TINJAUAN PUSTAKA
penting karena gizinya, aman dikonsumsi, dan harganya yang relatif murah
dikonsumsi dalam bentuk pangan olahan seperti tahu, tempe, susu kedelai dan
sebagai berikut:
Divisio : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Genus : Glycine
lingkungan, termasuk panjang hari dan suhu. Ada dua tipe pertumbuhan batang dan
permulaan pembungaan pada kedelai. Tipe pertama adalah indeterminit, yaitu tunas
6
pembungaan. Proses kemasakan kedelai dikendalikan oleh fotoperiodisitas
(panjang hari) dan suhu. Kedelai diklasifikasikan sebagai tanaman hari pendek
dikarenakan hari yang pendek akan menginisiasi pembungaan. Suhu hangat dapat
mempercepat pembungaan dan pemasakan kedelai dan sebaliknya, suhu yang lebih
dingin akan menghambat dua proses tersebut (Adie dan Krisnawati 2007).
Kedelai memiliki susunan daun majemuk yang terdiri dari 3 helai anak daun
dan umumnya berwarna hijau kekuning-kuningan. Bentuk daun ada yang oval, dan
ada juga yang segitiga. Warna dan bentuk daun sangat tergantung pada varietas.
Ujung daun kedelai ada yang runcing, ada yang tumpul. Permukaan daun berbulu,
ada yang berbulu jarang dan kasap, berbulu jarang tidak kasap, berbulu tipis dan
Jumlah polong bervariasi mulai 2-20 dalam satu pembungaan dan lebih dari
400 dalam satu tanaman. Satu polong berisi 1-5 biji, namun pada umumnya berisi
2-3 biji per polong. Polong masak berwarna kuning muda sampai kuning kelabu,
coklat atau hitam. Warna polong tergantung pada keberadaan pigmen karoten dan
xantofil, warna trikoma, dan ada tidaknya pigmen antosianin. Biji merupakan
komponen morfologi kedelai yang bernilai ekonomis. Bentuk biji kedelai beragam
dari lonjong hingga bulat, dan sebagian besar kedelai yang ada di Indonesia
Indonesia kedelai dikelompokkan berukuran besar (berat > 14 g/100 biji), sedang
(10-14 g/100 biji), dan kecil (< 10 g/100 biji). Biji sebagian besar tersusun oleh
kotiledon dan dilapisi oleh kulit biji (testa). Antara kulit biji dan kotiledon terdapat
lapisan endosperm. Embrio terdiri dari dua kotiledon, sebuah plumula dengan dua
7
daun yang telah berkembang sempurna, dan sebuah radikel hipokotil. Ujung
radikula dikelilingi jaringan yang dibentuk oleh kulit biji. Warna kulit biji kedelai
bervariasi dari kuning, hijau, coklat, hitam hingga kombinasi berbagai warna atau
campuran. Kotiledon pada embrio yang sudah tua umumnya berwarna hijau,
kuning, atau kuning tua, namun umumnya berwarna kuning (Adie dan Krisnawati
2007).
Bunga kedelai termasuk sempurna karena pada setiap bunga memiliki alat
reproduksi jantan dan betina. Penyerbukan bunga terjadi pada saat bunga masih
tertutup sehingga kemungkinan penyerbukan silang sangat kecil, yaitu hanya 0,1%,
warna bunga kedelai ada yang ungu dan putih. Potensi jumlah bunga yang terbentuk
bervariasi, tergantung dari varietas kedelai, tetapi umumnya berkisar antara 40–200
tanaman kedelai kerap kali mengalami kerontokan bunga hal ini masi di
kategorikan wajar bila kerontokan yang terjadi berada pada kisaran 20–40%
(Adisarwanto, 2008).
Batang tanaman kedelai berasal dari poros embrio yang terdapat pada biji
masak. Hipokotil merupakan bagian terpenting pada poros embrio, yang berbatasan
dengan bagian ujung bawah permulaan akar yang menyusun bagian kecil dari poros
bakal akar hipokotil. Bagian atas poros embrio berakhir pada epikotil yang terdiri
dari dua daun sederhana, yaitu primordial daun bertiga pertama dan ujung batang.
