sebaliknya jika jumlah kelahiran sama dengan jumlah kematian, maka ukuran
populasi tetap (pertumbuhan nol). Dengan demikian, pertumbuhan nol tidak berarti bahwa
populasi tersebut tidak mengalami perubahan, tetapi perubahan hanya terjadi pada
komposisi individunya saja.
Fluktuasi ukuran populasi dapat bervariasi mengikuti pola tertentu. Pola-pola
pertumbuhan populasi disajikan pada gambar di bawah ini.

1) Osilasi populasi (population oscillation): perubahan ukuran populasi secara simetris di


atas dan di bawah level keseimbangan.
2) Fluktuasi populasi (population fluctuation): perubahan ukuran populasi secara asimetris
di atas dan di bawah level keseimbangan.
3) Minimum kritis (critical minimum): ukuran minimum populasi yang jika dilewati maka
individu yang tersisa tidak mampu lagi untuk tumbuh.
4) Kehancuran populasi (population crash): penurunan ukuran populasi secara cepat dan
mendadak sebagai akibat dari pemanfaatan habitat yang berlebihan atau karena bencana
alam (banjir, gunung meletus, perubahan iklim, meteor jatuh, tsunami, kekeringan) atau
penyakit, jika ukuran populasi melewati minimum kritis maka populasi akan punah.
5) Erupsi populasi (population eruption): peningkatan ukuran populasi secara cepat dan
tiba-tiba pada populasi yang sudah ada sebelumnya. Erupsi populasi atau eksplosi
populasi disebabkan oleh kondisi habitat yang tidak biasa seperti hilangnya predator
atau melimpahnya makanan.
6) Irupsi populasi (population irruption): peningkatan ukuran populasi secara cepat dan
tiba-tiba tetapi nonperiodik, sering kali terjadi pada saat organisme invasif menginvasi
suatu habitat baru.

B. Pertumbuhan Populasi
Pertumbuhan populasi ditandai dengan adanya perubahan jumlah populasi disetiap waktu.
Perubahan ini biasanya dipengaruhi oleh jumlah kelahiran, kematian dan migrasi. Pertumbuhan
populasi merupakan proses sentral di dalam ekologi. Karena tidak ada populasi yang tumbuh
secara terus menerus maka kita mengetahui adanya pengaturan populasi Interaksi spesies
seperti predator, kompetisi, herbivory dan penyakit berdampak terhadap  pertumbuhan pop dan
pertumbuhan populasi menghasilkan perubahan dalam struktur komunitas oleh karena itu
sangat penting untuk mengetahui bagaimana suatu populasi tumbuh. Suatu populasi yang
dilepaskan pada suatu lingkungan yang sesuai, akan terus  bertambah jumlahnya. Pertumbuhan
yang lengkap tentang dinamika populasi tumbuhan perlu diketahui,oleh karenanya memerlukan
informasi tentang jumlah individu secara genetic,  jumlah individu yang di produksi secara
negative, dan jumlah medule pertumbuhan yang hadir pada individu. Model pertumbuhan
populasi continous time cocok dengan pertumbuhan continue dan dalam kasus dimana laju
kelahiran, laju kematian,dan ukuran berkolerasi dengan umur, seperti dalam banyak tumbuhan
annual dan populasi.  Namun populasi tumbuhan biasa menhgasilkan hanya dalam periode
singkat selama setahun, dan tidak semua tumbuhan mencapai dewasa yang reproduktif.
Pertumbuhan intermediate dalam tumbuhan membuat jumlah individu sebagai suatu indicator
tak baik tentang kebutuhan sumber daya populasi.

