Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGANTAR AGRONOMI

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (Zea Mays) DAN KACANG


TANAH (Arachis Hypogaea) SECARA MONOKULTUR DAN
TUMPANG SARI

Oleh Kelompok 4 - P1:

Elchino Fajar Hisra J0417221040


Dian Wahyuni Lingga J0417221051
Nurshadrina Alifah Sajidah J0417221084
Andi Razan Ramiro J0417221007
Muchammad Wildan J0417221111
Melia Ari Santi J0417221095

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN


MASYARAKAT PERTANIAN
SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jagung (Zea mays. L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi
kehidupan manusia dan hewan. Selain sebagai makanan pokok, jagung juga
merupakan bahan baku makanan ternak. Kebutuhan akan konsumsi jagung di
Indonesia terus meningkat. Hal ini didasarkan pada semakin meningkatnya tingkat
konsumsi per kapita per tahun dan semakin meningkatnya jumlah penduduk
Indonesia. Di Indonesia jagung merupakan komoditi tanaman pangan penting, namun
tingkat produksi belum optimal.
Tanaman jagung tak hanya kaya serat, jagung juga sumber karbohidrat kompleks, dan
sejumlah zat gizi lainnya seperti vitamin B, dan C, karoten, kalium, zat besi,
magnesium, fosfor, omega 6, dan lemak tak jenuh yang dapat membantu menurunkan
kolesterol.
Jagung manis merupakan jenis tanaman yang disukai dan selalu dipergunakan oleh
masyarakat sebagai bahan masakan. Sehingga pasokan untuk kebutuhan jagung harus
senantiasa tersedia untuk konsumsi masyarakat. Akan tetapi jagung tidak digunakan
sebagai makanan pokok di Indonesia karena kadar lisin dan tryptophan sangat rendah.
Jika dikonsumsi sangat banyak akan menimbulkan penyakit radang tenggorokan
(pellagra).Adapun tanaman jagung ini biasanya digunakan sebagai bahan olahan
makanan ringan.
Untuk itu pada praktikum kali ini dilakukan penanaman jagung guna mengetahui
tentang pengaturan jarak tanam yang berpengaruh pada persaingan dalam penyerapan
hara, air dan cahaya matahari, sehingga apabila tidak diatur dengan baik akan
mempengaruhi hasil tanaman. Jarak tanam rapat mengakibatkan terjadinya kompetisi
intra spesies dan antar spesies. Dan pada praktikum ini juga guna untuk mengetahui
perbandingan metode pertumbuhan jagung monokultur dan tumpang sari
Kacang tanah aracis mazeas atau dengan nama latin disebut Arachis hypogaea .
Tumbuhan ini merupakan jenis polong-polongan, suku dari fabaceae Tanaman yang
berasal dari benua Amerika ini tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm (1
hingga 1½ kaki) dengan daun-daun kecil tersusun majemuk.
Tanaman Kacang tanah bisa dimanfaatkan untuk makanan ternak, sedang bijinya
dimanfaatkan sebagai sumber protein nabati , minyak dan lain-lain. Di samping
menjadi makanan bagi otak, ada jauh lebih penting manfaat kesehatan yang dapat di
tawarkan kacang
1.2 Tujuan
1.2.1 Untuk mengetahui perbandingan pertumbuhan jagung monokultur dan tumpang
sari.
1.2.2. Pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman tumpang sari dan
monokultur.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KOMODITAS
JAGUNG ( Zea Mays L )
Jagung ( Zea Mays L ) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
terpenting, selain gandum dan padi. Berdasarkan temuan-temuan genetik, antropologi,
dan arkeologi di ketahui bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah (Anonim,
2012).
Klasifikasi dari tanaman jagung yaitu Kingdom : Plantae (Tumbuhan), Subkingdom :
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh), Super Divisi : Spermatophyta
(Menghasilkan biji), Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga), Kelas : Liliopsida
(berkeping satu/monokotil), Sub Kelas : Commelinidae, Ordo : Poales, Famili :
Poaceae(suku rumput-rumputan), Genus : Zea, Spesies : Zea mays L. (Rukmana,
1997).
Jagung adalah tanaman rerumputan tropis yang sangat adaptif terhadap perubahan
iklim dan memiliki masa hidup 70-210 hari. Jagung dapat tumbuh hingga ketinggian 3
meter. Jagung memiliki nama latin Zea mays. Tidak seperti tanaman biji-bijian lain,
tanamn jagung merupakan satu satunya tanaman yang bunga jantan dan betinanya
terpisah (Belfield dan Brown, 2008).
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun
sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa
muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu
menyangga tegaknya tanaman. Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam
akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar kait atau penyangga. Akar seminal
adalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar seminal
akan melambat setelah plumula muncul ke permukaan tanah dan pertumbuhan akar
seminal akan berhenti pada fase V3.
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang, merupakan bangun pita
(ligulatus), ujung daun runcing (acutus), tepi daun rata (integer), Antara pelepah dan
helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan
daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stomata pada daun jagung berbentuk
halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stomata dikelilingi sel epidermis
berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi
defisit air pada sel-sel daun. (Nuning Argo Subekti, dkk. 2012).
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu
tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku
Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae
(tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan
bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina
tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah
daun. (Nuning Argo Subekti, dkk. 2012).
Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur
dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan
ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8%. Daerah dengan tingkat
kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu.
Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl.

