LAPORAN
Oleh :
Kelompok Tujuh
Abdi Ikhsan Nugroho 20160210041
Cara Kerja :
1. Pengolahan lahan :
Pengolahan lahan dilakukan dengan dua cara, yaitu :
Dilakukan dengan cara membajak lahan.
Dilakuakn dengan cara mencangkul lahan.
2. Penyemaian hingga penanaman padi
Menyediakan nampan sebagai tempat media tanam.
Mencampurkan tanah dengan kompos, kemudian masukkan kedalam nampan.
Menabur benih padi ke media tanam secara merata.
Menutup benih menggunakan tanah secukupnya.
Menunggu benih tumbuh hingga siap untuk ditanam.
Setelah tanaman padi tumbuh, tanaman padi dipindahkan ke lahan
sesungguhnya
Mengukur tanaman padi selama satu minggu sekali dengan mencermati tinggi
tanaman, banyak daun, serta panjang akar.
3. Penyemaian hingga penanaman sawi
Menyediakan nampan sebagai tempat media tanam.
Mencampurkan tanah dengan kompos kemudian masukkan kedalam nampan.
Menabur benih sawi ke media tanam secara merata.
Menutup sawi dengan tanah secukupnya.
Menunggu benih tumbuh hingga siap untuk ditanam.
Setelah siap untuk ditanam sediakan media tanam menggunakan air
(hidroponik).
Kemudian mengambil tanaman sawi yang sudah siap untuk ditanam dan sudah
siap untuk dimasukkan ke dalam briket.
Lapisi briket menggunakan gabus agar tanaman posisinya tegak kokoh.
Pastikn akar dari tanaman sawi dapat menyentuh perairan hidroponik.
Amati tinggi tanaman sawi serta jumlah daunnya.
TINJAUAN PUSTAKA
Budidaya tanaman merupakan suatu proses untuk menghasilkan bahan pangan dan
berbagai berbagai produk dengan memanfaatkan sumber daya tumbuhan. Objek tanaman yang
digunakan dalam budidaya tanaman dapatberupa tanaman pangan, tanaman holttikultura,
tanaman perkebunan.
Menurut PP RI NO 18 Tahun 2010 tentang usaha budidaya tanaman merupakan suatu
kegiatan pengembangan dan pemanfaatan sumber daya alam nabati yang dilakukan oleh
manusia dengan menggunakan modal, teknologi, ataupun sumber daya lainnya yang dapat
menghasilkan suatu produk berupa barang yang bisa memenuhi kebutuhan manusia.
Padi (Oryzae sativa) adalah komoditas utama yang berperan sebagai
pemenuhan kebutuhan pokok karbohidrat bagi penduduk. Komoditas padi memiliki peranan
pokok sebagai pemenuhan kebutuhan pangan utama yang setiap tahunnya meningkat sebagai
akibat pertambahan jumlah penduduk yang besar, serta berkembangnya industri pangan dan
pakan (Yusuf 2010).
Padi merupakan tanaman semusim dengan sistem perakaran serabut. Terdapat dua
macam perakaran padi yaitu akar seminal yang tumbuh dari akar primer radikula pada saat
berkecambah dan akar adventif sekunder yang bercabang dan tumbuh dari buku batang muda
bagian bawah. Akar adventif tersebut menggantikan akar seminal. Perakaran yang dalam dan
tebal, sehat, mencengkeram tanah lebih luas serta kuat menahan kerebahan memungkinkan
penyerapan air dan hara lebih efisien terutama pada saat pengisian gabah (Suwardi 2002).
Batang padi berbentuk bulat, berongga dan beruas-ruas. Antar ruas dipisahkan oleh
buku. Ruas-ruas sangat pendek pada awal pertumbuhan dan memanjang serta berongga pada
fase reproduktif. Pembentukan anakan dipengaruhi oleh unsur hara, cahaya, jarak tanam dan
teknik budidaya. Batang berfungsi sebagai penopang tanaman, mendistribusikan hara dan air
dalam 6 tanaman dan sebagai cadangan makanan. Kerebahan tanaman dapat menurunkan hasil
tanaman secara drastis. Kerebahan umumnya terjadi akibat melengkung atau patahnya ruas
batang terbawah, yang panjangnya lebih dari 4 cm. Daun padi tumbuh pada batang dan
tersusun berselang-seling pada tiap buku. Tiap daun terdiri atas helaian daun, pelepah daun
yang membungkus ruas, telinga daun (auricle) dan lidah daun (ligule). Daun teratas disebut
daun bendera yang posisi dan ukurannya tampak berbeda dari daun yang lain. Satu daun pada
awal fase tumbuh memerlukan waktu 4-5 hari untuk tumbuh secara penuh, sedangkan pada
fase tumbuh selanjutnya diperlukan waktu yang lebih lama, yaitu sekitar 8-9 hari (Makarim
dan Suhartatik 2009).