C. Interaksi Populasi
Bila suatu populasi hidup bersama dengan populasi yang lain, maka boleh jadi keduanya
saling mempengaruhi atau bisa jadi tidak sama sekali. Interaksi biasa terjadi diantara sesama
individu dalam suatu populasi yang dikenal dengan istilah interaksi intraspesifik. Biasanya
interaksi ini terjadi dalam memperebutkan sumberdaya sejenis yang keberadaannya terbatas.
Kompetisi ini sangat ketat dikareanakan kebutuhan sumberdaya yang diperebutkan diantara
individu tersebut sama,dan tidak dapat digantikan dengan yang lainnya. Interaksi yang terjadi
antara dua populasi yang berbeda disebut sebagai interaksi interspesifik. Secara teoritik dapat
dikatakan bahwa populasi dua spesies dapat berinteraksiyang pengaruhnya dapat
menguntungkan (+), merugikan (-), atau populasi tersebut tidak berpengaruh (0). Antara
populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksisecara langsung atau tidak
langsung dalam komunitasnya. Contoh interaksi antar populasi adalah sebagai berikut.
Amansalisme/Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi! bila populasi yang satu
menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar
pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karenatumbuhan ini menghasilkan zat
yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa. Contoh,
jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yangdapat menghambat pertumbuhan
bakteri tertentu. Amensalisme suatu interaksi dengan pengaruh negatif pada satu populasi dan
tidak berpengaruh pada populasi yang lain, keduanya sama sama berjuang keras sehingga satu
populasi akan mengharapkan hasil pengaruh negatif dari ppulasi yang membutuhkan sumber
penghasilan. Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi! bila antarpopulasi terdapat
kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan.
Contoh, persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.Kompetisi
adalah proses aktif yang mempunyai pengaruh besar terhadap kemampuan bersaing individu-
individu untuk hidup dan bereproduksi. Tipe-tipe pengaruh dapat bervariasi dari 1 campur
tangan langsung dengan mendatangi sumber (kompetisi interferensi) sampai 2 menunkan
persedian sumber dan efisiensi eksploitasi sumber (kompetisi ekspoitasi). Kompenen makhluk
hidup yang satu dengan yang lainya terjadi karena hubungan yang saling mempengaruhi secara
dinamis, mahluk hidup selalu memiliki hubuangan atau interaksiterhadap semuah mahluk hidup
satu dengan yang lain. Hal ini merupakan hubungan antara komponen-komponen satu dengan
yang lain tidaklah sederhana dan statis, tetapi mengalami perubahan yang sangat variatif.
Komunitas sendiri merupakan suatu populasi setiap organisme yang menempati daerah tertentu
dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, Interaksi antar populasi dapat dikategorikan
dalam parasitisme, Parasitoidisme, dalam pengendalian biologis.Parasitisme merupakan bentuk
pemangsaan yang dilakukan oleh sekelompok hewan parasit terhadap bentuk pemangsaan yang
dilakukan oleh hewan parasit terhadap tubuhinangnya. Beberapa ciri khas parasitisme adalah
tubuh parasit pada umunya jauh lebih kecil dibandingkan tubuh inangnnya, dalam jangka waktu
pendek parasit tidak membunuh inangnya tetapi dalam jangka waktu panjang parasit dapat
membunuh inangnya, satu ekor parasit pada umumnya hanya menyerang satu ekor inang selam
hidupnya, parasit dapat menyerang inangnya dari dalam (endoparasit) dan dapat juga
menyerang dari luar (ektoparasit). Bila suatu populasi hidup bersama dengan populasi yang
lain, maka boleh jadi keduanya saling mempengaruhi atau bisa jadi keduanya saling
mempengaruhi atau bisa jadi tidak samasekali. Interaksi biasa terjadi diantara sesama individu
dalam suatu populasi, yang dikenal dengan istilah interaksi intra spesifik. Biasanya interaksi ini
terjadi dalam memperebutkan sumberdaya sejenis yang keberadaannya terbatas. Kompetisi ini
sangat ketat dikareanakan kebutuhan sumberdaya yang diperebutkan diantara individu tersebut
sama, dan tidak dapat digantikan dengan yang lainnya.Interaksi yang terjadi antara dua populasi
yang berbeda disebut sebagai interaksi intraspesifik. Secara teoritik dapat dikatakan bahwa
populasi dua spesies dapat berinteraksi yang pengaruhnya dapat menguntungkan (+),
merugikan (-) atau populasi tersebut tidak berpengaruh (0). Setiga efek interaksi tersebut dapat
saling berkombinasi satu sama lain, sehingga efek dari interaksi tersebut dapat menimbulkan
berabagai tipe interaksi. Dengan berpedoman pada efek yang muncul, maka tipe interaksi
dialam dapat dikenali, bahkan dalam suatu komunitas yang majemuk (kompleks).
Tipe-Tipe Interaksi
1. Neutralisme
Kedua populasi tidak saling mempengaruhi. Netralisme terjadi antara spesies yang
memiliki kebutuhan yang berbeda, misalnya kambing dan kucing. Kambing mencari
rumput makanannya, sedangkan kucing berburu tikus sebagai makananya.
2. Kompetisi Tipe Interferensi Langsung
Hambatan langsung tiap-tiap spesies oleh spesies lainnya. Berdasarkan sifatnya
kompetisi dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu kompetisi secara langsung
(interferensi), dan kompetisi secara tidak langsung (eksploatasi). Kompetisi secara
langsung adalah bentuk kompetisi bila kompetitor-kompetitor melakukan aksinya ditempat
yang sama dan pada waktu yang sama pula sehingga sering menimbulkan kontak fisik
langsung berupa aktifitas perkelahian. Kompetisi secara tidak langsung merupakan bentuk
kompetisi bila kompetitor-kompetitor melakukan aksinya pada saat yang berlainan
sehingga tidak memungkinkan terjadinya kontak fisik yang bersifat penyerangan (agresi).
Sebagai contoh disuatu hutan ular yang memangsa tikus di siang hari dapat berkompetisi
secara tidak langsung dengan burung hantu yang memangsa tikus dimalam hari.
3. Kompetisi Tipe Pemanfaatan Sumberdaya
Hambatan tidak langsung bila sumber daya yang digunakan bersama tersedia tidak
banyak
4. Amensalisme
Populasi yang satu dihambat, dan populasi kedua tidak terpengaruh. Jamur penicillum
sp adalah jamur yang dimanfaatkan dalam teknik bioteknologi sebagai antibiotik bagi
manusia. Jamur ini mengeluarkan senyawa alelopati yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri gram positif penyebab beragam penyakit mematikan. Pola interaksi jamur
Penicullum dengan bakteri gram positif juga dapat menjadi salah satu contoh simbiosis
amensalisme
5. Parasitisme
Populasi yang satu sebagai parasit biasanya lebih kecil daripada populasi kedua yang
adalah hospernya.Contoh: Contoh simbiosis parasitisme yang pertama dapat kita temukan
pada pola interaksi antara cacing pita dan manusia. Cacing pita yang hidup di usus manusia
mendapat keuntungan karena ia mendapatkan makanan secara gratis, sedangkan manusia
justru mendapatkan kerugian karena hal ini. Sari-sari makanan yang seharusnya digunakan
untuk metabolisme manusia jadi berkurang karena keberadaan cacing pita.
6. Pemangsaan/Pemangsaan
Populasi yang satu sebagai pemangsa umumnya lebih besar daripada
mangsanya.Contoh: harimau memangsa kerbau.
7. Komensalisme
Populasi yang satu sebagai komensal memperoleh keuntungan, sedangkan populasi
yang kedua hospes tidak terpengaruh oleh populasi yang satu. Contoh: ikan hiu dan ikan
remora
8. Protokoperasi
Interaksi menguntungkan kedua belah pihak tetapi tidak merupakan keharusan
(Obligatory).Contoh: Contoh,  hubungan kerbau dengan burung bangau. Burung bangau
bertengger di atas punggung kerbau dan mematuk kutu yang ada. Dari interaksi tersebut,
bangau memperoleh makanan dan kutu yang menjadi hama pada kerbau berkurang,
sehingga kerbau dapat hidup lebih sejahtera. Interaksi ini bukan suatu keharusan, artinya
tanpa interaksi tersebut kerbau dan bangau tetap mampu mempertahankan hidupnya.
9. Mutualisme
Interaksi menguntungkan kedua belah pihak dan merupakan keharusan. Contoh: ikan
badut dan anemone laut.

