Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sebagai zamrud khatulistiwa memiliki beragam jenis tumbuhan.


Nenek moyang bangsa kita telah pandai memanfaatkan potensi alam ini sejak
ratusan tahun yang lalu. Mereka meracik berbagai jenis tumbuhan, akar-akaran
dan bahan alamiah lain untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit, menjaga
kesehatan tubuh serta mempercantik diri. Kemampuan ini diwariskan secara turun
temurun hingga masa kini.

Akan tetapi pada awal abad ke-20, berkembang pesat obat-obatan kimia
yang mengakibatkan obat tradisional dengan bahan alam ditinggalkan.
Penggunaan obat-obatan kimia (modern) dilakukan dengan alasan lebih praktis
daripada menggunakan obat tradisional. Namun, dalam beberapa dekade ini baru
disadari bahwa obat kimia (modern) memiliki efek samping yang merugikan
apabila dikonsumsi secara paripurna, sedangkan obat tradisional berbahan alam
relatif lebih aman dikonsumsi. Penelitian dan pengembangan obat-obatan
tradisional berbahan alam dilakukan secara cermat dan teliti sehingga masyarakat
tidak ragu untuk menerima kembali obat tradisional sebagai destinasi pengobatan
mereka.

Filsuf Yunani kuno yang bernama Hippocrates pernah menyatakan let food
be your medicine (gunakanlah makanan sebagai obatmu). Salah satu bahan
pangan yang dapat digunakan sebagai obat adalah bengkuang.

Banyaknya khasiat dalam bengkuang menunjukkan bahwa bengkuang


tidak hanya enak dinikmati sebagai bahan pangan, tetapi juga bermanfaat sebagai
obat. Komposisi kimia yang sedemikian rupa memungkinkan bengkuang untuk
digunakan sebagai obat.

Jagung (Zea mays. L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi
kehidupan manusia dan hewan. Jagung mempunyai kandungan gizi dan serat
kasar yang cukup memadai sebagai bahan makanan pokok pengganti beras. Selain
sebagai makanan pokok, jagung juga merupakan bahan baku makanan ternak.
Kebutuhan akan konsumsi jagung di Indonesia terus meningkat. Hal ini
didasarkan pada makin meningkatnya tingkat konsumsi perkapita per tahun dan
semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia.

Jagung merupakan bahan dasar / bahan olahan untuk minyak goreng,


tepung maizena, ethanol, asam organic, makanan kecil dan industri pakan ternak.
Pakan ternak untuk unggas membutuhkan jagung sebagai komponen utama
sebanyak 51, 4 %.

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di
Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di
Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura
dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain
sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan
maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji,
dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari
tepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang
dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa
genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.

Kacang Tanah (Arachis hypogea L) merupakan sejenis spesies kacang-


kacangan dari famili leguminoceae yang berasal dari Amerika Selatan. Kacang
tanah merupakan sejenis tanaman tropika. Ia tumbuh secara perdu setinggi 30
hingga 50 cm (1 hingga 1 kaki) dan mengeluarkan daun-daun kecil.

Penggunaan kacang tanah bagi kepentingan manusia cukuplah luas.


Kacang tanah banyak mengandung protein dan karbohidrat. Selain itu,
kandungan minyaknya juga mencapai 50%. Daun tanaman ini termasuk bersirip
genap dengan empat anak daun. Anak daun berbentuk oval dengan panjang 2-
4cm. Daun-daun ini akan berguguran mulai dari bagian bawah, apabila polong
sudah cukup tua. Bunga kacang tanah muncul pada ketiak daun setelah tanaman
berumur sekitar 4-6 minggu. Bunga kacang ini berbentuk kupu kupu dan
berwarna kuning.
Untuk dapat mencapai pertumbuhan yang optimal, tanaman ini
mempunyai syarat tumbuh yang harus dipenuhi, syarat tumbuh itu adalah tanah
yang gembur dengan pH antara 6 - 6,5, agak lembab dan drainase baik. Tanah
yang berdrainase buruk akan menyebabkan akar dan polong busuk. Sebaliknya
jika terlalu kering pertumbuhan akan merana dan polong tidak terbentuk.
Tanaman ini juga menuntut curah hujan yang ideal antara 45-200 mm/bulan.
Ketinggian tempat yang baik untuk tanaman ini antara 0,5 500 m dpl. Kacang
tanah juga menghendaki penyinaran matahari penuh.
Faktor lingkungan ini sangat mempengaruhi perkembangan dan
pertumbuhan tanaman kacang tanah, karena untuk mencapai hasil yang optimal
petani harus dapat menyediakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman
kacang tanah.
Didalam kacang tanah terdapat bakteri rizobium yang dapat langsung
memanfaatkan nitrogen dari udara, sehingga tanaman ini akan tumbuh baik
walaupun tidak dipupuk pupuk nitrogen atau pupuk kimia. Dengan tidak
melakukan pemupukan berarti dapak menghemat pengeluaran dan menekan biaya
produksi, sehingga pendapatan petani akan lebih banyak.

Permintaan konsumen luar negeri, seperti Singapura saja setiap harinya


meminta Baby Greenbean tidak kurang dari 3,5 ton atau 100 ton lebih per bulan.
Belum permintaan dari Jepang, Malaysia, Korea, Eropa dan Amerika. Sementara
produksi dari para petani sampai saat ini masih jauh dari mencukupi. Mengingat
para petani kita belum ada yang menanam secara khusus buncis saja. Setiap
musim tanan, para petani selalu mengganti komoditasnya. Sebenarnya penanaman
buncis sangat mudah dan hemat biaya.

