Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

AGROTEKNOLOGI

ACARA 2
MEDIA TANAM

Disusun Oleh :
Nama : Muhammad Rizal Firrizzqi Alfi Syach
NPM : 2010401052
Kelas : Agroteknologi B
Asisten Praktikum : Nur Afifah & Zainul Abidin Zaki

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah adalah suatu benda yang termasuk benda abiotic atau dapat diartikan
sebagai benda tak hidup. tanah juga merupakan media dalam melakukan budidaya
tanaman dimana didalamnya terkandung banyak unsur baik itu unsur hara, air, dan
lainnya yang bermanfaat bagi pertumbuhan dari tanaman. Dalam tanah terdiri atas 2
jenis bahan yakni bahan organic dan bahan anorganik, untuk bahan organic sendiri
terdapat organisme hidup seperti cacing, jamur, bakteri atau mikroba, sisa tanaman atau
hewan yang terdekomposisi dimana disebut dengan humus.
Tanah humus adalah suatu tanah yang memiliki tingkat kesuburan paling
tinggidan biasanya terdapat pada lapisan paling atas dari tanah. Menurut Puspawati dan
Haryono (2018) bahwa tanah humus merupakan tanah yang subur karena dihasilkan
dari pelapukan dari tumbuhan dimana mengandung unsur mineral dan hara yang sangat
banyak. Tanah digunakan sebagai media tanam dimana tanah adalah tempat untuk
melakukan perkecambahan atau pembibitan dari benih. Media tanam memiliki fungsi
dimana untuk menopang tanaman, memberikan nutrisi, menyediakan tempat bagi akar
tanaman untuk tumbuh dan lain sebagainya. Dan pada media tanam mempengaruhi dari
perkecambahan karena unsur yang ada didalam dari media tanam tersebut.
Pelaksanaan dari praktikum acara 2 “Media Tanam” memiliki maksud dimana
agar mahasiswa mengetahui bagaimana pengaruh dari berbagai macam media tanam
terhadap perkecambahan benih yang diujikan. Sehingga dilakukan perlakuan yang
berbeda antara penanamnnya dimana dengan menggunakan 3 macam perlakuan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktikum acara 2 “Media Tanam” yakni agar
mahasiswa mengetahui bagaimana pengaruh akan berbagai macam jenis dari media
tanam terhadap perkecambahan benih yang diujikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tanah adalah salah satu hal yang sangat penting dan diperlukan pada proses
budidaya tanaman, hal tersebut dikarenakan tanah adalah media dari tanaman tersebut
untuk hidup, tumbuh dan juga berkembang. Pada tanah terdapat unsur-unsur hara baik
itu mikro ataupun makro. Untuk golongan unsur hara makro menurut Dinas Pangan,
Pertanian dan Perikanan (2018) bahwa unsur hara yang sifatnya makro adalah unsur
Nitrogen, Phospor, Kalium, Magnesium, Sulfur dan Calsium. Sedangkan untuk yang
golongan unsur hara mikro adalah Cl, Fe, Mn, Cu, Zn, B, Mo. Pada setiap tanah musti
memiliki akan kedua golongan unsur tersebut agar tanaman yang dibudidayakan dapat
tubuh dengan baik. Dan pada unur hara makro adalah golongan dari unsur yang banyak
diperlukan tanaman dibanding dengan unsur hara mikro (Mpapa, 2016)
Tanah adalah salah satu dari beberapa jenis media tanam yang digunakan untuk
budidaya tanaman. Pada tanah tidak seluruhnya memiliki unsur hara mikro ataupun
makro yang baik dan cukup bagi tumbuhan maka karena itu seringkali adanya
penambahan dari pupuk. Penambahan pupuk memiliki fungsi untuk memperbaiki dan
