Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR AGRONOMI
“BUDIDAYA TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinesis
L.)”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Mata Kuliah Dasar-dasar Agronomi

Disusun oleh :
Nama : Ananda Biagi Armadhony
NIM : 4441180080
Kelas : 3D Agribisnis
Kelompok : 1 (satu)

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2019
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Kacang Panjang

Minggu Setelah Tanam


Sampel
1 Mst 2 Mst 3 Mst 4 Mst
1 6 cm 17,5 cm 42 cm 90 cm

2 5 cm 15 cm 35 cm 90 cm

3 6,5 cm 20,3 cm 27 cm 52 cm

4 7 cm 10 cm 16 cm 30 cm

5 5 cm 12 cm 34 cm 55 cm

Grafik 1. Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Kacang Panjang

90
80
Tinggi Tanaman (cm)

70
60
50
sampel 1
40 sampel 2
sampel 3
30
sampel 4
20 sampel 5

10
0
1 2 3 4

Minggu Setelah Tanam


Tabel 2. Hasil Pengamatan Jumlah Daun Kacang Panjang

Minggu Setelah Tanam


Sampel 1 Mst 2 Mst 3 Mst 4 Mst
1 1 2 5 10
2 1 2 3 10
3 1 2 3 9
4 1 2 3 5
5 1 3 4 6

