Anda di halaman 1dari 9

ACARA I

PERSEMAIAN

A. TUJUAN
Megetahui cara membuat persemaian untuk budidaya tanaman

B. TINJAUAN PUSTAKA
Persemaian adalah proses merawat benih hingga menjadi bibit, jika benih
sudah siap dan cukup umur maka benih akan dikeluarkan dan ditanam di
lapangan. Bibit merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu
tanaman, karena bibit merupakan salah satu objek utama yang akan ditanam
dalam proses bercocok tanam. Penaburan dilakukan sedemikian rupa sehingga
peluang benih untuk bertahan dan tumbuh dengan baik lebih tinggi
dibandingkan dengan benih yang tidak disemai. Kriteria bibit yang siap di
pindahkan ke lapangan adalah bibit yang semai-semainya sudah kuat (Ilyas dkk
2015).
Pembibitan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu persemaian sementara dan
persemaian permanen. Pada persemaian sementara (flying nurseries),
persemaian jenis ini biasanya mempunyai lahan yang kecil, letaknya dekat
dengan areal yang akan ditanami. Selain itu, persemaian jenis ini digunakan
untuk masa panen yang panjang, minimal 5 tahun, saat batang sudah kuat dan
siap dipindahkan ke lingkungan lain (Taufik, 2015).
Persemaian sementara dan persemaian permanen ini memiliki
keunggulan dan juga kekurangannya masing-masing. Keunggulan dari
persemaian sementara adalah sebagai berikut. Pertama, keadaan ekologisnya
mendekati keadaan lapangan tanaman. Kedua, biaya transportasi lebih murah.
Ketiga, tidak ada persoalan pemeliharaan kesuburan tanah, karena bersifat
sementara. Keempat, tenaga kerja sedikit sehingga mudah mengurusnya. Dari
keunggulan tersebut, persemaian sementara juga memiliki kekurangan yaitu.
Pertama, biaya produksi per satuan bibit mahal. Kedua, tata tertib administrasi
bibit cukup sulit untuk dilaksanakan. Ketiga, jumlah bibit yang dihasilkan
terbatas. Keempat, sering gagal karena kurangnya tenaga terlatih (Taufik,
2015).
Keunggulan dari persemaian permanen adalah sebagai berikut. Pertama,
penyiapan media dapat dilakukan secara mekanis. Kedua, pemeliharaan
kesuburan tanah dapat dipelihara secara lebih mudah. Ketiga, manajemen
persemaian dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien. Keempat, peluang
pengembangan teknologi persemaian dapat lebih terarah. Kelima, bibit yang
berkualitas baik dapat dihasilkan dalam jumlah yang relatif lebih besar.
Kelemahan dari persemaian permanen adalah memerlukan dana investasi
infrastruktur dan peralatan yang cukup besar dan biaya pemeliharaan yang
tinggi (Taufik, 2015).
Bayam yang di gunakan untuk budidaya ada yang bernama bayam
cabut. Ciri-ciri bayam ini adalah memiliki daun lebar-lebar, yang dibedakan
atas 2 spesies yaitu Amaranthus hybridus caudatus L. Klasifikasi tanaman
bayam merah termasuk kedalam :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Hamamelidae
Ordo : Caryphyllales
Famili : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Spesies : Amaranthus tricolor L. (Saparinto, 2013).
Bayam merah berbentuk perdu, tinggi tanaman dapat mencapai 1,5
sampai 2 meter. Batang tegak, tebal, berdaging, dan banyak mengandung air.
Bentuk daun bulat telur, ujung agak meruncing dan tulang daun terlihat jelas.
Sistem perakaran bayam merah menyebar dangkal. Bayam merah berumur
semusim atau lebih. Daun berwarna merah, bunga berukuran kecil, berjumlah
banyak terdiri dari daun bunga 4-5 buah, benang sari 1-5, dan bakal buah 2-3
buah. Tanaman dapat berbunga sepanjang musim. Biji berukuran sangat kecil
dan halus, berbentuk bulat, dan berwarna merah coklat tua sampai mengkilap
sampai hitam kelam. Namun ada beberapa jenis bayam yang mempunyai wama
biji putih, misalnya bayam maksi yang bijinya berwarna merah (Saparinto,
2013).
Bayam merah dapat tumbuh sepanjang tahun, baik di dataran rendah
maupun tinggi. Oleh karena itu, tanaman ini dapat ditaman di kebun dan
pekarangan rumah. Bayam merah biasa ditanam di tegalan. Waktu tanam yang
baik ialah awal musim hujan atau pada awal musim kemarau. Bayam merah