menambah unsur hara tanah dan pupuk terbagi menjadi 2 yakni organic dan anorganik,
untuk pupuk organic terdiri atas pupuk hijau, kompos, pupuk kandang dan pupuk hayati
(Kurnia, 2014).
Dalam budidaya tanaman atau suatu komoditas diawali dari adanya penanaman
benih atau biji kemudian mengalami perkecambahan, kemudian pertumbuhan
vegetative, pertumbuhan generative dan akhinya yakni pada kematian dari tanaman.
Pada perkecambahan jika ditinjau dari definisinya adalah suatu proses awal dalam
tumbuhnya suatu tanaman dari benih atau biji yang tumbuh dan nantinya akan menjadi
tanaman baru yang sempurna. Tipe perkecambahan dari benih dibagi menjadi 2 yakni
epigeal dan hypogeal, menurut Awalurohmah (2019) perbedaan antara kedua tipe
perkecambahan adalah pada epigeal kotiledonnya terangkat ke atas tanah sedangkan
hypogeal tetap didalam tanah. Selain itu dalam perkecambahan pasti terdapat fakro
faktor yang mempengaruhi keberhasilan dari pekecambahan benih. Faktor yang
mepengaruhi dalam perkecambahan dibagi 2 yakni dalam (hormon, gen, tingkat
kekerasan kulit dan ukuran biji serta persediaa makanan), dan luar yang terdiri dari air,
temperature, medium dan oksigen (Imansari dan Haryanti, 2017)
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Pelaksanaan praktikum ini dilakukan pada tanggal 21 Oktober 2021 dan tempat
dilaksanakannya praktikum adalah pada Lahan Praktikum Fakultas Pertanian di
Bandongan dan secara online di Dusun Tabang RT. 06 RW. 014, Desa Gulon,
Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan selama pelaksanaan dari praktikum ini adalah ember, kayu,
gelas ukur, timbangan digital, neraca, polybag, cetok, gunting, dan penggaris.
Sedangkan untuk bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah benih kacang
kedelai, tanah, pupuk kandang, pasir, kertas, dan air.
3.3 Cara Kerja
a. Alat dan bahan disiapkan dahulu
b. Media tanam dipersiapkan dengan 3 jenis yakni media tanam tanah, tanah dan
pupuk kandang (2:1), media tanah, pupuk kandang dan pasir (1:1:1)
c. Media tanam dibuat dengan 3 ulangan
d. Tanah dibasahi dengan air hingga kapasitas lapang
e. Benih disiapkan dengan tiap polybag ditanam 10 benih
f. Benih ditanam pada masing masing polybag dan diamati perkecambahannya
selama 1 minggu
g. Perkecambahan yang sudah 1 minggu disisakan 3 tanaman yang
pertumbuhannya sama dan baik
h. Tanaman diamati setiap minggu sekali untuk dihitung jumlah daun dan tinggi
tanamannya
i. Tanaman dipanen saat 1 bulan setelah ditanam dan ditimbang berat segar
brangkas atas dan bawahnya
j. Tanaman dikeringkan dengan dikeringanginkan selama beberapa hari
k. Brangkas atas dan bawah yang sudah kering ditimbang dengan timbangan digital
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Hasil Pengamatan
Ket : P1 = Media Tanah
P2 = Media Tanah + Pupuk Kandang (2:1)
P3 = Media Tanah + Pupuk Kandang + Pasir (1:1:1)
1. Pengamatan setiap hari (selama satu minggu)
Perlakuan Jumlah Tanaman Tumbuh Rata-
Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Rata
1 2 3 4 5 6 7
P1 U1 0 5 7 7 7 7 7 6.09
U2 0 7 8 8 8 8 8
U3 0 6 8 8 6 6 7
P2 U1 0 3 4 9 7 7 8 4.57
U2 0 2 4 5 5 5 5
U3 0 6 5 6 5 5 5
P3 U1 0 7 8 8 8 8 8 6.38
U2 0 5 7 7 7 7 7
U3 0 7 8 8 8 8 8