Grafik 2. Hasil Pengamatan Jumlah Daun Tanaman Kacang Panjang

10
9
8
Jumlah Daun

7
6
5 sampel 1
sampel 2
4
sampel 3
3 sampel 4
2 sampel 5
1
0
1 2 3 4

Minggu Setelah Tanam


4.2 Pembahasan
Praktikum dasar-dasar agronomi ini berjudul “Budidaya Tanaman
Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)”. Praktikum kali ini dilakukan dengan
secara bertahap yaitu dilaksanakan dalam setiap minggunya pada hari Selasa.
Pada pertemuan pertama dalam praktikum ini yang dilaksanakan pada
Selasa tanggal 10 September 2019. Pada pertemuan pertama ini praktikan
dituntut untuk bisa membuat bedengan atau membuat lahan yang akan
digunakan untuk pengukuran ketinggian dan lebar tanah untuk menanam
tanaman kacang panjang dengan luas lahan 3 x 3 meter dan dengan tinggi
bedengan 30 cm. Dalam pengolahan atau pengelolaan lahan ini terdapat
beberapa alat yang akan digunakan seperti cangkul,mistar, patok, serta tali
rapia.
Cangkul memiliki fungsi untuk mengambil tanah dan menghancurkan
sekaligus menggemburkan tanah serta membentuk bedengan, mistar
digunakan untuk mengukur ketinggian dan lebar tanah untuk penanaman,
Patok dalam ukur tanah berfungsi untuk memberi tanda batas jalan, dimana
titik setelah diukur dan akan diperlukan lagi pada waktu lain, dan tali rapia
berfungsi untuk memberikan batasan-batasan ukuran pada bedengan atau
lahan disebelah pinggiran bedengan. Pengolahan lahan ini bertujuan untuk
menggemburkan struktur tanah agar menjadi gembur sehingga dapat
memudahkan perakaran untuk masuk kedalam tanah dan memudahkan akar
untuk menyerap unsur hara. Selain itu pengolahan lahan itu bertujuan untuk
meratakan tanah yang akan memudahkan pekerjaan di lahan serta dapat
mempersiapkan pengaturan irigasi dan drainase. Menurut Djaenuddin (2003),
pengolahan lahan pertanian adalah salah satu kegiatan persiapan lahan yang
bertujuan untuk menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai untuk
pertumbuhan tanaman.
Pada pertemuan kedua yaitu pada tanggal 17 September 2019,
praktikum melakukan pemupukan ke lahan untuk media tanam. Bahan yang
digunakan adalah pupuk kandang (2 karung kecil) dan pupuk kompos atau
pupuk organik. Pemupukan ini dilakukan untuk menyuburkan tanah, dan
menambah kandungan zat hara ke dalam tanah serta untuk menyuburkan
tanaman yang akan ditanam dan untuk meningkatkan kualitas tanah.
Pemupukan ini dlakukan dengan secara berkelanjutan dari pengolahan lahan
atau dilakukan seminggu setelah pengolahan lahan. Menurut Geonadi (2006)
dalam jurnal Wahyudin, A (2016), pemberian bahan organik ke dalam tanah
harus secara berkelanjutan karena bahan organik merupakan komponen yang
penting untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas sfat-sifat tanah. Bahan
organik dapat berperan dalam perbaikan sifat fisik tanah. Dari pemupukan ini
benih kacang panjang maupun jagung tidak langsung ditanam pada hari itu
juga hal ini dikarenakan benih tidak akan mampu beradaptasi dengan tanah
dalam keadaan tanah tersebut tercampur dengan bahan organik, karena pupuk
organik ini memiliki sifat panas sehingga apabila dilakukan penanaman pada
hari itu juga benih akan memungkinkan benih tidak akan tumbuh.
Pada minggu ketiga tanggal 24 September 2019, praktikan melakukan
penanaman benih kacang panjang dan benih jagung dengan teknik
monokultur dan polikultur. Pola tanam monokultur adalah pola tanam yang
hanya menanam satu jenis tanaman di lahan. Contohnya, menanam padi saja,
kopi saja, jagung saja, dan lain-lain. Kelebihan pola tanam ini yaitu teknis
budidayanya yang relatif mudah karena hanya menangani satu tanaman saja.
Selain itu, kelemahannya adalah tanaman menjadi lebih mudah diserang
hama atau penyakit. Sedangkan, Pola tanam polikultur merupakan pola tanam
yang menanam banyak jenis tanaman di satu lahan. Misalnya, selain
menanam padi di suatu lahan, seorang petani juga menanam jagung, bawang
merah, dan komoditi lainnya. Untuk setiap lubang tanaman diberi 2 benih
kacang panjang dengan kedalaman 1 ruas jari.
Menurut Purwanto (2008), jagung merupakan salah satu sereala yang
strategis dan bernila ekonomi serta mempunyai peluang untuk dikembangkan
karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat dan protein setelah
beras juga sebagai sumber pakan. Sedangkan kacang panjang menurut Zaevie
(2014), kacang panjang adalah salah satu jenis sayuran yang sudah sangat
populer di kalangan masyarakat Indonesia, kacang panjang merupakan salah
satu tanaman sayuran yang sebagai sumber vitamin dan mineral. Fungsinya
sebagai pengatur metabolisme tubuh, meningkatkan kecerdasan dan
ketahanan tubuh memperlancar proses pencernaan karena kandungan seratnya
yang tinggi.
Minggu selanjutnya pada tanggal 1 Oktober 2019 dilakukan
perombakan dan penanaman ulang yang tadinya polikultur menjadi
monokultur semua akibat banyak tanaman yang tidak tumbuh terutama benih
jagung. Sehingga seluruh benih jagung diganti menjadi benih kacang panjang
Alat yang digunakan adalah cangkul, gunting, dan penggaris. Dan bahan yang
digunakan adalah air, furadan, dan benih kacang panjang itu sendiri. Furadan
adalah jenis insektisida dan sekaligus nematisida yang berbentuk granular
atau butiran dan berwarna ungu kebiruan.
Minggu selanjutnya tinggi tanaman kacang panjang pada minggu
pertama setelah tanam tanggal 8 Oktober 2019 dilakukan pengukuran tinggi
dan menentukan sampel tanaman sekaligus menyiram tanaman yang biasa
dilakukan sehari minimal sekali. Alat yang digunakan adalah penggaris,
selang air, dan gunting. Dan bahan yang digunakan adalah air dan kertas
sampel. pada sampel satu 6 cm, sampel kedua 5 cm, sampel ketiga 6,5 cm,
sampel keempat 7 cm dan sampel kelima 5 cm. jumlah daun rata-rata 1 daun.
Pada minggu ini pengukuran tanaman dibagi menjadi 7 sampel dimana 5
sampel untuk diuji dan 2 sampel sebagai cadangan.
Minggu ke 2 setelah tanam pada tanggal 15 Oktober 2019 dilakukan
pengukuran kembali atau pengukuran kedua dengan menggunakan alat
penggaris, kertas, dan pulpen. Tinggi tanaman pada minggu kedua setelah
tanam unuk tanaman kacang panjang pada sampel satu setinggi 17,5 cm,
sampel kedua 15 cm, sampel ketiga 20,3 cm, sampel keempat 10 cm, dan
sampel kelima 12 cm. serta jumlah daun rata-rata berjumlah 2 daun..
Pada minggu ketiga setelah tanam tanggal 22 Oktober 2019 dilakukan
pemupukan ulang, pengajiran, penyiangan, serta penjarangan. Alat yang
digunakan adalah bambu, tali rapia, dan penggaris. Dan bahan yang
dibutuhkan adalah pupuk dan air. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk N,P,
dan K.Menurut Vine (1953) dalam jurnal Firmansyah (2017), nutrisi utama
yang dibutuhkan oleh tanaman adalah niitrogen (N), fosfor (P), dan kalium
(K). Pasokan tidak memadai dari setiap nutrisi selama pertumbuhan tanaman
akan memiliki dampak negatif pada kemampuan reproduksi, pertumbuhan
dan hasil tanaman. Nitrogen P, dan K merupakan faktor penting dan harus
selalu tersedia bagi tanaman, karena berfungsi sebagai proses metabolisme
dan biokimia sel tanaman (Nutrika & Sumarni, 1992). Fosfor sebagai
pembangun asam nukleat, protein, bioenzim, senyawa metabolik, dan
merupakan bagian dari ATP yang penting dalam transfer energi (Sumiati,
1983). Kalium mengatur keseimbangan ion-ion dalam sel, yang berfungsi
dalam pengaturan berbagai mekanisme metabolik seperti fotosintetis,
metabolisme karbohidrat dan translokasinya, sintetik protein berperan dalam
proses respirasi dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan
hama dan penyakit (Hilman & Noordiyati, 1988)
Penjarangan adalah pemotongan tanaman yang bertujuan untuk
mengurangi banyaknya tanaman untuk memberi ruang tumbuh bagi tanaman
yang tersisa dan untuk mengurangi persaingan dalam pengambilan unsur hara
bagi tanaman. Menurut Syukur (2013), penjarangan adalah kegiatan
mengurangi jumlah tanaman. Kegiatan ni dilakukan apabila diperlukan.
Misalnya, jika dalam satu lubang tanam, tumuh tiga tanaman, sedangkan yang
dikehendaki hana satu atau dau tanaman per lubang maka tanaman itu harus
dikurangi. Sedangkan pengajiran tanaman adalah penopangan tanaman agar
tanaman tetap berdiri tegak dan mendapat sinar matahari yang cukup untuk
pertumbuhannya, apalagi kacang panjang memang tumbuhnya merambat jadi
harus dipasangkan ajir supaya tanaman tetap berdiri. Pemasangan ajir ini
bertujuan agar tanaman mendapatkaan sinar matahari secara maksimal
dengan cara menopang tanaman sedemikian rupa sehingga memperoleh sinar
matahari yang cukup untuk pertumbuhannya. Sedangkan penyiangan adalah
istilah umum di indonesia dalam kegiatan pertanian, yaitu kegiatan mencabut
gulma yang berada diantara sela-sela tanaman pertanian dan sekaligus
menggemburkan tanah.
Dari pengamatan tanaman kacang panjang selama 3 MST yaitu
tanaman kacang panjang dengan tinggi tanaman pada sampel satu 42 cm,
sampel dua 35 cm, sampel tiga 27 cm, sampel empat 16 cm, dan sampel lima
34 cm. tetapi jumlah daun pada 3 MST antara sampel 1,2,3,4, dan 5 berbeda-
beda, ada yang tumbuh 3, 4 sampai 5 daun.
Pada minggu keempat setelah tanam tanggal 29 Oktober 2019
dilakukan pengukuran tinggi tanaman dan jumlah daun dari kacang panjang
kembali serta melakukan penyiraman. Tinggi tanaman pada sampel satu 90
cm, sampel dua 90 cm, sampel tiga 52 cm, sampel empat 30 cm, dan sampel 5
55 cm. Untuk jumlah daun itu sendiri pada sampel satu 10, sampel dua 10,
sampel tiga 9, sampel empat 5, dan sampel lima 6 daun.
DAFTAR PUSTAKA

