Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN

“PEMBIBITAN TANAMAN PADI DAN SAWI”

Disusun oleh :

Nama NIM

1. Camelia Kamil 20180210109


2. Aswin Bahtiar Ramadhan 20180210112
3. Sefa Falahudin 20180210122
4. Elsa Aprilia Putri 20180210131
5. Muhammad Galang A. Y. D 20180210141
6. Hasna Khansa 20180210145

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2019
I. LATAR BELAKANG

Menyiapkan bahan tanam merupakan langkah awal dalam melakukan


penanaman. Bahan tanam dapat berupa bibit atau benih. Bibit adalah tanaman hasil
perbanyakan yang siap untuk ditanam, bias berasal dari perbanyakan generative atau
vegetative. Sedangkan benih adalah biji tanaman yang telah mengalami perlakuan
sehingga dapat dijadikan sarana dalam perbanyakan tanaman.

Bahan tanam merupakan faktor produksi tanaman yang sangat menentukan


hasil usaha tani. Kesalahan dalam pemilihan bahan tanam berakibat pada
pertumbuhan dan hasil tanaman yang kurang optimal. Oleh karena itu bahan tanam
haruslah diseleksi secara intesif agar hasil yang diperoleh maksimal.

Pada praktikum ini digunakan dua jenis benih yang akan disemai, yaitu padi
dan pakcoy. Alasan mengapa memakai padi dan sawi karena mudah didapatkan dan
mudah dalam pertumbuhan perkecambahannya.

II. TUJUAN

1. Untuk mengetahui cara pembibitan tanaman padi dengan metode pembibitan


basah.
2. Untuk mengetahui cara pembibitan benih sawi.
III. WAKTU DAN TEMPAT
- Waktu : 9 Maret 2019
- Tempat : Green House Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
IV. ALAT DAN BAHAN

a. Bahan

 Benih tanaman padi


 Benih tanaman sawi
 Tanah yang sudah dicampur dengan kotoran ternak
b. Alat
 Sekop
 Label
 Penampan plastic
V. CARA KERJA

- Alat dan bahan disiapkan


- Kotoran ternak dan tanah dicampur serta diaduk sampai merata
- Tanah dimasukan kedalam penampang plastic kurang lebih hingga 5 cm
- Benih disemaikan ke dalam penampang plastic
- Tanah ditaburkan diatas benih yang sudah disemaikan dalam penampang
- Tanam disiram sampai merata
VI. LANDASAN TEORI

