PENDAHULUAN
Latar Belakang
yang sangat beragam yang dibuktikan dengan beranekaragam jenis tanaman yang
pangan. Salah satu jenis tanaman pangan yang banyak dibudidayakan di Indonesia
adalah tanaman kedelai yang memiliki nama latin Glycine max L. yang termasuk
dalam tanaman semusim dan bisa tumbuh baik pada tanah sawah atau
penting nomer tiga setelah padi dan jagung. Lain dari itu kedelai juga merupakan
tanaman palawija yang begitu kaya akan kandungan protein, sehingga memiliki
peran yang sangat penting dalam industri pangan dan pakan. Kedelai merupakan
salah satu sumber protein nabati yang paling banyak disenangi dan dikonsumsi
di bagian utara Cina. Jenis liar dari tipe yang dibudidayakan ini tidak diketahui,
tetapi di yakini berasal dari suatu jenis kedelai merambat dari Asia Utara. Kedelai
dibawa ke Amerika Utara pada masa kolonial, pada saat itu tidak merupakan
karena masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang bagaimana cara
membudidayakan kedelai yang benar dan baik dan tanah atau lahan untuk
Tujuan Penulisan
Kegunaan Penulisan
Padi, Jagung, Kedelai dan Ubi Kayu, Program Studi Agroteknologi Fakultas
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Sistem perakaran kedelai terdiri dari dua macam yaitu akar tunggang dan
akar sekunder (serabut) yang tumbuh dari akar tunggang. Kedelai juga sering kali
umumnya, akar adventif terjadi karena cekaman tertentu misalnya kadar air tanah
Batang kedelai berasal dari poros janin sedangkan bagian atas poros
berakhir dengan epikotil yang amat pendek dan hypokotil merupakan bagian
epicotyl. Titik tumbuh epikotyl akan membentuk daun dan kuncup ketiak. Batang
dapat membentuk 3–6 cabang, berbentuk semak dengan tinggi 30–100 cm.
2003).
Daun kedelai merupakan daun majemuk yang terdiri dari tiga helai anak
daun dan umumnya berwarna hijau muda atau hijau kekuning – kuningan. Bentuk
daun ada yang oval, juga ada yang segitiga. Warna dan bentuk daun kedelai ini
tergantung pada varietas masing – masing. Pada saat tanaman kedelai itu sudah
terdapat alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina (putik). Bunga
berwarna ungu atau putih. Sekitar 60% bunga rontok sebelum membentuk polong.
(Mulya, 2011).
Buah atau polong kedelai berbentuk pipih dan lebar yang panjangnya 5
cm, warnah polong kedelai bervariasi, bergantung pada varietasnya. Ada yang
(warna jerami). Disamping itu permukaan polong mempunyai struktur bulu yang
beragam, warna bulu polong juga bervariasi, bergantung pada varietasnya. Ada
yang berwarna cokelat, abu – abu, cokelat tua, cokelat kuning, dan putih. Polong
kedelai bersusun bersegmen – segmen yang berisi biji. Jumlah biji dalam polong
bervariasi antara 1 – 4 buah, bergantung pada panjang polong. Pada polong yang
berukuran panjang, jumlah bijinya lebih banyak jika dibandingkan dengan polong
Biji kedelai berbentuk polong, setiap polong berisi 1–4 biji. Biji umumnya
berbentuk bulat atau bulat pipih sampai bulat lonjong. Ukuran biji berkisar antara
6 – 30g/100 biji, ukuran biji diklasifikasikan menjadi 3 kelas yaitu biji kecil (6–10
g/100 biji), biji sedang (11–12 g/100 biji) dan biji besar (13 g atau lebih/100 biji).
Warna biji bervariasi antara kuning, hijau, coklat dan hitam (Gani, 2008).