B. Tujuan
Tujuan Untuk mengetahui deskripsi tanaman jagung dan cara budidaya
tanaman jagung serta kendala yang di hadapi dalam proses budidaya tanaman
jagung, kacang tanah, buncis dan bengkoang.Adapun kegunaan dari pembuatan
makalah ini ada sebagai tambahan informasi dan pengetahuan bagi mahasiswa
maupun masyarakat secara umum tentang teknik budidaya tanaman jagung,
kacang tanah, buncis, dan bengkoang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Kacang Tanah


Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari
Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia. Penanaman pertama kali
dilakukan oleh orang Indian (suku asli bangsa Amerika). Di Benua Amerika
penanaman berkembang dilakukan oleh pendatang dari Eropa. Kacang Tanah ini
pertama kali masuk ke Indonesia pada awal abad ke-17, dibawa oleh pedagang
Cina dan Portugis. (Steenis,2008). Sistematika kacang tanah adalah sebagai
berikut:

Kingdom : Plantae atau tumbuh-tumbuhan

Divisi : Spermatophyta atau tumbuhan berbiji

Sub Divisi : Angiospermae atau berbiji tertutup

Kelas : Dicotyledoneae atau biji berkeping dua

Ordo : Leguminales

Famili : Papilionaceae

Genus : Arachis

Spesies : Arachis hypogeae L

Varietas-varietas kacang tanah unggul yang dibudidayakan para petani


biasanya bertipe tegak dan berumur pendek (genjah). Varietas unggul kacang
tanah ditandai dengan karakteristik sebagai berikut:

a. Daya hasil tinggi


b. Umur pendek (genjah) antara 85-90 hari.
c. Hasilnya stabil.
d. Tahan terhadap penyakit utama (karat dan bercak daun).
e. Toleran terhadap kekeringan atau tanah becek.
Kacang tanah di bidang industri, digunakan sebagai bahan untuk membuat
keju, mentega, sabun dan minyak goreng. Hasil sampingan dari minyak dapat
dibuat bungkil (ampas kacang yang sudah dipipit atau diambil minyaknya) dan
dibuat oncom melalui fermentasi jamur. Manfaat daunnya selain dibuat sayuran
mentah ataupun direbus, digunakan juga sebagai bahan pakan ternak serta pupuk
hijau. Sebagai bahan pangan dan pakan ternak yang bergizi tinggi, kacang tanah
mengandung lemak (40,50 persen), protein (27 persen), karbohidrat serta vitamin
(A, B, C, D, E dan K), juga mengandung mineral antara lain kalcium, klorida,
ferro, magnesium, phospor, kalium dan sulphur. (Adi,2008)

Syarat pertumbuhan dari kacang tanah adalah sebagai berikut :

1. Iklim
a. Curah hujan yang sesuai untuk tanaman kacang tanah antara 800-1.300
mm/tahun. Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan rontok dan
bunga tidak terserbuki oleh lebah. Selain itu, hujan yang terus-menerus
akan meningkatkan kelembaban di sekitar tanaman kacang tanah.
b. Suhu udara bagi tanaman kacang tanah tidak terlalu sulit, karena suhu
udara minimal bagi tumbuhnya kacang tanah sekitar 2832C. Bila
suhunya dibawah 10C menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit
terhambat, bahkan jadi kerdil dikarenakan pertumbuhan bunga yang
kurang sempurna.
c. Kelembaban udara untuk tanaman kacang tanah berkisar antara 65-75
persen. Adanya curah hujan yang tinggi akan meningkatkan kelembaban
terlalu tinggi di sekitar tanaman.
d. Penyinaran sinar matahari secara penuh amat dibutuhkan bagi tanaman
kacang tanah, terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya
kacang.

2. Media Tanam
a. Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman kacang tanah adalah jenis tanah
yang gembur/bertekstur ringan dan subur.
b. Derajat keasaman tanah (pH) yang sesuai untuk budidaya kacang tanah
adalah 6,06,5.
c. Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan
akhirnya mati. Air yang diperlukan tanaman berasal dari mata air atau
sumber air yang ada disekitar lokasi penanaman. Tanah berdrainase dan
beraerasi baik atau lahan yang tidak terlalu becek dan tidak terlalu kering,
baik bagi pertumbuhan kacang tanah.

3. Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat yang baik dan ideal untuk tanaman kacang tanah adalah
pada ketinggian 500 m dpl. Jenis kacang tanah tertentu dapat ditanam pada
ketinggian tempat tertentu untuk dapat tumbuh optimal. (Apriadji,2006)

Syarat-syarat benih kacang tanah yang baik adalah:

a. Berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul.


b. Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 persen) dan sehat.
c. Kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat.
d. Murni atau tidak tercampur dengan varietas lain.
e. Kadar air benih berkisar 9-12 persen.

Penyiapan benih kacang tanah meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Benih dilakukan secara generatif (biji).


b. Benih sebaiknya tersimpan dalam kaleng kering dan tertutup rapat.
c. Benih yang baik tersimpan dalam keadaan kering yang konstan.
d. Benih diperoleh dari Balai Benih atau Penangkar Benih yang telah
ditunjuk oleh Balai Sertifikasi Benih. (Surtiningsih,2005)

B. Tanaman Jagung

Kingdom : Plantae
Divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Familia : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays

Jagung merupakan salah satu contoh tanaman C4 yang berarti lebih


banyak membutuhkan sinar matahari yang cukup dalam setiap pertumbuhan
tanaman tersebut. Tanaman C4 merupakan tanaman yang memerlukan intensitas
cahaya matahari yang lebih tinggi sehingga tanaman ini dapat membentuk rantai
carbon sebanyak 4 buah dalam menambat carbon dioksida (CO 2) dalam
melangsungkan fotosintesis (Salisburi dan Ross, 1995). Untuk tanaman jagung
tidak perlu diadakan naungan karena salah satu tanaman C4. Sehingga jagung
lebih cocok dalam suhu antara 20-300 C dan ketinggian antara 50-1800 m dari
permukaan laut. Tanaman jagung juga termasuk tanaman monokotil yang berarti
tidak memiliki kayu pada bagia batangnya dan termasuk dalam famili rumput-
rumputan. (Adi,2008)

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi tanaman jagung dapat


dari berbagai hal, salah satu contohnya yaitu faktor iklim. Iklim merupakan
keadaan dimana yang sangat menentukan sehingga tidak semua tanaman dapat
tumbuh pada setiap iklim. Selain iklim dapat menentukan produktivitas tanaman
jagung tetapi dapat juga menentukan dalam hal kandungan gizi yang dihasilkan
tanaman tetapi masyarakat tidak mementingkan gizi yang terkandung dalam
tanaman jagung tersebut. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki
iklim tropis yang hanya memiliki 2 musim yaitu musim hujan dan kemarau.
Untuk daerah iklim tropis kandungan gizi dalam tanaman hanya banyak.
(Steenis,2008)

Pada saat pengolahan tanah setiap 3 m perlu disiapkan saluran air sedalam
20 cm dan lebar 30 cm yang berfungsi untuk memasukkan air pada saat
kekurangan air dan pembuangan air pada saat air berlebih. (Mooryati,1998)