2. Pengamatan jumlah daun dan tinggi tanaman


Perlakuan Minggu ke
1 2 3 4

Tinggi Jumlah Tinggi Jumlah Tinggi Jumlah Tinggi Jumlah


(cm) daun (cm) daun (cm) daun (cm) daun
P1 U1 1 15 4 27 7 32 6 37 6
2 13 4 23 7 28 7 34,5 5
3 19 4 30 7 34 6 39,5 6
U2 1 16 4 26.5 7 36 7 44,5 8
2 16 2 25 5 29 5 32 5
3 10.5 4 21 7 26 7 29,5 6
U3 1 14 4 25 7 27 6 35,5 5
2 18 4 28 7 29.5 5 31 5
3 15 4 26 7 30 6 35,5 6
P2 U1 1 7.5 4 20 7 25 7 29,5 7
2 8 2 13 2 13 2 14,5 2
3 12 4 21 7 24 7 30 5
U2 1 10 4 20 2 21.5 3 22,5 3
2 11 4 19 2 19 2 20,5 2
3 10 4 15 2 16 2 17,5 4
U3 1 14 4 26 7 26 7 28 6
2 14 4 24 7 25 7 28 6
3 10 4 21.5 7 27 7 29,5 6
P3 U1 1 9 4 23 7 34.5 7 37,5 4
2 14 4 25.5 7 29 6 37 6
3 14 4 22.5 7 24.5 7 31 7
U2 1 11 4 20 7 23 7 28 5
2 8 3 17.5 7 21.5 7 25,5 4
3 13 4 22 7 27 7 30 6
U3 1 13 4 23 7 27.5 7 32 5
2 13 4 21.5 7 25 7 28 4
3 14 4 22 7 24 7 26 3
3. Pemanenan
Perlakuan Panjang Berat basah (gram) Berat kering (gram)
akar Akar Bagian Akar Bagian atas
tanaman atas tanaman tanaman
tanaman
P1 U1 1 23 0,4 2,16 0,16 0,73
2 24,5 0,4 2,16 0,16 0,73
3 6 0,4 2,16 0,16 0,73
U2 1 16 0,43 2,05 0,2 0,76
2 7 0,43 2,05 0,2 0,76
3 31 0,43 2,05 0,2 0,76
U3 1 8 0,083 1,76 0,03 0,7
2 11 0,083 1,76 0,03 0,7
3 7 0,083 1,76 0,03 0,7
P2 U1 1 20,5 0,36 1,45 0,23 0,66
2 10 0,36 1,45 0,23 0,66
3 18,5 0,36 1,45 0,23 0,66
U2 1 13 0,4 1,23 0,13 0,26
2 9 0,4 1,23 0,13 0,26
3 13,5 0,4 1,23 0,13 0,26
U3 1 23 0,83 2,53 0,3 1,26
2 11,5 0,83 2,53 0,3 1,26
3 25 0,83 2,53 0,3 1,26
P3 U1 1 10,5 0,43 2,83 0,16 1,3
2 10 0,43 2,83 0,16 1,3
3 19,5 0,43 2,83 0,16 1,3
U2 1 7,4 0,5 2,43 0,2 0,83
2 5,8 0,5 2,43 0,2 0,83
3 11 0,5 2,43 0,2 0,83
U3 1 13 0,36 2,53 0,16 1,26
2 15,3 0,36 2,53 0,16 1,26
3 5,5 0,36 2,53 0,16 1,26
4. Rata- Rata Jumlah Daun dan Tinggi Tanaman

Tinggi Tanaman Minggu Ke 1 Minggu Ke 2 Minggu Ke 3 Minggu Ke 4


P1 15,75 25,625 30,25 35,444
P2 11,125 19,75 21,875 24,444
P3 12,111 22 25,6 30,45
Jumlah Daun Minggu Ke 1 Minggu Ke 2 Minggu Ke 3 Minggu Ke 4
P1 3,777 6,777 6,111 5,777
P2 3,777 4,777 4,888 4,555
P3 3,888 7 6,888 5
5. Rata-Rata Panjang Akar
P1 14,833
P2 16
P3 10,888
6. Rata- Rata Berat Basah dan Berat Kering
Perlakuan Berat Basah Berat Kering
Brangkas Brangkas Brangkas Brangkas
Bawah Atas Bawah Atas
P1 0,30 1,99 0,13 0,73
P2 0,53 1,73 0,22 0,72
P3 0,43 2,59 0,17 1,13

