Anda di halaman 1dari 4

BAB III.

METODE PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT


Pratikum dilaksanakan pada bulan februari 2019 di laboratorium kultur jaringan
fakultas pertanian, universitas andalas, padang.

B. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan pada percobaan ini seperti : laminar air flow cabinet
(LAFC), lemari pendingin, hot plate, magnetic stirrer, timbanan anlitik, pipet pasteur,
pipet tetes, oven, erlenmeyer berbagai ukuran, gelas piala, pengaduk gelas, botol
kultur, rak kultur, tabung reaksi, gelas ukur, petridish, spatula, gunting, scalpel, pinset,
autoklaf, bunsen, korek api, handsprayer, spons, ember/baskom, kertas pH meter,
muncle color chart, kamera dan alat tulis.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah daun kopi arabika, media MS
(murashige dsn skoog). zat kimia penyusun, sukrosa, vitamin, myo inositol, zat
pengatur tumbuh 2,4-D, BAP, kinetin, bacto agar, bakterisida (agrept), fungisida
(dithane), HCL 0,1 N, KOH 0,1, N, alkohol 70%, alkohol 96,%, larutan tween 20,
aquadest streril, bayclean, plastik bening tahan panas, plastik wrap, plastik hitam,
selotip, kertas label, aluminium foil, tisu, kertas, spiritus, deterjen, dan kertas HVS.

C. RANCANGAN PERCOBAAN
Rancangan ini disusun dengan rancangan acak lengkap (RAL). perlakuan yang
digunakan adalah media MS+4 mg/I 2,4-D yang dikombinasikan degan BAP dan
kinetin yang terdiri dari 3 taraf yaitu :
A= MS + 4 mg/I 2,4-D + 3 mg/I BAP + 0,5 mg/I kinetin
B= MS + 4 mg/I 2,4-D + 4 mg/I BAP + 0,5 mg/I kinetin
C= MS + 4 mg/I 2,4-D + 5 mg/I BAP + 0,5 mg/I kinetin
Setiap taraf perlakuan diulang sebanyak 8 kali, sehingga didapatkan 24 satuan
percobaan. Setiap satuan percobaan terdapat 1 sampel botol kultur. Pada
masing-masing botol kultur ditanam 2 eksplan dan semua populasi diamati. Data
dianalisis menggunakan uji F taraf 5%, apabila berbeda nyata maka dilakukan uji
lanjut menggunakan duncan multiple range test (DNMRT) dengan taraf 5%. Analisis
data menggunakan software statistic tool for agricultural reseach (STAR).

D. PELAKSANAAN PERCOBAAN

1. Sterilisasi Alat
Alat-alat seperti petridish, scalper, botol kultur, pinset dan peralatan lainnya
dicuci dengan deterjen dan dibilas hingga bersih, selanjutnya botol direndam dalam
bayclean 20% selama 24 jam, lalu dicuci lagi dan dibilas hingga bersih dan ditiriskan,
kemudian disterilisasikan dalam autoklaf pada tekanan 15 Psi (pound per square inch
= tekanan pada bidang seluas 1 inci) dengan suhu 121oC selama 15 menit.
Alat-alat selain botol kultur dibungkus dengan kertas HVS kemudian dimasukkan
ke dalam plastik bening dan disterilkan menggunkan autoklaf. Air pada autoklaf
diganti setiap kali pemakaian. Alat-alat yang digunakan setelah sterilisasi disimpan
dalam oven hingga digunakan. LAFC disterilkan menggunakan sinar UV selama 1
jam sebelum penanaman dan disemprot dengan alkohol 70% setiap kali akan
digunakan dan setelah selesai digunakan.

2. Pembuatan Media
Media yang digunakan adalah media MS. Total media yang dibuat untuk
induksi kalus sebanyak 4 liter. Pembuatan media MS dengan volume 1 liter adalah
dipipet larutan stok makro, mikro, vitamin, zat besi, dan MgSO4 sesuai dengan
volume larutan baku masing-masing media. Kemudian ditambahkan sukrosa 20 g/liter,
myo inositol 100 mg/liter dan dimasukan ke dalam gelas piala ukuran 1 liter sambil
diaduk menggunakan magnetik stirer. Media dicukupkan volimenya mencapai 1 liter
dengan menambahkan aquadest dan diukur derajat kemasaman media dengan kertas
pH meter, diharapkan pH 5,8. pengaturan pH dilakukan dengan penambahan beberapa
tetes NaOH 0,1 N jika terlalu masam atau penambahan HCL 0,1 N jika terlalu basa.
Selanjutnya media dasar ditambahkan bacto agar 8 g/liter sebagai bahan pemadat,
2,4-D mg/I serta BAP dan kinetin sesuai dengan perlakuan. Kemudian media
dipanaskan menggunakan hot plate sampai mendidih dan dituangkan ke dalam botol
kultur dengan volume 25 ml/botol. Botol kultur ditutup dengan plastik dan diikat
menggunakan karet gelang dan diberi label sesuai perlakuan. Kemudian media
diautoklaf dengan mempertahankan tekanan 15 Psi pada suhu 121oC selama 15 menit
setelah itu disimpan di dalam ruang kultur.

