Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI BAHAN TANAM


ACARA
PERBANYAKAN VEGETATIF

Nama : Hibatulloh Azizi


No. Mahasiswa : 20190210133
Gol / Kel : C2 / 2
Anggota :

1. Ryski Sahdina (20190210120)


2. Niken Wulan Sari (20190210122)
3. Hesty Wahyu Setyaningrum (20190210128)
4. Hibatulloh Azizi (20190210133)
5. Angger Setyo Nugroho (20190210137)
6. Ilham Yudhistira (20190210140)

Tanggal Praktikum : 21 Februari 2020


Asisten : Rizki Ramadhani
CoAsisten : Eva Fahria

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

I. Tujuan
1. Dapat melakukan perbanyakan tanaman secara vegetatif
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi keberhasilan perbanyakan secara
vegetatif

II. BAHAN DAN ALAT

Bahan : Ranting/cabang (stek, entres), batang bawah/stock (bibit asal biji)


air kelapa, Rot up, medium tanah (tanah, pasir (jika diperlukan) dan kompos),
tanaman alpukat, karet, murbei, jeruk

Alat : Pisau/cutter, gunting tanaman, polybag/bak plastik, plastik transparan


(sungkup), cethok

III. CARA KERJA

Stek : 1. Siapkan medium tanam campuran tanah regosol, pasir dan kompos perbandingan
2;1
2. masukkan medium tanam tersebut kedalam polibag
3. potonglah stek batang 1 ruas dengan 1 daun pada nomor ruas 4 – 5 bagian tengah
4. masing – masing 3 stek yang telah dibuat potonglah daunnya 50% rendamlah
dalam air, larutan air kelapa dengan konsentrasi 50%, rot up 2000 ppm selama 5
menit
5. tanamlah stek tersebut pada polibag yang telah disiapkan dan berikan sungkup
plastik untuk menjaga kelembaban udarannya
6. peliharalah stek dengan menyiram setiap hari atau seperlunya dan bersihkan gulma
disekitar stek
7. amati pertumbuhan stek dengan mengamati kemunculan tunas dan panjang tunas
setiap minggu selama 10 minggu
8. setelah 10 minggu, amati jumlah stek yang hidup, jumlah, panjang, volume dan
berat kering akar, dan panjang serta berat kering tunas.
Cangkok : 1. Buat sayatan melingkar sepanjang 5 -10 cm dengan menghilang kulit pada
bagian batang/cabang tanaman yang tidak terlalu tua/muda.
2. bersihkan lendir dan kotoran pada bagian batang yang disayat
3. tutup bagian batang dengan tanah lembab / serabut kelapa, kemudian
bungkus dengan plastik dan diikat pada bagian atas dan bawah
4. jaga kelembaban media penutup luka/sayatan, setelah 2-3 bulan, lakukan
pengamatan terhadap pertumbuhan akar pada bagian batang yang disayat
Okulasi : 1. Bersihkan batang bawah dari kotoran/tanah dengan kain lap
2. buatlah irisan vertikal dua buah sejajar pada batang bawah yang sudah
diberikan 5-10 cm dari permukaan tanah sepanjang 7cm dengan lebar irisan
1/3 lilit batang
3.buatlah potongan melintang diatas irisan vertikal tadi dan dibukakan sedikit
ujungnya untuk bukaan dari atas dan di bawah irisan vertikal untuk bukaan
dari bawah
4.setelah perisai mata okulasi disiapkan, secepatnya bukalah jendela okulasi
dan masukkan perisai mata ke dalam jendela
5. tutuplah jendela okulasi dengan cara menekan bagian ujung jendela,
bersamaan dengan itu potong dan buanglah bagian ujung perisai yang
dipegang.
6. balutlah dengan pita plastik agar perisai mata okulasi benar benar menempel
pada batang bawah serta terlindung dari air dan kotoran
Sambungan : 1. Potong bagian atas/ pucuk batang bawah pada ketinggian 20cm dari pangkal
batang
2. buat irisan batang bawah yang telah dipotong sepanjang 2-3cm
3. pilih cabang dengan diameter sama dengan diameter batang bawah dari
tanaman, buat irisan menyerupai huruf V
4. daun pada batang bawah dipotong, selanjutnya dimasukkan batang atas dan
batang bawah, kemudian dikuatkan dengan tali plastik
5. untuk menjaga kelembaban media tanam tutup bagian atas sambungan
dengan plastik, dan lakukan penyiraman
6. sambungan dinyatakan berhasil bila bagian atas sambungan tetap segar dan
tumbuh tunas
IV. DATA HASIL PENGAMATAN
A. STEK BATANG
1. Jumlah daun