4.1.2 Perhitungan
4.1.2.1 Gaya Kecambah

Rumus =

1) P1U1 =

2) P1U2 =
3) P1U3 =

4) P2U1 =

5) P2U2 =

6) P2U3 =

7) P3U1 =

8) P3U2 =

9) P3U3 =

4.1.2.2 Indeks Vigor


Rumus Indeks Vigor
IV = G1/D1 + G2/D2 + G3/D3 + G4/D4 + G5/D5 + G6/D6 + G7/D7
a. P1U1
= 0/1 + 5/2 + 2/3 + 0/4 + 0/5 + 0/6 + 0/7
= 3.16
b. P1U2
= 0/1 + 7/2 + 1/3 + 0/4 + 0/5 + 0/6 + 0/7
= 3.83
c. P1U3
= 0/1 + 6/2 + 2/3 + 0/4 + (-2)/5 + 0/6 + 1/7
= 3.402
d. P2U1
= 0/1 + 3/2 + 1/3 + 5/4 + (-2)/5 + 0/6 + 1/7
= 2.882
e. P2U2
= 0/1 + 2/2 + 2/3 + 1/4 + 0/5 + 0/6 + 0/7
= 1.91
f. P2U3
= 0/1 + 6/2 + -1/3 + 1/4 + -1/5 + 0/6 + 0/7
= 2.72
g. P3U1
= 0/1 + 7/2 + 1/3 + 07/4 + 0/5 + 0/6 + 0/7
= 3.83
h. P3U2
= 0/1 + 5/2 + 2/3 + 0/4 + 0/5 + 0/6 + 0/7
= 3.16
i. P3U3
= 0/1 + 7/2 + 1/3 + 0/4 + 0/5 + 0/6 + 0/7
= 3.83
4.1.3 Grafik
4.1.3.1 Grafik Gaya Kecambah

Gaya Kecambah
100

90

80

70

60

50
Gaya Kecambah
40

30

20

10

0
P1U1 P1U2 P1U3 P2U1 P2U2 P2U3 P3U1 P3U2 P3U3
4.1.3.2 Grafik Indeks Vigor

Indeks Vigor
4,5

3,5

2,5

2 Indeks Vigor

1,5

0,5

0
P1U1 P1U2 P1U3 P2U1 P2U2 P2U3 P3U1 P3U2 P3U3

4.1.3.3 Grafik Tinggi dan Jumlah Daun Tanaman

Tinggi Tanaman
100
90
80
70
60
P3
50
P2
40
P1
30
20
10
0
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
Jumlah Daun
20
18
16
14
12
P3
10
P2
8
P1
6
4
2
0
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