Sistem perakaran di atas hipokotil berasal dari epikotil dan tunas aksilar. Pola
percabangan akar dipengaruhi oleh varietas dan lingkungan, seperti panjang hari,
8
Sistem perakaran tanaman kedelai terdiri dari akar tunggang. Akar sekunder
yang tumbuh dari akar tunggang, serta akar cabang yang tumbuh dari akar
sekunder. Akar tunggang merupakan perkembangan dari akar radikal yang sudah
mulai muncul sejak masa perkecambahan. Pada kondisi yang sangat optimal, akar
tanaman kedelai dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, penyiapan lahan, tekstur
tanah, kondisi fisik, dan kimia tanah, serta kadar air tanah. Salah satu dari sistem
perakaran tanaman kedelai adanya interaksi simbiosis antara bakteri nodul akar
terbentuknya bintil akar. Bintil akar sangat berperan dalam proses fiksasi N2 yang
(Adisarwanto, 2008).
berketinggian < 500 meter di atas permukaan laut. Iklim yang dibutuhkan oleh
merupakan tanaman daerah subtropis yang dapat beradaptasi baik di daerah tropis.
Tanaman kedelai dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah dengan syarat drainase
dan aerasi tanah cukup baik serta ketersediaan air yang cukup selama pertumbuhan
tanaman. Untuk tanah podsolik merah kuning (PMK) dan tanah-tanah yang banyak
organik dan kapur pertanian dalam jumlah yang cukup, pH tanah yang cocok untuk
kedelai adalah sekitar 5,8-7,0 tetapi pada pH 4,5 pun kedelai masih dapat
9
menghasilkan. Kedelai dapat tumbuh dengan baik di tempat pada daerah panas,
ditempat terbuka dengan curah hujan 100-400 mm per bulan. Jadi tanaman kedelai
akan tumbuh baik jika ditanam di daerah beriklim kering (Andrianto dan Indarto,
2004).
Kedelai dapat tumbuh baik di tempat pada daerah berhawa panas, di tempat
terbuka dengan curah hujan 100–400 mm per bulan. Oleh karena itu, kedelai
kebanyakan ditanam di daerah yang terletak kurang dari 400 m di atas permukaan
laut. Jadi tanaman kedelai akan tumbuh baik, jika ditanam di daerah beriklim kering
Kemasaman tanah yang baik sebagai syarat tumbuh yaitu antara 5,8–7, namun
pada tanah dengan pH 4,5 pun kedelai masih dapat tumbuh baik. Tanah yang cocok
yaitu alluvial, regosol, grumosol, latosol dan andosol. Tanah podzolik merah
pertumbuhan kedelai kurang baik, kecuali bila diberi tambahan pupuk organik atau
pertumbuhan tanaman, di antaranya untuk peningkatan luas daun. Defisit air dalam
jangka waktu yang pendek hanya berpengaruh pada kapasitas pertukaran gas dan
Air yang cukup akan mendukung peningkatan luas daun sehingga berhubungan
10
terbatasnya perkembangan akar, sehingga mengganggu penyerapan unsur hara,
defisit air, translokasi fotosintat ke biji akan terhambat (Agung dan Rahayu 2004).
C. Varietas Kedelai
dikelompokan menjadi sangat genjah (<70 hari), genjah (70-79 hari), sedang (80-
85 hari), dalam (86-90 hari) dan sangat dalam (>90 hari). Di Indonesia varietas
kedelai sangat beragam. Menurut data dari Balai Penelitian Tanaman Aneka
Kacang dan Umbi, sejak tahun 1918 sampai 2016 mencapai lebih dari 80 jenis
ton/ha. Memiliki warna ungu pada hipokotil, epikotil dan bunganya. Bentuk daun
oval dan berwarna hijau dengan ukuran yang lebar, bulu berwarna putih, warna
kulit biji kuning, warna polong masak coklat muda, warna hilum kuning
kecoklatan. Tipe tumbuh determinit dengan tinggi tanaman 64-68 cm. Umur
berbunga 35,7-39,4 hari, umur polong masak 82,5-92,5 hari dan tidak mudah pecah,
dengan bobot per 100 biji berkisar 14,8-15,3 gram. Varietas ini tahan rebah dan
(Suhartina, 2005).