KACANG TANAH (Arachis hypogaea L)


Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan sejenis spesies kacang-
kacangan dari famili leguminoceae yang berasal dari Amerika Selatan,tepatnya
berasal dari Brazilia. Kacang tanah merupakan sejenis tanaman tropika. Ia tumbuh
secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm (1 hingga 1½ kaki) dan mengeluarkan daun-
daun kecil tripoliet . Penanaman pertama kali dilakukan oleh orang Indian (suku asli
bangsa Amerika). Di Benua Amerika penanaman berkembang yang dilakukan oleh
pendatang dari Eropa. Kacang Tanah ini pertama kali masuk ke Indonesia pada awal
abad ke-17, dibawa oleh pedagang Cina dan Portugis. Nama lain dari kacang tanah
adalah kacang una, suuk, kacang jebrol, kacang bandung, kacang tuban, kacang kole,
kacang banggala. Bahasa Inggrisnya kacang tanah adalah “peanut”atau“groundnut”.
Penggunaan kacang tanah bagi kepentingan manusia cukuplah luas. Kacang tanah
banyak mengandung protein dan karbohidrat. Selain itu, kandungan minyaknya juga
mencapai 50%. Daun tanaman ini termasuk bersirip genap dengan empat anak daun.
Anak daun berbentuk oval dengan panjang 2-4 cm. Daun-daun ini akan berguguran
mulai dari bagian bawah, apabila polong sudah cukup tua. Bunga kacang tanah
muncul pada ketiak daun setelah tanaman berumur sekitar 4-6 minggu. Bunga
kacang ini berbentuk kupu kupu dan berwarna kuning.
Untuk dapat mencapai pertumbuhan yang optimal, tanaman ini mempunyai syarat
tumbuh yang harus dipenuhi, syarat tumbuh itu adalah tanah yang gembur dengan pH
antara 6 - 6,5, agak lembab dan drainase baik. Tanah yang berdrainase buruk akan
menyebabkan akar dan polong busuk. Sebaliknya jika terlalu kering pertumbuhan
akan merana dan polong tidak terbentuk. Tanaman ini juga menuntut curah hujan yang
ideal antara 45-200 mm/bulan. Ketinggian tempat yang baik untuk tanaman ini antara
0,5 – 500 m dpl. Kacang tanah juga menghendaki penyinaran matahari penuh.
Faktor lingkungan ini sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan tanaman
kacang tanah, karena untuk mencapai hasil yang optimal petani harus dapat
menyediakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman kacang tanah.
Di Dalam kacang tanah terdapat bakteri rhizobium yang dapat langsung
memanfaatkan nitrogen dari udara, sehingga tanaman ini akan tumbuh baik walaupun
tidak dipupuk pupuk nitrogen atau pupuk kimia. Dengan tidak melakukan pemupukan
berarti dapat menghemat pengeluaran dan menekan biaya produksi, sehingga
pendapatan petani akan lebih banyak.