Interaksi Antarpopulasi
Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara langsung atau
tidak langsung dalam komunitasnya.Contoh interaksi antarpopulasi adalah sebagai
berikut.Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat
yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut
(juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat
toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur
Penicillium sp.dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
tertentu.
Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang
sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan
antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.di dalam suatu ekosistem,
antara komponen yang satu dengan yang lainnya terjadi hubungan saling mempengaruhi yang
sangat dinamis. Artinya hubungan antara komponen antara komponen satu dengan yang lain
tidaklah sederhana dan statis, tetapi mengalami perubahan dan sangat variatif. Populasi setiap
organisme yang menempati daerah tertentu dan berinteraksi satu dengan yang lainnya di sebut
dengan komunitas. Dalam suatu komunitas terdapat berbagai macam makhluk hidup yang
menempati tempat tersebut dan membentuk hubungan interaksi saling bergantung antara
organisme yang satu dengan yang lain. Dengan demikian makhluk hidup maupun biotik dan
abiotiknya saling ketergantungan satu sama lannya, seperti sebatang tumbuhan dan seekor
hewan akan terjadi interaksi serta bergantung antara satu sama lainnya.di dalam berinteraksi,
kita mengenal adanya hubungan makan dan di makan yang terjadi pada organisme. Hubungan
tersebut dikenal dengan istilah predasi. Selain hubungan predasi, terdapat hubungan yang bukan
merupakan hubungan makan memakan, yaitu persaingan atau kompetensi dan hidup bersama
atau Simbiosis. Pada simbiosis ada hubungan yang sangat menguntungkan dan ada hubungan
yang sangat merugikan.
Dengan demikian bentuk interaksi di antara individu lain jenis dapat berupa simbiosis,
predasi, kompetisi.