Bahan tanam adalah tanaman atau bagian tanaman yang bias digunakan untuk
mengembangbiakan tanaman. Bagian tumbuhan yang ditanam, berupa biji, potongan
batang, atau belahan rumpun. Semua organ tanaman dapat digunakan sebagai bahan
tanam, namun harus efisien, tersedia dan berpotensi produksi tinggi. Bahan tanam
sangat menentukan produktifitas tanaman (Anonym,2012).
Benih adalah symbol dari suatu permulaan. Benih merupakan inti dari
kehidupan di alam semesta dan paling penting adalah kegunaannya sebagai
penyambung dari kehidupan tanaman. Benih disini adalah biji tanaman yang
digunakan untuk tujuan penanaman. Menurut strukturnya biji adalah suatu ovule atau
bakal biji yang masak yang mengandung suatu embrio yang biasanya terbentuk dari
sel-sel generative di dalam kandungan embrio serta cadangan makanan yang
mengelilingi embrio (Adyan Kusuma,2012).
Padi (Oryza sativa) termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang
yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung atau ruang
kosong. Panjang tiap ruas tidak sama panjangnya, ruas yang paling pendek terdapat
pada pangkal batang. Ruas yang kedua, ketiga dan seterusnya lebih panjang dari pada
ruas yang berada dibawahnya. Pertumbuhan batang tanaman padi adalah merumpun,
dimana terdapat satu batang tunggal atau batang utama yang mempunyai mata tunas.
(Aribawa, 2012)
Ciri khas dari daun tanaman padi yaitu adanya sisik/terlihat seperti bulu-bulu
dan telinga daun. Hal inilah yang menyebabkan daun padi dapat dibedakan dari jenis
rumput yang lain. Menurut Faozi (2010) padi merupakan tanaman semusim dengan
tinggi 50-130 cm hingga 500 m. Batang berbentuk bulat, berongga, dan beruas-ruas
dan berakar serabut. Daun terdiri dari helaian daun yang menyelubungi batang. Bunga
padi berbentuk malai yang keluar dari ketiak daun paling atas dengan jumlah bunga
tergantung dari kultivar yang kira-kira berkisar antara 50-500 bunga. Sedangkan buah
atau biji beragam dalam bentuk dan ukurannya (Suwadi, 2011). Klasifikasi botani
tanaman padi adalah sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Gymnospermae
Kelas : Monotyledonae
Keluarga : Gramineae (Poaceae)
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa sp.
Batang padi berbuku dan berongga, dari buku batang akan tumbuh anakan
atau daun. Bunga atau malai muncul dari buku terakhir pada tiap anakan. Akar padi
adalah akar serabut yang sangat efektif dalam penyerapan hara, tetapi peka terhadap
kekeringan. Akar padi terkonsentrasi pada kedalaman antara 10 – 20 cm. Padi dapat
beradaptasi pada lingkungan tergenag (anaerob) karena pada akarnya terdapat saluran
aerenchyma yang berfungsi sebagai penyedia oksigen bagi daerah perakaran. Biji padi
mengandung butiran pati amilosa dan amilopektin dalam endosperm. Perbandingan
kandungan amilosa dan amilopektin akan mempengaruhi mutu dan rasa nasi (pulen,
pera, atau ketan) Tanaman padi dapat hidup baik di daerah yang berhawa panas dan
banyak mengandung uap air dengan curah hujan yang baik rata-rata 200 mm bulan-1
atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki tahun-1
sekitar 1500 - 2000 mm, suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23°C,
dengan tinggi tempat berkisar antara 0 - 1500 m dpl dan tanah yang baik untuk
pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan
lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jumlah yang
cukup yang ketebalan lapisan atasnya antara 18 - 22 cm dengan pH antara 4-7
(Purwono, 2007).
Sawi hijau sebagai sebagai bahan makanan mengandung zat gizi yang lengkap
untuk kesehatan tubuh. Komposisi yang terkandung dalam 100 g segar sawi yaitu
protein 23 mg, lemak 3 mg, karbohidrat 40 mg, kalsium 220 mg, fosfor 38 mg, besi
2,9 mg, vitamin A, vitamin B, dan vitamin C (Sunarjono, 2003).
Sawi mempunyai akar tunggang (radix primaria dan cabang akar yang
berbentuk bulat panjang (silindris) menyebar ke segala arah, dengan kedalaman antara
30-50 cm. Akar ini memiliki fungsi sebagai penghisap air dan zat makanan dari tanah
serta menguatkan batang (Haryanto et al., 2006). Tanaman sawi memiliki bentuk
batang yang bulat, tetapi panjang batangnya hanya 5-10 cm. Sawi memiliki batang
berwarna putih kekuningan yang terbungkus helaian daun yang telah tua (Steenis,
2003). Sawi memiliki daun yang lebar memanjang, tipis, dan berwarna hijau. Tangkai
daun tanaman sawi sedikit panjang dan berwarna putih kehijauan. Daun tanaman sawi
yang telah tua akan membusuk pada pangkal batang karena daunnya tidak akan gugur
(Setiadi, 1993).
Penyerbukan bunga sawi dilakukan dengan bantuan serangga lebah dan
manusia. Hasil penyerbukan berbentuk buah berupa biji. Produksi utama dari tanaman
sawi adalah daunnya. Sawi dikonsumsi dalam berbagai macam masakan, sebagai
sayur daun (Rukmana, 1994).