Tanah dengan pH kurang dari 5,0, harus dikapur 1 bulan sebelum tanam.
Jumlah kapur yang diberikan 1-3 ton/ha untuk 2-3 tahun disebar merata atau pada

barisan tanaman, Dapat pula digunakan dosis 300 kg/ha per musim tanam dengan
cara disebar pada barisan tanaman atau menggunakan mineral zeolit dengan dosis
sesuai dengan petunjuk produsen. (Steenis,2008)

Lubang tanam dibuat dengan tugal sedalam 3-5 cm, tiap lubang diisi 1
butir benih. Jarak tanam disesuaikan dengan umur panen. Jagung berumur 100
hari jarak tanam 40 x 100 cm (2 tanaman /lubang). jagung.berumur 80-100 hari,
jarak tanamnya 25 x 75 cm (1 tanaman/lubang). Sedangkan jagung. berumur < 80
hari, jarak tanam 20 x 50 cm (1 tanaman/lubang). (Rozaline,2006)

Saat tanam tanah dalam keadaan lembab dan tidak tergenang. Apabila
tanah kering, perlu diairi, kecuali bila diduga 1-2 hari lagi hujan akan turun.
Jumlah benih per lubang tergantung keinginan, bila dikehendaki 2 tanaman per
lubang maka benih yang dimasukkan 3 biji/lubang, bila dikehendaki 1
tanaman/lubang, maka benih yang dimasukkan 2 biji/lubang. (Mooryati,1998)

Pemeliharaan pada tanaman jagung :

1) Penjarangan dan Penyulaman

Apabila dalam 1 lubang tumbuh 3 tanaman dan hanya dikehendaki 2 atau


1, tanaman yang tumbuh paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting
yang tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung
tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain. Benih yang tidak
tumbuh/mati perlu disulam, kegiatan ini dilakukan 7-10 hari sesudah tanam.
Penyulaman menggunakan benih dari jenis yang sama.

2) Penyiangan

Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman muda


menggunakan tangan, cangkul kecil, garpu. Penyiangan harus hati-hati agar tidak
mengganggu perakaran yang belum kuat mencengkeram tanah.

3) Pembumbunan

Pembumbunan bersamaan dengan penyiangan dan pemupukan pada umur


6 minggu. Tanah di kanan dan kiri barisan jagung diurug dengan cangkul,
kemudian ditimbun di barisan tanaman, membentuk guludan memanjang.
Pembubunan juga dilakukan bersamaan penyiangan kedua.

4) Pemupukan

Pemupukan perlu memperhatikan jenis, dosis, waktu dan cara pemberian


pupuk. Pada umumnya varietas unggul lebih banyak memerlukan pupuk
dibandingkan dengan varietas lokal.Pertanaman jagung perlu dipupuk dengan
pupuk organik 15.000-20.000kg/ha disebar merata saat pengolahan tanah atau
disebar dalam larikan dengan dosis 300 kg/ha. Pupuk buatan diberikan secara
tugal/larikan sedalam 10 cm pada kedua sisi tanaman dengan jarak 7 cm. Pada
jarak tanam yang rapat pupuk dapat diberikan di dalam larikan yang dibuat di kiri
kanan barisan tanaman.

5) Pengairan dan Penyiraman

Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila


tanah telah lembab. Pengairan diperlukan pada saat pembentukan malai dan
tongkol. Pemberian air pada pertanaman jagung cukup sampai tingkat kapasitas
lapang atau tidak sampai tergenang. Pertanaman jagung yang terlalu kering dapat
diairi melalui saluran pemasukan air. Air yang diberikan cukup hanya
menggenangi selokan yang ada, dibiarkan satu malam dan pada pagi harinya sisa
air dibuang.(Surtiningsih,2005)

C. Tanaman Buncis

Kingdom : Plantae (tumbuhan)

Divisio : Magnoliophyta (berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Ordo : Fabales

Familia : Fabaceae (suku polong-polongan)

Genus : Phaseolus

Spesies : Phaseolus radiatus L.seolus vulgaris L.

Kacang Buncis (Phaseolus vulgaris L) berasal dari Amerika, sedangkan


kacang buncis tipe tegak (kidney bean) atau kacang jogo adalah tanaman asli
lembah Tahuaacan-Meksiko. Penyebarluasan tanaman buncis dari Amerika ke
Eropa dilakukan sejak abad 16. Daerah pusat penyebaran dimulai di Inggris
(1594), menyebar ke negara-negara Eropa, Afrika, sampai ke Indonesia. Sekarang
buncis sudah dibudidayakan di seluruh dunia, mulai dari kawasan tropis, sub
tropis, gurun bahkan di negeri yang bermusim dingin. (Adi,2008)

Buncis adalah sayuran dataran menengah (500 m. dpl) sampai tinggi


(1.000 m. dpl). Pada musim penghujan, buncis bisa dibudidayakan di lahan kering
(tanah tegalan). Tetapi pada musim kemarau, buncis hanya bisa dibudidayakan di
lahan sawah atau lahan yang berpengairan teknis. (Surtiningsih,2005)

Dilihat dari tanamannya, dikenal ada dua macam buncis yakni : buncis
merambat dan buncis tegak. Buncis merambat dibudidayakan dengan ajir
(lanjaran tempat merambat tanaman). Ajir biasanya berupa bilah bambu atau
batang-batang perdu. Sementara buncis tegak dibudidayakan tanpa ajir.
Produktivitas bincis merambat umumnya lebih tinggi dibanding buncis tegak.
(Apriadji,2006)

Dilihat dari cara bagian yang dikonsumsi, buncis dibedakan menjadi jenis
polong dan biji. Buncis polong dikonsumsi polong mudanya. Polong buncis masih
dibedakan menjadi polong biasa (panjang 12 cm), dan baby buncis (panjang 7
cm). Baby buncis dipetik ketika ukurannya. (Steenis,2008)

Buncis biji dibiarkan sampai tua dikeringkan dan diambil bijinya untuk
dikonsumsi.Buncis polong umumnya berbiji sedikit ,polongnya berdaging tebal,
renyah dengan serat yang hampir tidak ada. Buncis biji,berpolong tipis, alot
karena banyak seratnya. Tetapi polong jenis buncis ini berbiji banyak dengan
ukuran besar-besar. Selain polong dan bijinya, buncis juga bisa dikonsumsi
daunnya.(Rozaline,2006)

