Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH GENETIKA

(Pewarisan Gen Ganda/Poligen)

Oleh :

Kelas :A
Kelompok :3
Anggota Kel. :
1. Brigita Atandewa (1506050001)
2. Cicilia Agustin Rohi (1506050005)
3. Eudesia Eresinta Wunga (1506050013)
4. Helsi Junaida Neno (1506050011)
5. Hermina Rosana Dhane (1506050025)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya maka kami dapat menyelesaikan makalah Genetika tentang “Pewarisan
Gen Ganda" ini dengan tepat waktu.

Terima kasih kami sampaikan kepada Dosen Pembina mata kuliah Genetika Ibu Dra.
Theresia Lete Boro, M.Si yang telah membimbing kami dalam belajar, juga terima kasih kepada
teman-teman kelompok yang telah berusaha bekerja sama untuk menyelesaikan makalah ini.
Tidak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah turut serta
membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami selaku penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kategori sempurna sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak untuk perbaikan makalah yang selanjutnya.

Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan makalah ini dapat memberikan manfaat


berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi para pembaca.

Kupang, 11 Maret 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Cover................................................................................................................... 1

Kata Pengantar.................................................................................................... 2

Daftar Isi.............................................................................................................. 3

Bab I. Pendahuluan............................................................................................. 4

A. Latar Belakang........................................................................................ 4

B. Rumusan Masalah................................................................................... 4

C. Tujuan Penulisan..................................................................................... 5

D. Manfaat penulisan................................................................................... 5

Bab II. Tinjauan Pustaka..................................................................................... 6

A. Pengertian Gen Ganda............................................................................. 6

B. Poligen Pada Tumbuh-Tumbuhan........................................................... 7

C. Poligen Pada Manusia............................................................................. 10

Bab III. Pembahasan........................................................................................... 16

Bab IV. Penutup.................................................................................................. 17

A. Kesimpulan............................................................................................. 17

B. Saran........................................................................................................ 17

Daftar Pustaka..................................................................................................... 18

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia di dunia ini pasti berbeda. Salah satunya adalah bentuk garis-garis pada jari,
atau yang lazim kita sebut sebagai 'sidik jari'. Karena sidik jari bersifat unik, setiap orang yang
hidup di bumi mempunyai bentuk sidik jari yang berlainan.. Karena sifat unik inilah, sidik jari
dijadikan sebagai salah satu bukti identitas seseorang yang berlaku secara internasional. Ternyata
sidik jari baru mulai diperhatikan pada akhir abad ke-19. Berawal dari tulisan seseorang ilmuwan
Inggris Henry Faulds pada 1880 yang menyatakan bahwa sidik jari orang-orang tak berubah
sepanjang hayat mereka, dan bahwa terdakwa-terdakwa bisa diyakinkan dengan sidik jari yang
mereka tinggalkan di permukaan benda seperti kaca. Klasifikasi sidik jari yang digunakan secara
luas adalah sistem Henry dan variasi-variasinya yang diperkenalkan oleh Edward Henry (1899).
Klasifikasi sidik jari adalah membagi data pola garis alur sidik jari kedalam kelompok-kelompok
kelas ciri yang menjadi karakteristik sidik jari tersebut yaitu untuk memercepat proses
identifikasi. Ada dua jenis kategori sidik jari yaitu kategori bersifat umum (global) dan kategori
yang bersifat khusus (lokal) yaitu untuk menggambarkan ciri-ciri khusus individual, seperti
jumlah minutiae, jumlah dan posisi inti (core), dan jumlah dan posisi delta.

Beberapa sifat keturunan dapat ditentukan oleh gen autosomal dan ada juga yang
ekspresinya dipengaruhi oleh jenis kelamin (sex). Sifat tersebut dapat tampak pada kedua jenis
kelamin, tetapi pada salah satu jenis kelamin ekspresinya lebih besar dibandingkan jenis kelamin
lainnya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan dalam makalah ini
adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan gen ganda ?
2. Bagaimana poligen pada tumbuhan ?
3. Bagaimana poligen pada Manusia ?

