Anda di halaman 1dari 25

MODUL AJAR

MATA PELAJARAN TEKNOLOGI PERTANIAN


FASE E

MA MANBA’UL QURAN
Jl. KH Nurbuat No 01 Larangan Wonoyoso Kec. Pringapus
Kab. Semarang Jawa Tengah
NSM:131233220010 NPSN:69881434
2023/2024
Mengenal Tanaman Pangan
Indonesia dikenal sebagai Negara agraris, yaitu Negara yang sebagian besar
penduduknya mempunyai mata pencaharian diberbagai bidang pertanian seperti budidaya
tanaman pangan dan sebagai nelayan. Dalam pembelajaran ini kita akan mempelajari
tentang budidaya tanaman pangan yang menjadi sumber utama bagi karbohidrat dan
protein untuk memenuhi kebutuhan tubuh manusia.
Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman pangan yang dimiliki merupakan
anugerah dari yang maha kuasa sehingga kita harus bersyukur kepadanya. Bentuk syukur
kepada yang maha kuasa dapat diwujudkan dengan memanfaatkan produk pangan yang
dihasilkan oleh petani dengan sebaik-baiknya. Pelestarian dan pemanfaatan sumber daya
alam yang melimpah ini, bisa dengan menjadikanya sebagai pilihan dalam berwirausaha.
Tanaman pangan adalah sumber kehidupan bagi manusia yang keberadaannya
akan selalu dibutuhkan selagi manusia masih hidup. Maka wirausaha di bidang budidaya
tanaman pangan dan budidaya ikan akan terus menjadi peluang yang baik untuk
berwirausaha selama manusia masih membutuhkan untuk kehidupannya. Tanaman
pangan dikelompokkan berdasarkan musiman dan tahunan. Tanaman semusim adalah
tanaman yang dapat dipanen dalam satu musim yaitu antara 3-4 bulan, misalnya sayur-
sayuran, jagung, padi, kedelai dan umbi-umbian. Tanaman tahunan adalah tanaman yang
terus tumbuh setelah bereproduksi atau menyelesaikan siklus hidupnya dalam jangka
waktu lebih dari setahun misalnya, sagu dan sukun.

Jenis Tanaman Pangan


Indonesia dikenal sebagai negara agraris, yaitu negara yang sebagian besar
penduduknya mempunyai mata pencaharian di berbagai bidang pertanian, seperti
budidaya tanaman pangan. Kelompok tanaman yang termasuk komoditas pangan adalah
tanaman pangan, tanaman hortikultura non-tanaman hias dan kelompok tanaman lain
penghasil bahan baku produk pangan. Dalam pembelajaran kali ini. kita akan mempelajari
tentang tanaman pangan utama, yaitu tanaman yang menjadi sumber utama bagi
karbohidrat dan protein untuk memenuhi kebutuhan tubuh manusia.
Hasil budidaya tanaman pangan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
sendiri. Hasil budidaya tanaman pangan juga diperdagangkan sehingga dapat menjadi
mata pencaharian. Hal ini menjadikan tanaman pangan sebagai komoditas pertanian yang
sangat penting bagi bangsa Indonesia.
Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman pangan. Keberagaman jenis tanaman
pangan yang kita miliki merupakan anugerah dari Yang Mahakuasa sehingga kita harus
bersyukur kepada-Nya. Bentuk syukur kepada yang Maha- kuasa
dapat diwujudkan dengan memanfaatkan produk pangan yang dihasilkan oleh petani
dengan sebaik-baiknya.

Kelompok Tanaman Pangan


Tanaman pangan merupakan semua jenis sumber daya hayati yang dibudidayakan
manusia untuk memenuhi kebutuhan pangan. Berdasarkan pengertian umum tanaman
pangan dibagi ke dalam tiga kelompok antara lain:
1. Tanaman pangan utama yaitu berbagai jenis organisme yang dibudidayakan manusia
untuk memenuhi kebutuhan gizi, karbohidrat, protein dan lemak sebagai sumber
energi.
2. Tanaman pangan penunjang yaitu berbagai jenis organisme yang dibudidayakan
manusia untuk memenuhi kebutuhan gizi dan mineral.
3. Tanaman pangan suplemen berbagai jenis organisme yang dibudidayakan manusia
untuk membantu proses pengolahan suatu bahan menjadi sumber pangan. Misalnya
jamur ragi dibudidayakan untuk membuat tapai dan tempe.
Tanaman pangan dikelompokkan berdasarkan umur, yaitu tanaman semusim
dan tanaman tahunan. Tanaman semusim adalah tanaman yang dipanen dalam satu
musim tanam, yaitu antara 3-4 bulan, seperti jagung dan kedelai atau antara 6-8 bulan,
seperti singkong. Tanaman tahunan adalah tanaman yang terus tumbuh setelah
bereproduksi atau menyelesaikan siklus hidupnya dalam jangka waktu lebih dari dua
tahun, misalnya sukun dan sagu.
Tanaman pangan juga dibagi menjadi tiga kelompok yaitu serealia, kacang-
kacangan, dan umbi-umbian. Kelompok serealia dan kacang-kacangan menghasilkan
biji sebagai produk hasil budidaya, sedangkan umbi-umbian menghasilkan umbi batang
atau umbi akar sebagai produk hasil budidaya.
a. Serealia
Tanaman Serealia merupakan sekelompok tanaman yang ditanam untuk
dipanen biji/bulirnya sebagai sumber karbohidrat/pati. Kebanyakan serealia
merupakan anggota dari suku padi-padian dan disebut sebagai serealia sejati.
Anggota yang paling dikenal dan memiliki nilai ekonomi tinggi, sehingga dikenal
sebagai serealia utama adalah padi, jagung, gandum, barley, rogge/rye, oats/haver,
jail, soba, dan millet. Beberapa serealia juga dikenal sebagai pakan burung berkicau,
seperti millet/jewawut walaupun menghasilkan pati, tanaman seperti sagu, ketela
pohon, atau kentang tidak digolongkan sebagai serealia karena bukan dipanen
bulir/bijinya.

