Anda di halaman 1dari 6

ACARA IV

BUDIDAYA UBI KAYU SECARA DOUBLE ROW

A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Hari : Rabu
Tanggal : 21 September 2022
Waktu : 14.00 WIB
Tempat : Kebun Percobaan, Fakultas Pertanian, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta,
Sempu,Wedomartani, Ngemplak, Sleman, D.I.
Yogyakarta.

B. TUJUAN
Mempelajari cara budidaya tanaman ubi kayu dengan pola tanam double row
(baris ganda)

C. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman ubi kayu merupakan salah satu tanaman bahan pangan utama
selain tanaman biji-bijian. Tanaman ubi kayu juga merupakan komponen
utama pakan ternak. Dengan perkembangan teknologi, ternyata ubi kayu juga
merupakan bahan baku yang sangat berharga bagi berbagai macam industri,
mulai industri pangan sampai industri bahan bakar. (Islami, 2015). Selain itu
menurut Nainggolan dan Aritonang, (2017) tanaman ubi kayu mempunyai
beberapa keunggulan dibandingkan dengan tanaman pangan lain, diantaranya
dapat tumbuh di lahan kering dan kurang subur, daya tahan terhadap penyakit
relatif tinggi, masa panennya yang tidak diburu waktu sehingga dapat
dijadikan lumbung hidup. Selain itu, daun dan umbi ubi kayu dapat diolah
menjadi aneka makanan.
Berdasarkan hasil identifikasi tumbuhan oleh Herbarium Medanense
(2016), klasifikasi tanaman singkong adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot esculenta
Daun singkong tumbuh di sepanjang batang dengan tangkai yang
panjang. Daun singkong berwarna kehijauan dan tulang daun yang majemuk
menjari dengan anak daun berbentuk elips yang berujung runcing Posisi
duduk daun spiral dengan rumus 2/5, ruas antara tangkai daun pendek 3-5 cm .
Warna daun muda (pucuk) hijau kekuningan atau hijau keunguan sedangkan
daun dewasa berwarna hijau tua dan bagian tiap daun (cuping daun) berukuran
lebar (p/l) dengan jumlah tiap daun 5, 6, dan 7 helai, berbentuk lanset ujung
daun meruncing (Rini Restiani,dkk 2014).
Batang tanaman singkong berbentuk bulat diameter 2,5 – 4 cm,
berkayu beruas – ruas dan panjang. Ketinggiannya dapat mencapai 1 – 4
meter. Warna batang bervariasi tergantung dari kulit luar, tetapi batang yang
masih muda pada umumnya berwarna hijau dan pada saat tua berubah keputih
– putihan, kelabu, hijau kelabu atau coklat kelabu. Empulur batang berwarna
putih, lunak, dan strukturnya empuk seperti gabus. sedang permukaan beralur
dan bercabangan dan tidak bercabang (Rini Restiani, dkk 2014).
Umbi singkong berbeda dengan umbi tanaman umbi-umbian lain.
Umbi secara anatomis sama dengan akar, tidak mempunyai mata tunas
sehingga tidak dapat digunakan sebagai alat perbanyakan vegetatif. Secara
morfologis, bagian umbi dibedakan menjadi tangkai, umbi, dan bagian ekor
pada bagian ujung umbi. Tangkai ujung bervariasi dari sangat pendek (kurang
dari 1 cm) hingga panjang (lebih dari 6 cm). Ekor umbi ada yang pendek dan
ada yang panjang. Bentuk umbi beragam mulai agak gemuk membulat,
lonjong, pendek hingga memanjang.Warna kulit umbi putih, abu-abu, coklat
cerah hingga coklat tua. (Ventyani, 2021).
Umbi singkong terdiri atas tiga lapis, yaitu kulit luar berwarna coklat,
lapisan kulit dalam berwarna putih atau kekuningan, dan lapisan daging
berwarna putih atau putih kekuningan sesuai dengan jenisnya. Di antara kulit
dalam dan kulit luar, terdapat jaringan kambium yang menyebabkan
umbidapat membesar. (Rini Restiani, dkk 2014).
Bunga pada singkong muncul saat 9 bulan setelah tanam. Umbi
berbentuk silindris (Cylindrical) dengan ketebalan korteks, sedang (2-3 mm),
Bunga betina lebih dulu muncul dan matang. bunganya berumah satu
(Monoecius) dan proses penyerbukannya bersifat silang. Jika selama 24 jam
bunga betina tidak dibuahi, bunga akan layu dan gugur (Rini Restiani,dkk
2014).
Curah hujan yang sesuai untuk tanaman ubi kayu antara 1.500-2.500
mm/tahun. Untuk suhu udara minimal tanaman ubi kayu sekitar 10oC, jika
suhu dibawah 10oC menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat,
menjadi kerdil dikarenakan pertumbuhan bunga yang kurang sempurna.
Kelembaban udara optimal untuk tanaman ubi kayu antara 60-65%. Sinar
matahari yang dibutuhkan untuk tanaman ubi kayu sekitar 10 jam/hari
terutama untuk perkembangan umbinya dan kesuburan daun. Ketinggian
tempat yang baik dan ideal untuk tanaman ubi kayu antara 10700 m.dpl,
sedangkan toleransinya antara 10-500 m.dpl. (Bargumono, 2012).
Tanah yang sesuai untuk tanaman ubi kayu adalah tanah yang
berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta kaya
bahan organik. Tanah dengan struktur remah mempunyai tata udara yang baik,
unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Untuk pertumbuhan
tanaman ubi kayu yang lebih baik, tanah harus subur dan kaya bahan organik
baik unsur makro maupun mikronya. Derajat keasaman (pH) tanah yang
sesuai untuk budidaya ubi kayu berkisar antara 4,5-8,0 dengan pH ideal 5,8.
Pada umumnya tanah di Indonesia ber-pH rendah (asam), 8 yaitu berkisar 4,0-
5,5, sehingga seringkali dikatakan cukup netral bagi suburnya tanaman ubi
kayu. (Bargumono, 2012).
Sistem atau cara tanam double row adalah membuat baris ganda.
Penjarangan barisan ini ditujukan agar tanaman lebih banyak mendapatkan
sinar matahari untuk proses fotosintesis. Hal ini disebabkan ruang antar
barisan pada model barisan lebih meningkatkan intersepsi cahaya matahari.
Keuntungan menggunakan sistem tanam double row adalah jumlah tanaman
bahan ubi kayu lebih sedikit dan dapat dilakukan penanaman tanaman sela
seperti kacang tanah dan kedelai pada jarak barisan ubi kayu. (Sektiwi,dkk,
2013).
Upaya peningkatan produksi dan produktivitas ubi kayu perlu adanya
masukan teknologi budidaya yang tepat. Teknologi yang dapat diterapkan
adalah perlakuan stek sebelum ditanam, antara lain perlakuan fisik, dan
pemberian zat perangsang tumbuh. Pelukaan fisik terhadap stek dengan cara
dikerat, dicacah, dibelah dan diruncing dapat memicu pertumbuhan dan
perkembangan akar, dapat mempengaruhi gerakan, dan akumulasi karbohidrat
dan auksin yang dibutuhkan untuk merangsang inisiasi akar sehingga
mempercepat pertumbuhan. Perbanyakan pada ubi kayu dapat dilakukan
dengan cara mengstek batang dari ubi kayu dengan panjang 20-25 cm, 25-30
cm dan 30-35 cm. (Fara,dkk, 2019).