Perlakua Jumlah daun pada minggu ke-


n Jumlah
1 2 3 4 5 6 7

R AK R AK R AK R AK R AK R AK R AK R AK
Potong U U U U U U U U
2 3 4 5 6 8
Miring
Potong 0 0 2 5 2 5
datar

2. Data Pengamatan Minggu Terakhir

Parameter Potongan Stek


Miring Mendatar
RU AK RU AK
Jumlah daun 4 5 2 5
Luas daun (cm2) - - - -
Jumlah Tunas 4 4 1 2
Total panjang tunas (cm) - - - -
Jumlah akar - - - -
BK Akar (g) - - - -

B. Okulasi, Sambung, Cangkok


1. Keberhasilan (hidup/mati)

Perlakuan Ulangan
1 2 3 4
Okulasi Mati Hidup Mati Mati
Sambung Mati Mati Mati Hidup
Cangkok Hidup Hidup Hidup Hidup

PEMBAHASAN
Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat dilakukan secara alamiah yaitu
perbanyakan tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji dari tanaman
induk yang terjadi secara alami tanpa bantuan campur tangan manusia. Perbanyakan tanaman
secara vegetatif alamiah dapat terjadi melalui tunas, umbi, rizoma, dan geragih (stolon).
Perbanyakan tanaman secara vegetatif juga dapat dilakukan secara buatan yaitu perbanykan
tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji dari tanaman induk yang
terjadi secara buatan dengan bantuan campur tangan manusia. Tanaman yang biasa
diperbanyak dengan cara vegetatif buatan adalah tanaman yang memiliki kambium. Tanaman
yang tidak memiliki kambium atau bijinya berkeping satu (monokotil) umumnya tidak dapat
diperbanyak dengan cara vegetatif buatan. Perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan
dapat dilakukan dengan cara stek, cangkok, dan merunduk (layering). Selain itu, perbanyakan
tanaman dapat dilakukan dengan cara okulasi dan sambung (grafting) (Rahman, Maria, dan
Yomi, 2012).

Beberapa faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam memproduksi bibit


dengan cara perbanyakan vegetatif yaitu (1) faktor tanaman (genetik, kondisi 6 tumbuh,
panjang entris), (2) faktor lingkungan (ketajaman, kesterilan alat, kondisi cuaca, waktu
pelaksanaan), dan (3) faktor keterampilan orang yang melakukanya (Naipospos, 2015).

Teknik pencangkokan adalah untuk mendapatkan anakan atau bibit untuk


pembangunan bank klon, kebun benih klon, kebun persilangan, karena dengan teknik ini bibit
yang dihasilkan bersifat dewasa sehingga lebih cepat berbunga atau berbuah. Pembuatan
cangkokan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1) Pemilihan cabang yang sehat
dengan diameter rata-rata 2 – 4 cm. Cabang dikerat dengan menggunakan pisau cangkok,
kulit cabang dikelupas dan bagian kambiumnya dibersihkan dengan cara dikerik. 2) Menutup
luka sayatan pada cabang dengan campuran media yang telah disiapkan kemudian ditutup
dengan polybag dan diikat dengan tali rafia sehingga media cangkok stabil. Bagian
pembungkus cangkok dilubangi agar memudahkan masuknya air atau keluarnya akar ketika
cangkok telah berakar dengan baik (Adinugraha et al., 2007).
Okulasi atau budding adalah teknik memperbanyak tanaman secara vegetatif dengan
cara menggabungkan dua tanaman atau lebih. Penggabungan dilakukan dengan cara
mengambil mata tunas dari cabang pohon induk, lalu dimasukan atau ditempelkan di bagian
batang bawah yang sebagian kulitnya telah dikelupas membentuk huruf T tegak, T terbalik,
H, U tegak, atau U terbalik. Tempelan 7 kedua tanaman tersebut diikat selama beberapa
waktu sampai kedua bagian tanaman bergabung menjadi satu tanaman baru. Penyatuan kedua
tanaman ini terjadi setelah tumbuh kalus dari kedua tanaman tersebut. Akibat pertumbuhan
kalus ini akan terjadi perekatan atau penyambungan yang kuat. Contoh tanaman yang dapat
diperbanyak dengan teknik okulasi yaitu mangga, rambutan, sirsak, alpukat, dan jeruk
(Rahman, Maria, dan Yomi, 2012).