Dari warna daun, polong dan bijinya, buncis juga dapat dikelompokkan
menjadi beberapa macam. Batang, daun dan kulit polong buncis bisa dibedakan
menjadi buncis hijau dan ungu. Variasi warna lebih banyak terdapat pada biji
buncis. Mulai dari buncis biji putih, ungu, hitam, merah, cokelat, kuning pink dan
loreng.(Mooryati,1998)

Manfaat Tanaman Buncis :


Peningkatan produksi buncis mempunyai arti penting dalam menunjang
peningkatan gizi masyarakat, sekaligus berdaya guna bagi usaha
mempertahankan kesuburan dan produktivitas tanah.
Buncis merupakan sumber protein nabati yang sangat penting dan banyak
mengandungvitamin A, vitamin B, dan C.
Khasiat buncis adalah mampu melancarkan sistem pencernaan.
Mencegah konstipasi.
Menstimulasi sistem kekebalan tubuh secara alami.
Menetralkan gula darah.
Mengobati tukak lambung.
Mencegah kanker usus besar dan mampu memperkecil resiko terkena
kanker ganas. (Adi,2008)

Air yang dibutuhkan buncis hanya secukupnya, sehingga saat menanam


yang paling baik yaitu saat peralihan. Hal ini sangat cocok untuk fase
pertumbuhan buncis, dan fase pengisian serta pemasakkan polong. Pada fase ini di
khawatirkan akan terjadi serangan penyakit bercak bila curah hujannya terlalu
tinggi. Untuk mengatasi curah hujan yang terlalu tinggi dapat dibuat saluran-
saluran drainase, ini kalau penanamannya dilakukan pada musim hujan.
Sebaliknya, pada musim kemarau perlu dilakukan penyiraman sesering mungkin
terutama pada saat awal perkecambahan.(Steenis,2008)

Tanaman buncis ditanam dengan pola pagar atau barisan karena


penanamannya dilakukan pada bedengan atau guludan. Pada pola ini, jarak antar
tanaman lebih sempit daripada jarak antar barisan tanamannya. Dengan pola
tanam barisan akan mempermudah pekerjaan selanjutnya, seperti pemeliharaan,
pengairan, pemupukan, pembumbunan dan panen.(Apriadji,2006)

Jarak tanaman yang digunakan adalah 20 x 50 cm, baik untuk tanah datar
atau tanah miring. Dan bila kesuburan tanahnya tinggi, maka sebaiknya
menggunakan jarak tanam yang lebih sempit lagi, yaitu 20 x 40 cm. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari tumbuhnya gulma, karena gulma akan lebih
cepat tumbuh pada tanah yang subur. Penentuan jarak tanam ini harus benar-benar
diperhatikan karena berhubungan dengan tersedianya air, hara dan cahaya
matahari.(Rozaline,2006)

D. Tanaman Bengkoang

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)

Genus : Pachyrrhizus

Spesies : Pachyrrhizus erosus (L.) Urban

Menurut sejarahnya, tanaman bengkuang berasal dari daerah Amerika


Tengah dan Selatan, khususnya daerah Meksiko. Awalnya tanaman bengkuang
dianggap sebagai obat-obatan oleh suku Aztec, terutama karena manfaat bijinya.
(Adi,2008)

Selanjutnya oleh bangsa Spanyol, bengkuang disebarkan ke daerah


Filipina. Kedatangan bangsa Spanyol ke Asia pada abad ke-17 tersebut
mempunyai andil besar dalam menyebarkan tanaman bengkuang, hingga ke
seluruh negara Asia dan Pasifik.(Surtiningsih,2005)

Tanaman bengkuang masuk ke Indonesia dari Manila melalui Ambon.


Berawal dari Ambon, bengkuang kemudian dibudidayakan di seluruh pelosok
negeri ini. Sentra produksi bengkuang saat ini adalah Jawa, Madura, dan di
beberapa daerah lain, terutama di dataran rendah.(Rozaline,2006)

Varietas yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah bengkuang gajah


dan bengkuang badur. Perbedaan di antara kedua jenis bengkuang ini adalah
waktu panennya.(Steenis,2008)
Varietas bengkuang gajah dapat dipanen ketika usia tanam memasuki
empat sampai lima bulan. Varietas bengkuang badur memiliki waktu panen lebih
lama. Jenis ini baru dapat dipanen ketika tanamannya berusia tujuh sampai sebelas
bulan.(Steenis,2008)

Dalam praktik budi daya, tanaman bengkuang sering ditanam di sela-sela


tanaman lada. Hal ini dikarenakan akar tanaman bengkuang memiliki kemampuan
untuk bersimbiosis dengan Rhizobium yang dapat menambat nitrogen dari udara.
(Mooryati,1998)

Dengan kondisi berbagai iklim, khususnya tropis basah, bengkuang dapat


beradaptasi dan tumbuh dengan baik. Keberadaan tanaman bengkuang yang dapat
memfiksasi nitrogen membuat suplai nitrogen bagi tanaman lada tercukupi,
sehingga tidak perlu penambahan unsur nitrogen dari luar (berupa pupuk urea).
(Adi,2008)

Umbi bengkuang tidak tahan suhu rendah, sehingga mudah mengalami


kerusakan. Karena itu, umbi sebaiknya disimpan pada tempat kering bersuhu
maksimal 16C. Penyimpanan umbi pada kelembaban dan suhu yang sesuai akan
membuat bengkuang tahan hingga sekitar 2 bulan.(Surtiningsih,2005)

Berikut ini adalah beberapa manfaat dari bengkuang, antara lain:

a. mengobati wasir
b. mengobati demam
c. baik bagi penderita penyakit diabetes mellitus
d. mengobati sariawan
e. sebagai fitoestrogen alami
f. menurunkan kadar kolesterol darah
g. mengurangi produksi asam lambung
h. menjaga sistem kekebalan tubuh. (Surtiningsih,2005)

BAB III

BAHAN DAN METODE

A. Waktu dan tempat


Praktikum Dasar-Dasar Agronomi tentang budidaya tanaman buncis
dilaksanakan pada tanggal 11 Februari- 6 Mei 2017 pukul 07:00 WIB sampai
dengan selesai di Kebun Percobaan, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas.

B. Alat dan bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu cangkul, tali rafia,
pancang, kertas pengamatan, alat-alat tulis lainnya. Sedangkan bahan yang
digunakan yaitu biji tanaman yang akan ditanam, pupuk, dan sumber air.

C. Metode praktikum

Penelitian eksperimen merupakan penelitian untuk menguji suatu ide,


praktek atau prosedur untuk menentukan apakah mempengaruhi hasil atau
variabel dependen. Selanjutnya Creswell menjelaskan eksperimen digunakan
ketika ingin membangun kemungkinan sebab dan akibat antara variabel
independen dan variabel dependen. Peneliti mengontrol semua variabel yang
mempengaruhi hasil kecuali untuk variabel independen. Kemudian, ketika
variabel independen mempengaruhi variabel dependen, kita dapat mengatakan
variabel independen "penyebab" atau "mungkin disebabkan" variabel dependen.

Penelitian eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang


dapat menguji secara benar hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab akibat).
Peneliti memanipulasi paling sedikit satu variabel, mengontrol variabel lain yang
relevan, dan mengobservasi efek/pengaruhnya terhadap satu atau lebih variabel
terikat. Penelitian eksperimenjuga dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendalikan.
Metode penelitian eksperimen mempunyai tiga ciri yaitu: (1.)Suatu
variabel bebas dimanipulasi(2.) Semua variabel lainnya, kecuali variabel bebas,
dipertahankan tetap (3. ) Pengaruh manipulasi variabel bebas terhadap variabel
terikat diamati.

D. Pelaksanaan Praktikum

a) Pembersihan lahan
Pembukaan lahan dengan pembajakan dan pencangkulan untuk
pembersihan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-
akar pertanaman sebelumnya, serta untuk memudahkan perakaran tanaman
berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit. Tanah
diolah dengan menggunakan cangkul agar gembur dan mudah ditanami.
b) Pembuatan bedengan

Dibuat bedengan dan lubang untuk menanam biji tanaman. Buat bedengan
ukuran lebar 40 cm, panjang menyesuaikan, ketebalan bedengan 20-30 cm.
Pembuatan bedengan dilakukan setelah tanah diolah. Bedengan dilengkapi dengan
saluran pembuangan air.Dibuat parit untuk memasukkan dan mengalirkan air ke
tempat penanaman.

Usahakan keadaan tanah tidak terlampau basah, tetapi cukup lembab

hingga mudah dikerjakan, sampai tanah cukup gembur. Tanah berpasir atau tanah

ringan tidak banyak memerlukan pengerjaan tanah. Pada tanah berat dengan

kelebihan air, perlu dibuat (drainase) pembuatan saluran dan pembubunan yang

tepat dapat menghindarkan terjadinya genangan air. Untuk menaikkan pH tanah,

terutama pada lahan yang bersifat sangat masam dilakukan pengapuran.

c) Penanaman

Bibit ditanami pada masing-masing lubang yang telahdibuat. Benih yang

akan digunakan sebaiknya bermutu tinggi, baik mutu genetik, fisik maupun

fisiologinya. Berasal dari varietas unggul (daya tumbuh besar, tidak tercampur

benih lain, tidak mengandung kotoran, tidak tercemar hama dan penyakit). Benih

yang demikian dapat diperoleh bila menggunakan benih bersertifikat.

d) Pemupukan

Pemupukan dimaksudkan untuk memberikan tambahan unsur hara bagi


tanaman, karena hara yang disediakan tanah tidak mencukupi untuk pertumbuhan
tanaman. Berkurangnya ketersediaan hara dalam tanah disebabkan adanya proses
erosi, pencucian, evaporasi (penguapan), atau diserap oleh tanaman. Pupuk yang
diberikan terdiri dari pupuk organik dan pupuk kimia.

e) Pemeliharaan

Tanaman yang tumbuh disirami setiap hari, dilihat apakah ada hama dan
gulma yang mengganggu, kalauada, dibersihkan. Setelah berumur 3 minggu,
tanaman mulai diukur tinggi dan diameter batangnya serta jumlah daunnya hasil
pengukuran dicatat pada kertas pengamatan.

f) Panen

Proses pemanenan dapat dilakukan pada saat tanaman berumur 60 hari dan
polong menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut : (1)Warna polong masih agak muda
dan suram. (2) Permukaan kulitnya agak kasar.(3) Biji dalam polong belum
menonjol. (4)Polongnya belum berserat serta bila dipatahkan akan menimbulkan
bunyi meletup. Pelaksanaan panennya dapat dilakukan secara bertahap setiap 2
atau 3 hari sekali. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh polong yang seragam
dalam tingkat kemasakannya. Pemetikan dihentikan pada saat tanaman berumur
80 hari atau kira-kira setelah dilakukan 7 kali panen.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Tabel 1 Data hasil pengamatan tanaman jagung
a. Minggu ke-4

No Tinggi batang Banyak malai Lebar daun Panjang daun Jumlah


. (cm) (cm) (cm) jagung
1. 10 7 3,3 29 -
2. 7,5 5 2,9 25 -
3. 11 6 3,3 29,3 -
4. 9 6 2,6 23 -
5. 8,5 5 3,2 31,5 -

b. Minggu ke-5

No Tinggi batang Banyak malai Lebar daun Panjang daun Jumlah


. (cm) (cm) (cm) jagung
1. 10 7 4,5 34,5 -
2. 13 5 5 32 -
3. 15 6 6 38 -
4. 13 6 4,7 30 -
5. 17 7 6,5 37 -

c. Minggu ke-6

No Tinggi batang Banyak malai Lebar daun Panjang daun Jumlah


. (cm) (cm) (cm) jagung
1. 26 9 6,7 72 -
2. 24,5 8 5,4 57,5 -
3. 30 9 6,5 76 -
4. 23 8 5 60 -
5. 29 9 7,5 70 -

d. Minggu ke-7

No Tinggi batang Banyak malai Lebar daun Panjang daun Jumlah


. (cm) (cm) (cm) jagung
1. 54,5 11 8,7 89,5 -
2. 44,5 11 7,5 84 -
3. 66 10 10,3 97,5 -
4. 47 10 7,6 85 -
5. 58 11 9,4 96 -
e. Minggu ke-8

No Tinggi batang Banyak malai Lebar daun Panjang daun Jumlah


. (cm) (cm) (cm) jagung
1. 105,5 11 9,8 91 -
2. 86,5 11 9,0 85,5 -
3. 111 11 10,4 99 -
4. 83,5 11 9,9 86,1 -
5. 102,5 12 10,3 98,8 -
f. Minggu ke-9