I. Simbiosis
Simbiosis adalah interasksi yang sangat erat antarindividu dan lain Jenis. Simbiosis dapat di
bedakan menjadi beberapa macam, di antaranya adalah Simbiosis Mutualisme, yaitu Interaksi
antara dua organisme atau lebihyang menguntungkan kedua belah pihak dan tidak ada pihak
yang dirugikan.
1. Hubungan ikan badut dengan anemon laut
Anemon Laut akan melindungi ikan badut dan ikan badut akan menangkal ikan kupu-
kupu (ButterflyFish) yang suka memakan anemon. Ikan badut juga akan memakan
invertebrata kecil yang melekat di tentakel anemon yang membahayakan anemon
(parasit) dan membantu membersihkan anemon dari kotoran seperti pasir dan sebagainya.
Di sisi lain kotoran dari ikan badut memberikan nutrisi untuk anemon.

Gambar 1.8.gambar simbiosis mutualisme


Sumber gambar: https://koreshinfo.blogspot.co.id/2015/10/13-contoh-simbiosis-mutualisme-
beserta.html
2. Hubungan Burung Plover dan buaya
Burung plover membersihkan gigi-gigi buaya dan mencegahnya terkena infeksi, di lain
pihak burung-burung lapar itu memperoleh makanannya.

