Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

ZAT PENGATUR TUMBUH

Acara VII
PENGARUH RETARDANT (Paclobutrazol) TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN PRODUKSI TANAMAN

OLEH

Nama mahasiswa : Monita Suhajah


NIM : C1M016113

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2019
Acara VII
PENGARUH RETARDANT (Paclobutrazol) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
PRODUKSI TANAMAN

A. Tujuan Praktikum: Untuk mempelajari pengaruh hormone retardant (paclobutrazol)


terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman.

B. Tinjauan Pustaka
Tomat (Licopersicon esculentum Mill) termasuk tanaman hortikultura yang sudah dikenal
sejak dahulu. Buah tomat banyak mengandung zat – zat yang berguna bagi tubuh manusia.
Zat – zat yang terkandung didalamnya adalah vitamin C,vitamin A (karoten ), dan mineral.
Vitamin C berguna untuk memelihara kesehatan gigi dan gusi, mempercepat sembuhnya
luka – luka, vitamin A dapat menyembuhkan penyakit rabun senja, membangun sel darah
merah (Poerwanto, 2006)

Produksi tanaman tomat di Indonesia pada tahun 2013 adalah 992.780 ton, tahun 2014
adalah 915.987 ton dan tahun 2015 adalah 878.741 ton. Untuk provinsi Sulawesi Utara
produksi tanaman tomat pada tahun 2013 adalah 26.012 ton, tahun 2014 adalah 28.124 ton
dan pada tahun 2015 adalah 25.118 ton (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2015).
Menurunnya produksi tomat dapat disebabkan oleh banyak faktor antara lain, rentan
terhadap hama penyakit, dan curah hujan. Selain dari itu sebagai salah satu faktor penyebab
rendahnya produksi tanaman tomat adalah pengaruh cuaca buruk seperti angin kencang,
yang dapat menyebabkan tanaman tomat mudah rebah karena tidak mampu menopang berat
buah dan menyebabkan buah menjadi busuk, sehingga produksi dan kualitas menurun
(Dahlan, 2003)

Paclobutrazol merupakan ZPT yang berfungsi menghambat biosintesis giberelin,


sehingga pemberian zat tersebut menyebabkan terhambatnya pemanjangan batang dan
menstimulasi induksi bunga (Poerwanto et al., 1997). Hasil penelitian Blanco (1988)
menunjukkan bahwa paclobutrazol menghambat perkembangan tunas tetapi meningkatkan
ukuran buah peach dan hasil penelitian Kuden et al. (1995) menunjukkan bahwa
paclobutrazol dengan konsentrasi 250 ppm menekan pertumbuhan tajuk tanaman aprikot
34,1% ˗ 42,2% dan dapat meningkatkan perkembangan buah serta hasil penelitian Rahman
et al. (1989) menunjukkan bahwa pemberian paclobutrazol dengan konsentrasi 200 ppm dan
400 ppm dapat meningkatkan jumlah buah tomat per tanaman (Artanti, 2007)

C. Metode Percobaan
Tanggal dan Tempat Praktikum:
Praktikum dilaksanakan di Laboratorium dan Kebun Percobaan Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian Unram, dari tanggal 16 April sampai dengan 7 Juni 2019.
Bahan dan Alat:
1. Benih/bibit tanaman tomat.
2. Air, paclobutrazol, pupuk phonska, pupuk kandang.
3. Polybag, cangkul, hand sprayer, timbangan dan alat tulis menulis.
Prosedur:
1. Disiapkan bibit tanaman tomat sesuai kebutuhan perlakuan dan jumlah ulangan.
2. Diberi pupuk phonska (15g/pot) dan pupuk kandang (100g/pot).
3. Disiapkan larutan paclobutrazol sesuai konsentrasi perlakuan.
4. Diberi perlakuan ZPT dilakukan pada saat tanaman berumur 14 HST.
5. Disiram secukupnya agar media cukup lembab.
Parameter Pengamatan:
- Tinggi tanaman diukur mulai 7 hari setelah perlakuan, interval waktu 10 hari hingga
panen.
- Waktu / saat berbunga (hari setelah tanam dan setelah perlakuan ZPT)
- Jumlah dompolan bunga dan buah per tanaman, dan jumlah bunga dan buah per
dompolan.
- Berat dipanen dalam interval waktu 3 hari, buah segar buah ditimbang pada saat panen.