b. Kacang-Kacangan
Tanaman kacang-kacangan adalah sekelompok tumbuhan yang dibudidayakan
untuk dimanfaatkan bijinya sebagai sumber protein dan lemak. Tanaman kacang-
kacangan yang sering dikonsumsi manusia adalah kedelai, kacang tanah, dan kacang
hijau.

c. Tanaman Umbi-Umbian
Tanaman umbi-umbina adalah tumbuhan yang dibudidayakan untuk
dimanfaatkan umbinya. Tanaman umbi-umbian yang sering diamnfaatkan sebagai
bahan pangan manusia adalah ubi kayu, ubi jalar, talas, dan kentang.

d. Tanaman Pangan Penunjang (Hortikultura)


Tanama pangan penunjang yaitu berbagai jenis organisme yang dibudidayakan
manusia untuk memenuhi kebutuhan gizi dan mineral. Tanaman pangan penunjang
yang umum dimanfaatkan manusia dikelompokkan ke dalam sayur dan buah.
Tanaman pangan ini biasa disebut dengan tanaman hortikultura. Pada Ensiklopedia
Internasional (1996), yang dimaksud dengan hortikultura adalah budidaya tanaman
pertanian, khususnya tanaman buah-buahan, sayuran, bunga, dan tanaman hias. Pada
modul pemebalajaran ini akan dibahas mengenai tanaman sayuran dan buah.
Deskripsi Tanaman Pangan
Anak-anakku yang hebat, untuk dapat mengidentifikasi jenis produk tanaman
pangan, kamu perlu memahami berbagai deskripsi tanaman pangan yang akan
dibudidayakan. Hal ini penting sebagai informasi untuk menentukan jenis tanaman pangan
yang tepat dibudidayakan di wilayahmu. Di bawah ini adalah salah satu contoh produk
tanaman pangan yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
1. Padi

Padi (bahasa latin: Oryza sativa L) merupakan salah satu tanaman budidaya
terpenting dalam peradaban. Tanaman padi adalah sejenis tumbuhan yang sangat
mudah ditemukan, apalagi kita yang tinggal di daerah pedesaan. Hamparan
persawahan dipenuhi dengan tanaman padi. Padi memiliki batang yang berbuku dan
berongga. Daun dan anakan tumbuh dari buku yang ada pada batang. Bunga atau
malai muncul dari buku yang terakhir. Akar padi berupa akar serabut. Bulir padi
terdapat pada malai yang dimiliki oleh anakan. Budidaya padi
dikelompokkan menjadi padi sawah, padi gogo, dan padi rawa. Tanaman padi
diperbanyak dengan menggunakan biji. Sebagian besar menjadikan padi sebagai
sumber bahan makanan pokok. Padi dapat tumbuh pada sawah atau lading. Panen
padi dilakukan saat cuaca cerah dengan umur 65-90 HST. Bagian padi yang
dimanfaatkan biji dan jerami.

2. Tanaman Jagung

Jagung merupakan tanaman semusim. Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam


80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan
paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat
bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m,
ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman bisa diukur dari
permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan.
Jagung memiliki batang tunggal yang terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung
terdapat pada setiap buku pada batang. Jagung memiliki bunga jantan dan bunga
betina yang terpisah, namun masih pada pohon yang sama. Bunga jantan terletak di
ujung batang, sedangkan bunga betina (tongkol) berada di bagian tengah batang
jagung. Jagung dapat ditanam di lahan kering maupun di lahan sawah sesudah panen
padi. Tanaman jagung diperbanyak dengan biji. Bagian jagung yang dimanfaat- kan
bijinya. Jagung mempunyai kandungan karbohidrat yang lebih rendah, namum
mempunyai kandungan protein yang lebih banyak.
3. Kacang Panjang
Kacang panjang (Vigna sinensis) termasuk famili Febaceae dan merupakan
salah satu komoditi sayuran yang banyak diusahakan di daerah dataran rendah pada
ketinggian 0-200 m dpl. Kacang panjang merupakan salah satu sumber protein nabati
yang banyak dikonsumsi sebagian besar penduduk Indonesia.
Pada dasarnya kacang panjang dapat dibudidayakan pada berbagai jenis tanah,
namun jenis tanah yang paling cocok tanah Regosol, Latosol dan Aluvial dengan
temperatur berkisar 18320C, kemasaman tanah (pH) 5, 5-6, 5

4. Kacang Hijau

Tanaman kacang hijau merupakan tanaman pangan semusim yang mempu-


nyai umur panen antara 55-65 hari setelah tanam. Kacang hijau memiliki tinggi
tanaman antara 53-80 cm, batang bercabang serta daun dan polong yang ber- bulu.
Kacang hijau diperbanyak dengan biji. Kacang hijau dapat ditanam di lahan kering
maupun di lahan sawah sesudah panen padi.

