Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI TUMBUHAN

TUMBUH DAN PERKEMBANGAN


Disusun oleh:

Kelompok : VI B
Nama anggota kelompok : Salsabila Rifdah PW (F1D020042)
Hengki Turnando (F1D020014)
Helvi Cantika (F1D020026)
Wahyu Handoko (F1D020058)
Ices Kurniawati (F1D020072)

PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Faktor yang mempengeruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan ada
dua, yakni faktor dari dalam dan faktor lingkungan. Pertama, faktor dalam adalah
semua faktor yang terdapat dalam tubuh tumbuhan antara lain faktor genetik
yang terdapat di dalam gen dan hormon. Gen berfungsi mengatur sintesis enzim
untuk mengendalikan proses kimia dalam sel. Hal ini yang menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan hormon merupakan senyawa
organik tumbuhan yang mampu menimbulkan respon fisiologi pada tumbuhan.
Kedua, faktor lingkungan termasuk Nutrisi dan Air, Cahaya, Oksigen, Suhu
udara dan terakhir Kelembaban. Adapun terkait nutrisi dan air, nutrisi merupakan
zat yang dibutuhkan organisme untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik sesuai dengan fungsinya. Begitu pula dengan cahaya. Kualitas, intensitas,
dan lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan mempunyai pengaruh yang besar
terhadap berbagai proses fisiologi tumbuhan. Selain itu, oksigen mempengaruhi
pertumbuhan tumbuhan. Dalam respirasi pada tumbuhan, terjadi penggunaan
oksigen untuk menghasilkan energi. Energi ini digunakan, antara lain untuk
pemecahan kulit biji dalam perkecambahan, dan aktivitas tumbuhan
(Hasmiati et al., 2017).
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan dari pratikum ini adalah
mengamati kepentingan air dalam proses perkecambahan, mengamati peran
oksigen dalam perkecambahan, membandingkan perkecambahan pada suhu
berbeda, membandingkan pengaruh ekstrak buah terhadap perkecambahan dan
membandingkan pengaruh ekstrak organ tumbuhan terhadap perkecambahan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pratikum ini adalah :
1. Mengamati kepentingan air dalam proses perkecambahan.
2. Mengamati peran oksigen dalam perkecambahan.
3. Membandingkan perkecambahan pada suhu berbeda.
5. Membandingkan pengaruh ekstrak buah terhadap perkecambahan dan
membandingkan pengaruh ekstrak organ tumbuhan terhadap perkecambahan.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Fisiologi Tumbuhan yang berjudul tumbuh dan perkembngan
Diini dilaksanakan pada Selasa, 6 September 2022 pada pukul 13.00 WIB sampai
dengan selesai, di Laboratorium Botani, Gedung Basic Science, Jurusan Biologi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Bengkulu.
2.2 Alat dan Bahan
2.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cawan tumbuh, oven,
kulkas, cawan Petri, pinset, tissue, lumpang porselin, mortal dan pipet tetes.
2.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu biji tanaman Ipomoea
aquatica, pasir steril, botol bertutup, kertas saring, air, ekstrak tomat, ekstrak
jeruk, ekstrak akar tanaman Ipomoea aquatica, ekstrak batang tanaman Ipomoea
aquatica dan ekstrak daun tanaman Ipomoea aquatica.
2.3 Prosedur Kerja
2.3.1 Air dan Perkecambahan
20 biji yang telah direndam, diletakkan pada cawan yang telah diisi media
tumbuh dan jangan diberikan air selama percobaan ini dilakukan. Kemudian pada
cawan lainnya yang juga telah diisi media tumbuh diletakkan 20 biji yang lain dan
dibasahi kembali dengan sedikit air menggunakan sprayer. Lalu kedua perlakuan
ini dibiarkan selama beberapa hari sampai dua daun pertama terbuka sempurna.
Kemudian diamati dan dibandingkan, serta dibuat dalam tabel dan didiskusikan.
2.3.2 Kepentingan Udara Bagi Perkecambahan
Kedua botol dilapisi dengan kertas merang sebanyak dua lapis. Botol (I)
yang bertutup diisi dengan air mendidih yang telah didinginkan sampai kertas
terendam dan 20 biji dimasukkan lalu segera ditutup kembali dengan kuat (air
mendidih yang telah dingin ini mengandung oksigen sedikit sekali, keadaan ini
dianggap sebagai anaerob). Kemudian pada botol (II) yang tak bertutup diberikan
beberapa tetes air biasa sampai kertas cukup basah dan diletakkan 20 biji lainnya.
Lalu kedua perlakuan ini ditempatkan pada tempat hangat dan diamati selama 14
hari serta dibuat tabel perkecambahan dan didiskusikan.
2.3.3 Pengaruh Suhu Terhadap Perkecambahan
Masing-masing baki tersebut diisi dengan media tumbuh setinggi 10 mm
dan 20 biji diletakkan serta dibasahkan dengan air. Selanjutnya cawan
ditempatkan pada suhu yang berbeda, yaitu pada suhu kamar (26-30 °C), ruang
dingin atau pada refrigerator (4 °C), dan pada oven 60 °C. Lalu ketiga perlakuan
dibiarkan selama 14 hari dan dicatat berapa biji yang tumbuh (persentase) dan
dibuat tabel serta didiskusikan hubungan antara perkecambahan dan suhu.
2.3.4 Pengaruh Zat Penghambat Terhadap Perkecambahan Biji
a. Zat Penghambat Daging Buah
Buah tomat dan jeruk dicuci sampai bersih kemudian diperas dan cairan
yang diperoleh disaring. Kemudian dibuat 3 kelompok biji tanaman masing-
masing 25 butir dan dimasukkan dalam cawan Petri tanpa alas (media tumbuh)
dan diberi perlakuan berikut, yaitu didalam 10 mL jus tomat, didalam 10 mL jus
jeruk, dan didalam aquades sebagai kontrol. Setiap hari cairan buah diganti
dengan yang baru, tetapi sebelumnya biji dicuci air mengalir sampai bersih. Lalu
diamati biji yang berkecambah. Setiap biji yang telah berkecambah, sesudah
dihitung harus dikeluarkan/ dipindahkan sehingga didalam cawan Petri hanya
tinggal biji-biji yang belum berkecambah. Setelah perkecambahan biji pada
kontrol mencapai 70%, semua biji yang belum berkecambah dalam cairan buah
dicuci dan dikecambahkan kembali dalam air. Pengamatan dilanjutkan sampai
persentase biji yang berkecambah pada kontrol mencapai 100%. Lalu diamati
kapan biji mulai berkecambah, berapa banyak biji yang berkecambah setiap hari,
dan ditentukan persentase biji yang berkecambah.
b. Zat Penghambat Ekstrak Bagian Organ Tumbuhan
Bagian organ tumbuhan yang dipilih (akar, batang, daun, dan bunga) dipilih
dan ditimbang masing-masing bagian sebanyak 20 g, lalu dibersihkan dan digerus
menggunakan lumpang porselin. Kemudian ditambahkan air secukupnya dan
disaring ke dalam labu ukur lalu diencerkan sampai 100 mL. Selanjutnya dibuat
kelompok biji tanaman masing-masing 25 butir dan dimasukkan dalam baki
kecambah dengan alas kertas saring dan diberi perlakuan seperti, satu kelompok
dalam ekstrak batang dan satu kelompok dalam ekstrak daun. Lalu diamati kapan
biji mulai berkecambah dan berapa banyak biji yang berkecambah tiap hari dan
ditentukan persentase biji yang berkecambah. Setiap biji yang sudah
berkecambah, sesudah dihitung harus dibuang sehingga didalam baki kecambah
hanya tinggal biji-biji yang belum berkecambah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapat dari pratikum yang berjudul tumbuh dan
perkembangan ini adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Pengamatan Percobaan 9-11 ( Air dan Perkecambahan, Kepentingan Udara
Bagi Perkecambahan, Pengaruh Suhu Terhadap Perkecambahan).