Varietas mahameru dilepas pada tahun 2001 dengan produktivitas 2,05-2,16 ton/ha.
Memiliki warna ungu pada bung, epikotil dan hipokotilnya. Warna daun hijau
dengan bentuk oval dan lebar serta bulu berwarna putih. Memiliki tinggi sekitar 62-
11
64 cm. Warna polongmasak pada umur 83,5-94,8 hari dan tidak mudah pecah.
Varieta Sinabung dilepas pada tahun 2001 dengan produktifitas 2,16 ton/ha.
Varietas ini mempunyai tipe pertumbuhan determinit dengan tinggi tanaman sekitar
66 cm. Hipokotil dan bunganya berwarna ungu, sedangkan epikotil berwarna hijau,
bulu dan polong masak berwarna cokelat. Umur berbunga varietas Sinabung yaitu
pada 35 hari dan polong masak pada umur 88 hari. Polong varietas ini tidak mudah
pecah. Kulit biji berwarna kuning dengan ukuran biji sedang dan bobot per 100 biji
yaitu 10,86 g. Varietas Sinabung tahan terhadap rebah dan sedikit moderat terhadap
1,22 ton/ha. Tinggi tanaman sekitar 67 cm dengan tipe tumbuh determinit dan
bentuk daun lanceolate. Memiliki warna ungu pada hipokotil dan bunganya, warna
hijau pada epikotil, warna coklat pada bulu dan polong masak, sedangkkan kulit
biji berwarna kuning. Umur berbunga varietas ini yaitu 35 hari dan panen pada
umur 88 hari. Biji berbentuk oval dengan ukuran sedang dan memiliki bobot per
100 biji sebesar 11,0 g. Vaietas ini tahan rebah dan moderat terhadap karat daun
(Suhartina, 2005).
Tahun 2008 telah dilepas varietas Grobogan yang merupakan varietas unggul
merupakan hasil pemurnian populasi lokal dari Grobogan memiliki ukuran biji
yang besar dan berkembang di daerah Grobogan, Jawa Tengah. Varietas ini
12
memiliki bobot 100 biji mencapai 18,0 g dengan umur panen 76 hari (Rahajeng dan
Muchlish, 2013)
Varietas Gema berasal dari galur harapan Shr/W-60 hasil dari persilangan
Pertanian melepas galur harapan Shr/W-60 ini menjadi varitas baru dengan nama
Muchlish, 2013).
D. Kandungan Kedelai
pada musim kemarau, karena tidak memerlukan air dalam jumlah besar. Kedelai
merupakan sumber protein, dan lemak, serta sebagai sumber vitamin A, E, K, dan
beberapa jenis vitamin B dan mineral K, Fe, Zn, dan P. Kadar protein kacang-
kacangan berkisar antara 20-25%, sedangkan pada kedelai mencapai 40%. Kadar
protein dalam produk kedelai bervariasi misalnya, tepung kedelai 50%, konsentrat
protein kedelai 70% dan isolat protein kedelai 90% (Winarsi, 2010).
mengandung air 9%, protein 40 %, lemak 18 %, serat 3,5 %, gula 7 % dan sekitar
18% zat lainnya. Selain itu, kandungan vitamin E kedelai sebelum pengolahan
cukup tinggi. Vitamin E merupakan vitamin larut lemak atau minyak. Kebutuhan
protein kedelai sebesar 55 g per hari dapat dipenuhi dengan makanan yang berasal
dari 157,14 g kedelai. Kandungan gizi biji kedelai disajikan pada Tabel 1.
13
Tabel 1. Kandungan gizi 100 g biji kedelai.