Gambar 1.9.gambar simbiosis mutualisme


Sumber gambar: : https://koreshinfo.blogspot.co.id/2015/10/13-contoh-simbiosis-
mutualisme-beserta.html
Simbiosis Parasitisme yaitu interaksi dua individu/populasi dimana salah satu individu
diuntungkan dan yang satunya lagi di rugikan.Organisme yang di untungkan disebut
parasit sedangkan organisme yang di rugikan di sebut dengan Inang. Contonya antara lain
Benalu yang tumbuh pada ranting pohon mangga,cacing perut, dan cacing tambang yang
hidup di usus manusia, antara tali putri dan pohothe,kutu dan hewan piaraan.

  
3. Cacing Pita dan Manusia
Dari hubungan dua makhluk hidup ini cacing pita yang dihidup dalam usus manusia
memperoleh keuntungan karena memperoleh makanan. Sedangkan manusia memperoleh
kerugian karena makanannya di makan oleh cacing pita.

Gambar 2.2.simbiosis parasitisme


Sumber gambar: Sumber gambar:https://koreshinfo.blogspot.co.id/2015/10/10-contoh-
simbiosis-parasitisme_

Simbiosis Komensalisme yaitu interaksi antara individu/populasi yang satu untung


sedangkan individu/populasi lainya tidak rugi dan tidaklah untung. Contohnya ikan
Remora dan akan Hiu, serta tanaman anggrek dan batangpohon.Ikan remora (Echeneida
sp) dengan ikan hiu (Carcharhinus longimanus)
Ikan remora selalu menempel pada ikan hiu agar tetap aman karena ikan-ikan
pemangsa takut pada ikan hiu, selain itu ikan remora juga akan lebih mudah mendapatkan
makanan dari sisa makanan ikan hiu, sedangkan ikan hiu sendiri tidak diutungkan ataupun
dirugikan dengan keberadaan ikan remora.
Gambar 2.3. simbiosis komensalisme
Sumber gambar: http://www.ebiologi.com/2015/12/contoh-simbiosis-komensalisme.html

II. Predasi
Predasi adalah interaksi antarindividu/popuasi dimanapopulasi yang satu memangsa populasi
yang lain. Pemangsa di sebut predator, sedangkan yang dimakan disebut mangsa. Interaksi
predasi antarpopilasi ini menyebabkan terjadinya fluktuasi populasi predator dan mangsa.
Misalnya populasi kelinci hutan dengan pemangsanya yaitu kucing hutan.Pada predasi,
umumnya satu spesies memakan spesies lainnya. Ada juga beberapa hewan memangsa sesama
jenisnya (sifat kanibalisme). Predasi tidak terbatas antar hewan, tetap juga dapat terjadi pada
herbivora dan tumbuhan.Pada predasi antar hewan, predator kebanyakan berukuran lebih besar
daripada mangsanya. Ekologi dan saling ketergantungan Di dalam ekosistem, diantara
komponen pembentuknya terdapat hubungan saling ketergantungan, sehingga perubahan pada
komponen yang satu akan menyebabkan perubahan pada komponen yang lain. Contoh:
Kepadatan suatu tanaman tergantung pada jenis dan kesuburan tanah, sebaliknya keadaan dan
kesuburan tanah tergantung juga pada tanaman dan hewan yang hidup di kawasan itu. Salah
satu hubungan saling ketergantungan yang jelas antara komponen pembentuk ekosistem adalah
peristiwa makan dan dimakan melukiskan suatu rantai makanan atau jaring-jaring
makanan.Adanya rantai makanan menyebabkan terjadinya piramida energi, piramida jumlah,
piramida biomassa dan aliran materi yang berupa siklus atau daur.