5. Singkong
Tanaman singkong atau ubi kayu merupakan tanaman berkayu yang dipanen
umbinya. Daun tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai sayuran. Tanaman ubi kayu
dapat menghasilkan biji tetapi tidak digunakan untuk perbanyakan. Tanaman ini
biasanya diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Umur tanaman ubi kayu
sekitar 8-10 bulan. Tanaman ubi kayu mempunyai daya adaptasi yang luas, tetapi
umumnya ubi kayu ditanam di lahan kering. Bagian umbi batang yang di- manfaatkan
daun dan umbi.

6. Ubi Jalar

Tanaman ubi jalar adalah tanaman pangan yang memiliki batang panjang
menjalar. Tipe pertumbuhannya dapat berupa semak, semak-menjalar atau men- jalar.
Ubi jalar dapat diperbanyak dengan bagian ubi, pucuk batang, dan setek batang. Umur
tanaman ubi jalar berkisar antara 4-4.5 bulan. Ubi jalar umumnya ditanam pada
guludan tanah di lahan tegalan atau lahan sawah. Warna kulit umbi maupun warna
daging umbi bervariasi, mulai dari umbi yang berwarna putih, krem, orange atau ungu.
Bagian umbi jalar yang di- manfaatkan daun dan umbi.
7. Sawi

Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan


daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah.
Penyebutan sawi biasanya mengacu pada sawi hijau. Ada pula sawi putih yang biasa
dibuat sup atau diolah menjadi asinan. Jenis lain yang kadang-kadang disebut sebagai
sawi hijau adalah sawi sayur. Sawi sendok (pakcoy atau bok choy) merupakan jenis
sayuran daun kerabat sawi yang mulai dikenal pula dalam dunia boga Indonesia. Sawi
dapat di panen pada umur 40-50 hari. Bagian Sawi yang dimanfaatkan daun dan biji.

8. Bayam

Bayam (Amaranthus sp. ) termasuk sayuran dataran tinggi, tetapi dapat hidup
di dataran rendah. Di Indonesia, bayam dapat tumbuh sepanjang tahun dan ditemukan
pada ketinggian 5-2.000 m dpl, tumbuh di daerah panas dan dingin. Bayam dapat
tumbuh subur di dataran rendah pada lahan terbuka yang udaranya agak panas.
Bayam merupakan tanaman dikotil yang memiliki sifat batang pada bayam, licin
beralur dengan arah tumbuh batang yaitu tegak keatas. Berdasarkan panjang umur
batang, bayam termasuk tanaman muda (annuus). Bayam cabut
bisa dipanen pada hari ke 25, 30 dan seterusnya hingga semua selesai panen. Bagian yang
dimanfaatkan sebagai bahan pangan adalah daun dan tangkainya.

9. Kangkung

Kangkung (Ipomoea sp. ) dapat ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi.
Kangkung merupakan jenis tanaman sayuran daun, termasuk kedalam famili
Convolvulaceae. Daun kangkung panjang, berwarna hijau keputih-putihan merupakan
sumber vitamin pro vitamin A. bagian tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pangan adalah daun dan tangkainya. Berdasarkan tempat tumbuh, kangkung dibedakan
menjadi dua macam yaitu:
a. Kangkung darat, hidup di tempat yang kering atau tegalan
b. Kangkung air, hidup ditempat yang berair dan basah.
Sarana Proses Produksi dan Tahapan Budi Daya Tanaman Pangan
Budidaya tanaman panagan membutuhkan sarana produksi dan tahapan yang perlu
diperhatikan sebelum melaksanakan budidaya. Dalam melakukan budidaya, dibutuhkan sarana
produksi dan pelaksanaan tahapan yang tepat sehingga dapat tumbuh dengan baik dan
diperoleh hasil yang optimal. Seluruh sarana budidaya harus sesuai dengan pedoman yang
dibuat pemerintah untuk menjamin standard mutu produk. Teknik budidaya yang digunakan
sangat menentukan keberhasilan usaha budidaya. Di bawah ini adalah serangkaian proses dan
teknik budidaya tanaman pangan.

1. Sarana Produksi Budidaya Tanaman Pangan


a. Penyiapan Lahan
Pengolahan lahan dilakukan untuk menyiapkan lahan sampai siap ditanami. Pengolahan
dilakukan dengan cara dibajak atau dicangkul lalu dihaluskan hingga gembur. Pembajakan
dapat dilakukan dengan cara tradisional ataupun mekanisasi. Kegiatan utama dari penyiapan
lahan sangat penting dalam pelaksanaan budidaya di karenakan lahan sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan dari usaha budidaya tanaman pangan. Dalam penyiapan lahan ini perlu
diperhatikan beberapa hal seperti,
pemilihan lokasi, kesuburan tanah, kemudahan untuk pemberian saluran air, sehingga
tanaman yang akan dibudidayakan akan menuai hasil yang maksimal.
b. Penyiapan Benih
Benih berbeda dengan bibit. Benih berbentuk biji, sedangkan bibit sudah berbentuk
tanaman yang masih kecil. Benih harus mempunyai kualitas tinggi, baik mutu genetik, sik,
maupun siologinya. Benih atau bibit unggul juga harus berasal dari varietas unggul (daya
tumbuh besar, murni, tidak mengandung kotoran, tidak tercemar hama dan penyakit). Benih
yang terjamin adalah benih berserti kat. Benih atau bibit juga akan menentukan kualitas dan
produktivitas usaha budidaya tanaman panagan.
Benih yang akan ditanam sudah disiapkan sebelumnya. Umumnya, benih tanaman pangan
ditanam langsung tanpa didahului dengan penyemaian, kecuali untuk budidaya padi di lahan
sawah. Pilihlah benih yang memiliki vigor (sifat-sifat benih) baik serta tanam sesuai dengan
jarak tanam yang dianjurkan untuk setiap jenis tanaman pangan! Benih ditanam dengan cara
ditugal (pelubangan pada tanah) sesuai jarak tanam yang dianjurkan untuk setiap tanaman.

c. Pupuk
Pupuk digunakan untuk menambah dan melengkapi kandungan unsur hara yang
kurang dari tanah. Pupuk dapat berupa pupuk organik (pupuk kandang yang berasal dari
kotoran hewan, biasanya yang digunakan adalah pupuk kandang sapi, ayam dan kambing.
Pupuk kandang memiliki kandungan unsur hara lengkap seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan
kalium (K). Pupuk kandang yang digunakan sebaiknya yang sudah matang yang ditandai
dengan warna hitam pekat dan tidak berbau. Hal ini bertujuan untuk mencegah munculnya
bakteri dan cendawan yang dapat merusak tanaman. Dan pupuk anorganik (NPK, Urea, KCL,
dan ZA).
b. Pestisida
Pestisida berguna untuk mengendalikan serangan organisme pengganggu tanaman
(OPT). Pestisida dapat berupa pestisida alami dan buatan. Pestisida alami bisa memanfaatkan
tanaman sebagai bahan bakunya. Contoh tanaman yang dapat digunakan untuk membuat
pestisida adalah daun nimba.

e. Media Tanam
Media tanam berfungsi sebagai tempat tumbuhnya tanaman. Komposisi media tanam
perlu disesuaikan dengan jenis tanaman yang dibudidayakan. Media tanam umumnya berupa
tanah. Aneka media tanam antara lain arang, batang pakis, kompos, moss, pupuk kandang,
sabut kelapa, sekam padi, dan humus.

f. ALat
Peralatan tanam digunakan untuk mempermudah proses/kegiatan budi daya.
Tahukah kamu alat apa saja yang dapat digunakan petani dalam melakukan kegiatan
bercocok tanam. Nama alat pertanian pada setiap daerah dapat berbeda. Namun, biasanya
memiliki fungsi yang sama. Berikut ini pengenalan berbagai alat yang diperlukan dalam
kegiatan budi daya tanaman sayuran.
1) Alat Pengolahan Tanah

Gambar sekrop dan cangkul

Gambar Alat pembajak tanah tradisional

Gambar Alat pembajak tanah modern

2) Alat Pemeliharaan Tanaman


Gambar Sprayer dan Gembor
3) Alat Pemeliharaan Pemanenan Tanaman

Gambar Alat panen tradisional

Gambar Alat panen padi modern Tahapan

Budidaya Tanaman Pangan

Tahapan budi daya mempunyai peranan penting dalam keberhasilan budi daya.
Tahapan budi daya tanaman sayuran yang tepat dapat memaksimalkan hasil panen. Berikut ini
tahapan budi daya tanaman sayuran secara umum.

a. Pembibitan
Hal yang harus diperhatikan saat pembibitan adalah mengetahui syarat benih yang baik.
Benih harus bersih dari benda asing, memiliki daya kecambah minimal 80%. Sebelum disemai,
benih diberi perlakuan agar pertumbuhan bibit lebih baik. Perlakuan sebelum semai berbeda
tiap jenis tanaman. Beberapa benih tanaman membutuhkan perlakuan tertentu sebelum
disemai, seperti direndam dengan air, ada pula benih yang dapat langsung disemai atau
ditanam di lahan. Selama masa pembibitan, bibit harus mendapat pengairan yang cukup,
pemupukan dan pengendalian Organisme pengganggu tanaman (OPT. ) Pemindahan bibit
perlu memperhatikan cara-cara yang baik dan benar. Pemindahan bibit yang ceroboh dapat
merusak akar tanaman.

b. Pengolahan Tanah
Tanah diolah terlebih dahulu hingga siap tanam. Tanah digemburkan dan diberi
perlakuan agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman. Penggemburan tanah dilakukan
dengan mencungkil tanah menggunakan cangkul atau garpu. Untuk penanaman di
polybag, tanah dicampur dengan pupuk. Kamu perlu mengenal jenis tanah yang akan
digunakan untuk budi daya.

c. Penanaman
Penanaman dapat dilakukan dengan penyemaian atau tanpa penyemaian. Jarak
tanam tiap benih atau bibit perlu diperhatikan agar tanaman memperoleh ruang tumbuh
yang seragam dan mudah disiangi. Bibit dapat ditanam dalam polybag atau dalam
bedengan.
d. Pemeliharaan
Dalam pemeliharaan budidaya ada beberapa hal yang harus dilakukan seperti:
1) Penyiraman dilakukan agar tanah tetap lembap.
2) Penyulaman dilakukan bila ada benih yang mati atau tidak normal.
3) Penyiangan dilakukan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman serta
gulma.
4) Pembumbunan dilakukan dengan cara mengumpulkan tanah di daerah barisan
sehingga membentuk gundukan. Hal ini dilakukan untuk tanaman yang ditanam di
bedengan.
5) Pemupukan harus dilakukan dengan tepat cara, jenis, dosis, dan waktu.
6) Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), harus dilakukan sesuai dengan
jenis serangan, dan dosis yang digunakan harus tepat. Penggunaan pestisida dengan
bijak harus diperhatikan agar tidak merusak lingkungan.
7) Pemasangan ajir atau turus untuk tanaman sayuran yang tumbuh merambat atau
berbatang lemah.