Penyusuan (approach grafting) merupakan cara penyambungan di mana batang bawah


dan batang atas masing-masing tanaman masih berhubungan dengan perakaranya.
Keuntunganya tingkat keberhasilan tinggi, tetapi pengerjaanya agak merepotkan, karena
batang bawah harus selalu didekatkan kepada cabang pohon induk yang kebanyakan
berbatang tinggi. Kerugianya penyusuan hanya dapat dilakukan dalam jumlah terbatas, tidak
sebanyak sambungan atau menempel dan akibat dari penyusuan bisa merusak tajuk pohon
induk. Oleh karena itu penyusuan hanya dianjurkan terutama untuk perbanyakan tanaman
yang sulit dengan cara sambungan dan okulasi misalnya alpukat, belimbing, dan durian
(Rahman, Maria, dan Yomi, 2012).

Pada praktikum yang dilakukan diketahui tabel hasil pengamatan yang menunjukan
bahwa tidak semua perlakuan perbanyakan vegetatif yang telah dilakukan tumbuh hingga
minggu ke 7 pengamatan. Pencangkokan pada tanaman jeruk merupakan perbanyakan yang
paling baik di antara lainnya karena sudah mulai berhasil pada empat kali ulangan. Tanaman
yang dikatakan berhasil pada proses pencangkokan ditandai dengan munculnya akar dari
batang yang telah dikerat dan ditutup dengan tanah. Mencangkok merupakan salah satu
teknik perbanyakan vegetatif dengan cara pelukaan atau pengeratan cabang pohon induk dan
dibungkus media tanam untuk merangsang terbentuknya akar. Teknik ini sudah lama dikenal
oleh petani. Pada cara mencangkok akar tumbuh ketika cabang yang dicangkoknya masih
berada di pohon induk (Prameswari, Sri, dan Sriyanto, 2014).
Pada praktikum yang dilakukan diketahui dari tabel hasil pengamatan yang
menunjukan bahwa perbanyakan dengan cara okulasi belum berhasil dan hanya berhasil pada
ulangan ke 4. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor kesalahan dalam pengirisan kulit
batang stock (batang bawah), salah memilih mata tunas scion (batang atas), mata tunas sudah
dalam kondisi kering saat ditempel, dan teknik penempelan kurang baik. Yusran dan Abdul
Hamid Noer (2011) menyatakan bahwa keberhasilan penyambungan pada tanaman banyak
ditentukan oleh kondisi batang bawah yang digunakan dan keadaan entris serta teknik
penyambungan

Pada praktikum yang dilakukan diketahui dari tabel hasil pengamatan yang
menunjukan bahwa perbanyakan dengan cara sambung. Sambung merupakan teknik
perbanyakan dengan menyayat suatu bagian kulit batang tanaman yang dijadikan sebagai
batang bawah maupun batang atas kemudian menyambungkan kedua sayatan tersebut dengan
tali supaya penyambunganya lebih stabil. Sambung pada tanaman alpukat mengalami
keberhasilan pada ulangan terakhir yaitu 4 dan gagal pada ulangan ke 1,2, dan 3.
Keberhasilan hasil penyusuan terlihat dari menyatunya kedua batang yang disambungkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam penyusuan tersebut antara lain
pelaksanaanya yang cukup mudah sehingga tidak diperlukan keahlian khusus dalam
melakukanya. Posisi kedua batang tanaman yang tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi
menyebabkan batang tanaman dapat disatukan dengan baik dan mempercepat proses
penyambungan kedua batang. Selain itu, kondisi kedua tanaman yang kompatibel dan tidak
kekurangan nutrisi juga dapat berpengaruh pada keberhasilan hasil penyusuan