III. Kompetisi
Kompetisi atau persaingan terjadi apabila dua populasi menempati habitat dan nisia yang
sama.Bila dalam kompetisi tersabut ada salah satu yang kalah maka yang kalah akan mati atau
menyingkir dari areal tempat tinggalnya.Beberapa spesies dapat hidup berdampingan di dalam
sebuah komunitas sepanjang mereka mempunyai kebutuhan yang berbeda dalam suatu relung
ekologi, meskipun relung mereka saling tumpang tindih. Kehidupan demikian dapat terpenuhi
selama kebutuhan hidup terhadap sumber yang sama tersedia dalam jumlah yang berlebihan.
Akan tetapi jika sumber kebutuhan terbatas, maka hubungan antarspesies akan berubah menjadi
suatu bentuk persaingan atau kompetisi. Kompetisi adalah interaksi antara dua makhluk hidup
yang mengakibatkan kedua makhluk hidup tersebut mengalami kerugian. Adapun kebutuhan
hidup yang sering diperebutkan antara lain, adalah makanan, tempat berlindung, tempat
bersarang, sumber air, danpasangan untuk kawin. Semakin besar tumpang tindih relung
ekologi, semakin sering terjadi kompetisi. Bentuk kompetisi yang terjadi berupa kompetisi
intraspesifik (kompetisi antar anggota satu spesies), contohnya jenis burung di hutan yang
memakan serangga yang sama.

D. Neraca Kehidupan
Salah satu cara atau langkah awal untuk mempelajari perkembangan suatu populasi
serangga adalah dengan menyusun neraca kehidupan. Di dalam neraca kehidupan terdapat suatu
gambaran ringkas tentang kehidupan yang spesifik dari ssuatu populasi atau kohor. Di dalam
neraca kehidupan terdapat deskripsi yang sistematis tentang mortalitas dan kelangsungan hidup
suatu populasi. Informasi tersebut merupakan informasi dasar yang diperlukan dalam menelaah
perubahan kepadatan dan laju pertambuhan dan atau penurunan suatu populasi (Poole, 1974;
Price, 1999; Smith, 1990).
Data dari informasi di atas dapat digunakan untuk menentukan statistik populasi dari suatu
organisme. Untuk mendapatkan data yang menunjang pembuatan statistik populasi yang baik
dapat dilakukan dengan mengikuti/mengamati perkembangan suatu kelompok individu yang
semuanya lahir pada waktu yang sama (kohor). Kohor tersebut dipelajari hingga kematian
individu terakhir, sambil mencatat kematian individu-individu anggota dan kelahiran
keturunannya.
Laju reproduksi bersih R0 analog dengan laju pertumbuhan terbatas (λ), kecuali bahwa λ
didefinisikan untuk interval waktu t = 1, sedangkan R0 untuk waktu sepanjang satu generasi
(T). Bila interval waktu t = lama generasi T, maka

R0 = λ.

R0 = e rT, sehingga lama generasi dapat diduga sebagai

ln R 0
Ln R0 = r.T atau T =
R

Bila λ mendekati 1, nilai T dapat diduga dengan

Σ xl x
T ≈
Σl x.mx

Dengan nilai T ini, maka r dapat diduga secara kasar dengan

ln R 0
r =
T

Bila mortalitas dan natalitas bersifat konstan dan populasi menyusun sebaran usia stabil maka
nilai r dapat diduga secara lebih tepat dengan persamaan
Σ e –rx lx mx = 1

Pada populasi yang memiliki sebara usia stabil, maka laju kelahiran terbatas (β) dapat dihitung
dari:

1
= Σ lx e-r(x+1) 
β

Proporsi individu berusia x pada populasi dengan sebaran usia stabil adalah:

Px = β lx e-r(x+1)

Karena r = b – d, maka b dapat dihitung sebagai

βr
b=
λ –1

Kemudian d dihitung dari persamaan r = b – d

Laju kematian terbatas (δ) didekati dari hubungan

δr
d=
λ –1

Perumusan neraca kehidupan merupakan langkah pertama dalam menghitung laju


pertumbuhan intrinsik (r). Perhitungan parameter r didasarkan hanya pada populasi betina, dan
diasumsikan bahwa jantan cukup tersedia di sekitarnya. Dua data utama yang dibutuhkan
dalam perhitungan tersebut adalah (Birch, 1948; Tarumingkeng, 1994):