No Tinggi batang Banyak malai Lebar daun Panjang daun Jumlah


. (cm) (cm) (cm) jagung
1. 176 15 9,9 84,5 1
2. 164 15 9,1 87,8 1
3. 165,5 15 10,6 96,2 1
4. 159 13 10,1 89,7 1
5. 165,5 14 10,5 90 1

2. Tabel 2 Data hasil pengamatan tanaman kacang tanah


a. Minggu ke-4

No Tinggi batang Banyak Panjang Lebar daun Jumlah


. (cm) cabang kanopi (cm) (cm) bunga
1. 10,5 11 20 2,5 -
2. 10,5 11 23 2,6 -
3. 9 10 25 2,5 -
4. 10 11 26 2,3 -
5. 9 10 19 2,7 -

b. Minggu ke-5

No Tinggi batang Banyak Panjang Lebar daun Jumlah


. (cm) cabang kanopi (cm) (cm) bunga
1. 12,5 13 23 3,5 -
2. 12,5 13 26 3,5 -
3. 10 12 27 3,5 -
4. 12 13 30 3,3 -
5. 11 12 22 3,7 -

c. Minggu ke-6

No Tinggi batang Banyak Panjang Lebar daun Jumlah


. (cm) cabang kanopi (cm) (cm) bunga
1. 20,5 34 34,5 3,7 15
2. 26,5 35 40,5 3,6 16
3. 23,5 29 40 3,4 11
4. 29,5 36 42,5 3,5 10
5. 30 36 51 4,6 11

d. Minggu ke-7

No Tinggi batang Banyak Panjang Lebar daun Jumlah


. (cm) cabang kanopi (cm) (cm) bunga
1. 36 50 40 4.2 14
2. 40 39 53 3,9 23
3. 25 39 41 3,6 10
4. 40 36 48 3,7 20
5. 30 40 59 3,8 12

e. Minggu ke-8

No Tinggi batang Banyak Panjang Lebar daun Jumlah


. (cm) cabang kanopi (cm) (cm) bunga
1. 38 39 47,5 4,2 18
2. 42,5 44 59 4,0 16
3. 40,5 34 46 3,9 9
4. 42 42 57 3,6 14
5. 38,5 47 60 4,1 16

f. Minggu ke-9

No Tinggi batang Banyak Panjang Lebar daun Jumlah


. (cm) cabang kanopi (cm) (cm) bunga
1. 51,1 71 50 3,5 16
2. 52,6 73 77 3,8 24
3. 39 74 61 3,5 13
4. 49.5 80 61,5 3,6 19
5. 58,5 84 53,5 3,8 26

B. Pembahasan

1. Tanaman Kacang tanah

Dari pengamatan yang dilakukan, pada tanaman kacang tanah tampak


pertumbuhan yang bagus. Dapat dikatakan bagus karena tanaman menunjukkan
pertumbuhan yang seharusnya dari waktu ke waktu.Dari minggu ke minggu
ukuran batang ada mengalami peningkatan ukuran, begitupun dengan jumlah daun
tanaman serta diameter batang yang terukur. Tanaman bisa tumbuh dengan baik
karena ditanam pada tanah yang cocok bagi pertumbuhannya. Selain itu, pupuk
yang diberikan juga sesuai dengan tanah yang tersedia sebagai lahan tanam,
seperti pupuk KCL, pupuk SP-36, dan pupuk urea. Tetapi ada juga tanaman yang
dalam beberapa minggu ke depannya mengalami gangguan dalam pertumbuhan
dan perkembangannya. Hal ini diakibatkan karena tanaman kelebihan air dan
banyaknya gulma dan hama, serta hewan pengganggu yang mengganggu
pertumbuhan tanaman, seperti babi, dan monyet.

Pengamatan terakhir yang dilakukan pada tanggal 6 Mei2017


menunjukkan bahwa pada bedengan ke-8, seluruh tanaman yang ditanam telah
tumbuh dan mampu bertahan sedangkan pada bedengan lainnya terdapat
tanamannya yang mati karena tidak mampu bertahan.Banyak yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman kacang tanah selain pemberian bahan organik, faktor luar
seperti tanah, iklim, air, ketinggian, hama dan penyakit dan radiasi matahari juga
ikut berperan dalam pertumbuhan fisiologi dan morfologi tanaman kacang tanah.
Pemeliharaan pada tanaman kacang tanah dilakukan secara rutin setiap 1
kali seminggu jam 8 pagi. Tetapi pada kondisi tertentu pemeliharaan seperti
pemberian air dilakukan setiap hari ketika hujan tidak turun, pembumbunan tanah
disekitar perakaran tanaman kacang tanah agar kacang tanah dapat tumbuh
dengan baik, dan pembersihan lahan dari gulma dilakukan 3 kali seminggu agar
gulma tidak mengganggu pertumbuhan maupun perkembangan tanaman kacang
tanah. Salah satu pemeliharaan khusus, yaitu pembuatan waring agar tanaman
kacang tanah terhindar dari serangan hama babi, dan monyet, dan juga pemberian
rambut ataupun ijuk di sekitar lahan yang ditanami tanaman kacang tanah.

2. Tanaman jagung
Dari pengamatan yang dilakukan, pada tanaman jagung tampak
pertumbuhan yang bagus. Dapat dikatakan bagus karena tanaman menunjukkan
pertumbuhan yang seharusnya dari waktu ke waktu.Dari minggu ke minggu
ukuran batang ada mengalami peningkatan ukuran, begitupun dengan jumlah daun
tanaman serta diameter batang yang terukur. Tanaman bisa tumbuh dengan baik
karena ditanam pada tanah yang cocok bagi pertumbuhannya.Selain itu, pupuk
yang diberikan juga sesuai dengan tanah yang tersedia sebagai lahan tanam,
seperti pupuk KCL, pupuk SP-36, dan pupuk urea.Tetapi ada juga tanaman yang
dalam beberapa minggu ke depannya mengalami kematian. Hal ini diakibatkan
karena tanaman kelebihan air dan banyaknya gulma dan hama, serta hewan
pengganggu yang menyaingi pertumbuhan tanaman, seperti babi dan monyet.