Jumlah Biji Tumbuh Hari Ke


Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 1 13 14
0 2
Air Kering 2 3 3 5 6 6 7 7 7 7 7 7 7 7

Air Basah 10 13 15 17 18 18 19 19 19 2 20 2 20 20
0 0
Udara Tertutup 0 1 4 7 9 12 12 14 15 1 17 1 19 19
7 7
Udara Terbuka 0 1 5 7 7 9 9 12 12 1 15 1 17 19
4 7
Suhu 4 ℃ 1 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5

Suhu 26-30 ℃ 5 8 9 11 13 13 13 13 13 1 13 1 13 13
3 3
Suhu 60 ℃ 0 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Tabel 2. Hasil Pengamatan Percobaan 13 (Pengaruh Zat Penghambat Terhadap


Perkecambahan Biji)

Jumlah kecambah hari ke


Ekstrak
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Ekstrak Tomat 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0

Ekstrak Jeruk 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Cairan Kontrol 2 2 4 6 4 2 0 0 0 0 0 0 0 0

Ekstrak Akar 0 0 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0
Ekstrak Batang 1 0 1 2 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0

Ekstrak Daun 0 1 1 1 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0
4.2 Pembahasan
Pada percobaan 9 yaitu air dan perkecambahan, dilakukan dua uji coba. Pada
cawan tumbuh 1, bibit tanaman ditanam pada media pasir steril kering, kemudian
pada cawan tumbuh 2, bibit tanaman ditanam pada media pasir steril dan diberi
air. Dapat dilihat dari hasil diatas bahwa pada perlakuan dengan media kering dari
hari ke-1 hingga hari ke-14 jumlah bibit yang berkecambah yaitu berturut-turut 2,
3, 3, 5, 6, 6, 7, 7, 7, 7, 7, 7, 7. Sedangkan pada perlakuan dengan media pasir
diberi air dari hari ke-1 hingga hari ke-14 jumlah bibit yang berkecambah yaitu
berturut-turut 10, 13, 15, 17, 18, 18, 19, 19, 19, 20, 20, 20. Hal ini menunjukkan
bahwa bibit akan lebih mudah berkecambah pada tempat yang cukup akan
kebutuhan airnya dibandingkan tempat yang kering. Hal ini sesuai dengan
literatur yang menyatakan bahwa pada tanaman, air sangat berperan penting. Air
berperan dalam menjaga turgiditas sel seperti pembesaran sel, proses
membukanya stomata, penyusunan protoplasma, serta pengatur suhu tanaman
(Trimayora dan Fuadiyah, 2021).
Selanjutnya pada percobaan 10 yaitu percobaan kepentingan udara bagi
perkecambahan, terdapat dua perlakuan. Pertama, kecambah diletakkan pada
toples yang terbuka dengan air biasa dan yang kedua kecambah diletakkan pada
toples yang tertutup dengan air mendidih yang telah didinginkan. Air mendidih
yang telah didinginkan tersebut dianggap sebagai oksigen pada kecambah dalam
wadah tertutup. Dapat dilihat dari hasil diatas bahwa pertumbuhan kecambah
pada wadah tertutup dan terbuka tidak memiliki perbedaan yang signifikan.
Keduanya
sama-sama tumbuh dengan baik hingga 14 hari..
Jika menurut literatur, seharusnya kecambah pada wadah terbuka akan
tumbuh lebih baik dibandingkan kecambah pada wadah terbuka. Hal tersebut
sesuai dengan pernyataan Krisna et al., (2017) yang menyatakan bahwa oksigen
sangat penting bagi pertumbuhan dan fungsi sel tanaman. Jika oksigen tidak
tersedia dalam media perakaran, tanaman berpotensi mengalami hipoksia dan
anoksia. Dalam jangka panjang berpotensi menyebabkan kematian. Energi yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan akar dan penyerapan ion berasal dari respirasi
yang membutuhkan oksigen. Tanpa oksigen yang mencukupi respirasi,
penyerapan air dan ion berhenti, dan akar tanaman mati. Kandungan oksigen yang
ideal dalam larutan nutrisi maupun media perakaran mampu meningkatkan kinerja