e. Panen
Tahap pemanenan dilakukan pada waktu yang tepat sehingga hasil panen
memiliki kualitas yang baik. Perhatikan ciri dan umur panen. Pemanenan biasa dilakukan
secara manual. Perlu kehati-hatian saat melakukan pemanenan sehingga kualitas hasil
panen tetap terjaga.

f. Pasca Panen

Pascapanen Perlakuan pascapanen perlu diperhatikan agar kualitas produk tetap


terjaga. Tanaman sayuran memiliki kadar air yang tinggi sehingga mudah rusak atau
busuk. Tahapan pascapanen meliputi tahap-tahap berikut.
1) Pengumpulan hasil panen.
2) Penyortiran dan penggolongan berdasarkan ukuran dan umur tanaman.
3) Penyimpanan hasil panen di tempat yang bersih dengan kadar air tertentu.

MENANAM SAYURAN SECARA HIDROPONIK

Silakan Anda amati gambar berikut ini :


Sumber : kampustani.com Sumber : kabartani.com a
b

Sumber : dokumentasi pribadi Sumber : lazada.co.id

1. Definisi Hidroponik
System hidroponik diartikan suatu system budidaya menggunakan air yang
mengandung nutrisi dan mineral tanpa tanah. Pada prinsipnya tanaman dapat hidup di
tanah Karena tersedianya nutrisi dan jika nutrisi tersebut dapat disediakan dalam air
dengan perlakuan maka tanaman juga dapat hidup dan memberikan hasil yang sama.
Menurut Swastika, dkk., 2018 ada beberapa teknik dalam menerapkan budidaya sayuran
secara hidroponik, diantaranya teknik hidroponik system terapung, Standing Aerated
Nutrient Solution, Butrient Film Technique (NFT), aeroponics, Ebb-And-Flow Nutrient
Solution Sistem, dan drip or pass – Through Inorganic Medium System.
Prinsipnya tanaman dapat hidup di tanah karena tersedianya nutrisi dan jika
nutrisi tersebut dapat disediakan dalam air dengan perlakuan maka tanaman juga
dapat hidup dan memberikan hasil yang sama. Salah satu factor penentu yang paling
penting dari hasil dan kualitas tanaman adalah nutrisi. Nutrisi yang paling pokok
adalah larutan makro dari unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca),
Magnesium (Mg), dan Sulfur (S) yang juga dilengkapi dengan larutan nutrisi mikro
seperti Boron (B), Tembaga (Cu), Seng atau Zinc (Zn), Besi atau Ferro (Fe),
Molibdenum (Mo), Mangan (Mn), Khlor (Cl), Natrium (Na), Cobalt (Co), Silicon (Si), dan
Nikel (Ni). Tanaman menyerap ion dari larutan nutrisi yang diberikan secara terus
menerus dalam tingkatan konsentrasi yang rendah. Larutan dengan konsentrasi yang
tinggi menyebabkan penyerapan nutrisi yang berlebihan dan dapat menyebabkan
keracunan pada tanaman (Libia et al, 2012).

2. Kelebihan Dan Kekurangan Hidroponik


a. Kelebihan
Kelebihan hidroponik dibandingkan dengan sisten budidaya konvensional,
yaitu mengurangi resiko atau masalah budidaya yang berhubungan dengan tanah
seperti gangguan OPT seperti serangga, jamur, virus, nematode dan bakteri yang hidup
di tanah. System ini juga lebih mudah dalam pemeliharaan seperti tidak melibatkan
proses penyiangan dan pengolahan tanah dalam budidaya tanamannya.
Bebas gulma, tidak mengenal musim, ramah lingkungan hasil lebih segar, renyah, dan
tahan lama. Pada system hidroponik ini, factor-faktor pembatas dalam budidaya di
lahan seperti suhu, kelembaban, nutrisi dan pH dapat dikontrol.
Zulfitri(2005) menuturkan tentang keuntungan dari system budidaya
hidroponik. Menurutnya hasil tanaman lebih bagus disbanding dengan tanaman yang
ditanam secara konvensional, kualitas dan kuantitas tanaman lebih terkontrol.
Penggunaan nutrisi oleh tanaman yang dibudidayakan secara hidroponik lebih hemat
dan efisien, hama dan penyakit dapat diminimalisir, kondisi lingkungan dapat diatur
sesuai dengan kebutuhan tanaman. Keadaan lingkungan pada sayuran yang
dibudidayakan secara hidroponik dapat dimodifikasi dengan tujuan memperbaiki
kualitas tanaman (suhu, kelembaban, pH, EC dan intensitas cahaya), tidak
mememrlukan banyak tenaga kerja, kebersihan lebih terjamin, lahan yang dibutuhkan
sedikit dan nilai jual tanaman yang relatif tinggi.

b. Kekurangan
Kekurangan system hidroponik yaitu : larutan nutrisi dengan konsentrasi tinggi
menyebabkan penyerapan nutrisi yang berlebihan dan dapat menyebabkan keracunan
pada tanaman yang kita budidayakan, distribusi penyakit lebih mudah karena sirkulasi
air nutrisi terus berputar, hambatan lumut pada instalasi, riskan bocor, mayoritas
system bergantung listrik dan biaya relative tinggi.