VII. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengamatan

Padi Sawi
Tanggal
Tinggi Jumlah Daun Tinggi Jumlah Daun
12 Maret 2019 3,2 cm 2 1,3 cm 2
15 Maret 2019 7,4 cm 2 2,4 cm 2
18 Maret 2019 12,5 cm 3 3,8 cm 3
21 Maret 2019 15,2 cm 3 5,2 cm 4
24 Maret 2019 17,8 cm 4 6,5 cm 4
27 Maret 2019 19,3 cm 4 8,6 cm 5
Grafik Tinggi Tanaman
25

20

15

10

0
12 Maret 15 Maret 18 Maret 21 Maret 24 Maret 27 Maret

Padi Sawi

Dari hasil pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa tanaman padi, dan sawi
mengalami pertumbuhan setiap tiga harinya. Setiap tiga hari sekali tanaman diukur
menggunakan penggaris. Data tersebut terlihat bahwa tanaman padi dan sawi mengalami
pertumbuhan dari bibit tumbuh menjadi tanaman yang siap tanam.

Dalam melakukan pembibitan menjadi tanaman yang siap untuk di tanam tentunya
harus ada perawatan yang baik. Pada masa penyemaian tanaman diberikan asupan nutrisi
yang cukup yang dibutuhkan oleh tanaman yaitu dengan penambahan pupuk kendang pada
saat penyiapan media. Setiap harinya juga tanaman diberi air pada waktu sore hari sehingga
tanaman tumbuh dengan baik. Namun pada tanaman sawi terdapat banyak tumbuhan yang
mati hal tersebut dikarenakan cara penanaman benih yang tidak teratur sehingga ruang untuk
tumbuh terjadi persaingan.

Pengaruh pemberian pupuk kendang pada praktikum ini kurang berpengaruh, karena
kandungan unsur dari pupuk kandang tidak bisa diserap langsung oleh tanaman, melaikan
harus melalui proses dekomposisi oleh organisme yang membutuhkan waktu yang lama.
Dilihat dari kenyataannya pada tanaman padi daunnya mengalami kekuningan, bias jadi
tanaman tersebut kekurangan unsur N, namun bias jadi juga tanaman tersebut kekurangan
sinar matahari dikarenakan diletakan di Green House.

Padi Sawi
Tinggi Berat Jumlah Daun Tinggi Berat Jumlah Daun
(cm) (gram) (cm) (gram)
25,7 0,2 4 11,3 0,4 5
24,5 0,1 3 10,5 0,4 5
23 0,1 3 9,7 0,3 4
Data table diatas merupakan data sampel tanaman padi dan sawi sebelum dilakukan
penanaman di lapangan. Dari data diatas dapat diketahui bahwa semakin tinggi makan
semakin banyak jumlah daunnya, dan semakin berat juga tanaman tersebut. Pengukuran
tinggi tanaman dilakukan menggunakan penggaris yang diukur dari ujung akar sampai ujung
daun tertinggi dengan cara dikuncupkan.

VIII. KESIMPULAN

- Penggunaan tanah kompos pada Tanaman padi kurang maksimal sehingga padi
kekurang unsur hara, hal tersebut ditandai dengan menguningnya daun padi.
- Sedangkan pada sawi jarak tanam sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan pakcoy.

IX. DATAR PUSTAKA

Aribawa, B. (2012). Pengaruh Sistem Tanam Terhadap Peningkatan Produktifitas Padi di Lahan

Sawah Dataran Tinggi Beriklim Basah. Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi.

Faozi, K. ,. (2010). Tanggap Tanaman Padi Sawah Dari Berbagai Umur Bibit Terhadap Pemupukan

Nitrogen. Agronomika 10 (1) , 32-42.

Purwono, P. H. (2007). Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Jakarta: Penebar Swadaya.

Suwadi. (2011). Pembelajaran Penerapan SRI di Lahan Tadah Hujan. Jakarta: VECO Indonesia.

Haryanto, E., E. Rahayu, dan Suhartini. 1996. Sawi dan Selada. Jakarta: PT Penebar Swadaya.

Setiadi. 2003. Sawi. Jakarta: Penebar Swadaya.

Sunarjono. 2003. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta: UI Press.

Rukmana, R. 1994. Bertanam Selada dan Andewi. Yogyakarta: Kanisius.

Van Steenis, C. G. G. J., 2003.Flora. Jakarta: PT Pradya Paramita.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai