PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akan tetapi pada awal abad ke-20, berkembang pesat obat-obatan kimia
yang mengakibatkan obat tradisional dengan bahan alam ditinggalkan.
Penggunaan obat-obatan kimia (modern) dilakukan dengan alasan lebih praktis
daripada menggunakan obat tradisional. Namun, dalam beberapa dekade ini baru
disadari bahwa obat kimia (modern) memiliki efek samping yang merugikan
apabila dikonsumsi secara paripurna, sedangkan obat tradisional berbahan alam
relatif lebih aman dikonsumsi. Penelitian dan pengembangan obat-obatan
tradisional berbahan alam dilakukan secara cermat dan teliti sehingga masyarakat
tidak ragu untuk menerima kembali obat tradisional sebagai destinasi pengobatan
mereka.
Filsuf Yunani kuno yang bernama Hippocrates pernah menyatakan let food
be your medicine (gunakanlah makanan sebagai obatmu). Salah satu bahan
pangan yang dapat digunakan sebagai obat adalah bengkuang.
Jagung (Zea mays. L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi
kehidupan manusia dan hewan. Jagung mempunyai kandungan gizi dan serat
kasar yang cukup memadai sebagai bahan makanan pokok pengganti beras. Selain
sebagai makanan pokok, jagung juga merupakan bahan baku makanan ternak.
Kebutuhan akan konsumsi jagung di Indonesia terus meningkat. Hal ini
didasarkan pada makin meningkatnya tingkat konsumsi perkapita per tahun dan
semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia.
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di
Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di
Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura
dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain
sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan
maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji,
dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari
tepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang
dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa
genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.
B. Tujuan
Tujuan Untuk mengetahui deskripsi tanaman jagung dan cara budidaya
tanaman jagung serta kendala yang di hadapi dalam proses budidaya tanaman
jagung, kacang tanah, buncis dan bengkoang.Adapun kegunaan dari pembuatan
makalah ini ada sebagai tambahan informasi dan pengetahuan bagi mahasiswa
maupun masyarakat secara umum tentang teknik budidaya tanaman jagung,
kacang tanah, buncis, dan bengkoang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ordo : Leguminales
Famili : Papilionaceae
Genus : Arachis
1. Iklim
a. Curah hujan yang sesuai untuk tanaman kacang tanah antara 800-1.300
mm/tahun. Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan rontok dan
bunga tidak terserbuki oleh lebah. Selain itu, hujan yang terus-menerus
akan meningkatkan kelembaban di sekitar tanaman kacang tanah.
b. Suhu udara bagi tanaman kacang tanah tidak terlalu sulit, karena suhu
udara minimal bagi tumbuhnya kacang tanah sekitar 2832C. Bila
suhunya dibawah 10C menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit
terhambat, bahkan jadi kerdil dikarenakan pertumbuhan bunga yang
kurang sempurna.
c. Kelembaban udara untuk tanaman kacang tanah berkisar antara 65-75
persen. Adanya curah hujan yang tinggi akan meningkatkan kelembaban
terlalu tinggi di sekitar tanaman.
d. Penyinaran sinar matahari secara penuh amat dibutuhkan bagi tanaman
kacang tanah, terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya
kacang.
2. Media Tanam
a. Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman kacang tanah adalah jenis tanah
yang gembur/bertekstur ringan dan subur.
b. Derajat keasaman tanah (pH) yang sesuai untuk budidaya kacang tanah
adalah 6,06,5.
c. Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan
akhirnya mati. Air yang diperlukan tanaman berasal dari mata air atau
sumber air yang ada disekitar lokasi penanaman. Tanah berdrainase dan
beraerasi baik atau lahan yang tidak terlalu becek dan tidak terlalu kering,
baik bagi pertumbuhan kacang tanah.
3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang baik dan ideal untuk tanaman kacang tanah adalah
pada ketinggian 500 m dpl. Jenis kacang tanah tertentu dapat ditanam pada
ketinggian tempat tertentu untuk dapat tumbuh optimal. (Apriadji,2006)
B. Tanaman Jagung
Kingdom : Plantae
Divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Familia : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays
Pada saat pengolahan tanah setiap 3 m perlu disiapkan saluran air sedalam
20 cm dan lebar 30 cm yang berfungsi untuk memasukkan air pada saat
kekurangan air dan pembuangan air pada saat air berlebih. (Mooryati,1998)
Tanah dengan pH kurang dari 5,0, harus dikapur 1 bulan sebelum tanam.
Jumlah kapur yang diberikan 1-3 ton/ha untuk 2-3 tahun disebar merata atau pada
barisan tanaman, Dapat pula digunakan dosis 300 kg/ha per musim tanam dengan
cara disebar pada barisan tanaman atau menggunakan mineral zeolit dengan dosis
sesuai dengan petunjuk produsen. (Steenis,2008)
Lubang tanam dibuat dengan tugal sedalam 3-5 cm, tiap lubang diisi 1
butir benih. Jarak tanam disesuaikan dengan umur panen. Jagung berumur 100
hari jarak tanam 40 x 100 cm (2 tanaman /lubang). jagung.berumur 80-100 hari,
jarak tanamnya 25 x 75 cm (1 tanaman/lubang). Sedangkan jagung. berumur < 80
hari, jarak tanam 20 x 50 cm (1 tanaman/lubang). (Rozaline,2006)
Saat tanam tanah dalam keadaan lembab dan tidak tergenang. Apabila
tanah kering, perlu diairi, kecuali bila diduga 1-2 hari lagi hujan akan turun.
Jumlah benih per lubang tergantung keinginan, bila dikehendaki 2 tanaman per
lubang maka benih yang dimasukkan 3 biji/lubang, bila dikehendaki 1
tanaman/lubang, maka benih yang dimasukkan 2 biji/lubang. (Mooryati,1998)
2) Penyiangan
3) Pembumbunan
4) Pemupukan
C. Tanaman Buncis
Ordo : Fabales
Genus : Phaseolus
Dilihat dari tanamannya, dikenal ada dua macam buncis yakni : buncis
merambat dan buncis tegak. Buncis merambat dibudidayakan dengan ajir
(lanjaran tempat merambat tanaman). Ajir biasanya berupa bilah bambu atau
batang-batang perdu. Sementara buncis tegak dibudidayakan tanpa ajir.
Produktivitas bincis merambat umumnya lebih tinggi dibanding buncis tegak.
(Apriadji,2006)
Dilihat dari cara bagian yang dikonsumsi, buncis dibedakan menjadi jenis
polong dan biji. Buncis polong dikonsumsi polong mudanya. Polong buncis masih
dibedakan menjadi polong biasa (panjang 12 cm), dan baby buncis (panjang 7
cm). Baby buncis dipetik ketika ukurannya. (Steenis,2008)
Buncis biji dibiarkan sampai tua dikeringkan dan diambil bijinya untuk
dikonsumsi.Buncis polong umumnya berbiji sedikit ,polongnya berdaging tebal,
renyah dengan serat yang hampir tidak ada. Buncis biji,berpolong tipis, alot
karena banyak seratnya. Tetapi polong jenis buncis ini berbiji banyak dengan
ukuran besar-besar. Selain polong dan bijinya, buncis juga bisa dikonsumsi
daunnya.(Rozaline,2006)
Dari warna daun, polong dan bijinya, buncis juga dapat dikelompokkan
menjadi beberapa macam. Batang, daun dan kulit polong buncis bisa dibedakan
menjadi buncis hijau dan ungu. Variasi warna lebih banyak terdapat pada biji
buncis. Mulai dari buncis biji putih, ungu, hitam, merah, cokelat, kuning pink dan
loreng.(Mooryati,1998)
Jarak tanaman yang digunakan adalah 20 x 50 cm, baik untuk tanah datar
atau tanah miring. Dan bila kesuburan tanahnya tinggi, maka sebaiknya
menggunakan jarak tanam yang lebih sempit lagi, yaitu 20 x 40 cm. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari tumbuhnya gulma, karena gulma akan lebih
cepat tumbuh pada tanah yang subur. Penentuan jarak tanam ini harus benar-benar
diperhatikan karena berhubungan dengan tersedianya air, hara dan cahaya
matahari.(Rozaline,2006)
D. Tanaman Bengkoang
Ordo : Fabales
Genus : Pachyrrhizus
a. mengobati wasir
b. mengobati demam
c. baik bagi penderita penyakit diabetes mellitus
d. mengobati sariawan
e. sebagai fitoestrogen alami
f. menurunkan kadar kolesterol darah
g. mengurangi produksi asam lambung
h. menjaga sistem kekebalan tubuh. (Surtiningsih,2005)
BAB III
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu cangkul, tali rafia,
pancang, kertas pengamatan, alat-alat tulis lainnya. Sedangkan bahan yang
digunakan yaitu biji tanaman yang akan ditanam, pupuk, dan sumber air.