akan tumbuh dengan baik bila ditanam pada tanah dengan derajat keasaman
(pH tanah) sekitar 6-7. Bila pH kurang dari 6, tanaman bayam merah akan
merana. Sementara itu, pada pH di atas 7, tanaman bayam merah akan
mengalami klorosis, yaitu timbul warna putih kekuning-kuningan, terutama
pada daun yang masih muda (Saparinto, 2013).
Bayam hijau (Amaranthus hybridus paniculatus L.) mempunyai dasar
daun yang lebar sekali, berwarna hijau, rangkaian bunga panjang tersusun
secara teratur dan besar-besar pada ketiak daun. Adapun klasifikasi Bayam
Hijau (Amaranthus hybridus L.) :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Famili : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Spesies : Amaranthus hybridus L. (Saparinto, 2013)
Morfologi tanaman bayam hijau yaitu berakar tunggang, tidak berkayudan
berwarna putih kekuningan. Batang berbentuk berbatang bulat, tegak, dan
termasuk berbatang basah. Daun termasuk daun tunggal, bundar telur,
memanjang sampai lanset. Bunga berkelamin tunggal, bunga majemuk
kumpulan bunganya berbentuk bulir untuk bunga jantannya sedangkan bunga
betina berbentuk bulat. Buah mengandung biji yang sangat kecil, berbentuk
bulat panjang dan berwarna hitam mengkilat. Berbentuk lonjong berwarna
hijau dengan panjang 1,5 mm. Biji berbentuk bulat kecil berwarna hitam
dengan panjang antara 0,8 – 1 mm (Hurriyah, 2019).
Daerah yang cocok untuk penanaman bayam hijau yaitu tipe tanah
lempung sampai lempung berpasir, gembur, mengandung bahan organik, pH
tanah optimum 6,0-6,8. Ketinggian tempat 600-1.500 m dpl. Persyaratan lain
lokasi terbuka dan memperoleh sinar matahari langsung serta drainase air
lancar Penanaman bayam memiliki beberapa syarat seperti : keadaan lahan
harus terbuka dan mendapat mendapat sinar matahari serta memiliki tanah yang
subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, memiliki pH 6-7 dan tidak
tergenang air. panen pertama bayam merah dapat dilakukan mulai umur 25-30
hari setelah tanam (Rukmana, 2018).
Tanaman sawi atau (Brassica juncea) merupakan jenis sayuran yang di
minati oleh masyarakat Indonesia. sawi hijau yaitu memiliki ciri berwarna
hijau, batangnya panjang dan tegap. Klasifikasi tanaman sawi adalah sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Dicotyledonae
Ordo : Rhoeadales
Famili : Cruciferae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica juncea L. (Saparinto, 2013).
Tanaman sawi merupakan tanaman tahunan. Daun tanaman sawi dengan
daun brokoli sekilas terlihat sama. Orang awam terkadang ada yang masih
susah membedakan antara kedua tanaman ini. Namun, perbedaan tersebut tidak
terbatas pada daunnya saja, namun masih ada bagian dari kedua tanaman ini
yang bisa menjadi pembeda dengan sayuran yang lainnya meskipun termasuk
dalam satu keluarga.Tanaman sawi ini memiliki sebuah sistem pengakaran
yang berupa akar serabut yang tumbuh menyebar di sekitar tanah. Akar sayuran
ini menembus tanah terbilang tidak terlalu dalam ke tanah yaitu hanya sekitar 5
cm saja. Struktur akar sawi sangat mudah untuk putus. Selain itu, akar sawi
juga bisa tumbuh dengan optimal pada tanah yang subur, gembur dan juga
mengandung banyak unsur hara dan H20. Sawi mempunyai batang yang
pendek dan beruas bahkan batang ini nyaris susah sekali untuk dibedakan dari
tangkai daunnya. Batang sawi juga memiliki fungsi sebagai penopang serta
pembentuk daun sawi. (Wibowo dkk, 2018)
Tanaman sawi dibudidayakan pada dataran tinggi dengan ketinggian 5
meter sampai dengan 1.200 meter dpl. Namun biasanya dibudidayakan pada
daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl dan tanah
yang baik untuk budidaya tanaman sawi adalah tanah yang memiliki tekstur
tanah yang gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan
airnya baik (Hariyadi dkk, 2017).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Cetok
b. Nampan plastik
c. Ember
2. Bahan
a. Benih sayuran sawi
b. Benih sayuran bayam merah
c. Benih sayuran bayam hijau
d. Tanah
e. Pupuk kandang
f. Tanah