2.2 TUMPANG SARI


Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman pada
lahan dan waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-barisan
tanaman. Penanaman dengan cara ini bisa dilakukan pada dua atau lebih jenis tanaman
yang relatif seumur, misalnya jagung dan kacang tanah atau bisa juga pada beberapa
jenis tanaman yang umurnya berbeda-beda. Untuk dapat melaksanakan pola tanam
tumpangsari secara baik perlu diperhatikan beberapa faktor lingkungan yang
mempunyai pengaruh di antaranya ketersediaan air, kesuburan tanah, sinar matahari
dan hama penyakit.
Sekarang ini untuk memaksimalkan penggunaan lahan dan meningkatkan pendapatan,
tidak sedikit petani yang kembali menerapkan budidaya dengan teknik tumpang sari.
Tumpang sari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman pada lahan
dan waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-barisan tanaman.
Untuk dapat melaksanakan teknik tumpang sari dengan baik, ada beberapa syarat
yang harus dipenuhi. Salah satu syaratnya adalah tanaman tumpang sari harus bisa
mendukung perkembangan tanaman lain dan tidak saling bersaing dengan negatif.
Salah satu model tumpang sari yang tanamannya saling bersinergi adalah tumpangsari
antara jagung dan kacang tanah. Hal ini dikarenakan tanaman kacang tanah mampu
melengkapi kebutuhan nitrogen yang dibutuhkan tanaman jagung untuk menunjang
pertumbuhan tingginya.
Untuk melakukan tumpang sari antara tanaman jagung dan kacang tanah ini
sebaiknya dipilih bulan yang sudah memasuki musim kemarau, karena kemarau yang
panas justru baik untuk pertumbuhan tanaman jagung dan kacang tanah.
2.3 SARANA DAN PRASARANA TUMBUH
Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur
dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan
ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8%. Daerah dengan tingkat
kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu.
Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl.
Daerah yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung yaitu daerah beriklim
sedang hingga beriklim subtropik/tropis basah. Jagung dapat tumbuh di daerah yang
terletak antara 500LU-400LS. Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman
memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan selama masa pertumbuhan.
Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari yang penting
dalam masa pertumbuhan. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung untuk
pertumbuhan terbaiknya antara 270-320 C (Purwono dan Hartono, 2005).

BAB III
METODELOGI
3.1. Tempat dan waktu
Praktikum Mata Kuliah Agronomi ini di laksanakan di Kebun Gunung Gede
Sekolah Vokasi IPB University, Jl. Lodaya II No.9, RT.04/RW.02, Babakan,
Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat 16128 . Waktu praktikum
dilaksanakan dari tanggal 6 Februari 2023-16 Mei 2023.

3.2. Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum ini adalah benih jagung,
pupuk Urea, TSP, KCL dan pupuk kandang, fungisida furadan dan insektisida .
Sedangkan alat yang yang digunakan pada praktikum ini adalah gembor, garu,
cangkul,koret,jangka sorong,tugal,tali rafia, meteran, dan alat tulis.

3.3. persiapan lahan


Lahan dibersihkan dari gulma dan sisa tanaman sebelumnya, kemudian
dicangkul dan tanah digemburkan. Masing-masing kelompok luas bedengan 4 m x 3
m, tinggi bedengan 30 cm dan luas parit 30 cm.

3.4 . Pemberian pupuk kandang atau pupuk dasar.


Pupuk kandang yang sudah matang diberikan pada setiap bedengan setelah
dilakukan pengolahan tanah. Masing-masing bedengan diberikan 6 kg pupuk kandang
dan dibiarkan 1-2 minggu sebelum tanam.

3.5. Penanaman
Penanaman jagung dilakukan secara serentak. Pada praktikum ini perlakuan
jarak tanam bervariasi 80 cm x 20 cm. untuk tanaman jagung dan jarak penanaman
kacang tanah 20 x 20 cm sedangkan penanaman dilakukan dengan cara tunggal
dengan kedalaman lobang tanam 5 cm dengan jumlah 2 benih/lubang tanam.
Penyisipan dilakukan 1 minggu setelah tanam, terhadap benih yang tidak tumbuh.

3.6. Pemupukan an organik


Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk Urea, TSP, dan KCL. Pada
praktikum ini perlakuan pemupukan untuk pupuk urea bervariasi dengan dosis U1
(240 g/plot), U2 (240g/plot), sedangkan pupuk TSP dan KCL dosisnya sama pada
semua perlakuan yaitu dengan dosis TSP 60 g/plot dan KCL 120 g/plot. Saya
menggunakan perlakuan pemupukan U1 (90 g/plot urea), TSP 60 g/plot dan KCL 120
g/plot. Pemupukan pertama dilakukan pada saat penanaman benih.