Pada praktikum yang dilakukan diketahui dari tabel hasil pengamatan yang
menunjukan bahwa perbanyakan dengan cara stek. Stek yang dilakukan pada tanaman murbei
diketehaui mengalami penambahan jumlah daun pada minggu ke 1 dan 2 dan penambahan
jumlah tunas. Keberhasilan pada stek mungkin dipengaruhi faktor tunas karena adanya tunas
dan daun pada stek berperan penting bagi perakaran. Bila seluruh tunas dihilangkan maka
pembentukan akar tidak terjadi sebab tunas berfungsi sebagai auksin. Selain itu, tunas
menghasilkan suatu zat berupa auksin yang berperan dalam mendorong pembentukan akar
yang dinamakan Rhizokalin (Huik, 2004). Selain itu, jenis bahan stek juga mempengaruhi
pembentukkan akar sebaiknya menggunakan jaringan tanaman yang masih muda karena lebih
mudah diperbanyak dan lebih cepat terbentuk akar bila dibandingkan dengan jaringan
tanaman yang sudah tua. Semakin tua jaringan tanaman, maka semakin menurun kemampuan
untuk berakar pada banyak jenis tanaman (Moko, 2004).
KESIMPULAN

Dari praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa faktor yang sangat
mempengaruhi keberhasilan dalam memproduksi bibit dengan cara perbanyakan vegetatif
yaitu (1) faktor tanaman (genetik, kondisi 6 tumbuh, panjang entris), (2) faktor lingkungan
(ketajaman, kesterilan alat, kondisi cuaca, waktu pelaksanaan), dan (3) faktor keterampilan
orang yang melakukanya.
DAFTAR PUSTAKA

Adinugraha, H. A., et al. 2007. Teknik Perbanyakan Vegetatif Jenis Tanaman Acacia
mangium. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Info
Teknis Vol. 5 No. 2.
Huik, E. M. 2004. Pengaruh Rootone F dan Ukuran Diameter Stek Terhadap Pertumbuhan
dari Stek Batang Jati (Tektonia grandis L. F). Jurnal sains dan teknologi Indonesia Vol.
5. No. 5. 55-63
Moko, H. 2004. Teknik Perbanyakan Tanaman Hutan Secara Vegetatif. Informasi Teknis
Jurnal Vol. 2 No.1
Naipospos, N. 2015. Teknik Grafting untuk Perbanyakan Tanaman. Penyuluhan PKK desa
Karang Kedawung, Sokaraja, Banyumas.
Prameswari, Z. K., Sri Trisnowati, dan Sriyanto Waluyo. 2014. Pengaruh Macam Media dan
Zat Pengatur Tumbuh terhadap Keberhasilan Cangkok Sawo (Manilkara zapota (L.)
van Royen) pada Musim Penghujan. Vegetalika No. 4 Vol. 3 Hal 107-118.
Rahman, E., Maria Lusia Hutagalung, dan Yomi Tasina Surbakti. 2012. Makalah Dasar-dasar
Agronomi: Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif. Program Studi Agribisnis. Fakultas
Pertanian. Universitas Jambi
Yusran, dan Abdul Hamid Noer. 2011. Keberhasilan Okulasi Varietas Jeruk Manis pada
Berbagai Perbandingan Pupuk Kandang. Media Litbang Sulteng No. 4 Vol 2 Hal. 97-
104.
LAMPIRAN

Gambar 1. Memasukkan tanah ke polibag gambar 2. Proses cangkok

Gambar 3. Proses okulasi gambar 4. Proses stek


Gambar 5. Proses sambung

Anda mungkin juga menyukai