D. CARA KERJA
1. Membuat media persemaian yang terdiri dari tanah dan pupuk kendang
perbandingan 1:1, lalu pindahkan ke nampan.
2. Membuat 3 bedengan pada nampan yang telah diisi media.
3. Menyiram media hingga lembab.
4. Menaburkan benih sayuran pada tiap bedengan yang dibuat di nampan.
5. Meletakan di bawah tempat teduh.
6. Menyiram setiap hari

E. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Persemaian Bayam Merah
Tanaman Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Daun (helai) Presentase
Sempel Pengamatan Ke- Pengamatan Ke- Hidup
1 2 1 2
1 3,5 4,5 3 2
2 4 9 3 4 70%
3 3 10,5 3 5
Rata-rata 3,5 8 3 3,5
Sumber : Praktikum Dasar Teknologi Budidaya Tanaman 2023.

Tabel 1.2 Hasil Pengamatan Persemaian Bayam Hijau


Tanaman Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Daun (helai) Presentase
Sempel Pengamatan Ke- Pengamatan Ke- Hidup
1 2 1 2
1 3 9,5 2 6
2 1,8 3 3 4 65%
3 3 7 3 4
Rata-rata 2,6 6,5 2,6 4,6
Sumber : Praktikum Dasar Teknologi Budidaya Tanaman 2023.

Tabel 1.3 Hasil Pengamatan Persemaian Sawi


Tanaman Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Daun (helai) Present
Sempel Pengamatan Ke- Pengamatan Ke- ase
Hidup
1 2 1 2
1 4,5 8 2 4
2 4,5 6 2 3 80%
3 4,5 7 2 4
Rata-rata 4,5 7 2 3,6
Sumber : Praktikum Dasar Teknologi Budidaya Tanaman 2023.