Syarat Tumbuh
Iklim
dengan transpirasi yang tinggi. Suhu yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman
kedelai berkisar antara 22--27º C. Kedelai adalah tanaman beriklim tropik. Dia
akan tumbuh subur di daerah yang berhawa panas, apalagi di tempat yang terbuka
adalah suhu yang sesuai bagi sebagian besar proses pertumbuhan tanaman, tetapi
pembungaan dan pertumbuhan biji. Pada suhu yang lebih tinggi dari 30º C,
sebagai pelarut hara, berperan dalam translokasi hara dan fotosintesis, karena
kekurangan suplai air di daerah perakaran dan atau laju transpirasi melebihi laju
absorbs air oleh tanaman. Cekaman kekeringan yang terjadi pada saat
bobot biji, sebab bobot biji sangat dipengaruhi oleh jumlah air yang diberikan
observasi ini menunjukkan bahwa pengaruh curah hujan, dan temperatur terhadap
Kedelai dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas, di tempat – tempat
yang terbuka dan bercurah hujan 100–400 mm3 per bulan. Oleh karena itu,
kedelai kebanyakan ditanam di daerah yang terletak kurang dari 400 m di atas
6
permukaan laut. Jadi tanaman kedelai akan tumbuh baik, jika ditanam di daerah
Tanah
minimal 10 jam per hari, dan kelembaban rata-rata 65 persen. Walaupun sebagai
tanaman palawijayang tidak banyak memerlukan air, tetapi pada stadia awal
Tanah yang sesuai untuk usaha tani kedelai adalah tanah yang bertekstur
liat berpasir, liat berdebu berpasir, debu berpasir, drainase baik, mampu menahan
kelembaban tanah, dan tidak mudah tergenang air. Kandungan bahan organik
bila tanaman sudah matang dimana 95% polong telah matang, berwarna
Toleransi pH yang baik sebagai syarat tumbuh yaitu antara 5,8–7, namun
pada tanah dengan pH 4,5 pun kedelai masih dapat tumbuh baik. Tanah – tanah
yang cocok yaitu alluvial, regosol, grumosol, latosol dan andosol. Pada tanah –
tanah podzolik merah kuning dan tanah yang mengandung banyak pasir kwarsa,
pertumbuhan kedelai kurang baik, kecuali bila diberi tambahan pupuk organik
jarak dalam barisan. Tanaman membutuhkan kecukupan hara di dalam tanah dan
untuk pertumbuhan dan hasil. Adanya kebutuhan cahaya yang optimal dan
ketersediaan unsur hara di dalam tanah yang terbatas akan memicu kompetisi
menentukan kualitas dan kuantitas hasil produksi. Jarak tanam ganda adalah
sepasang barisan tanam dengan jarak tanam tenentu. dimana barisan yang
biasanya jarak barisan sama (pada jarak tunggal) diubah menjadi jarak barisan
penguapan air dari dalam tanah, sehingga proses pertumbuhan dan perkembangan
persaingan tanaman dalam memperoleh air, unsur hara dan intensitas matahari
(Maliki, 2011).
sangat menentukan hasil tanaman. Varietas kedelai yang berumur sedang, jarak
(Krisnawati, 2010).
Pupuk Kandang
peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik,
dan biologi tanah. Pupuk kandang dapat berupa limbah hewan saja ataupun
limbah hewan yang bercampur dengan bahan lain, misalnya apabila dalam
memelihara ternak tersebut diberi alas seperti sekam pada ayam, jerami pada sapi,
kerbau dan kuda, maka alas tersebut akan dicampur menjadi satu kesatuan
(Herman, 2013).
(N), fosfat (P) dan kalium (K), namun pupuk kandang juga mengandung unsur
mikro seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan mangan (Mn) yang dibutuhkan
karena pupuk kandang berpengaruh untuk jangka waktu yang lama dan
petani seperti, memperbaiki struktur dan tekstur tanah, menaikkan daya serap
tanah terhadap air, menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah dan sebagai
sumber zat makanan bagi tanaman. Pada umumnya para petani menggunakan
pupuk kandang dalam budidaya tanaman cabai keriting sebanyak 20 ton per
masing-masing ternak mempunyai sifat khas tersendiri yang ditentukan oleh jenis
makanan dan usia ternak tersebut. Seperti unsur hara yang terdapat pada pupuk
kandang sapi yakni N 2,33 %, P2O5 0,61 %, K2O 1,58 %, Ca 1,04 %, Mg 0,33
%, Mn 179 ppm dan Zn 70,5 ppm. Pada pupuk kandang ayam unsur haranya N
3,21 %, P2O5 3,21 %, K2O 1,57 %, Ca 1,57 %, Mg 1,44 %, Mn 250 ppm dan Zn
Penanganan pukan padat oleh petani umumnya adalah sebagai berikut: kotoran
ternak besar dikumpulkan 1-3 hari sekali pada saat pembersihan kandang dan
dikumpulkan dengan cara ditumpuk di suatu tempat tertentu. Petani yang telah
mengurangi bau dan mempercepat pematangan, tetapi banyak pula yang hanya
(Ginting, 2003).