1. x merupakan kelas umur kohor (hari)


2. ax adalah banyaknya individu yang hidup pada setiap umur pengamatan
3. lx adalah proporsi individu yang hidup pada umur x (l = living) (lx = ax/a0)
4. dx adalah banyaknya individu yang mati di setiap kelas umur (d = death)
5. qx merupakan proporsi mortalitas pada masing-masing umur (qx = dx/ax)
6. Lx merupakan jumlah rata-rata individu pada kelas umur x dan kelas umur berikutnya, x+1
( Lx = (lx + lx+1)/2))
7. Tx adalah jumlah individu yang hidup pada kelas umur x = 0 …w (x=w merupakan kelas
umur terakhir) (Tx = ∑Lx)
8. ex adalah harapan hidup individu pada setiap kelas umur x (ex = Tx/lx)
9. mx adalah keperidian spesifik individu-individu pada kelas umur x atau jumlah anak betina
perkapita yang lahir pada kelas x
10. px adalah proporsi individu yang hidup pada kleas umur x dan mencapai kelas umur x + 1
(px = Lx+1/Lx). Parameter ini bisa digunakan dalam matriks Leslie untuk memprediksi
pertumbuhan populasi secara diskret. 

Dari data neraca kehidupan tersebut perhitungan dapat dilanjutkan untuk menentukan
parameter-parameter demografi lainnya (Birch, 1948; Price, 1999; Wilson & Bossert, 1971)
seperti: 

Laju reproduksi kotor (GRR) = ∑ mx

Laju reproduksi bersih (Ro) = ∑ lxmx

Waktu generasi = ∑ x lxmx / ∑ lxmx

Nilai reproduksi (Vx / Vo) = (erx / lx) ∑ erx lx mx

Berikut ini contoh data dan perhitungan neraca kehidupan dari kohor serangga nyamuk
(data hipotetik).

x ax lx dx qx Lx Tx ex mx lxmx xlxmx px

0.2 4.1
0 500 1 100 0.90 4.10 0.00 0.00 0.00 0.86
0 0
0.0 3.2
1 400 0.80 30 0.77 4.00 0.00 0.00 0.00 0.94
8 0
0.0 2.4
2 370 0.74 20 0.72 3.28 0.00 0.00 0.00 0.90
5 3
0.1 1.7
3 350 0.70 50 0.65 2.44 0.00 0.00 0.00 0.77
4 1
0.3 1.0
4 300 0.60 100 0.50 1.77 0.00 0.00 0.00 0.60
3 6
0.5 0.5
5 200 0.40 100 0.30 1.40 0.00 0.00 0.00 0.50
0 6
0.5 0.2
6 100 0.20 50 0.15 1.30 15.00 3.00 18.00 0.50
0 6
0.5 0.1
7 50 0.10 25 0.08 1.10 5.00 0.50 3.50 0.40
0 1
8 25 0.05 20 0.8 0.03 0.0 0.70 4.00 0.20 1.60 0.17
0 3
1.0 0.0
9 5 0.01 5 0.01 0.50 3.00 0.03 0.27 0.00
0 0
0.0 0.0
10 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0
4.1
∑ GRR = 27.0 3.73 23.37
0

R0 = 3.73 Tc = 6.27 R = 0.21

 Berikut ini contoh data dan perhitungan neraca kehidupan dari kohor serangga nyamuk
(data hipotetik). Kolom ax menunjukkan jumlah serangga yang masih bertahan hidup pada
masing-masing kelas umur. Dari nilai yang ada dapat diketahui bahwa tidak semua nyamuk
yang dipelihara mampu menyelesaikan siklus hidupnya. Bila kita akan membandingkan kohor
tersebut dengan kohor nyamuk yang lain, dengan menggunakan data pada kolom ini akan
menghasilkan bias yang tinggi.