4.1.3.4 Grafik Panjang Akar

Panjang Akar
18

16

14

12

10

8 Panjang Akar

0
P1 P2 P3
4.1.3.5 Grafik Berat Basah dan Berat Kering
a. Berat Basah Brangkas Bawah dan Atas
0,6

0,5

0,4

0,3 Brangkas Bawah


Brangkas Atas
0,2

0,1

0
P1 P2 P3

b. Berat Kering Brangkas Bawah dan Atas


3

2,5

1,5 Brangkas Bawah


Brangkas Atas
1

0,5

0
P1 P2 P3
4.2 Pembahasan
Pada hasil yang didapatkan untuk praktikum dari acara ke 2 “Media Tanam”
didapati beberapa jenis hasil data mulai dari data perkecambahan, indeks vigor, jumlah
daun dan tinggi tanaman, panjang akar dan berat brangkas atas dan brangkas bawar.
Pada gaya berkecambah didapati hasil bahwa untuk perlakuan dengan gaya kecambah
paling tinggi adalah pada perlakuan P2U1 atau perlakuan 2 ulangan satu dengan biji
yang berkecambah dari satu polybag tersebut mencapai 90% atau 9 dari 10 benih
berhasil berkecambah selanjutnya yang paling rendah adalah P2U2 dengan presentasi
gaya berkecambahnya hanya 50% atau 5 benih dari 10 benih yang tumbuh, pada hal ini
terdapat benih yang tidak berkecambah ataupun sudah berkecambah namun akhirnya
mati dan penyebabnya bisa dari faktor dalam atau luar benih tersebut. Kemudian pada
perhitungan dari indeks vigor yang telah dijabarkan dan digan=mbarkan pada grafik
bahwa hasil dari benih yang memiliki indeks vigor tertinggi dari keseluruhan percobaan
yang dilakukan adalah pada perlakuan P1U2 (Perlakuan 1 ulangan ke 2), P3U1
(Perlakuan ke 3 ulangan ke 1) dan P3U3 (Perlakuan 3 ulangan ke 3), dari hasil
ketiganya didapati indeks vigor yang sama yakni 3.83 sedangkan pada indeks vigor
yang paling rendah terdapat pada perlakuan P2U2 (Perlakuan 2 ulangan ke 2) dengan
indeks vigornya 1,91. Dalam perkecambahan sesuai menurut Imansari dan Haryanti
(2017) bahwa Faktor yang mepengaruhi dalam perkecambahan dibagi 2 yakni dalam
(hormon, gen, tingkat kekerasan kulit dan ukuran biji serta persediaa makanan), dan luar
yang terdiri dari air, temperature, medium dan oksigen.
Pada data yang diambil dari jumlah daun dan juga tinggi tanaman yang
dilakukan selama 4 minggu dengan pengambilan data diambil sekali setiapminggu
didapati bahwa pada hasil perlakuan ke 3 atau media tanam dari tanah: pupuk kandang :
pasir memiliki data dari jumlah daun dan tinggi tanaman paling baik sedangkan pada
media tanam tanah adalah paling kurang dibandingkan dengan media tanah dan pupuk
kandang. Dalam hal ini mengapa media tanah, pupuk kandang dan pasir menjadi media
dengan petumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun paling baik karena mlau dari
penambahan pupuk yang mana berfungsi dalam penambahan dari unsur hara dalam
tanah sehingga tanah menjadi lebih subur selain itu juga dari pasir yang menyebabkan
aerasi dan drainasi dari tanah yang menjadi lebih baik dibanding dengan kedua media
lainnya. Akan tetapi pada jumlah daun didapati terdapat penurunan pada seluruh
perlakuan media yang dilakukan hal tersebut dikarenakan dari tanaman kedelai yang
ditanam pada bagian daunnya terserang hama ulat dimana ulat adalah termasuk dalam
organisme pengganggu tanaman atau OPT. Dari definisinya untuk OPT (organisme
pengganggu tanaman) adalah suatu orgnasime yang dapat menimbulkan atau membuat
kerusakan pada tanaman secara biokimia, fisik, fisiologis atau yang lain dala proses
budidaya (Pakpahan dan Doni, 2019). Hama dari ulat ini memakan daun yang
menyebabkan daun dari tanaman berkurang jumlahnya.
Selanjutnya pada data dan diagram batang dari panjang akar dimana dari ke 3
perlakuan media yang dilakukan didapatkan dari hasil bahwa pada media tanah dan
pupuk lah yang dilihat dari rata rata data pada diagram memiliki data panjang akar
paling baik dan yang paling rendah pada media tanah:pupuk:pasir. Pada hal ini
penyebab dari panjang akar yang pendek atau tidak panjang dapat dikarenakan oleh
pemberian air yang kurang atau tanaman mengalami kekeringan. Sehingga dapat
dikatakan bahwa selama praktikum berlangsung dalam pemberian dalam air pada media
untuk tanah:pupuk:pasir termasuk kurang dibanding dengan yang lain dimana panjang
akarnya lebih panjang dari media peerlakuan ke-3 ini.
Hasil yang didapatkan dari perhitungan berat penimbangan brangkas atas dan
brangkas bawah dari tanaman baik itu berat basah atau berat kering adalah untuk rata-
rata berat basah dari brangkas bawah paling berat yakni pada perlakuan P2 (0.53)
sedangkan yang terendah pada P1 (0.30), kemudian untuk brangkas atasnya adalah
perlakuan ke 3 (2.59) dan terendah pada P2 (1.73). selain itu untuk rata-rata berat kering
dari brangkas atas dan bawah yang paling tinggi untuk brangaks bawah adalah P2
(0.22) tersendah pada P1(0.13) dan brangkas atasnya adalah P3(1.13) dan terendah pada
P2 (0.72). hasil yang didapatkan dari berat kering sebelumnya yakni dengan cara
tanaman dikering anginkan, proses pengeringan ini memiliki tujuan untuk
menghilangkan kadar air dalam tanaman.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah media tanam memiliki pengaruh terhadap
tanaman yang dibudidayakan dimulai dari gaya berkecambah dan indeks vigornya
dimana pada media tanah adalah media dengan gaya berkecambah dan indeks vigornya
tersendah dibandingkan dengan yang lain, selain itu pada jumlah daun dan tinggi
tanaman didapatkan hasil bahwa untuk media tanam perlakuan 3 memberikan pengaruh
pada pertumbuhannya dimana menjadikan rata-rata tanaman perakuan ke 3 adalah
tanaman dengan jumlah daun dan dan tinggi tanaman paling baik dibanding dengan
kedua media lainnya selain itu juga dalam berat brangkas atas baik kering atau basah
untuk perlakuan 3 adalah yang paling baik.
DAFTAR PUSTAKA