3. Persiapan Eksplan
Daun kopi yang dijadikan sumber eksplan berasal dari bibit kopi yang berumur 3
bulan yang sehat, bebas hama dan penyakit. Daun muda yang diambil merupakan 2
daun teratas yang sudah membuka sempurna yang memiliki warna merah kehijauan
dipetik dari bibit kopi arabika yang dipelihara di rumah kaca. Daun dicuci dengan air
mengalir. Kemudian dimasukkan ke dalam wadah yang berisi agrept dan dithane
masing-masing 2 g/L ditambah 5 tetes sebanyak 2 kali.

4. Penanaman Eksplan
Kegiatan penanaman eksplan dilakukan dalam LAFC. Botol kultur, alat tanam,
bunsen dan peralatan lainnya disemprot dengan alkohol 70% sebelum dimasukkan ke
dalam LAFC . Alat tanam direndam dengan alkohol 96%. Eksplan direndam dengan
bayclean 15% selama 5 menit dan dibilas dengan aquadest, eksplan dipotong dengan
ukuran 1 cm x 1 cm, lalu direndam selama 2 menit dengan alkohol 70% dan dibilas
dengan aquadest. Kemudian eksplan ditanam dalam botol kultur yang telah berisi
media dengan masing-masing perlakuan, penanaman dilakukan dengan menanam 2
potong eksplan daun disetiap botol dengan posisi abaxial. Kemudian botol ditutup
dengan menggunakan selotip dan dibalut dengan plastik wrap. Botol-botol tersebut
disusun pada rak kultur sesuai dengan denah penempatan perlakuan.

E. PEMELIHARAAN
Pemeliharaan terhadap ruang kultur dengan menjaga kebersihan dan suhu
ruangan, serta penyinaran secara periodik, dengan kondisi gelap pada hari ke-1
sampai hari ke-42 setelah tanam dan kondisi trang pada hari ke-43 sampai hari ke-60
setelah tanam. Menurut arimarsetiowati dan fitri adriyani (2012) dalam menginduksi
kalus lebih efisien dilakukan pada kondisi gelap tanpa cahaya dengan suhu 28oC.
Botol kultur yang berisi media dan eksplan disemprot dengan alkohol 70% dan
disimpan, sedangkan eksplan serta kontaminasi segera dikeluarkan dari ruangan,
untuk meminimalisir penularan media yang terkontaminasi kepada botol kultur
lainnya.

F. PENGAMATAN

1. Persentase Eksplan Hidup


Pengamatan ini bertujuan untuk melihat kemampuan eksplan untuk hidup,
eksplan hidup dicirikan dengan eksplan yang tidak berubah warna (tidak coklat) serta
tidak terkontaminasi oleh mikroorganism. Perhitungan menggunakan rumus :

Ʃ eksplan hidup
% eksplan hidup = -------------------------------- x 100%
Ʃ populasi tiap satuan percobaan

2. Waktu Mulai Berkalus (HST)


Pengamatan bertujuan untuk melihat hari pertama eksplan mulai membentuk
kalus dari setiap perlakuan. Kalus biasanya terbentuk dari perlakuan daun. Eksplan
dikatakan berkalus apabila pada eksplan muncul bintil-bintil atau gelembung pada
eksplan seperti kalus biasanya.

3. Persentase Eksplan Hidup Berkalus (%)


Pengamatan ini bertujuan untuk melihat kemampuan eksplan membentuk kalus :

Ʃ eksplan hidup membentuk kalus


% eksplan hidup berkalus =------------------------------------ x 100%
Ʃ populasi tiap satuan percobaan

4. Tipe Kalus
Pengamatan dilakukan secara visual dengan melihat warna dan struktur kalus dari
luar botol. Apabila kalus berwarna kekuningan menandakan bahwa kalus tersebut
bertipe embriogenetik. Sedangkan apabila kalus berwarna putih menandakan bahwa
kalus organogenik. Hasil pengamatan warna kalus dibandingkan dengan munclle
color chart, dan didokumentasikan menggunkan kamera digital dengan fokus 100 mm
dan dijelaskan secara deskriptif.
Sedangkan untuk pengamatan struktur kalus dengan cara mengamati bentuk kalus
berupa kompak atau remah (friable). kalus berstruktur kompak merupakan kalus
organogenikdan kalus bertipe remah merupakan kalus embriogenik.

5. Berat Segar Kalus


Pengamatan terhadap berat segar kalus dilakukan menggunakan timbangan
anlitik dan dicatatt serta didokumentasikan menggunakan kamera digital.

Anda mungkin juga menyukai