C. Metode praktikum
D. Pelaksanaan Praktikum
a) Pembersihan lahan
Pembukaan lahan dengan pembajakan dan pencangkulan untuk
pembersihan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-
akar pertanaman sebelumnya, serta untuk memudahkan perakaran tanaman
berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit. Tanah
diolah dengan menggunakan cangkul agar gembur dan mudah ditanami.
b) Pembuatan bedengan
Dibuat bedengan dan lubang untuk menanam biji tanaman. Buat bedengan
ukuran lebar 40 cm, panjang menyesuaikan, ketebalan bedengan 20-30 cm.
Pembuatan bedengan dilakukan setelah tanah diolah. Bedengan dilengkapi dengan
saluran pembuangan air.Dibuat parit untuk memasukkan dan mengalirkan air ke
tempat penanaman.
hingga mudah dikerjakan, sampai tanah cukup gembur. Tanah berpasir atau tanah
ringan tidak banyak memerlukan pengerjaan tanah. Pada tanah berat dengan
kelebihan air, perlu dibuat (drainase) pembuatan saluran dan pembubunan yang
c) Penanaman
akan digunakan sebaiknya bermutu tinggi, baik mutu genetik, fisik maupun
fisiologinya. Berasal dari varietas unggul (daya tumbuh besar, tidak tercampur
benih lain, tidak mengandung kotoran, tidak tercemar hama dan penyakit). Benih
d) Pemupukan
e) Pemeliharaan
Tanaman yang tumbuh disirami setiap hari, dilihat apakah ada hama dan
gulma yang mengganggu, kalauada, dibersihkan. Setelah berumur 3 minggu,
tanaman mulai diukur tinggi dan diameter batangnya serta jumlah daunnya hasil
pengukuran dicatat pada kertas pengamatan.
f) Panen
Proses pemanenan dapat dilakukan pada saat tanaman berumur 60 hari dan
polong menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut : (1)Warna polong masih agak muda
dan suram. (2) Permukaan kulitnya agak kasar.(3) Biji dalam polong belum
menonjol. (4)Polongnya belum berserat serta bila dipatahkan akan menimbulkan
bunyi meletup. Pelaksanaan panennya dapat dilakukan secara bertahap setiap 2
atau 3 hari sekali. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh polong yang seragam
dalam tingkat kemasakannya. Pemetikan dihentikan pada saat tanaman berumur
80 hari atau kira-kira setelah dilakukan 7 kali panen.