Awalurohmah, M. (2019). Pengaruh konsentrasi dan lama perendaman kinetin terhadap


perkecambahan benih Jeruk (Citrus limonia Osbeck) kultivar Japansche Citroen
(Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).
Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan. 2018. UNSUR HARA KEBUTUHAN
TANAMAN. https://pertanian.pontianakkota.go.id/artikel/52-unsur-hara-
kebutuhan-tanaman.html. (Diakses pada 02 Desember 2021).
Imansari, F., & Haryanti, S. (2017). Pengaruh konsentrasi hcl terhadap laju
perkecambahan biji asam jawa (Tamarindus Indica L.). Buletin Anatomi dan
Fisiologi (Bulletin of Anatomy and Physiology), 2(2), 187-192.
Kurnia, I, G, A. M. 2014. Pupuk Organik.
https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/pupuk-organik-84.
(Diakses pada 02 Desember 2021)
Mpapa, B. L. (2016). Analisis Kesuburan Tanah Tempat Tumbuh Pohon Jati (Tectona
grandis L.) pada Ketinggian yang Berbeda. Jurnal Agrista, 20(3), 135-139.
Pakpahan, A. V., & Doni, D. (2019). Implementasi Metode Forward Chaining Untuk
Mendiagnosis Organisme Pengganggu Tanaman (Opt) Kopi. Simetris: Jurnal
Teknik Mesin, Elektro dan Ilmu Komputer, 10(1), 117-126.
Puspawati, C dan Haryono, P. 2018. Penyehatan Tanah. Jakarta. Pusat Pendidikan
Sumber Daya Manusia Kesehatan
LAMPIRAN

Persiapan alat dan bahan Media tanah 3 macam perlakuan

Menghitung KL tanah Hasil perhitungan untuk KL tanah


Persiapan benih kedelai Penanaman benih kedelai

Benih berkecambah Pencabutan dan pemberian tanda tanaman


Pengukuran tinggi tanaman Menghitung jumlah daun

Hama ulat menyerang daun tanaman Daun yang terserang ulat


Pengukuran brangkas bawah Pemotongan brangkas atas dan bawah

Penimbangan

Anda mungkin juga menyukai