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Peralatan budidaya
b. Peralatan pengukuran
2. Bahan
a. Stek ubi kayu
b. Benih kacang tanah
c. Pupuk kompos
d. POC
E. CARA KERJA
1. Mengolah tanah dengan mencangkul dan meratakan tanah, serta memberi
pupuk kompos sesuai rekomendasi. Membuat bedengan dengan ukuran
sesuai luas tanah.
2. Menyiapkan stek batang ubi kayu sesuai perlakuan, yaitu Panjang stek 20 -
25cm, Panjang stek 25 – 30 cm, dan Panjang stek 30 – 35
3. Menanam stek batang ubi kayu sesuai dengan jarak tanam ganda 0,5 m x
0,5 m x 1,5 m, dan menanam tanaman kacang tanah dengan jarak tanam
25 cm x 25 cm sebanyak dua butir perlubang.
4. Melakukan pemeliharaan tanaman yang meliputi :
a. Melakukan penyulaman, dilakukan sebelum satu minggu setelah tanam
b. Melakukan penyiangan, dilakukan pada umur 4 – 5 minggu setelah
tanam
c. Melakukan pemupukan dilakukan satu kali pada saat 2 minggu setelah
tanam menggunakan POC dengan takaran 2 ml/L.

F. HASIL PENGAMATAN
DAFTAR PUSTAKA

Bargumono. 2012. Budidaya Tanaman Singkong. Halaman 4-25.

Fara, S. B., Wijayanti, F. W., & Djuhaery, A. Kajian Perlakuan Fisik Stek
Terhadap Hasil Produksi Tanaman Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz).
Journal AGROLOGIA: Volume 8, Nomor 1, April 2019, halaman 39-43.

Herbarium Medanense. 2016. Hasil Identifikasi Herbarium Medanense (MEDA).


Medan: Universitas Sumatra Utara.

Naiggolan, dan Aritonang. 2017. Analisis Integrasi Subsistem Agribisnis Ubi


Kayu di Kecamatan Pancar Batu Kabupaten Deli Serdang. Agrirum
Volume 20 No. 3.

Restiani, R., Roslim, D. I., & Herman, H. (2014). Karakter Morfologi Ubi Kayu
(Manihot Esculenta Crantz) Hijau dari Kabupaten Pelalawan (Doctoral
dissertation, Riau University).

Titiek Islami. 2015. Ubi Kayu Tinjauan Aspek Ekofisiologi Serta Upaya
Peningkatan dan Keberlanjutan Hasil Tanaman, Geraha Ilmu, Yogyakarta.

Ventyani, L. E. (2021). Pemetaan Prioritas Kebutuhan Pemberdayaan Petani


pada Rantai Nilai Komoditas Singkong di Desa Kemuning Lor Kecamatan
Arjasa Kabupaten Jember (Doctoral dissertation, POLITEKNIK NEGERI
JEMBER).

Anda mungkin juga menyukai