Anda di halaman 1dari 6

BAB II.

TINJUAN PUSTAKA

2.1. Botani Tanaman Kacang Hijau(Vigna radiata L.)

Menurut Steenis et al, (1997), kacang hijau diklasifikasikan ke dalam

Divisio Spermatophyta, Class Dicotyledoneae, Ordo Leguminosae, Family

Papilionaceae, Genus Phaseolus, Spesies Phaseolus radiatus L.

Kacang hijau berakar tunggang, sistem perakarannya dibagi menjadi dua

yaitu mesophytes dan xerophytes. Mesophytes mempunyai banyak cabang akar

pada permukaan tanah dan tipe pertumbuhannya menyebar, sementara xerophytes

memiliki akar cabang lebih sedikit dan memanjang ke arah bawah (Sarianti,

2016).

Kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara

30-60 cm, tergantung varietasnya. Batang kacang hijau berbentuk bulat dan

berbuku-buku. Ukuran batangnya kecil, berbulu, berwarna hijau kecoklatan atau

kemerahan. Tanaman ini bercabang banyak, cabangnya menyamping pada bagian

utama, berbentuk bulat dan berbulu. Cabang kacang hijau berwarna hijau dan ada

yang coklat muda (Windiarsih, 2018).

Daun kacang hijau adalah daun majemuk, memiliki daun trifoliate (terdiri

dari tiga helaian) dan letak daunnya berselingan. Daun berbentuk lonjong 8 dan

runcing dibagian ujung, memiliki tangkai daun yang lebih panjang dari daunnya.

Kacang hijau memiliki warna daun hijau muda sampai hijau tua (Bambang, 2007

dalam Fitriani, 2014).

Bunga kacang hijau termasuk bunga sempurna (hermaphrodite), dapat

menyerbuk sendiri, berbentuk kupu–kupu, dan berwarna kuning. Bunga muncul

diujung percabangan pada umur 30 hari. Munculnya bunga dan masak polong

4
pada kacang hijau tidak serentak sehingga panen dilakukan beberapa kali

(Suhardi, 2014).

Polong menyebar dan menggantung berbentuk silindris dengan panjang

antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna

hijau dan dan setelah tua berwarna hitam atau coklat. Setiap polong berisi 10-15

biji. Polong menjadi tua sampai 60-120 hari setelah tanam. Perontokan bunga

banyak terjadi dan mencapai angka 90% (Fitriani, 2014).

Biji kacang hijau berbentuk bulat kecil dengan bobot (berat) tiap butir 0,5-

0,8 mg atau per 1000 butir antara 36 -78 g, berwarna hijau sampai hijau mengilap.

Biji kacang hijau tersusun atas tiga bagian, yaitu kulit biji, kotiledon, dan embrio.

Biji kacang hijau lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya

kebanyakan hijau kusam atau hijau mengkilap, beberapa ada yang berwarna

kuning, cokelat, dan hitam. Biji kacang hijau berbentuk bulat. Bijinya sering

dibuat kecambah atau taoge (Mustakim, 2016).

Umur panen barvariasi tergantung varietas yang ditanam. Panen dilakukan

bila polong berwarna hitam atau coklat serta telah kering dan mudah pecah. Panen

dapat dilakukan satu, dua, atau tiga kali tergantung varietas yang ditanam

(Nurfauziah, 2018). Kehilangan hasil panen dapat terjadi jika kacang hijau

dipanen dalam kondisi terlalu kering karena sangat berpotensi pecahnya polong 9

dan biji tersebar. Setelah panen, polong segera dijemur selama 2–3 hari hingga

kulit mudah terbuka. Pembijian dilakukan dengan cara dipukul, sebaiknya di

dalam kantong plastik atau kain untuk menghindari kehilangan hasil. Biji dijemur

lagi sampai kering simpan yaitu kadar air 8–10%.

5
2.2. Syarat Tumbuh Kacang Hijau

Syarat tumbuh untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, kacang

hijau menghendaki curah hujan optimal 50 - 200 mm/bln dengan temperatur 25-

27°C dengan kelembaban udara berkisar 50 - 80% dan cukup mendapat sinar

matahari (Humaedah, 2011).

Kacang hijau merupakan tanaman golongan C3 yang mempunyai tingkat

kejenuhan cahaya lebih rendah dibandingkan dengan tanaman C4. Radiasi yang

terlalu terik tidak diinginkan oleh kacang hijau karena dapat mengakibatkan

terjadinya peningkatan laju fotorespirasi dimana sebagian stomata daun menutup

sehingga terjadi hambatan masuknya CO2dan menurunkan aktifitas fotosintesis

akibatnya dapat mengurangi kemampuan enzim RuBp (ribulose bisphosphate

carboxylase) untuk mengikat CO2. Selain menghambat aktivitas fotosintesis,

cekaman kekeringan juga menghambat sintesis protein dan dinding sel. Panjang

hari yang diperlukan minimum 10 jam/ hari (Humaedah, 2011).

Tekstur tanah yang cocok untuk kacang hijau adalah tanah liat berlempung

banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainase yang baik. Struktur tanah

gembur dengan tingkat kemasaman pH 5,8-6,7. pH tanah yang lebih rendah dan

lebih tinggi akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksikacang hijau

(Ichsania, 2019).

2.3. Cekaman Kekeringan

Kekurangan air merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan dan produksi kacang hijau. Jika ketersediaan jumlah air berkurang

akan mengakibatkan tanaman mengalami titik kritis sehingga dapat

mempengaruhi produksi tanaman tersebut. Pemberian air sangat berkaitan dengan

6
tingkat ketersediaan air dalam tanah. Air yang tersedia dalam tanah juga akan

berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman (Rahardian, 2013).