Nilai yang terdapat pada kolom lx menggambarkan proporsi jumlah nyamuk yang hidup
pada kelas umur yang berbeda. Nilai yang tampak bisa digunakan untuk memprediksi proporsi
serangga yang hidup dari kohor lain. Dari kelas umur 1 hingga 9 menunjukkan trend nilai yang
menurun di mana pada kelas umur 9 adalah 1, artinya jika kelas umur 9 merupakan fase imago
nyamuk (umur tertentu) maka hanya 1% dari kohor nyamuk yang dipelihara mampu mencapai
iamgo nyamuk umur tertentu.

Kolom dx berisi nilai proporsi individu yang mati. Dari kelas umur yang diamati dapat
dilihat bahwa proporsi kematian tertinggi terdapat pada kelas umur 4 dan 5 masing-masing 100
dan terkecil pada kelas umur 9. Jika kelas umur 4 dan 5 merupakan bentuk instar 3 dari
perkembangan nyamuk, maka pada fase tersebutlah banyak individu yang mati. Dari data
tersebut kita harus mencurigai faktor-faktor apa yang menyebabkan kamatian pada kelas umur
tersebut. Nilai yang ada pada kolom ini belum menggambarkan intensitas atau pentingnya
mortalitas dalam individu.

Nilai yang terdapat pada kolom qx menggambarkan tingkat mortalitas atau peluang
masing-masing individu mengalami mortalitas pada masing-masing kelas umur. Dari data di
atas dapat diketahui bahwa peluang kematian tertinggi dari kohor nyamuk yang dipelihara
terdapat pada kelas umur 8, sedangkan peluang kematian terkecil terdapat pada kelas umur 2.

Dari tabel di atas diketahu bahwa keturunan (anak betina) mulai mumcul pada kelas umur 6
(kolom mx) dengan jumlah 15. Arti nilai ini adalah bahwa setiap individu betina hidup yang
mencapai kelas umur 6 mampu menghasilkan keturunan sebanyak 15. Total nilai m x untuk
seluruh kelas umur merupakan nilai R0 (laju reproduksi bersih), yaitu jumlah keturunan yang
mampu dihasilkan oleh individu asal. Nilai ini menggambarkan apakah sejalan dengan
pertambahan kelas umur populasi akan meningkat atau menurun. R0 pada contoh hipotetik ini
adalah 3.73 artinya populasi nyamuk cenderung bertambah dengan peningkatan 3.73 kali dari
populasi generasi sebelumnya. Jika R0 < 1 artinya populasi nyamuk akan menurun menuju
kepunahan, sedangkan jika R0 > 1 artinya populasi nyamuk akan meningkat.

Aplikasi dari nilai-nilai hasil perhitungan parameter di atas, selain secara langsung dapat
digunakan untuk mengukur pertumbuhan populasi, secara tidak langsung nilai-nilai tersebut
dapat digunakan untuk keperluan lainnya, misalnya untuk evaluasi ketahanan tanaman terhadap
serangan hama (Zeng et al., 1993)

BAB III

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Army, M. Interaksi Populasi. https://www.academia.edu/31422504/Interaksi_populasi. diakses


pada 14 Oktober 2019

Edy, S. 2001. Neraca Kehidupan Dan Matriks Pertumbuhan Populasi.


http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/03112/edy_syahputra1.htm. diakses pada 14
Oktober 2019

Ika, P. 2012. makalah ekologi hewan pertumbuhan populasi.


https://aimarusciencemania.wordpress.com/2012/03/28/makalah-ekologi-hewan-
pertumbuhan-populasi/. diakses pada 14 Oktober 2019

Nur, H. Pertumbuhan Populasi. https://www.academia.edu/9660344/Pertumbuhan_populasi.


diakses pada 14 Oktober 2019

Saroyo, S., Roni, K. 2016. Ekologi Hewan. CV. PATRA MEDIA GRAFINDO BANDUNG

Anda mungkin juga menyukai