Sebagai sayuran, caisim atau dikenal dengan sawi hijau mengandung berbagai khasiat
bagi kesehatan. Kandungan yang terdapat pada caisim adalah protein, lemak, karbohidrat, Ca,
P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C.
Sawi bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. Karena Indonesia
mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan di
Indonesia ini. Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun
berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi.
Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi
(Karida,2007).
Daerah penanaman sawi yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai
dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang
mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl. Tanaman sawi tahan terhadap air
hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan
adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini
membutuhkan hawa yang sejuk. lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab.
Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian,
tanaman ini cocok bils di tanam pada akhir musim penghujan. Tanah yang cocok untuk
ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan
airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah
antara pH 6 sampai pH 7 (Nurbaity,2011)
Tabel Hasil Pengamatan Penyemaian dan Penanaman Tanaman
Budidaya
Keterangan :
Lahan bajak mahasiswa dilakukan satu putaran penuh dengan luas lahan ... m2.
Lahan bajak mahasiswi dilakukan setengah putaran.
Lahan cangkul mahasiswa dan mahasiswi dilakukan dengan panjang ... m.
PEMBAHASAN
A. Tahap Penyemaian
Sebelum melakukan penanaman, kegiatan yang dilakuakan pertama ialah melakukan
penyemaian. Menurut Agrotani, 2016 penyemaian bertujuan untuk memberikan pertumbuhan
secara maksimal, pemeliharaaan secara maksimal, tanaman akan mudah beradaptasi, serta
bertujuan untuk melakukan pertumbuhan cadangan jika tumbuhan utama mati. Tanaman sawi
dan padi merupakan tanaman yang digunakan sebagai objek pengamatan. Adapun Tanaman
padi dan sawi disemai menggunakan nampan serta media tanamnya menggunakan tanah
regosol dan pupuk kompos. Penyemaian ini dilakukan di lahan Green House FP UMY.
C. Tahap Pengamatan
Hasil selama 3 minggu dari pengamatan yang kami lakukan yakni terdiri dari proses
penyemaian sampai penanaman. Dengan menggunakan 3 sampel tanaman, masing – masing
dari tanaman tersebut yakni padi dan sawi, memiliki perubahan ukuran pertumbuhan dan
perkembangan yang berbeda – beda. Ada yang mengalami pertumbuhan pesat dan ada juga
yang lambat. Faktor internal dan faktor eksternal merupakan penggolongan faktor dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut . Faktor internal meliputi
varietas dari benih yang diperoleh, sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi yaitu
cahaya, air, tanah, pupuk.
a. Tanaman Padi (Oryza sativa)
Pengamatan padi dilakukan ketika penyemaian hingga penanaman. Ketika penyemaian,
pengamatan dilakukan selama kurang lebih tiga minggu. Penyemaian tanaman padi dilakukan
kurang lebih selama tiga minggu. Pemantauan tanaman padi dilakukan secara berkala yaitu
pada sore hari tiap hari. Adapun pemantauan padi meliputi :
1. Tinggi tanaman
2. Jumlah daun pada masing-masing individu
3. Kemerataan air ketika melakukan penyiraman
4. Panjang akar
Hasil dari pengamatan tersebut dapat dilihat melalui tabel pengamatan dua. Pengamatan
penyemaian diakukan dengan cara mengambil tiga sampel, berdasarkan tiga sampel tersebut
angka pertumbuhan rata-rata tanaman padi ialah sebesar 18,5 cm. Melalui pertumbuhan ini
menandakan bahwa padi mengalami petumbuhan yang optimal. Namun, disamping itu
tanaman padi mengalami gejala defisiensi unsur hara, yaitu klorosis (penguningan daun)
seperti yang terlampir pada lampiran ke ... . Hal ini dikarenakan tanaman padi sendiri
mengalami gejala kekurangan unsur nitrogen. Disamping itu ketika melakukan perawatan
hanya dilakukan berupa penyiraman tanaman saja, tanpa pengadaan penambahan pupuk.
