Anda di halaman 1dari 13

Om Swastyastu

SELAMAT SIANG
PENYAKIT EMBUN TEPUNG TANAMAN JERUK

“Patogen Jamur Oidium tingitanium”


Kelompok 1

• I Gusti Ngurah Agung Rama Putra (1405105062)


• I Komang Candra Giri Prayoga (1505105018)
• Ni Luh Putu Sonia Savita Dewi (1505105020)
• Ni Kadek Lia Swandewi (1505105025)
• Shah Kanigara Asaddiari (1505105026)
Pendahuluan

• Tanaman jeruk (Citrus spp.) termasuk salah satu jenis tanaman


hortikultura yang bersifat tahunan dan dikenal sebagai tanaman
penghasil buah-buahan yang penting, karena buah jeruk dapat
sebagai sumber vitamin dan mineral.
• Didalam budidaya banyak factor pembatas yang harus diatasi.
Factor pembatas tersebut dapat bersifat biotic maupun abiotik.
Salah satu factor biotic adalah penyakit jeruk yang disebabkan
oleh jamur, virus, nematode maupun pathogen lainnya.
Sejarah Penyakit Embun Tepung

• Di Indonesia penyakit embun tepung (powdery mildew, Ingg:


melldauw, Bld.) untuk pertama kalinya ditemukan di Malang, Jawa
Timur, pada tahun 1916, (Arnes, 1918). Di Sumatera Utara
penyakit baru diketahui tahun 1928. Menurut Keuchenius (1931)
penyakit menyebabkan kerugian 5-20% tergantung dari tempat dan
musimnya.
• Untuk pertama kali penyakit berkembang secara epidemis pada
tahun 1977 (Sastrahidayat, 1978). Penyakit timbul pada 73% dari
daun-daun muda, dan jika tanaman tidak disemprot dengan
fungisida produksi dapat berkurang antara 75 – 90% (Suhardi et al.,
1978). Biasanya penyakit timbul pada musim kemarau.
Patogen yang Menyebabkan Penyakit Embun
Tepung pada Tanaman Jeruk

• Serangan patogen jamur Oidium tingitanium pada buah


menyebabkan gejala burik kusam permanen pada kulit buah yang
menyebabkan buah masuk dalam katagori mutu rendah
(Triwiratno et al. 2006).
• Diameter hifa cendawan ini berukuran 4,5 - 6,7 µm. Hifa pada
permukaan tanaman menghisap nutrisi dari sel-sel tanaman inang
melalui haustoriorum. Konidiofor berukuran 60-120 x 12 µm.
• Konidium membentuk rantai yang terdiri atas 4-8 konidium, tidak
berwarna, berbutir halus, dan berbentuk tong dengan ujung
membulat. Pemencaran konidium dibantu melalui angin. Daur
infeksi cendawan ini berlangsung selama empat hari dengan suhu
optimal 20-25 C. Epidemi sering terjadi pada kondisi dengan curah
hujan rendah.
Klasifikasi Penyakit Embun Tepung pada Tanaman Jeruk

• Kingdom : Fungi (Mycetae)


• Filum : Eumycota
• Subfilum : Deuteromycotina
• Kelas : Hypomycetes
• Ordo : Hyphales (Moniliales)
• Famili : Moniliaceae – Amerosporae
• Genus : Oidium
• Spesies : Oidium tingitaninum
Gejala Penyakit Embun Tepung pada Tanaman Jeruk

• Penyakit ini terjadi pada musim pertunasan jeruk , ditandai


dengan adanya lapisan tepung putih pada tunas, permukaan atas
daun, dan permukaan buah muda. Lapisan tepung putih tersebut
merupakan massa miselium jamur yang tumbuh di permukaan.
• Pada daun penyakit ini menyebabkan tepi daun melengkung ke
atas dan mengering, tetapi tidak gugur. Pada pucuk, menyebabkan
pucuk mengering. Pada buah menyebabkan buah gugur atau bisa
buah dapat bertahan.
Siklus Hidup

• Siklus hidup penyakit embun tepung dilalui dengan dua cara :


• Pertama, dari konidia membentuk hausoria, kemudian membentuk
konidia lagi.
• Kedua, konidia membentuk kleistotesium dan berkembang
membentuk askus, dari askus membentuk askospora dan
selanjutnya membentuk haustorium.
Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Penyakit Embun
Tepung Tanaman Jeruk

• Penyakit ini dipengaruhi oleh ketinggian tempat, suhu,


kelembaban dan sinar matahari serangan penyakit ini jarang
terjadi didataran rendah.
• Perkembangan penyakit ini lebih cocok pada pada suhu dingin,
kelembaban rendah, dan suasana teduh. Suhu dan kelembaban
udara yang sesuai untuk perkembangan penyakit embun tepung
masing-masing berkisar antara 22-26oC dan 80-88%.
Pengendalian

• Kultur Teknis
Sanitasi terhadap tunas atau daun-daun terinfeksi yang tidak produktif.
• Kimiawi
Penyemprotan dengan serbuk belerang atau penggunaan fungisida yang
efektif, bila dijumpai serangan. Bila mengunakan serbuk belerang, untuk
tanaman jeruk dibutuhkan 20-30 kg tepung belerang per hektar.
Penghembusan tepung belerang hendaknya dilakukan pagi hari, saat bunga
dan daun masih basah oleh embun. Bila penghembusan dilakukan saat hari
telah panas dapat menimbulkan luka bakar pada bunga dan daun.
Any Questions ?

Anda mungkin juga menyukai