3. Teknik Hidroponik
a. Nutrient Film Technique (NFT)
Larutan nutrisi secara terus menerus dialirkan menggunakan pompa dengan teknik
resirkulasi mengenai akar tanaman menggunakan pipa.
b. Deep Flow Technique (DFT)
Tanaman dibuat mengapung pada larutan nutrisi sehingga akar tanaman terendam
terus menerus. Penggunaan pompa hanya untuk menghasilkan oksigen didalam
larutan nutrisi.

c. Drip Irrigation/Fertigation
System ini menggunakan 2(dua) buah container terpisah yaitu bagian atas dan
bawah. Container atas untuk tanaman dan yang bawah untuk larutan nutrisi.
Larutan nutrisi dipompa naik dan menyiram batang tanaman dan larutan sisa akan
turun ke container bawah setelah melewati media tanam dan akar tanaman.

m
d. Wick System

e. Floating System
Pengaturannya mirip dengan system infus, dimana ada dua container, yang satu diatas
berisi tanaman dalam pot dengan substrat dan yang ada di bagian bawah yang
mengandung larutan nutrisi.
Pemberian nutrisi untuk tanaman dilakukan dengan system pasang surut, yaitu bergantian
memenuhi container atas dengan larutan nutrisi dan kemudian mengosongkan larutan
nutrisi dan kembali ke container bawah.
4. Komponen Budidaya Hidroponik
Berikut komponen yang biasa digunakan dalam teknik budidaya secara
hidroponik. Daftar berikut ini tidak semua digunakan tergantung system teknik yang
digunakan.
a. Media tanam
b. Alat ukur (pH meter, TDS, EC meter)
c. Nutrisi
d. Benih
e. Rockwool
f. Batu apung
g. Cocopeat
h. Hydroton
i. Zeolite
j. Arang sekam

5. Media Tumbuh
Pemilihan media tumbuh dalam system hidroponik harus memenuhi
persyaratan untuk ketersediaan air dan udara bagi pertumbuhan tanaman. Media
tumbuh yang ideal untuk hidroponik antara lain dapat menopang pertumbuhan
tanaman, memiliki pori untuk aerasi, tidak menyumbat instalasi hidroponik, dan tidak
mempengaruhi larutan nutrisi. Media tidak berfungsi menyediakan nutrisi dan harus
bersifat lembam. Media tanam selain tanah yang dapat digunakan anatar lain air, busa,
kerikil, rockwool, pasir, serbuk gergaji, gambut, sabut kelapa, perlit, batu apung, kulit
kacang, poiester, atau vermikulit. Media tanam pada system hidroponik hanya
berfungsi sebagai pegangan akar dan perantara larutan hara, untuk mencukupi
kebutuhan unsur hara makro dan mikro perlu pemupukan dalam bentuk larutan yang
disiramkan ke media tanam. Kebutuhan pupuk pada system hidroponik sama dengan
kebutuhan pupuk pada penanaman system konvensional (Purbajanti, 2017).

6. Penyemaian
Benih lunak (seperti kangkung, bayam, selada, caisim, pokcoy) direndam
dengan air hangat kuku kurang lebih 15 menit. Benih keras (seperti cabai, paprika,
semangka, dan melon) direndam dengan air hangat kuku kurang lebih 1 jam.
Persiapan media tanam diawali dengan rockwool diremdam kemudian
ditiriskan, dipotong dengan ukuran 2,5x2,5 cm dilubangi dengan kedalaman sekitar 0,5
cm. penyemaian benih berkisar 3-4 hari dan selanjutnya dipindahkan ke instalasi
hidroponik.