4
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian Gen Ganda.
2. Mengetahui Poligen pada tumbuhan.
3. Mengetahui Poligen pada Manusia.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari Pembuatan makalah ini dimaksudkan untuk memberikan referensi pada
pembaca tentang pewarisan gen ganda (poligen) pada warna kulit dan tinggi badan manusia, dan
pada tumbuhan. Selain itu juga sebagai upaya untuk memacu berbagai pemikiran dan analisis
manusia agar dapat mengembangkan kemampuan reksayasa genetika sehingga muncul teori-
teori dan ilmu pengetahuan yang baru.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Gen Ganda

Gen ganda (multiple gen/poligen) merupakan suatu seri gen ganda yang menentukan sifat
secara kuantitatif. Dalam hal ini, pewarisan sifat dikendalikan oleh lebih dari satu gen pada lokus
yang berbeda dalam kromosom yang sama atau berlainan.

Pada pewarisan sifat, kita dapat menemukan adanya variasi sifat yang diturunkan.Mulai
struktur rambut, bentuk hidung, bentuk kuku, golongan darah, dan lain sebagainya. Fenotip-
fenotip tersebut diturunkan berdasarkan lebih banyaknya presentasi gen-gen dominan yang
terekspresi sehingga akan menurunkan sifat yang mewakili sifat induknya. Selain itu ada warna
mata, warna kulit dan tinggi pendeknya ukuran tubuh manusia yang tidak dipengaruhi faktor
dominan resesif. Namun disebabkan oleh gen ganda (multiple gen / poligen).

Pewarisan sifat yang dikendalikan oleh poligen tersebut pertama kali ditemukan pada
tanaman tembakau (Nicotiana tabacum) oleh J. Kolreuter (1760). Saat menyilangkan tanaman
dengan dua sifat beda, keturunan yang didapat pada F1 adalah intermediet, sedangkan F2
terdapat banyak variasi antara kedua tanaman induknya. Sifat keturunan terlihat berderajat
berdasarkan intensitas dari ekspresi sifat itu.

Dalam genetika kuantitatif, konsep poligen berarti banyak gen digunakan untuk menjelaskan


terbentuknya sifat kuantitatif. Ronald Fisher (1918) dapat menjelaskan bahwa sifat kuantitatif
terbentuk dari banyak gen dengan pengaruh kecil, yang masing-masing bersegregasi
menuruti teori Mendel. Karena pengaruhnya kecil, fenotipe yang diatur oleh gen-gen ini dapat
dipengaruhi oleh lingkungan. Meskipun demikian, penjelasan Fisher ini tetap menempatkan
"gen-gen" yang mengatur sifat kuantitatif sebagai sesuatu yang abstrak karena hanya
merupakan konsep.

6
B. Poligen Pada Tumbuh-Tumbuhan

Persoalan tentang pengaruh poligen ini juga terjadi pada tumbuhan, karena bisa mengetahui
seperti berat buah, tinggi tanaman, ketahanan terhadap hama atau penyakit dan lainnya.

Berikut ini beberapa contoh poligen pada tumbuhan:

1. Perbedaan warna biji pada tanaman gandum

H. Nilsson-Ehle (dari Swedia) dan E.M. East (dari USA) menemukan gen ganda pada
tanaman gandum. Pada waktu tanaman gandum yang berbiji merah (AA x BB)
dikawinkan dengan yang berbiji putih (aabb), didapatkan tanam-tanaman Fi yang sera-
gam yaitu berbunga medium (Gb. XV-2).

Tanam-tanaman F2 memisah dengan perbanding-an fenotip 1 merah : 4 kelam : 6


medium : 4 muda : 1 putih. Jadi menurunnya sifat-sifat secara kuantitatip, tergantung dari
pengaruh kumulatip atau pe-nambahan dari beberapa gen yang masing-masing
menghasil-kan bagian kecil dari seluruh pe-ngaruh. Pada hasil perkawinan monohibrid
(Aa x Aa) kita mengetahui bahwa hanya 1/4 bagian dari F2 menyerupai salah satu
induknya. Perhitungan mengenai banyaknya gen ganda, banyaknya kelas genotip dan
fenotip dalam keturunan dapat diikuti pada tabel 15—1.