F. PEMBAHASAN
Persemaian adalah proses merawat benih sehingga menjadi bibit, dan jika
benih sudah siap serta cukup umurnya maka benih dapat dikeluarkan dan
ditanam di lapangan. Cara untuk membuat pesemaian dapat dilakukan dengan
menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, kemudian membuat media
pesemaian dengan tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1 lalu
dimasukkan ke dalam nampan, kemudian menaburkan benih disetiap bagian
nampan dan menyiram media hingga basah. Pada praktikum yang telah
dilakukan menggunakan benih tanaman bayam hijau, bayam merah, dan sawi.
Berdasarkan pengamatan diperoleh hasil seperti berikut. Rata-rata tinggi
tanaman bayam merah pada minggu pertama adalah 3,5 cm. Pada minggu
kedua rata-rata tinggi bayam merah adalah 8 cm. Kemudian rata-rata jumlah
daun tanaman daun merah pada minggu pertama adalah 3 dan pada minggu
kedua yaitu 3,5. lalu untuk persentase hidup tanaman bayam merah adalaah
70%. Rata-rata tinggi tanaman bayam hijau pada minggu pertama adalah 2,6
cm dan untuk tinggi tanaman pada minggu kedua adalah 6,5 cm. Kemudian
jumlah daun pada tanaman bayaam hijau minggu pertama adalah 2,6 dan pada
minggu kedua adalah 4,6. Lalu untuk persentase hidup tanaman bayam hijau
adalah 65%. Rata-rata tinggi tanaman sawi pada minggu pertama adalah 4,5 cm
dan untuk tinggi pada minggu kedua adalah 7 cm. kemudian jumlah daun
tanaman sawi pada minggu pertama adalah 2 dan untuk jumlah daun pada
minggu kedua adalah 3,6. Lalu untuk persentase hidup tanaman sawi adalah
80%.
Berdasarkan praktikum, dapat diketahui bahwa ada beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap persemaian. Hasil persemaian pada praktikum yang telah
dilakukan terdapat bibit semai yang tumbuh kerdil karna persaingan dalam
penyerapan unsur hara sehingga bibit semai menjadi kerdil,dan ada juga yang
mengalami etiolasi sehingga bibit semai ini tumbuh lebih panjang dari yang
lain. Faktor-faktor yang berpengaruh pada pertumbuhan bayam merah, bayam
hijau, dan sawi antara lain adalah jumlah air yang terlalu banyak saat
penyiraman dan kurangnya cahaya matahari. Menurut teori kelebihan air pada
tanaman dapat menyebabkan petumbuhan tanaman terhambat terutama pada
bagian akar bisa terjadi pembusukan (Nurul, 2018). Sedangkan teori kurangnya
cahaya matahari saat persemaian dapat menyebabkan tanaman tidak
mendapatkan pencahayaan yang menyeluruh sehingga terjadi etiolasi pada
tumbuhan yang mengakibatkan meningkatnya pemanjangan sel sehingga
tanamanan tumbuh lebih panjang (Aprizal, 2022).

G. KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan dan pembahasan pada praktikum, dapat
disimpulkan bahwa cara untuk membuat pesemaian dapat dilakukan dengan
menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, kemudian membuat media
pesemaian dengan tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1 lalu
dimasukkan ke dalam nampan, kemudian menaburkan benih disetiap bagian
nampan dan menyiram media hingga basah. Pesemaian harus diletakkan
ditempat teduh, serta disiram setiap hari. Pada persemaian bayam merah
persentase hidupnya sebesar 40%, pada persemaian bayam hijau persentase
hidupnya sebesar 90%, dan pada persemaian sawi persentase hidupnya sebesar
100%.
DAFTAR PUSTAKA

Djara, T., dan Febi. 2022. Respon Semai Jabon Merah (Anthocephalus
Macrophyllus (Roxb) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Limbah Kulit
Buah Kakao di Tempat Persemaian Permanen Fatukoa, Naioni, Kecamatan
Maulafa, Kota Kupang Nusa Tenggara Timur. Jurnal Wana Lestari. 4(1) :
072-082.

Hasanah, B., dan S. L. Purnamaningsih. 2019. Korelasi dan Sidik Lintas


Komponen Hasil dan Hasil Bayam Merah (Amaranthus tricolor
L.). Jurnal Produksi Tanaman. 7(5) : 766-664.

Hurriyah, dan L. Citra. 2019. Pengaruh Penambahan Sari Bayam Hijau Dan Sari
Bayam Merah Terhadap Kualitas Gizi Mie Basah Sebagai Sumber Belajar
Biologi. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

Ritonga, W. dan Arya. 2021. Perbedaan Pertumbuhan dan Produktivitas Varietas


Bayam Hijau dan Bayam Merah. Jurnal Agro. 8(2) : 286-297.

Yogatama, M. R. (2023). Teknik Budidaya Dan Usaha Tani Bayam Hijau


(Amaranthus tricolor) Secara Organik Di Agrosayur Tegalseruan Grogol
Bungah Gresik.

Wibowo, SA, Sunaryo, Y., dan D. H. Pamungkas. 2018. Pengaruh Pemberian


Naungan Dengan Intensitas Cahaya Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Berbagai Jenis Tanaman Sawi (Brassica juncea L). Jurnal
Ilmiah Agroust. 2 (1), 34-42.

Anda mungkin juga menyukai