7. Nutrisi Hidroponik
Nutrisi penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman terdiri dari 13
unsur, diklasifikasikan sebagai makronutrien (diperlukan dalam jumlah lebih banyak)
seperti N, P, K, S, Ca, Mg dan mikronutrien (dibutuhkan dalam jumlah yang lebih
sedikit), seperti Fe, Mn, B, Cu, Zn, Mo, Cl. Sedangkan unsur karbon © dan Oksigen (O)
adalah terdapat di atmosfer dan Hidrogen (H) dipasok oleh air.
Bahan baku pupuk hidroponik berupa garam anorganik atau garam kimia yang
dapat dibeli di toko kimia atau toko pertanian. Nutrisi hidroponik biasanya
menggunkan konsep formula AB mix, yaitu kalsium pada grup A dan tidak bertemu
sulfat dan fosfat pada grup B.
 Nitrogen (N)
Unsur nitrogen merupakan komponen utama pembentukan klorofil, cepat
mendorong pertumbuhan tanaman, merangsang pertumbuhan vegetative, dan
meningkatkan kualitas sayuran dan buah, meningkatkan kandungan protein.
 Fosfor (P)
Berguna untuk merangsang pembentukan dan perkembangan akar dan bunga,
berkontribusi pada pematangan biji, mendorong pewarnaan buah, membantu
pembentukan biji dan vigor tanaman.
 Kalium (K)
Unsur K memberikan kekuatan dan ketahanan terhadap penyakit, meningkatkan
ukuran biji, meningkatan kualitas buah.
 Kalsium (Ca)
Berguna untuk merangsang pembentukan dan perkembangan akar lateral,
meningkatkan vigor tanaman dan merangsang pembentukan biji.
 Magnesium (Mg)
Merupakan komponen utama dari klorofil yang diperlukan untuk biosintesis gula
/ fotosintesis.
 Sulfur (S)
Berguna mempertahankan warna hijau, merangsang produksi benih dan
membantu perkembangan tanaman.
Faktor-faktor yang memepengaruhi serapan hara dan ketersediaan nutrisi
dalam larutan nutrisi dipengaruhi oleh pH larutan, konduktivitas listrik, komposisi
nutrisi dan temperature (Libia, 2012). Parameter yang mengukur keasaman atau
alkalinitas suatu larutan (pH) menunjukkan hubungan antara konsentrasi ion bebas H+
dan OH- dalam larutan. Nilai pH larutan nutrisi yang tepat adalah antara 5,5 sampai
dengan 6,5.
Menurut Resh, 2013 faktor-faktor yang mempengaruhi formulasi antara lain :
jenis dan varietas tanaman, tahap pertumbuhan tanaman, bagian tanaman yang
dipanen (akar, batang, daun dan buah), musim dan cuaca(suhu, intensitas cahaya,
panjang sinar matahari).
Secara umum tanaman yang dipanen daunnya membutuhkan kadar N yang lebih
tinggi karena Nitrogen mendorong pertumbuhan vegetative. Sedangkan tanaman untuk
produksi buah membutuhkan N lebih rendah dan P, K dan Ca lebih tinggi. Pada kondisi
cahaya yang tinggi tanaman akan menggunakan lebih banyak Nitrogen daripada cahaya
redup.
Sumber : Parks and Murray, 2011
Kelarutan pupuk diartikan sebagai jumlah maksimum yang dapat sepenuhnya
dilarutkan dalam volume air. Kelarutan masing-masing pupuk tergantung pada suhu
air pelarut dimana kelarutan pupuk meningkat dengan meningkatnya suhu. Kelarutan
ini juga tergantung pada pupuk lain dalam larutan nutrisi. Misalkan, kalium nitrat dan
kalium sulfat dilarutkan dalam tangka secara bersamaan maka kelarutannnya akan
berkurang karena sama-sama mengandung ion K
Komposisi nutrisi menentukan Electrical Conductivity (EC) / konduktivitas listrik
dan Osmotic Potential (OP) / potensi osmotic dari larutan. EC adalah jumlah garam
terlarut dalam larutan nutrisi atau kepekatan pupuk dalam larutan hidroponik, dimana
menghasilkan tekanan atau OP. nilai EC yang terlalu tinggi dapat menghambat serapan
hara karena peningkatan OP
Bahan baku pupuk hidroponik berupa garam anorganik atau garam kimia dapat dibeli di
toko kimia atau toko pertanian. Pupuk/nutrisi hidroponik biasanya menggunakan konsep
formula AB mix, yaitu kalsium pada grup A dan tidak bertemu sulfat dan fosfat pada grup B. Di
bawah ini adalah nama bahan-bahan yang dibutuhkan dalam membuat nutrisi hidroponik AB
mix:
AB-Mix Sayuran Daun AB Mix Sayuran Buah

Komposisi pekatan A Komposisi Pekatan A


 Kalsium nitrat ; 1176 gram  Kalsium nitrat : 1100 gram
 Kalium nitrat : 616 gram  Kalium nitrat : 575 gram
 Fe EDTA : 38 gram  Fe EDTA : 38 gram

Komposisi B Komposisi B
 Kalium dihidro fosfat : 335 gram  Kalium dihidro fosfat : 560 gram
 Ammonium sulfat : 122 gram  Ammonium sulfat : 30 gram
 Kalium sulfat : 36 gram  Kalium sulfat : 75 gram
 Magnesium sulfat : 790 gram  Magnesium sulfat : 1050 gram
 Cupri sulfat : 0,4 gram  Cupri sulfat : 0,4 gram
 Zinc sulfat : 1,5 gram  Zinc sulfat : 1,5 gram
 Asam borat : 4,0 gram  Asam borat : 4,0 gram
 Mangan sulfat : 8 gram  Mangan sulfat : 8 gram
 Ammonium hepta molibdat : 0,1  Ammonium hepta molibdat : 0,1
gram gram

(Sastro dan Rokhmah, 2016)


Membuat larutan A.
a. Siapkan kemasan AB mix yang hendak dilarutkan, dua buah ember atau wadah
penampung air dan tempat penyimpanan hasil larutan, bisa ember yang ada
tutupnya atau jerigen.
b. Isi ember pertama dengan 5 liter air. Buka kemasan A, yang berisi butiran
nutrisi dan satu kemasan kecil berisi serbuk di dalamnya. Masukkan butiran-
butiran ini ke dalam air kemudian diaduk dengan pengaduk (jangan dari besi)
hingga terlarut semua.
c. Simpan hasilnya dalam jerigen yang sudah dibersihkan.
Membuat larutan B.
a. Isi ember dengan 5 liter air, kemudian kemasan B berikut bungkusan kecil
didalamnya dibuka dan isinya dituangkan ke dalam ember.
b. Aduk hingga rata. Hasilnya disimpan dalam jerigen yang kedua. Larutan nutrisi
yang telah dibuat tadi masih bersifat pekat.
Pemakaian larutan AB mix.
a. Untuk membuat larutan nutrisi AB mix siap pakai, campurkan 1 liter air dengan 5
ml larutan A dan 5 ml larutan B, aduk hingga merata. Larutan encer ini siap
digunakan untuk nutrisi hidroponik pada tanaman. Untuk membuat 10 liter
larutan nutrisi siap pakai berarti diperlukan 50ml larutan pekat A dan 50ml
larutan pekat B, demikian seterusnya setiap liter yang diperlukan dikalikan 5.
b. Dari 5 liter larutan pekat A dan B ini dapat diperoleh sebanyak 1000 liter larutan
hidroponik siap pakai. Tentunya tidak semua harus langsung dilarutkan, namun
disesuaikan dengan kebutuhan.