3.7 . Pemeliharaan
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan melihat kondisi kelembaban tanah. Hal ini menyangkut
ketersediaan air bagi pertumbuhan tanaman. Apabila dirasa kurang air perlu dilakukan
penyiraman.Akan tetapi penyiraman biasanya dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi
dan sore hari.
b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan 1 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung dan kacang
tanah yang masih muda dapat dengan tangan atau koret, garpu dll. Penyiangan jangan
sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup
kuat mencengkeram tanah maka dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.
6. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pada praktikum ini hanya hama saja yang menyerang tanaman jagung yaitu semut,
untuk pengendaliannya dilakukan dengan pemberian furadan sesuai dengan dosis.
Pemberian furadan ini dilakukan setelah penyiraman pada sore hari dengan cara
taburkan disekitar tanaman. Untuk penyakit yang menyerang tanaman jagung pada
praktikum ini tidak ada.
7. Panen
Panen dilakukan pada saat bunga betina pada tongkol sudah terlihat kecoklatan pekat,
atau pemanenan juga dapat ditandai dengan biji yang kering, keras, dan mengkilat,
apabila ditekan tidak membekas. Pemanenan dilakukan dengan cara mematahkan
tongkol dari batang tanaman jagung tersebut

3.8 Parameter Pengamatan


Pada praktikum ini dilakukan pengamatan dengan cara menghitung dan mengukur :
1. Tinggi tanaman
Pada pengamatan tinggi tanaman ini dilakukan pada saat tanaman mulai berumur
sekitar 2 minggu setelah tanam, pengamatan selanjutnya dengan interval 1 minggu
sekali sampai munculnya bunga. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan
menggunakan penggaris dan meteran, pengukuran ini dilakukan dengan cara
mengukur dari titik tumbuh (pangkal batang) sampai pada daun dibagian paling atas.
2. Jumlah daun
Pada pengamatan jumlah daun ini dilakukan pada saat tanaman berumur sekitar 2
minggu setelah tanam, pengamatan selanjutnya dilakukan 1 minggu sekali sampai
berbunga. Jumlah daun dihitung mulai daun bagian bawah sampai pada daun bagian
atas.
3. Umur berbunga
Pada pengamatan umur berbunga ini dihitung mulai dari setelah tanam hingga
munculnya bunga, yang di amati pada tanaman ini adalah umur munculnya bunga
jantan (pollen) dan umur munculnya bunga betina (stigma)
4. Umur panen
Pada pengamatan umur panen ini dihitung mulai dari saat tanam sampai pada saat
panen.
5. Jumlah biji/tongkol
Pengamatan jumlah biji/tongkol ini dilakukan pada saat setelah panen dengan cara
menghitung jumlah biji pada satu tongkol.
6. Berat tongkol/tanaman
Pada pengamatan berat tongkol/tanaman ini dilakukan dengan cara menimbang
tongkol yang dipanen pada setiap satu tanaman.
7. Panjang tongkol/tanaman
Pada pengamatan panjang tongkol/tanaman ini dilakukan dengan cara mengukur
panjang tongkol yang dipanen pada setiap satu tanaman menggunakan penggaris.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Tanaman Jagung
a. Rata-rata Tinggi Tanaman Jagung

Rata-Rata Tinggi Tanaman Jagung


200
160
Tinggi (cm)

120
80
40
0
1 2 3 4 5 6 7 8
Minggu Setelah Tanam (MST)

Monoculture Corn Corn Groundnut (1:1)


Corn Groundnut (1:2)

Gambar 1. Rata-rata tinggi tanaman jagung

Dapat dilihat dari grafik di atas bahwa statistik monokultur jagung lebih tinggi
daripada penanaman menggunakan metode 1 jagung 1 kacang tanah dan 1 jagung 2
kacang tanah, hasil akhir membuktikan bahwa rata rata tinggi tanaman jagung lebih
baik di tanam menggunakan metode monokulutur.

b. Rata-rata Jumlah Daun Jagung


Rata-Rata Jumlah Daun Jagung
14
12
10
8
Jumlah

6
4
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8
Minggu Setelah Tanam (MST)

Monoculture Corn Corn Groundnut (1:1)


Corn Groundnut (1:2)

Gambar 2. Rata-rata jumlah daun jagung

Dapat di lihat pada grafik di atas rata-rata jumlah daun jagung yang paling rendah
jumlah daunnya ialah penanaman menggunakan metode monokulutur sedangkan rata-
rata jumlah daun paling banyak ialah penanaman yang menggunakan metode
penanaman 1 jagung 1 kacang tanah dan 1 jagung 2 kacang tanah tetapi ada perbedaan
di antara 2 grafik tersebut, dapat di lihat pada 1 metode penanaman 1 jagung 2 kacang
tanah sempat mengalami penurunan dan kenaikan yang signifikan sedangkan metode
penanaman 1 jagung 1 kacang tidak mengalami kenaikan signifikan atau
cenderung stabil.