1. Persiapan Lahan
bila akan menanam kedelai di lahan kering di awal musim hujan dan
kelebihan air dan untuk mencegah terjadinya peningkatan erosi akibat tindakan
pengolahan tanah. Oleh karena itu perlu di bangun penahan laju erosi air berupa
tanaman hijau penutup tanah seperti jerami padi (Adisarwanto, 2008). Saluran
drainase dibuat pada setiap sisi bedengan dengan dalam 20-25 cm dan lebar 20
cm (Anonimous, 2009).
14
2. Penanaman
Ada dua cara menanam kedelai yaitu dengan menabur dan membuat
yang sebar jumlah benih yang digunakan mencapai 2 kali lipat sementara
hasilnya tidak jauh berbeda dengan kedelai yang ditanam secara tugal dengan
jumlah benih yang normal. Penanaman kedelai dengan membuat tugalan yaitu
3. Pemeliharaan
setelah tanam), stadium awal vegetatif (15 – 20 hari), masa pembungaan dan
pembentukan biji (35 – 65 hari). Pengairan sebaiknya dilakukan pada pagi atau
2005).
saat tanam atau 7-10 hari setelah tanam. Pupuk diberikan secara larikan di
15
samping tanaman dengan jarak 5-7 cm. Setelah ditabur pupuk dibenamkam ke
dengan menggunakan pupuk nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Pupuk
tersebut diberikan saat tanam atau 1 minggu setelah tanam dengan cara disebar
Adapun tujuan dari pupuk dasar N, P, dan K adalah menyediakan unsur hara
setelah tanam. Pemberian pupuk susulan hanya dilakukan pada tanah yang
kurang subur saja. Pupuk yang digunakan berupa Urea sebanyak 50 kg/ha.
ditutup dengan tanah. Bagi kedelai Jepang, pupuk susulan yang digunakan
adalah Urea, TSP, dan KCl masing masing sebanyak 200 kg/ha (Adisarwanto,
cara membersihkan gulma yang tumbuh pada area pertanaman. Caranya dapat
16
Tanaman kedelai pada musim tanam kedua umumnya banyak diserang
hama. Hama yang sering menyerang yaitu lalat bibit (Ophiomyia phaseoli),
terpadu dengan cara pergiliran tanam, menanam seawal mungkin dan secara
secara mekanis atau fisik. Apabila populasi hama telah mencapai ambang
(Anonimous, 2009).
Penyakit utama yang dominan pada tanaman kedelai yaitu hawar batang
(Sclerotium rolsii), karat daun (Phakopsora pachyrizi) dan virus. Gejala yang
ditunjukan pada penyakit hawar batang yaitu terdapat bercak berwarna merah
pada batang dan kemudian mengering. Penyakit karat daun mempunyai gejala
Sedangkan penyakit yang disebabkan oleh virus SMV (Soybean Mosaic Virus)
17
Panen dapat dilakukan pada umur 75-100 hari atau apabila semua daun
dilaksanakan pada pagi hari sekitar pukul 09.00 setelah embun hilang dengan
F. Rhizobium
leguminosa. Akar tanaman akan mengeluarkan suatu zat yang merangsang aktifitas
bakteri Rhizobium. Apabila bakteri sudah bersinggungan dengan akar rambut, akar
ditandai dengan pembengkakan akar. Pembengkakan akar akan semakin besar dan
Division: Protophyta
Kelas: Schizomycetes
Ordo: Eubacteriales
Familia: Rhizobiaceae
Genus: Rhizobium
Spesies: Rhizobium sp.
18
Kemampuan bakteri Rhizobium sp. mampu memberikan unsur nitrogen
dalam bentuk asam amino terhadap tanaman kedelai. Bakteri Rhizobium sp. yang
mendapatkan nutrisi dan energi dari hasil metabolisme tanaman (Suharjo & Joko,
2001).
tanaman legum mampu memfiksasi 100-300 kg N/ha dalam satu musim tanam dan
Rhizobium sp. dengan tanaman inangnya. Beberapa faktor lain seperti pH tanah,
suhu, sinar matahari, ketersediaan unsur hara untuk aktifitas bakteri Rhizobium sp.