b. Tanaman Sawi (Brassica rapa)
Seluruh pengamatan dan perawatan penyemaian padi tersebut diatas, sama halnya
dengan pengamatan dan perawatan penyemaian pada tanaman sawi. Bedanya, pada tanaman
sawi mengalami pertumbuhan merata yang lamban, sehingga hanya beberapa tanaman saja
yang dapat tumbuh atau tukul keatas. Penyebab dari lambannya pertumbuhan ini dikarenakan
ketika menaburkan tanah untuk menutupi sawi terlalu banyak, sehingga kemampuan sawi
untuk tumbuh keatas harus membutuhkan energi yang kuat. Maka dari itu, hal yang dilakukan
untuk mengantisipasi lambannya pertumbuah ialah dengan cara mengurangi tanah penimbun
tersebut sedikit demi sedikit. Kegiatan ini dilakukan pada pengatan akhir di minggu pertama.
Efek dari pengurangan tanah timbunan tersebut ialah tanaman sawi baru tumbuh maksimal
pada minggu ketiga secara merata.Untuk perolehan data pengamatan, beberapa tanaman sawi
yang sudah tumbuh dahulu dijadikan sebagai objek pengamatan. Hasilnya dapat dilihat pada
tabel pertama halaman ... .
c. Tanaman Kangkung dan Jagung
Khusus tanaman pada tanaman kangkung (Ipomoea aquatica) dan jagung (Zea mays),
pengamatan yang dilakukan tidak dilakukan pada mulainya penyemaian. Melainkan langsung
ketika sudah ditanam. Pada kedua tanaman ini, mulanya mengalami kesulitan dalam
membedakan mana tanaman kangkung dengan gulma-gulma yang ada pada sekitar kedua
tanaman tersebut. Tapi berkat pola penanaman yang telah diatur sedemikian rupa memudahkan
dalam mencermati mana kangkung dan gulma. Pengamatan kangkung dan jagung hanya
berdasarkan tinggi tanaman serta jumlah daun. Perlakuan tersebut dilakukan selama seminggu
sekali. Akan tetapi data yang dilampirkan ditabel hanya satu minggu saja, dikarenakan rentan
waktu pengumpulan laporan ini berselang dua minggu saja pasca penanaman.
KESIMPULAN
Dengan perlakukan dan pemeliharaan tanaman yang sama akan menghaslkan hasil
pertumbuhan yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Makarim AK dan E Suhartatik 2009. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi. Iptek Tanaman
Pangan. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Sukamandi.
Suwardi. 2002. Prospek Pemanfaatan Mineral Zeolit di Bidang Pertanian. Ikatan Zeolit
Indonesia. Jurnal Zeolit Indonesia Vol. 1 (1): 5-12.
Yusuf. 2010. Teknologi Budidaya Padi sawah Mendukung Sl-PTT. BPTP Sumatera Utara.
Karida dkk. 2007. Bercocok Tanam Sawi atau Caisin. Riau : Departemen Pertanian LIPTAN
Press.
Nurbaity, Anne dan Oviyanti, Mulyani. 2011. Efektivitas Arang Sekam Sebagai Bahan
Pembawa Pupuk Hayati Mikoriza Arbuskula Pada Produksi Sorgum. Jurnal
Agrinimal.Vol.6(1):1-6.
Resh, H, M. 2004. Hydroponic Food Production. Woodbridge Press Publ., Santa Barbara.
LAMPIRAN
A. Pertumbuhan Tanaman Penyemaian Padi
10. Tanaman Sawi (1) 11. Tanaman Sawi (2) 12. Tanaman Sawi (3)
Tinggi Tanaman = 7cm Tinggi Tanaman = 6,5 cm Tinggi Tanaman = 8 cm
Jumlah Helai daun = 4 helai Jumlah Helai daun = 4 helai Jumlah Helai daun = 3 helai