c. Rata-rata Diameter Batang Jagung

Rata-Rata Diameter Batang Jagung


25
20
Panjang (cm)

15
10
5
0
1 2 3 4 5 6 7 8
Minggu Setelah Tanam (MST)

Monoculture Corn Corn Groundnut (1:1)


Corn Groundnut (1:2)

Gambar 3. Rata-rata diameter batang jagung

Dapat di lihat pada grafik di atas bahwa rata-rata diamater jagung dengan metode
penanaman monokultur dan 1 jagung 2 kacang tanah memiliki hasil akhir yang sama
tetapi ada perbedaan antara 2 metode penanaman ini, terjadi kenaikan yang extrem
pada monokulutr sedangkan pada penanaman 1 jagung 2 kacang tanah memiliki grafik
yang tidak konstan. beda seperti penanaman menggunakan metode 1 jagung 1 kacang
tanah, grafik yang dimiliki cenderung lambat pertumbuhan diameter
batang jagungnya.

4.2. Tanaman Kacang


a. Rata-rata Tinggi Tanaman Kacang

Rata-Rata Tinggi Tanaman Kacang


50
45
40
35
Tinggi (cm)

30
25
20
15
10
5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Minggu Setelah Tanam (MST)

Monoculture Groundnut Corn Groundnut (1:1)


Corn Groundnut (1:2)

Gambar 4. Rata-rata tinggi tanaman kacang

Pada grafik di atas dapat diketahui bahwa rata rata tinggi tanaman kacang yang
pertumbuhannya paling pesat ialah metode penanaman yang menggunakan 1 jagung 1
kacang tanah, metode ini mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dengan grafik
yang extrem, beda halnya dengan penanaman menggunakan metode 1 jagung 2
kacang tanah yang memilik grafik tidak stabil atau proses
pertumbuhannya yang menurun.

b. Rata-Rata Jumlah Daun Kacang


Rata-Rata Jumlah Daun Kacang
60
50
40
Jumlah Daun

30
20
10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Minggu Setelah Tanam (MST)

Monoculture Groundnut Corn Groundnut (1:1)


Corn Groundnut (1:2)

Gambar 5. Rata-rata jumlah daun kacang

Rata-rata jumlah daun kacang :


Dapat kita ketahui pada grafik di atas peningkatan pertumbuhan jumlah daun kacang
paling tinggi terjadi pada penanaman metode monokultur, beda halnya dengan
penanaman yang menggunakan metode 1 jagung 1 kacang tanah dan 1 jagung 2
kacang tanah, pada minggu 1-4 kedua grafik tersebut sama pertumbuhannya akan
tetapi pada minggu ke 5 penanaman menggunakan metode 1 jagung 1 kacang tanah
memiliki kenaikan yang cukup signifikan sedangkan penanaman yang menggunakan
metode 1 jagung 2 kacang tanah tidak mengalami kenaikan pada minggu ke 5.

c. Rata-rata Diameter Batang Kacang

Rata-Rata Diameter Batang Kacang


12
10
8
Panjang (cm)

6
4
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Minggu Setelah Tanam (MST)

Monoculture Groundnut Corn Groundnut (1:1)


Corn Groundnut (1:2)

Gambar 6. Rata-rata diameter batang kacang


Rata rata diameter batang kacang :
Dapat di ketahui pada grafik tersebut kita bisa melihat bahwa penanaman yang
menggunakan metode 1 jagung 2 kacang tanah pertumbuhan rata rata diamter batang
kacangnya lebih cepat daripada penanaman menggunakan metode 1 jagung 1 kacang
dan monokultur. pada grafik monokultur sempat mengalami persamaan dengan
metode penanaman 1 jagung 2 kacang tanah akan tetapi pada minggu 6-9 grafik
monokultur mengalami pertumbuhan yang sangat lambat, beda halnya dengan
penanaman 1 jagung 1 kacang tanah yang pada minggu 4-5 dan minggu 8-9
mengalami kenaikan.