Menurut hasil penelitian Kurniaty dkk. (2013) dalam Sari dan Retno (2015)
tinggi, diameter dan jumlah nodul akar bibit kaliandra umur 5 bulan di persemaian.
Sedangkan meurut Adisawanto (2005) dalam Sari dan Retno (2015) mengatakan
pada tanaman kedelai, nodul atau bintil akar tanaman kedelai terbentuk pada umur
4 sampai 5 hari setelah tanam yaitu sejak terbentuknya akar tanaman, dan dapat
mengikat nitrogen dari udara pada umur 10 sampai 12 hari setelah tanam,
kelembaban yang cukup dan suhu tanah sekitar 25 derajat celcius sangat
mendukung dalam pertumbuhan bintil akar. Perbedaan warna hijau daun pada awal
19
Rhizobium. Menurut Surtiningsih dkk. (2009) dalam Sari dan Retno (2015) dimana
semuanya mampu membentuk bintil akar. Hal ini menunjukkan bahwa biak
tersebut dapat bersimbiosis secara efektif dengan tanaman kedelai, yang ditandai
daun dan jumlah bintil akar. Namun, tidak mmberikan pengaruh nyata terhadap
dan hasil biji kedelai pada varietas Wilis, Grobogan dan Garut.
G. Pupuk Kascing
dari budidaya cacing tanah yang berupa pupuk organik sangat cocok untuk
unsur hara (N, P, K, Mg, dan Ca) serta Azotobacter sp. yang merupakan bakteri
20
penambat N non-simbiotik yang akan membantu memperkaya unsur N yang
Sesuai dengan pernyataan Yulius dkk. (2012) Jenis-jenis yang paling banyak
Beberapa jenis cacing tanah yang kini banyak diternakan antara lain: Pheretima,
Periony dan Lumbricus. Ketiga jenis cacing tanah ini menyukai bahan organik yang
plus, karena mengandung unsur hara makro dan mikro serta hormon pertumbuhan
yang siap diserap tanaman. Kascing biasanya mengandung nitrogen (N) 0,63%,
fosfor(P) 0,35%, kalium (K) 0,2%, kalsium (Ca) 0,23%, mangan (Mn) 0,003%,
magnesium (Mg) 0,26%, tembaga (Cu) 17,58%, seng (Zn) 0,007%, besi (Fe)
0,79%, molibdenum (Mo) 14,48%, bahan organik 0,21%, KTK 35,80 me%,
kapasitas menyimpan air 41,23% dan asam humat 13,88% (Mulat, 2003).
dan dapat meyerap N bila penguraian bahan organiknya belum selesai, kascing
penuh nutrisi yang tersedia dapat diserap jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
kompos (Krishnawati, 2003). Kascing juga mengandung unsur hara mikro (Fe, Zn,
Mn, Cu, B, Co, Mo) dan Na. (Suriadikarta dan Simanungkalik, 2006).
21
Pupuk kascing merupakan pupuk organik dengan teknologi tinggi pola siklus
yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil positif hanya 10-20% dari volume media
tanah liat berperan terhadap sejumlah reaksi kompleks baik secara langsung
langsung, zat humat dapat meningkatkan kesuburan tanah dan mengubah kondisi
melon, dan padi. Hasil analisis menunjukkan bahwa kascing mempunyai sifat-sifat
kimia yang lebih unggul jika dibandingkan dengan tanah. Hal ini dapat dilihat dari
sifat-sifat kimia tanah dari kascing seperti kandungan unsur hara N dan P didalam
kascing lebih tinggi, begitu pula dengan C-organik dan bahan organik tanah. Atas
dasar sifat-sifat kascing tersebut dapat diharapkan pemberian kascing ini dapat
22
ton/ha. Sedangkan pada penelitian Soares dan Okti (2015) menjelaskan bahwa dosis
lahan pasir pantai. Tarigan dkk. (2002) tentang dosis dan macam pupuk organik
H. Hipotesis
sementara dosis paling efektif yaitu pada 15 ton per hektar dengan pemberian
inokulum Rhizobium.
23