7
Perbandingan fenotip dalam F2 pun mengikuti aturan tertentu, ialah:
1 pasang gen menghasilkan perbandingan fenotip 1:2:1
2 pasang gen menghasilkan perbandingan fenotip 1:4:6:4:1
3 pasang gen menghasilkan perbandingan fenotip 1:5:10:10:5:1
n pasang gen menghasilkan perbandingan fenotip (a + b)n
jumlah perbedaan kualitatip
Banyaknyatambahan pengaruh yang dimiliki setiap alel efektip=
jumlah alel efektip

2. Perbedaan berat buah pada tanaman tomat

Kita mengawinkan 2 jenis tanaman tomat (Solanum lycopersicum). Yang satu


menghasilkan buah rata-rata berat 10 gr., yang lain rata-1,4), rata berat 22 gr. Tanam-
tanaman Fi seragam, berat buah rata-rata 16 gr. Dari 150 tanaman dalam F2, maka 10
tanaman menghasilkan buah dengan berat rata-rata 10 gram dan 10 tanaman lagi
menghasil, kan buah dengan berat rata-rata 22 g ram. Berapakah jumlah gen ganda yng
ikut mengambil peranan dan berapa banyaknya tambahan gram yang diberikan oleh
setiap alel efektip?
Jawabnya: Mengingat bahwa banyaknya tanaman dalam F2 yang me-miliki miliki sifat
seperti salah satu induknya adalah 10, berarti = 10/150 = 1/5 bagian.

8
1 n 1
Berdasarkan rumus yang tercantum pada tabel 15-1, maka: ¿ ()
4
=
16
apabila n = 2.

1 1
Angka dekat dengan angka sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa ada 2 pasang
5 16
gen ganda ikut mengambil peranan. Ini berarti ada 4 alel efektip. Jadi setiap alel

2−10
=3 gram .
4
Jadi persilangan itu dapat ditulis sebagai berikut :

3. Perbedaan panjang bunga pada tanaman tembakau

E.M. East dalam percobaannya menggunakan tanaman Nicotiana longiflora (suatu jenis
tanaman tembakau) dengan memperhatikan ukuran panjangnya bunga. Ia mulai
menyilangkan dua jenis tanaman tembakau ini yang dapat mengadakan penyerbukan
sendiri. Yang satu mempunyai bunga dengan ukuran rata-rata 40,5 mm, sedang yang lain
rata-rata 93,3 mm (Gb. XV-3).

9
Tiap jenis ini telah melalui penangkaran kadang untuk waktu yang lama, sehingga pada
waktu percobaan itu dimulai, tanam-tanaman tersebut diduga sudah homozigotik. Tanam-
tanaman F1 semuanya dapat dikatakan seragam dan mempunyai bunga yang ukurannya
terletak di antara ukuran bunga kedua tanaman induknya.
Akan tetapi setelah East membuat inbred dari F1, didapatkan hasil yang menunjukkan
banyak perbedaan. Tanam-tanaman F2 memperlihatkan perbedaan-perbedaan yang lebih
luas daripada tanam-tanaman Fi . Hal ini memberi petunjuk bahwa perbedaan itu tidak
disebabkan oleh lingkungan, melainkan genetik. Bahwa faktor genetik
mempengaruhinya, dapat dilihat pada F3 yang berasal dari tanam-tanaman F2 yang
berbeda-beda.