Kekeringan pada tanaman dapat menyebabkan konduktansi stomata

menurun, laju fotosintesis menurun, peningkatan sintesis dari asam absisat,

sorbitol, oroline, mannitol, serta beberapa senyawa pengendali radikal dan

meningkatkan sintesis protein baru serta mRNA. Saat menghadapi kekeringan,

biasanya asam absisat yang terdapat pada tanaman akan bekerja dengan cara

menutup stomata. Terjadinya penutupan pada stomata bertujuan untuk mencegah

agar tanaman tidak kehilangan cairan dalam jumlah banyak pada saat proses

transpirasi dengan cara penurunan tekanan osmotik. Selain itu asam absisat juga

akan membentuk lapisan lilin atau lapisan epikutikula untuk mencegah hiangnya

cairan pada tanaman saat kekeringan. Saat kekeringan, asam absisat juga akan

menstimulasi pengambilan air melalui akar (Asra et al., 2020).

Pada kondisi cekaman kekeringan,tanaman meningkatkan daya tahannya

baiksecara morfologi, fisiologi, seluler maupunmolekuler (Fang dan Xiong,

2015). Wang, et. al.,2015 menyatakan bahwa pada kondisicekaman kekeringan,

fotosintesis tanaman cenderungmenurun, serta perubahan hormonal (auxin,

sitokinin dan ABA) menyebabkanmenutupnya stomata, mengurangi

pembelahandan pengembangan sel sebagai upaya adaptasitanaman. Respons

biokimia tanaman terhadapcekaman kekeringan dengan meningkatkansenyawa

prolin sebagai osmoprotektan untukmempertahankan potensial osmotik

dalamtanaman (Kurniawati et al., 2014).

Menurut Riduan et al.,2005 melaporkan bahwa kultivar kacang tanahyang

toleran cekaman kekeringan mampumengakumulasi prolin dalam daun

7
dengancepat antara 177% sampai 242% dibandingkankultivar yang tidak

toleran.Dalam pengembangan produksi kacanghijau, varietas tanaman merupakan

salah satufaktor produksi yang sangat penting. Namun dalam menghadapi

perubahan iklimterutama ancaman cekaman kekeringan pada budidaya kacang

hijau diperlukan varietas unggul yang tahan terhadap kekeringan.

2.4. Silika

Silika (Si) merupakan unsur hara yang melimpah di kerak bumi dan

dianggap sebagai unsur yang menguntungkan tanaman. Tanaman yang

kekurangan unsur hara silika secara keragaan akan terlihat lebih lemah dan lebih

rentan terhadap cekaman biotik maupun abiotik (Guerriero et al., 2016).

Silika ini memiliki kemampuan untuk mempertebal dinding sel, Sehingga

penambahan silika dapat meningkatkan kekerasan akar. Akar yang lebih keras ini

akan mempermudah akar untuk menembus lapisan tanah yang keras untuk

menyerap air yang dibutuhkan oleh tanaman pada kondisi kekeringan tanpa harus

merusak jaringan akar. Pertumbuhan akar yang kuat diperlukan untuk kekuatan

dan pertumbuhan tajuk. Apabila akar mengalami kerusakan karena gangguan

secara biologis, fisik, atau mekanis, maka akan mengganggu pertumbuhan tajuk

(Dewi et al, 2014).

Mekanisme silika masuk pada jaringan tanaman yaitu melalui stomata

menuju sel korteks. Silika pada sel korteks terpolimerasi menjadi silika gel san

SiO2. Silika yang telah terbentuk tersebut kemudian diangkut oleh xylem menuju

membran sel lalu ditranslokasikan ke sel-sel daun. Ketika silika berada pada sel

daun kemudian memasuki jaringan epidermis dan berintegrasi dengan selulosa

membentuk membran silika selulosa. Membran silika selulosa tersebut berasosiasi

8
dengan Ca-pektat membentuk lapisan double layer pada jaringan epidermis

(Meena et al, 2014)

Serapan Si menyebabkan akar, batang dan meningkatkan kekuatan dan

kekakuan pada dinding sel, selain itu silika juga berperan dalam membantu

menurunkan transpirasi pada daun (Ma et al, 2016). Unsur Si dapat mendukung

pertumbuhan yang sehat dan menghindarkan tanaman dari serangan penyakit dan

cekaman suhu, radiasi matahari, serta defisiensi dan keracunan unsur hara (Balai

Penelitian Tanah, 2010).

Hasil penelitian yang dilakukan Taufiq et al, 2020 menunjukkan bahwa

Aplikasi silika berupa zeolit dan silika cairpada tanah salin dapat meningkatkan

ketersediaan haradalam tanah dan efisiensi pemupukan, meningkatkanjumlah

unsur yang diserap tanaman sehinggameningkatkan pertumbuhan dan

perkembangantanaman.. Menurut pendapat Astuti et al, 2018 yangmenyatakan

bahwa aplikasi nanosilika+zeolit dengandosis 150 kgSiO2/ha mampu

meningkatkan jumlahpolong, jumlah bibit, bobot biji kedelai pada kondisistress

air. Hasil penelitian lain juga menyatakan aplikasi bio-nano silika hingga 6 l ha-1

di tanah lahan kering masam dapat meningkatkan produktivitas tanaman kedelai

hitam varietas Detam-1 hingga 36,7%. Secara umum, perlakuan bio-nano silika

dengan dosis 4 l ha-1 dapat menghemat dosis pupuk hingga 32%. Hasil tertinggi

dicapai pada perlakuan 75% NPK + 2 liter bio-nano silika. Aplikasi bio-nano

silika hingga 6 L ha-1 terindikasi dapat menekan kebutuhan air tanaman sampai

65% (Kalbuadi et al, 2020).

Anda mungkin juga menyukai