BAB IV
A. Hasil
1. Tabel 1 Data hasil pengamatan tanaman jagung
a. Minggu ke-4
b. Minggu ke-5
c. Minggu ke-6
d. Minggu ke-7
b. Minggu ke-5
c. Minggu ke-6
d. Minggu ke-7
e. Minggu ke-8
f. Minggu ke-9
B. Pembahasan
2. Tanaman jagung
Dari pengamatan yang dilakukan, pada tanaman jagung tampak
pertumbuhan yang bagus. Dapat dikatakan bagus karena tanaman menunjukkan
pertumbuhan yang seharusnya dari waktu ke waktu.Dari minggu ke minggu
ukuran batang ada mengalami peningkatan ukuran, begitupun dengan jumlah daun
tanaman serta diameter batang yang terukur. Tanaman bisa tumbuh dengan baik
karena ditanam pada tanah yang cocok bagi pertumbuhannya.Selain itu, pupuk
yang diberikan juga sesuai dengan tanah yang tersedia sebagai lahan tanam,
seperti pupuk KCL, pupuk SP-36, dan pupuk urea.Tetapi ada juga tanaman yang
dalam beberapa minggu ke depannya mengalami kematian. Hal ini diakibatkan
karena tanaman kelebihan air dan banyaknya gulma dan hama, serta hewan
pengganggu yang menyaingi pertumbuhan tanaman, seperti babi dan monyet.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertumbuhan tanaman kacang tanah, jagung, buncis dan bengkoang ada
yang menunjukkan pertumbuhan yang baik dan ada juga yang menunjukkan
pertumbuhan yang kurang baik. hal ini dapat disebabkan oleh pemberian bahan
organik, faktor luar seperti tanah, iklim, air, ketinggian, hama dan penyakit dan
radiasi matahari juga ikut berperan dalam pertumbuhan fisiologi dan morfologi
tanaman yang kita tanam.
B. Saran
Apriadji, Wied Harry. 2006. 180 Jus Buah dan Sayuran. Jakarta:
Gramedia
Pustaka Umum.
A. Dokumentasi
Gambar Keterangan
B. Perhitungan Pupuk
Rumus Perhitungan Pupuk
Luas 1 Hektar
Jumlah Populasi Jarak Tanam
10000 m
=125000
0,08 m
SP 36 = 75 kg/ hektar
75000 gram
=0,6
= 125000
KCl = 50 kg / hektar
50000 gram
=0,4
= 125000
Luas 1 hektar
Jumlah Populasi=
Jarak tanam
10000 m
= 0,14 = 71428
SP 36 = 75 kg/ hektar
75000 gram
=1,05
= 71428
KCl = 50 kg / hektar
50000 gram
=0,7
= 71428
C. Grafik
200
180
160
140
120
1
100
2
80
3
60
4
40
5
20
0
16
14
12
10
1
8
2
6
3
4 4
2 5
0
3. Grafik lebar daun pada tanaman jagung
12
10
1
6
2
4 3
4
2 5
120
100
80
1
60
2
40 3
4
20 5
0
5. Grafik jumlah jagung pada tanaman jagung
1.2
0.8
1
0.6
2
0.4 3
4
0.2 5
70
60
50
40
1
30 2
3
20
4
10 5
0
7. Grafik banyak cabang pada tanaman kacang tanah
90
80
70
60
50 1
40 2
30 3
20 4
10 5
90
80
70
60
50 1
40 2
30 3
20 4
10 5
0
9. Grafik lebar daun pada tanaman kacang tanah
5
4.5
4
3.5
3
1
2.5
2
2
3
1.5
4
1
5
0.5
0
25
20
1
15
2
10 3
4
5 5
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah atas rahmat dan hidayah yang dilimpahkan oleh
Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir Dasar-Dasar
Agronomi sebagai kuliah yang diberikan dalam mata kuliah Dasar-Dasar
Agronomi. Laporan ini mempunyai keterbatasan pengetahuan dari yang penulis
miliki, maka dalam penyusunan laporan akhir praktikum penulis mendapat
bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Akhir
Praktikum Dasar-Dasar Agronomi ini. Dengan penyusunan laporan akhir ini
penulis berharap semoga dapat berguna dan bermanfaat bagi yang membaca.
OLEH
NO BP : 1610213002
KELASKULIAH :E
KELASPRAKTIKUM :E
2. HAIKHAL RAMADHANSYAH
(1410211088)
NAMA KOORDINATOR : AHMAD ABRAR
(1410212010)