C. Poligen Pada Manusia

Poligen merupakan suatu proses/jalan bagi pewarisan sifat keturunan manusia. Ada 7
pewarisan sifat ganda pada manusia, antara lain :
 Perbedaan pigmentasi kulit
 Perbedaan tinggi tubuh
 Sidik jari
 Bibir sumbing dan celah langit-langit

10
 Warna mata manusia
 Hidrosifasi, diabetes, tekanan darah tinggi
 Beberapa penyakit jantung ( Intelegusia )

Berikut ini ada 3 contoh pewarisan gen ganda (poligen) pada manusia yang dapat diberikan :

1. Perbedaan pigmentasi kulit pada manusia

Pigmentasi kulit manusia memperlihatkan sifat kuantitatif yang bervariasi dari warna
muda sampai dengan hitam-arang. Segera setelah Nilsson-Ehle mengemukakan
hipotesanya tentang multipel gen pada tanaman gandum, maka G.C. dan C.B. Davenport
segera menemukan pengaruh poligen pada manusia, yaitu dengan mengukur intensitas
dari warna kulit orang. Antara warna putih sampai dengan warna hitam arang, mereka
membedakan 4 derajat warna, yaitu dari 0 sampai dengan 4. Sejumlah perkawinan antara
orang kulit putih dengan orang Negro menghasilkan Fi yang mempunyai warna kulit di
antara warna kulit kedua orang tua mereka.
Warna kulit jelas diwariskan secara genetik. Kita dapat mengetahui jumlah perbedaan
gen yang ikut ambil bagian didalamnya setelah mengikuti pemisahan warna kulit pada
individu-individu F2 (Gb. XV-4).

11
Pada individu F2 dapat dibedakan 5 derajat warna kulit, yaitu putih, hampir putih, sawo
matang (lazim disebut mulatto), hitam biasa dan hitam-arang. Ternyata bahwa pigmentasi
kulit itu ditentukan oleh dua pasang gen (misalnya saja A dan B), yang kedua-duanya
dominan terhadap alel-alelnya resesip (yaitu a dan b). Jadi derajat warna pertama, yaitu
O, adalah kulit putih dan mempunyai genotip aabb. Derajat warna kedua, . yaitu 1, adalah
hampir putih dan mempunyai genotip Aabb atau aaBb. Orang berkulit sawo matang
(mulatto) mempunyai genotip AaBb.
Berdasarkan pendapat bahwa pigmentasi kulit itu ditentukan oleh dua pasang gen, maka
perkawinan dua orang berkulit sawo matang (mulatto) diharapkan menghasilkan
keturunan dengan perbandingan fenotip sebagai 1:4:6:4:1 (Gb. XV-5).

Contoh Kasus

12
Bagan di atas merupakan kasus yang diangkat dari fenomena yang terjadi di lingkungan
sekitar kita. Yang disorot pada lingkaran merah di atas adalah bagaimana bisa kedua
orang tua berwarna kulit putih, lalu menurunkan 2 orang anak putih dan satu coklat?
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa pigmentasi kulit manusia merupakan hal yang
dipengaruhi gen ganda, atau alel ganda. Pada saat pembentukan gamet, tidak terjadi satu
gen saja yang dominan dan terekspresi, namun gen ganda pada kromosom tersebut
bersama-sama menyumbangkan pengaruhnya dan terekspresi secara bebas. Jadi, orang
tua yang berkulit putih belum tentu akan menurunkan keturunan yang sepenuhnya
berkulit putih, karena harus dilihat juga urutan pohon keluarga di atas orang tua.
Namun, bila pernikahan dilakukan dengan sesama jenis warna kulit dan dilakukan secara
terus menerus hingga beberapa generasi, maka gen pembawa sifat dari orang tua akan
lebih mendominasi dan menghasilkan filial menurun dari orang tua. Sebagai contoh,
orang-orang bangsa negro jika menikah dengan sama-sama orang negro dan dari
generasi-generasi melakukan pernikahan serupa, maka anomali keturunan berwarna kulit
putih tidak akan terjadi, karena gen pigmen warna gelap/ hitam akan menjadi lebih
terekspresi, dan dikarenakan parental-parental sebelumnya tidak mempunyai fenotip
berkulit terang, maka lama-kelamaan gen pembawa kulit terang tidak diturunkan. Tapi,
perlu diingat bahwa sebenarnya orang negro tetap memiliki sifat gen warna kulit putih,
hanya saja gen warna putih tersebut tidak terekspresi.