Pengamatan terakhir yang dilakukan pada tanggal 6 Mei2017


menunjukkan bahwa pada bedengan ke-8, tidak semua tanaman yang ditanam
dapat tumbuh dan mampu bertahan sampai pengamatan terakhir. Beberapa
tanaman jagung pada minggu ke-2 mengalami kematian dengan menunjukkan
pertumbuhan yang kerdil dan berwarna kuning pucat dan akhirnya tidak tumbuh
lagi. Banyak yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung selain pemberian
bahan organik, faktor luar seperti tanah, iklim, air, ketinggian, hama dan penyakit
dan radiasi matahari juga ikut berperan dalam pertumbuhan fisiologi dan
morfologi tanaman jagung.
Pemeliharaan pada tanaman jagung dilakukan secara rutin setiap 1 kali
seminggu jam 8 pagi. Tetapi pada kondisi tertentu pemeliharaan seperti pemberian
air dilakukan ketika hujan tidak turun, pembumbunan tanah disekitar perakaran
tanaman jagung agar jagung dapat tumbuh dengan baik, dan pembersihan lahan
dari gulma dilakukan 3 kali seminggu agar gulma tidak mengganggu pertumbuhan
maupun perkembangan tanaman jagung. Salah satu pemeliharaan khusus, yaitu
pembuatan waring agar tanaman jagung terhindar dari serangan hama babi, dan
monyet, dan juga pemberian rambut ataupun ijuk di sekitar lahan yang ditanami
tanaman jagung. Pada beberapa bedengan terlihat tanaman jagung yang tidak
tumbuh secara merata walaupun waktu penanaman yang dilakukan secara
bersamaan.
3. Tanaman buncis
Dari pengamatan yang dilakukan, pada tanaman buncis tampak
pertumbuhan yang kurang bagus. Dapat dikatakan kurang bagus karena tanaman
menunjukkan pertumbuhan yang tidak seharusnya dari waktu ke waktu. Dari
minggu ke minggu ukuran batang ada mengalami peningkatan ukuran tetapi
dalam kurun waktu yang cukup lama, begitupun dengan jumlah daun tanaman
serta diameter batang yang terukur. Tanaman bisa tumbuh kurang baik karena
ditanam pada tanah yang tidak cocok bagi pertumbuhannya. Selain itu, pupuk
yang diberikan juga sesuai dengan tanah yang tersedia sebagai lahan tanam,
seperti pupuk KCL, pupuk SP-36, dan pupuk urea tetapi sulit untuk diserap oleh
tanaman buncis. Tetapi ada juga tanaman yang dalam beberapa minggu ke
depannya mengalami kematian. Hal ini diakibatkan karena tanaman kelebihan air
dan banyaknya gulma dan hama, serta hewan pengganggu yang menyaingi
pertumbuhan tanaman, seperti babi dan monyet.

Pengamatan terakhir yang dilakukan pada tanggal 6 Mei2017


menunjukkan bahwa tidak semua tanaman yang ditanam dapat tumbuh dan
mampu bertahan sampai pengamatan terakhir. Beberapa tanaman buncis pada
minggu ke-2 mengalami kematian dengan menunjukkan pertumbuhan yang kerdil
dan batang yang tidak kunjung tumbuh memanjang dan akhirnya tidak tumbuh
lagi. Banyak yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman buncis selain pemberian
bahan organik, faktor luar seperti tanah, iklim, air, ketinggian, hama dan penyakit
dan radiasi matahari juga ikut berperan dalam pertumbuhan fisiologi dan
morfologi tanaman buncis.
Pemeliharaan pada tanaman buncis dilakukan secara rutin setiap 1 kali
seminggu jam 8 pagi. Tetapi pada kondisi tertentu pemeliharaan seperti pemberian
air dilakukan ketika hujan tidak turun, pembumbunan tanah disekitar perakaran
tanaman buncis agar buncis dapat tumbuh dengan baik, dan pembersihan lahan
dari gulma dilakukan 3 kali seminggu agar gulma tidak mengganggu pertumbuhan
maupun perkembangan tanaman buncis. Salah satu pemeliharaan khusus, yaitu
pembuatan ajir atau lanjaran agar tanaman buncisdapat tumbuh ke atas dengan
cara merambat ke batang bambu yang dijadikan tanaman buncis untuk memanjat
ke atas dan dapat tumbuh dengan baik.
4. Tanaman bengkoang

Dari pengamatan yang dilakukan, pada tanaman bengkoang tampak


pertumbuhan yang bagus. Dapat dikatakan bagus karena tanaman menunjukkan
pertumbuhan yang seharusnya dari waktu ke waktu. Dari minggu ke minggu
ukuran batang ada mengalami peningkatan ukuran, begitupun dengan jumlah daun
tanaman serta diameter batang yang terukur. Tanaman bisa tumbuh dengan baik
karena ditanam pada tanah yang cocok bagi pertumbuhannya. Selain itu, pupuk
yang diberikan juga sesuai dengan tanah yang tersedia sebagai lahan tanam,
seperti pupuk KCL, pupuk SP-36, dan pupuk urea. Tetapi ada juga tanaman yang
dalam beberapa minggu ke depannya mengalami kematian. Hal ini diakibatkan
karena tanaman kelebihan air dan banyaknya gulma dan hama, serta hewan
pengganggu yang menyaingi pertumbuhan tanaman, seperti babi dan monyet.