Kompos
Kompos merupakan pupuk yang berasal dari sisa-sisa bahan organik yang
dapat memperbaiki sifat fisik dan struktur tanah, meningkatkan daya menahan air,
kimia tanah dan biologi tanah. Sumber bahan pupuk kompos antara lain berasal
dari limbah organik seperti sisa-sisa tanaman (jerami, batang, dahan), sampah
rumah tangga, kotoran ternak (sapi, kambing, ayam, itik), arang sekam, abu dapur
berperan penting dalam perbaikan sifat kimia, fisika dan biologi tanah serta
10
struktur tanah menjadi lebih remah dan gembur, memperbaiki sifat kimiawi tanah,
sehingga unsur hara yang tersedia dalam tanah lebih mudah diserap oleh tanaman,
memperbaiki tata air dan udara dalam tanah, sehingga akan dapat menjaga suhu
dalam tanah menjadi lebih stabil, mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara,
sehingga mudah larut oleh air dan memperbaiki kehidupan jasad renik yang hidup
jerami, sekam padi, pelepah pisah, gulma, sayuran busuk, sisa tanaman jagung,
dan sabut kelapa. Sementara itu, bahan dari ternak yang sering digunakan untuk
kompos di antaranya kotoran ternak, urine, pakan ternak yang terbuang, dan
maka frekuensi kompos akan meracuni tanaman akan rendah dan unsur hara pada
kompos akan lebih tinggi dibanding dengan kompos yang belum matang. (Alia,
2011).
organik hingga sama atau hampir sama dengan nisbah C/N tanah (<20), dengan
demikian nitrogen dapat dilepas dan dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Tujuan
proses pengomposan ini yaitu merubah bahan organik yang menjadi limbah
menjadi produk yang mudah dan aman untuk ditangan, disimpan, diaplikasikan ke
11
lahan pertanian dengan aman tanpa menimbulkan efek negatif baik pada tanah
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah meteran untuk
yang digunakan.
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tanah sebagai
media tanam yang digunakan, benih padi gogo sebagai bahan percobaan, pupuk
Urea, KCL, TSP dan Pupuk Organik Cair (POC) sebagai bahan untuk memupuk
tanaman, air untuk menyiram tanaman, spanduk untuk batas lahan, botol aqua
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Persiapan Lahan
Sebelum lahan diolah, terlebih dahulu lahan dibersihkan dari gulma, sisa-
Pembuatan Plot
1,5 x 1,5 m
Persiapan Benih
Biji telah terlebih dahulu diseleksi direndam dengan air selama 10 menit
Untuk benih yang dipakai, pilih biji bereas, berwarna cerah, tidak cacat dan tidak
keriput. Biji yang sudah dikupas segera ditanam, jika tidak akan menurunkan daya
tumbuh.
Penanaman
20 x 40 cm.
Pemupukan Dasar
Pupuk dasar diberikan sekaligus pada saat tanam. Pupuk yang diberikan
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Penyulaman
setelah tanam (MST). Bahan penyulaman diambil dari bibit tanaman cadangan
Penyiangan
dilakukan secara manual yaitu dengan mencabut seluruh gulma yang tumbuh di
Parameter Amatan
dilakukan mulai 2 MST dan diulangi setiap minggu sampai masuk masa generatif
batang. Pengamatan dilakukan satu kali pada saat akhir vegetatif (6 MST).
Jumlah polong/tanaman
Dihitung pada saat panen dengan menghitung jumlah polong yang dihasilkan
per tanaman
Pengamatan ini dilakukan setelah biji kedelai dikeringkan dengan kadar air
selama 2-3 hari, kemudian dihitung bobot 100 biji kering dengan rumus :
Bobot 100 biji kering (g) = Bobot biji per tanaman (g) x 100
Jumlah biji per tanaman (biji)
air 14%. Pengeringan dilakukan dengan cara menjemur di bawah terik matahari
DAFTAR PUSTAKA
Carsono, C. 2011. Budidaya dan Pasca Panen Kedelai. Eska Media: Jakarta.
Sorga,S.2013.AnalisisKomparasiNilaiTambahDalamBerbagaiProdukOlahanKedel
aiPadaIndustriRumahTangga Di Kota Medan. USU, Medan
Ulfa, N, R. 2009.Uji Ekstrak Biji Kedelai Menggunakan Basic HMPC pada kulit
manusia.Universitas Muhammadiah Surakarta: Surakarta.