13
Jadi, bagan di atas dapat memberi gambaran bahwa tidak berarti filial yang berwarna
kulit coklat bukan keturunan dari mereka, atau alasan lainnya, namun karena kedua gen
(gen ganda) yang membawa warna kulit terekspresi secara bersama-sama dengan
kontribusi yang berbeda dan secara kebetulan warna coklat komposisinya lebih banyak.

2. Perbedaan tinggi tubuh orang

Tinggi tubuh orang pun ternyata dipengaruhi oleh poligen. Menurut penyelidikan, 4
pasang gen ikut mempengaruhinya. Akan tetapi di sini dapat dibedakan adanya gen-gen
dasar (= gen-gen yang menentukan tinggi dasar dari orang) dan gen-gen ganda (= gen-
gen yang memberi tambahan pada tinggi dasar). Gen-gen ganda dinyatakan dengan huruf
(untuk tinggi) dan t (untuk rendah), sedangkan gen-gen dasar dinyatakan dengan simbol
a, b, c, d.
Contohnya: Andaikan tinggi dasar orang Indonesia normal ialah 140 cm. Setiap alel T
yang terdapat dalam genotip seseorang memberi tambahan misalnya 6 cm. Alel t tidak
memberi tambahan apaaun pada tinggi dasar orang. Jadi orang laki-laki bergenotip
aTaTbTbtcTctdTdt mempunyai ukuran tinggi 140 cm + (5 x 6 cm) = 170 cm. Orang
perempuan bergenotip aTaTbtbtctctdtdt mempunyai ukuran tinggi 140 cm + (2 x 6 cm) =
152 cm. Bila keduaorang itu kawin, maka anak-anak mereka dapat mempunyai ukuran
tinggi berbeda-beda (Gb. XV-6).

3. Perbedaan pola sidik jari manusia

14
Pola sidik jari merupakan salah satu contoh poligen (gen ganda/multipel gen) pada
manusia. Berdasarkan sistem Galton ada tiga, yaitu loop, arch, whorl.

Sidik jari seseorang akan tetap semenjak 3 bulan dalam kandungan dan tidak akan
berubah oleh lingkungan.
Frekuensi berbagai pola sidik jari bervariasi pada lengkung kira-kira 5% bentuk sosok
65-70% dan bentuk lingkaran 35-30%.
Sidik jari adalah pola-pola guratan-guratan pada jari manusia. Ridge atau pola garis yang
menonjol pada jari manusia akan berkembang secara acak dan unik.
Susunan rigi pada epidermis dapat di amati pada telapak tangan, jari tangan, telapak kaki,
tetapi yang paling mudah di amati adalah jari tangan. Pembentukan rigi dermal ini terjadi
pada fetus usia 3 sampai 4 bulan dalam kandungan. Dan apabila sudah terbentuk
sempurna maka polanya tidak akan berubah selama hidup. Sidik jari adalah gambaran
yang menunjukkan aur-alur pada ujung jari manusia. Gambaran ini bisa di dapat dengan
cara menyentuhkan ujung jari pada tinta atau zat warna lainnya, kemudian di tempelkan
pada kertas atau media lain yang dapat mencetak gambar. Setiap orang memiliki sidik jari

15
berbeda-beda, bahkan orang kembar identik sekalipun, karena itu sidik jari bisa menjadi
sarana identifikasi seseorang yang paling aman.
Frekuensi pola sulur ini berbeda utuk setiap bangsa, juga berbeda untuk laki-laki dan
perempuan. Pada populasi kulit putih dan kulit hitam bnanyak dijumpai pola loop,
sedangkan whorl banyak dijumpai pada populasi bangsa Mongoloid, populasi penduduk
Australia dan populasi bangsa Melanesia dan Pasifik. Pola arch paling sedikit ditemukan
untuk semua populasi baangsa, biasanya kurang dari 10 %. Hanya pada populasi
Bushman (Bangsa Negroid yang hidup di Afrika Selatan) pola arch dijumpai lebih dari
10 %. Dalam populasi rata-rata pola arch dijumpai 5%, pola loop 65-75% dan whorl 25-
30%.
Metode ini melibatkan perhitungan jumlah rigi mulai dari triradius sampai pusat rigi.
Oleh karena itu pola arch jumlah rigi adalah nol. Jika ada dua triradius, maka rigi dari
semua jari tangan dijumlahkan sehingga disebut total finger ridge count. Pada perempuan
jumlah rigi rata-rata 127 dan laki-laki 144.