perakaran, khususnya berkaitan dengan kecepatan penyerapan air dan hara
mineral. Gagalnya percobaan pengaruh udara bagi pertumbuhan kecambah
mungkin disebabkan oleh kurang rapatnya praktikan pada saat menutup media
tumbuh, atau karena pada tutup meda tumbuh memang memiliki sedikit celah
udara.
Selanjutnya percobaan 11 yaitu pengaruh suhu terhadap perkecambahan.
Terdapat tiga perlakuan disini yaitu suhu rendah (4 ℃), suhu ruang (26-30 ℃),
dan suhu tinggi atau suhu oven (60 ℃). Berdasarkan tabel hasil diatas, dapat
terlihat bahwa kecambah paling banyak tumbuh pada suhu ruang dan paling
sedikit tumbuh pada suhu tinggi. Menurut Hasmiati et al., (2017), pertumbuhan
dipengaruhi oleh kerja enzim dalam tumbuhan. Sedangkan, kerja enzim
dipengaruhi oleh suhu. Dengan demikian, pertumbuhan tumbuhan sangat
dipengaruhi oleh suhu. Menurut Mardhiana et al., (2021) suhu tanah merupakan
salah satu parameter fisik yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, terutama
bagian perakaran tanaman. Sebagian besar tumbuhan memerlukan temperatur
sekitar
10-38 ℃ untuk pertumbuhannya. Hasil yang diperoleh sesuai dengan literatur,
karena kecambah paling banyak tumbuh pada saat pengamatan yaitu di suhu
ruang.
Selanjutnya percobaan 13 yaitu pengaruh zat penghambat terhadap
perkecambahan biji. Zat penghambat disini menggunakan ekstrak jeruk, ekstrak
tomat, ekstrak akar, ekstrak batang, ekstrak daun, dan aquades sebagai kontrol.
Pada table hasil diatas dapat terlihat bahwa pada ekstrak jeruk, ekstrak tomat,
ekstrak akar, ekstrak batang, dan ekstrak daun, kecambah sedikit sekali yang
tumbuh. Berbeda dengan pada kontrol dengan menggunakan aquades. Kemudian
pada hari ke 8 sampai 14 tidak ada kecambah yang tumbuh dikarenakan ekstrak
busuk. Hal ini merupakan kesalahan praktikan Ketika melakukan praktikum
karena kurang memperhatikan ekstrak yang seharusnya harus rutin untuk diganti.
Menurut Kafrawi et al., (2018) menyatakan bahwa tanaman tomat mengeluarkan
zat allelopati dari akar, batang dan daunnya berupa senyawa phenol, asam
valinik dan asam karbolik. Allelopati adalah pengaruh yang merugikan
(menghambat, merusak) baik langsung maupun tidak langsung dari suatu
tanaman terhadap tanaman lain melalui pelepasan senyawa kimia ke lingkungan
tanaman tersebut. Hal tersebutlah yang menyebabkan mengapa pada ekstrak
tomat, bibit sulit untuk berkecambah.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum yang berjudul tumbuh dan perkembangan ini, diperoleh
kesimpulan yaitu:
1. Air berperan dalam menjaga turgiditas sel seperti pembesaran sel, proses
membukanya stomata, penyusunan protoplasma, serta pengatur suhu tanaman.
2. Kandungan oksigen mampu meningkatkan kinerja perakaran, khususnya
berkaitan dengan kecepatan penyerapan air dan hara mineral.
3. Tanaman paling banyak tumbuh pada suhu ruang dan paling sedikit tumbuh
pada suhu tinggi. Pertumbuhan dipengaruhi oleh kerja enzim dalam tumbuhan.
Sedangkan, kerja enzim dipengaruhi oleh suhu.
4. Ekstrak tomat, jeruk, dan ekstrak tumbuhan dapat menghambat proses
perkecambahan suatu bibit karena terkandung zat allelopati didalamnya.
5.2 Saran
Saran untuk praktikum yang berjudul tumbuh dan perkembangan ini
hendaknya pada pengaruh zat hambat tanaman pada pertumbuhan kecambah tidak
hanya menggunakan ekstrak buah tomat, tetapi menggunakan ekstrak daun dan
batang dari tomat juga. Karena zat allelopati terdapat pada batang dan daun tomat.
DAFTAR PUSTAKA