8. Pemeliharaan Tanaman Dengan Sistem Hidroponik

a. Pengukuran pH dan nutrisi


pH penting diketahui untuk mengukur serapan unsur hara tanaman agar tidak terjadi
defisiensi (kekurangan unsur hara). Kadar nutrisi dalam larutan dapat diukur dengan
TDS (Total Dissolved Solids) atau ppm (Parts Per Millions). Hasil pengukuran
menunjukkan Electrical Conductivity (EC) larutan yang sangat menentukan kecepatan
metabolism tanaman yaitu jika nutrisi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan
tanaman.
b. Pengendalian Hama dan Penyakit (HPT)
Hama yang sering menyerang tanaman hidroponik adalah kutu putih, kutu Aphid, siput,
lalat pengorok daun dan semut. Jenis penyakit pada tanaman hidroponik umumnya
sama dengan tanaman yang dibudidayakan di tanah. Penyakit disebabkan oleh jamur,
bakteri dan virus yang ditularkan melalui vector serangga ataupun penggunaan alat-
alat tanam yang terkontaminasi. Gulma bukan merupakan masalah karena teknik
hidroponik meminimalisir tumbuhnya gulma.
c. Penyulaman
Penyulaman tanaman dilakukan pada umur tanaman 15 HST.
d. Pengontrolan Instalasi
System pompa dan selang/ pipa yang tidak lancar akan sangat berpengaruh pada
pertumbuhan tanaman. Listrik dan air yang tidak tersedia menyebabkan kegagalan
budidaya jika dibiarkan dalam waktu lama.
e. Panen dan Pasca Panen
Setiap komoditas memiliki umur panen dan perlakuan panen yang berbeda. Untuk
skala bisnis sangat penting untuk memperhatikan waktu panen dan penanganan
pascapanen yang tepat. Pascapanen adalah suatu tahapan kegiatan yang dimulai sejak
pengumpulan hasil pertanian sampai siap untuk dipasarkan yang bertujuan
mempertahankan mutu, mengurangi kerusakan, dan memperpanjang masa simpan
komoditas hortikultura. Menurut Permentan (2013), penanganan pascapanen
hortikultura terdiri dari perompesan, pembersihan, pengkelasan, pengemasan,
penyimpanan, dan pengangkutan.
 Perompesan (Trimming), yaitu kegiatan memisahkan atau membuang bagian
produk yang tidak diinginkan seperti memotong tangkai, membuang daun, akar,
dan bagian tertentu yang tidka diperlukan. Perompesan sebaiknya
menggunakan cara dan alat yang tidak merusak produk.
 Pembersihan merupakan kegiatan menghilangkan kotoran fisik, kimiawi, dan
biologis yang melekat pada sayuran untuk memperbaiki penampakan
sayuran dan menghilangkan bagian busuk atau rusak (trimming). Pembersihan
hasil panen dapat dilakukan dengan pencucian, perendaman, penyikatan,
pengelapan, penampian, pengayakan, dan penghembusan.
 Pengkelasan atau pemilahan (grading) merupakan kegiatan pengelompokkan
produk hortikultura hasil sortasi. Pemilahan berdasarkan kriteria yang telah
disepakati atau standar mutu yang digunakan untuk produk hortikultura yang
bersangkutan.
 Pengemasan, merupakan kegiatan untuk membungkus sesuia dengan
karakteristik produk. Pengemasan produk holtikultura dapat dilakukan secara
manual maupun mekanis tergantung dari jumlah dan jenis produk hortikultura
yang bersangkutan. Tujuan pengemasan secara umum adalah untuk melindungi
hasil terhadap kerusakan, mengurangi kehilangan air, mempermudah dalam
pengangkutan, dan mempermudah dalam perhitungan.
 Penyimpanan, merupakan kegiatan untuk mengamnkan produk hortikultura
sebelum diproses dan dikirim. Kondisi wadah, ruang, suhu, kelembaban dan
atmosfer penyimpanan disesuaikan dengan karakteristik produk dan tujuan
penyimpanan.
 Pengangkutan atau distribusi merupakan upaya memindahkan produk dari
tempat pengumpulan sementara ke tempat pascapanen dan selama proses di
dalam tempat pascapanen, serta dari tempat pascapanen ke konsumen.
Kerusakan saat pengangkutan banyak disebabkan oleh penanganan yang kasar,
adanya keterlambatan, pemucatan, pembongkaran yang ceroboh, penggunaan
wadah yang tidak sesuai, dan kondisi pengangkutan yang kurang memadai

Anda mungkin juga menyukai