Pengamatan terakhir yang dilakukan pada tanggal 6 Mei2017


menunjukkan bahwa tidak semua tanaman yang ditanam dapat tumbuh dan
mampu bertahan sampai pengamatan terakhir. Beberapa tanaman bengkoang pada
minggu ke-2 mengalami kematian dengan menunjukkan pertumbuhan yang kerdil
dan batang yang tidak kunjung tumbuh memanjang dan layu yang pada akhirnya
tidak tumbuh lagi. Banyak yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman bengkoang
selain pemberian bahan organik, faktor luar seperti tanah, iklim, air, ketinggian,
hama dan penyakit dan radiasi matahari juga ikut berperan dalam pertumbuhan
fisiologi dan morfologi tanaman bengkoang.
Pemeliharaan pada tanaman bengkoang dilakukan secara rutin setiap 1 kali
seminggu jam 8 pagi. Tetapi pada kondisi tertentu pemeliharaan seperti pemberian
air dilakukan ketika hujan tidak turun, pembumbunan tanah disekitar perakaran
tanaman bengkoang agar bengkoang dapat tumbuh dengan baik, dan pembersihan
lahan dari gulma dilakukan 3 kali seminggu agar gulma tidak mengganggu
pertumbuhan maupun perkembangan tanaman bengkoang. Pada tanaman
bengkoang tidak diberikan ajir, tetapi dibiarkan tumbuh merambat di atas
permukaan tanah. Tanaman bengkoang yang batangnya kaku dan daunnya layu
diberikan pupuk tambahan dan disiram air agar dapat tumbuh secara normal
kembali. Tanaman bengkoang tidak tumbuh merata pada semua tanamannya.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pertumbuhan tanaman kacang tanah, jagung, buncis dan bengkoang ada
yang menunjukkan pertumbuhan yang baik dan ada juga yang menunjukkan
pertumbuhan yang kurang baik. hal ini dapat disebabkan oleh pemberian bahan
organik, faktor luar seperti tanah, iklim, air, ketinggian, hama dan penyakit dan
radiasi matahari juga ikut berperan dalam pertumbuhan fisiologi dan morfologi
tanaman yang kita tanam.

B. Saran

Sebaiknya dalam melakukan praktikum kedepannya perlu diperhatikan


faktor-faktor pendukung ataupun pengganggu pertumbuhan tanaman, agar hasil
yang diaharapkan pada saat panen dapat tercapai. Selain itu, dalam memelihara
dan mengamati tanaman juga dibutuhkan kesungguhan dari praktikan.
DAFTAR PUSTAKA

Adi, Lukas Tersono. 2008. Tanaman Obat dan Jus. Jakarta:


Agromedia Pustaka.

Apriadji, Wied Harry. 2006. 180 Jus Buah dan Sayuran. Jakarta:
Gramedia
Pustaka Umum.

Mooryati Soedibyo, R.R.A. 1998. Alam Sumber Kesehatan (Manfaat dan


Kegunaan). Jakarta: Balai Pustaka.

Rozaline, Hartin. 2006. Terapi Jus Buah dan Sayur. Bandung:


Niaga Swadaya.

Steenis,Van. 2008. Flora. Jakarta: Pradnya Paramita

Surtiningsih. 2005. Cantik dengan Bahan Alami. Jakarta: Elex


Media
Komputindo.
LAMPIRAN

A. Dokumentasi

Gambar Keterangan

Lahan di bersihkan,diratakan serta di


gemburkan tanahnya

Tanah yang sudah digemburkan diberi


kapur, karena sifat tanah ultisol yang
masam. Diberi kapur untuk menaikkan
pH tanah.

Tanah yang sudah diberi kapur,


dibentuk bedengan
Setelah dibuat bedengan, diberi pupuk
organik yaitu berupa pupuk kandang.

Setelah diberi pupuk kandang, tanah


ditanami dengan benih kacang, jagung,
buncis, bengkuang. Dan lihat
pertumbuhan tunasnya.

Tanaman yang sudah ditumbuhi


tanaman budi daya.

B. Perhitungan Pupuk
Rumus Perhitungan Pupuk

Dik : Jarak tanam = 20 x 40 cm = 0,2 x 0,4 m = 0,08 m

Luas 1 Hektar

Jumlah Populasi Jarak Tanam
10000 m
=125000
0,08 m

Urea = 100 kg / hektar


100000 gram
=0,8
= 125000

SP 36 = 75 kg/ hektar
75000 gram
=0,6
= 125000

KCl = 50 kg / hektar
50000 gram
=0,4
= 125000

Dik: Jarak tanam = 20 x 70 cm = 0,2 x 0,7 m = 0,14 m

Luas 1 hektar
Jumlah Populasi=
Jarak tanam
10000 m
= 0,14 = 71428

Urea = 100 kg / hektar


100000 gram
=0,14
= 71428

SP 36 = 75 kg/ hektar
75000 gram
=1,05
= 71428

KCl = 50 kg / hektar
50000 gram
=0,7
= 71428
C. Grafik

1. Grafik tinggi batang pada tanaman jagung

200
180
160
140
120
1
100
2
80
3
60
4
40
5
20
0

2. Grafik banyak malai pada tanaman jagung

16
14
12
10
1
8
2
6
3
4 4
2 5

0
3. Grafik lebar daun pada tanaman jagung

12

10

1
6
2
4 3
4
2 5

4. Grafik panjang daun pada tanaman jagung

120

100

80

1
60
2
40 3
4
20 5

0
5. Grafik jumlah jagung pada tanaman jagung

1.2

0.8

1
0.6
2
0.4 3
4
0.2 5

6. Grafik tinggi batang pada tanaman kacang tanah

70

60

50

40
1
30 2
3
20
4
10 5

0
7. Grafik banyak cabang pada tanaman kacang tanah

90
80
70
60
50 1
40 2
30 3
20 4
10 5

8. Grafik panjang kanopi pada tanaman kacang tanah

90
80
70
60
50 1
40 2
30 3
20 4
10 5

0
9. Grafik lebar daun pada tanaman kacang tanah

5
4.5
4
3.5
3
1
2.5
2
2
3
1.5
4
1
5
0.5
0

10. Grafik jumlah bunga pada tanaman kacang tanah


30

25

20

1
15
2
10 3
4
5 5

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah atas rahmat dan hidayah yang dilimpahkan oleh
Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir Dasar-Dasar
Agronomi sebagai kuliah yang diberikan dalam mata kuliah Dasar-Dasar
Agronomi. Laporan ini mempunyai keterbatasan pengetahuan dari yang penulis
miliki, maka dalam penyusunan laporan akhir praktikum penulis mendapat
bantuan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Akhir
Praktikum Dasar-Dasar Agronomi ini. Dengan penyusunan laporan akhir ini
penulis berharap semoga dapat berguna dan bermanfaat bagi yang membaca.

Padang, 19 Mei 2017


Penulis

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM


DASAR DASAR AGRONOMI

OLEH

NAMA : DWI AMALIA ANDINI

NO BP : 1610213002

KELASKULIAH :E

KELASPRAKTIKUM :E

NAMA ASISTEN : 1. AHMAD ANGGI SETIAWAN


(1410211009)

2. HAIKHAL RAMADHANSYAH
(1410211088)
NAMA KOORDINATOR : AHMAD ABRAR
(1410212010)

DOSEN PGG JAWAB : NILLA KRISTINA, SP., M.Sc

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2017

Anda mungkin juga menyukai