D. Hasil dan Pembahasan


Hasil:
Tabel 1. Tinggi tanaman tomat dan jumlah daun pada tanaman tomat

Tanaman tomat Ulangan Perlakuan


kontrol 50 ppm 100 ppm 150 ppm
Tinggi awal (cm) 1 40 40 30 40
2 32 30 34 41
3 23 18 33 37
4 31 30 37.5 43
Rerata 31.5 29.5 33.6 40.2
Jumlah daun 1 10 10 9 11
2 9 9 9 10
3 8 7 10 8
4 9 10 9 9
Rerata 9 10 9 9
Tinggi 7 HSP 1 49 54 42 54
2 45 52 48 52
3 39 49 46 49
4 44 54 55 54
Rerata 44.2 52.2 47.7 52.2
Jumlah daun 7 1 10 12 11 13
HSP 2 12 12 13 13
3 11 10 12 12
4 12 13 12 11
Rerata 11.2 11.7 12 12.2
Tinggi 14 HSP 1 53 58 48 60
2 47 54 55 54
3 43 40 52 51
4 44 52 56 54
Rerata 46.7 51 52.7 54.7
Jumlah daun 14 1 11 12 13 13
HSP 2 12 12 12 12
3 11 11 12 12
4 12 12 13 13
Rerata 11.5 11.7 12.5 12.5
Tinggi tanaman 1 59 66.7 63.5 70.5
21 HSP 2 58.8 61 66 67.2
3 59 58.5 61.5 70
4 66.5 66.7 71 75
Rerata 60.8 63.2 65.5 70.6
Jumlah daun 21 1 18 15 18 18
HSP 2 16 17 17 17
3 16 13 18 15
4 16 16 17 18
Rerata 16.5 15.2 17.5 17
Tinggi tanaman 1 59 60 54 65
28 HSP 2 54 57 58 58
3 50 48 60 60
4 52 60 61 63
Rerata 53.7 56.2 58.2 61.5
Jumlah daun 28 1 17 13 18 16
HSP 2 14 15 18 17
3 12 14 16 13
4 15 17 16 14
Rerata 14.5 14.7 17 15
Tinggi tanaman 1 60 66 60 65
35 HSP 2 61 63 63 65
3 60 59 63 73
4 61 62 79 79
Rerata 60.5 62.5 66.2 70.5
Jumlah daun 35 1 12 17 12 13
HSP 2 14 16 11 7
3 15 12 14 13
4 15 12 17 17
Rerata 14 14.2 13.5 12.5

Tabel 2. Waktu berbunga pada tanaman tomat


Waktu berbunga Ulangan Perlakuan
dan JB kontrol 50 ppm 100 ppm 150 ppm
7 HSP 1 3 - 3 2
2 3 2 2 3
3 - - 2 -
4 - 1 - -
Rerata 3 1.5 2.3 2.5
8 HSP 1 2 2 - 2
2 - 1 - 1
3 1 - 3 -
4 2 2 2 -
Rerata 1.7 1.7 2.5 1.5
9 HSP 1 1 1 - -
2 - 2 - 2
3 - - 1 -
4 2 - - -
Rerata 1.5 1.5 1 2
11 HSP 1 - 3 -
2 - - 3 2
3 1 - 3
4 - - -
Rerata 1 3 2 2.3
12 HSP 1 - 1 - 3
2 - - - 1
3 - - - -
4 - - 2 -
Rerata - 1 2 2
13 HSP 1 - 1 - -
2 - - - -
3 - - 1 -
4 - - 2 -
Rerata - 1 1.5 -
14 HSP 1 - - - 1
2 - - - -
3 - - 1
4 - 2 - 1
Rerata - 2 - 1-
21 HSP 1 2 1 2 2
2 1 2 2 2
3 1 0 2 1
4 1 2 2 2
Rerata 1.2 1.2 2 1.7
28 HSP 1 2 1 2 2
2 1 2 2 2
3 1 0 2 1
4 1 2 2 2
Rerata 1.2 1.2 2 1.7
35 HSP 1 4 3 4 6
2 2 4 3 7
3 3 5 3 2
4 3 3 1 1
Rerata 3 3.7 2.7 4

Pembahasan:

Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan terhadap tinggi dan jumlah daun sejak
tanam sampai dengan 35 HSP. Selain itu, dilakukan juga pengamatan waktu berbunga sejak
7 HSP sampai dengan 35 HSP, dengan tujuan mengetahui perbandingan tingkat
pertumbuhan dan produksi tanaman tomat. Praktikum ini dilakukan dengan 4 kali ulangan
dengan 4 perlakuan, antara lain kontrol, paclobutrazol 50 ppm, paclobutrazol 100 ppm, dan
paclobutrazol 150 ppm.
Berdasarkan data yang telah diperoleh, dapat dilihat bahwa tingkat pertumbuhan dan
produksi tanaman tomat berbeda pada setiap perlakuan. Pada pengamatan tinggi tanaman,
diperoleh rerata untuk kontrol sebesar 61, P1 sebesar 62, P2 sebesar 79 dan P3 sebesar 79.
Sedangkan pada pengamatan jumlah daun diperoleh rerata untuk control sebesar 14, P1
sebesar 14,2, P2 sebesar 13,5, dan P3 sebesar 12,5. Pada pengamatan jumlah bunga yang
dilakukan pada saat tanaman berumur 7 HSP sampai dengan 35 HSP, diperoleh rerata pada
control sejumlah 3, P1 sejumlah 3,7, P2 sejumlah 2,7, dan P3 sejumlah 4. Perbedaan tersebut
disebabkan oleh jumlah konsentrasi retardant (paclobutrazol ) yang diberikan pada masing-
masing perlakuan.
Retardan berfungsi untuk menghambat pembentukan giberellin, yang merupakan
hormone tanaman utama yang berperan dalam pemanjangan sel. Fungsi lain dari retardan
yaitu untuk meningkatkan kualitas penampilan tanaman dengan mengatur tinggi dan bentuk
tanaman dari cekaman stress selama tanaman dalam proses pengangkutan dari produsen ke
konsumen.
Retardan diklasifikasikan menjadi retardan alami dan retardan sintetik berdasarkan
sumber retardan tersebut. Contoh dari retardan alami yaitubenzoic acid, coumarin,
dan cinnamic acid. Beberapa retardan sintetik umum digunakan dalam budidaya
hortikultura. Contoh retardan sintetik yaitu daminozide (Alar dan B-nine), chloromequat
(cycocel), ancymindol (A-Rest), paclobutrazol (Bonzi), dan maleic hydrazine. Fungsi dari
retardan tersebut yaitu menghambat pemanjangan internode, membentuk tanaman menjadi
kompak, dan bentuk tanaman lebih menarik.
Paclobutrazol merupakan zat pengatur pertumbuhan yang digunakan untuk memodifikasi
struktur fisik dari tanaman pada tanaman. Paclobutrazol merupakan retardan yang
menghambat pemanjangan sel serta pemanjangan ruas batang dengan cara menghambat
biosintesis giberelin. Prinsip kerja paclobutrazol di dalam tanaman menghambat biosintesis
giberellin dengan cara menekan kaurene sehingga tidak terjadi pembentukan kaurenoat. Hal
ini mengakibatkan penurunan laju pembelahan sel secara morfologis dimana terlihat adanya
pengurangan asimilat ke pertumbuhan reproduktif untuk pembungaan.
Paclobutrazol merupakan retardan yang dapat menghambat biosintesis giberelin dalam
tanaman dan menekan pengaruh asam absisik, etilen dan IAA dalam tanaman. Paclobutrazol
juga dikenal dapat melindungi tanaman dari cekaman stress dan dapat meningkatkan
pertumbuhan akar tanaman pada situasi tertentu.
Paclobutrazol merupakan zat penghambat tumbuh (growth retardant), bersifat
menghambat biosintesis giberelin yang sudah banyak dibuktikan sangat efektif menurunkan
pertumbuhan vegetatif tanaman sehingga penggunaan zat tersebut dapat merangsang
terjadinya pembungaan. Paklobutrazol dengan rumus empiris C15H20 CN3O menghambat
biosintesis giberelin pada oksidasi entkaurena untuk menjadi asam ent-kaurenoid. Pemberian
Paklobutrazol akan menghambat pertumbuhan dan meningkatkan jumlah gula tersimpan di
pucuk, yang pada umumnya pada tanaman buah, kandungan giberelin yang tinggi akan
menghambat pembungaan dimana giberelin menstimulasi pertumbuhan dan meningkatkan
suplai karbon pucuk, yang apabila diberi paklobutrazol akan terjadinya penurunan drastis
pada kandungan giberelin (GA3, GA5, dan GA2) sehingga tanaman akan menginduksi
bunga.
Zat pengatur tumbuh atau retardant adalah tipe senyawa organik sintetik yang
menghambat perpanjangan batang, meningkatkan warna hijau daun, dan secara tidak
langsung mempengaruhi pembungaan tanpa
menyebabkan pertumbuhan yang abnormal. Paklobutrazol ini dapat digunakan pada semua
tanaman berkayu yang merupakan tanaman berbiji terbuka atau angiospermae.

Kesimpulan

1. Rerata tinggi tanaman 35 HSP pada kontrol sebesar 61, P1 sebesar 61, P2 sebesar 79,
dan P3 sebesar 79. Sedangkan rerata jumlah daun 35 HSP pada control sejumlah 14, P1
sebesar 14,2, P2 sebesar 13,5, dan P3 sebesar 12,5.
2. Rerata waktu berbunga dan JB pada kontrol sejumlah 3, pada P1 sejumlah 3,7, pada P2
sejumlah 2,7 dan pada P3 sejumlah 4.
3. Perbedaan tersebut disebabkan oleh jumlah konsentrasi retardant (paclobutrazol ) yang
diberikan pada masing-masing perlakuan.

Daftar Pustaka

Artanti. 2007. Retardant Alami dan Sinitetik. Pustaka Jaya. Bogor.

Dahlan. 2003. Zat Pengatur Tumbuh. Bima Aksara. Jakarta.

Poerwanto. 2006. Hormon pada Tumbuhan. PT. Raja Grafindo.

Anda mungkin juga menyukai