16
BAB III
PEMBAHASAN

Tidak semua karakter akan menurun dalam kelas-kelas fenotip yang terbagi secara jelas,
seperti pada pola pewarisan Mendel. Pada Mendel karakter-karakter terpisah jelas berdasarkan
kelas-kelas fenotipnya. Hasil yang diperoleh Mendel pada persilangan kacang kapri tinggi
dengan kacang kapri pendek, didapatkan F1 semua tinggi. Beberapa keturunan F2 tinggi dan
sebagian lainnya adalah pendek, dengan perbandingan 3 tinggi: 1 pendek. Sedangkan hasil
persilangan tembakau pendek x tinggi yang dilakukan oleh Joseph Kolrueter (1760) F1
intermediet diantara ukuran kedua tetuanya, dan keturunan F2 menunjukkan adanya fenotipe
kontiniu dari tetua pendek menuju tetua tinggi, dengan sebaran normal. Sehingga tidak dapat
dibedakan dengan jelas kelas-kelas fenotipnya.

Pada penemuan Kolrueter, alel-elel pada tembakau mempunyai pengaruh kumulatif serta
dominant tidak sempurna, sedangkan penemuan Mendel pada kacang kapri didapatkan sifat
dominan sempurna. Gen-gen yang tidak sealel mempunyai pengaruh kumulatif pada sifat-sifat
tertentu. Penjelasan keragaman kontiniu tersebut disebutkan sebagai hipotesis gen ganda
(Multiple-gene Hypothesis) .

Poligen merupakan salah satu dari suatu seri gen ganda yang menentukan pewarisan secara
kuantitatif (karakter keturunan nampak berderajat berdasarkan intensitas dari ekspresi karakter
tersebut). Beberapa karakter tanaman dipengaruhi oleh gen-gen ganda, sehingga ekspresinya
tidak dapat dibedakan secara jelas atau membentuk suatu sebaran normal (kontinu). Ekspresi gen
ganda dapat diamati pada karakter tinggi tanaman, bobot biji, dan warna biji gandum. Selain itu,
pada manusia juga dapat diamati ekspresi gen ganda pada karakter pigmentasi kulit, tinggi tubuh
orang, sidik jari dan lain-lainnya.

17
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :

1. Gen ganda (multiple gen/poligen) merupakan suatu seri gen ganda yang menentukan
sifat secara kuantitatif. Dalam hal ini, pewarisan sifat dikendalikan oleh lebih dari satu
gen pada lokus yang berbeda dalam kromosom yang sama atau berlainan.
2. Poligen pada tumbuhan meliputi berat buah, tinggi tanaman, ketahanan terhadap hama
atau penyakit dan lainnya
3. Ada 7 pewarisan sifat ganda pada manusia, antara lain: perbedaan pigmentasi kulit,
perbedaan tinggi tubuh, sidik jari, bibir sumbing dan celah langit-langit, warna mata
manusia, hidrosifasi, diabetes, tekanan darah tinggi dan beberapa penyakit jantung
(Intelegusia).

B. Saran

Berdasarkan hasil penulisan makalah ini penulis ingin memberikan beberapa saran sebagai
berikut :

1. Banyak penelitian-penelitian yang berkaitan dengan pewarisan sifat ganda yang dapat
dilakukan.
2. Disarankan kepada pemerintah dan masyarkat agar dapat memanfaatkan berbagai
penelitian-penelian di bidang genetika yang telah ada untuk mengatasi berbagai
permasalahan pewarisan keturuan..

18
DAFTAR PUSTAKA

Robinsyah, putra . 2015. Poligen Genetika. Terdapat pada: https://www.academia.edu/23518147/


poligen_robin_genetika. Diakses pada tanggal 15 Mei 2017.

Suryo.2010.Genetika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Yatim, wildan. 1986. Genetika. Tarsito. Bandung.

19

Anda mungkin juga menyukai