Hasmiati., Jamilah., dan Mustami, M. K. 2017. Aktivitas dan Hasil Belajar


Siswa Pada Pembelajaran Pertumbuhan dan Perkembangan Dengan
Metode Praktikum. Jurnal Biotek. 5(1): 28-29.
Kafrawi., Kumalawati. Z., Thamrin. S. 2018. Uji Penghambatan Perkecambahan
Benih dan Pertumbuhan Kakao (Theobroma cacao L.) Pada Perendaman
Allelopati Ekstrak Berbagai Organ Tanaman Tomat (Solanum
lycopersicum L). Jurnal Ilmiah Udidaya dan Pengelolaan Tanaman
Perkebunan. 3(2): 4.
Krisna. B., Putra. E. T. S., Rogomulyo. R., Kastono. D. 2017. Pengaruh
Pengayaan Oksigen dan Kalsium Terhadap Pertumbuhan Akar dan Hasil
Selada Keriting (Lactuca Sativa L.) Pada Hidroponik Rakit Apung. Jurnal
Vegetalika. 6(4): 18.
Trimayora L., dan Fuadiyah. S. 2021. Pengaruh Air Terhadap Pertumbuhan
Kacang Hijau (Phaceolus radiatus). Jurnal Agrotek. 1(2): 194.
Mardhiana. D., Hamid. A., Farhan. A. 2021. Pengaruh Suhu Media Tanam
Terhadap Waktu Perkecambahan Kacang Hijau. Jurnal Penelitian dan
Pembelajaran Fisika Indonesia. 3(2): 46.
LAMPIRAN
lembab

kering

panas

ruang
dingin

terbuka

tertutup

Tomat

Jeruk

Kontrol
Batang

Akar

Daun

Anda mungkin juga menyukai