4.3. Nisbah Kesetaraa Lahan


Nisbah kesetaraan lahan adalah jumlah nisbah hasil antara tanaman yang
dipolikulturkan terhadap hasil tanaman yang ditanam secara monokultur pada tingkat
manajemen yang sama. Nisbah kesetaraan lahan merupakan salah satu cara yang
digunakan untuk menghitung produktivitas lahan dari dua atau lebih tanaman yang di
polikultur.

Dugaan Hasil 12
m2
Perlakuan Jagung Kacang NKL
Monokultur 15.6 5 -
Tumpang Sari (1:1) 17.7 1 1.33
Tumpangsari (1:2) 15.1 1.3 1.23

BAB V
KESIMPULAN
Dari pembahasan mengenai budidaya tanaman jagung secara tumpang sari dapat
disimpulkan bahwa hasil produksi dari segi kualitas dan kuantitas dapat dikatakan
optimal, hal ini disebabkan oleh pemberian pupuk yang sesuai dengan kebutuhan
masing masing komoditas oleh karena itu pertumbuhan dan hasil produksi optimal.
Cara panen jagung yang matang fisiologis adalah dengan cara memutar tongkol
berikut kelobotnya, atau dapat dilakukan dengan mematahkan tangkai buah jagung.
Pada lahan yang luas dan rata sangat cocok bila menggunakan alat mesin pemetikan.
Dari segi hasil, tongkol ukurannya kecil dan pada tongkol terdapat biji yang ompong,
hal ini disebabkan rambut bunga betina tidak bekerja dan berfungsi secara normal,
pada dasarnya bunga betina ini terletak di ketiak daun dan akan mengeluarkan stil dan
stigma. Setiap satu helai rambut bunga betina terdapat satu biji di dalam tongkol
tersebut.

SARAN
Saran dari kelompok kami sebaiknya prosedur dalam pelaksanaan praktek kedepannya
harus dilakukan secara lebih intensif dari yang sebelumnya. Lalu pada lahan
praktikum seharusnya tidak dijadikan sebagai tempat pembuangan sisa material
bangunan

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Teknologi produksi jagung melalui pendekatan pengelolaan sumberdaya dan
tanaman terpadu. http://balitsereal.litbang.deptan.go.id.
Belfield, Stephanie & Brown, Christine. 2008. Field Crop Manual. Maize (A Guide to
Upland Production in Cambodia). Canberra
Malti, Ghosh, Kaushik, Ramasamy, Rajkumar, Vidyasagar. 2011. Comparative
Anatomy of Maize and its Application.Intrnational Journal of
Bioresources and Stress Management.
Nuning Argo Subekti, Syafruddin, Roy Efendi, dan Sri Sunarti. 2012, Morfologi
Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung, Balai Penelitian Tanaman
Serealia, Maros.
Pramono Bambang R. Jagung. http://www.benss.co.cc.
Putu Budi Adnyana, Ida Bagus Putu Arnyana, 2000, Morfologi Tumbuhan, Sekolah
Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Singaraja.
Setyamidjaja, Djoehana. 2000. Teh Budidaya dan Pengolahan Persiapan. Kanisius.
Yogyakarta.
Tjitrosoepomo, Gembong, 1985, Morfologi Tumbuhan, 81-82, 126, 236-237, Gajah
Mada University Press, Yogyakarta
Widyastuti, Yustina E. dan Adisarwanto T. 2002. Meningkatkan Produksi Jagung di
Lahan Kering, Sawah, dan Pasang Surut. PT. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Hartawan Rudi.2019.Jurnal Media Pertanian.Nisbah Kesetaraan Lahan Polikultir
Pinang ( Areca catechu L,.) Dengan Kelapa Dalam (Cocos Nucifers
L,.) Dan Pinang Dengan Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) Hal. 8-
18

LAMPIRAN

Lampiran 1 jadwal kegiatan praktikum

KEGIATAN
NO PRAKTIKUM FEBRUARI MARET APRIL MEI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
PEMBERSIHAN
1 LAHAN
PEMBAGIAN
2 LAHAN
PEMBUATAB
3 BEDENG
PEMUPUKAN
4 ORGANIK
PENANAMAN
5 BENIH
PEMBERIAN
6 FURADAN
PEMUPUKAN
7 AN ORGANIK
8 PENYULAMAN
PENENTUAN
TANAMAN
9 CONTOH
10 PANEN
PEMBERSIHAN
LAHAN PASCA
11 PANEN

Lampiran 2 foto pada saat di lahan GG kebun SV IPB.

Anda mungkin juga menyukai