Djaenudin, D dkk. 2003. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Pertanian.


Bogor : Pusat Penelitisn Tanah dan Agroklimat.
Firmansyah, I. 2017. Gulma dan Pengenaliannya. Jakarta : Deepublish.
Firmansyah, I. 2017. Pengaruh Kombinasi Dosis Pupuk N, P, dan K Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung (Solanum melongena L.).
Purwanto, S. 2008. Perkembangan Produksi dn Kebijakan dalam Peningkatan
Produksi Jagung. Bogor : Direktorat Budi Daya Serealia, Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan.
Sumiati, E. 1983. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh dan Pupuk Daun, Biokimia
Terhadap Hasil Tanaman Tomat (Lysopersicum esculentum Mill L.).
Bul.Penel. Hort., vol. 10, No. 3 (21-7).
Hilman, Y& Noordiyati. 1988. Pengujian Pemupukan P dan k berbimbang pada
Tanaman Bawang Putih di tanah sawah. Bul. Penel. Hort., Vol. 16, No. 1
(4854).
Zaevie, Bastianus. 2014. Respon Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)
Terhadap Pemberian Pupuk NPK Pelangi dan Pupuk Organik Cair Nasa.
Jurnal Angrifor. Vol.XIII No. 1 (1412-6885).

Anda mungkin juga menyukai