Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sayuran sawi adalah salah satu komponen dari menu makanan yang sehat, maka
tidak heran bila kebutuhan sayuran dewasa ini semakin meningkat sejalan dengan
kesadaran masyarakat tentang kesehatan. Di antara bermacam- macam jenis sayuran
yang dapat dibudidayakan, tanaman sawi (Brassica juncea L.) merupakan salah satu
komoditas sayuran yang memiliki nilai komersial dan prospek yang tinggi.
Jagad Indonesia ini memungkinkan dikembangkan tanaman sayur- sayuran yang
banyak bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan bagi manusia.Di antara
tanaman sayur-sayuran yang mudah dibudidayakan adalah caisim. Ditinjau dari aspek
klimatologis, aspek teknis, aspek ekonomis dan aspek sosialnya sangat mendukung,
sehingga memiliki kelayakan untuk diusahakan di Indonesia.
Budidaya tanaman sawi relatif mudah untuk dilaksanakan, sehingga dapat
dilakukan oleh petani ataupun pemula yang ingin menekuni agrobisnis tanaman ini.
Budidaya tanaman sawi selain mudah dilaksanakan, juga sangat cepat menghasilkan
karena tanaman ini memiliki umur relatif pendek (genjah), mulai dari awal penanaman
hingga siap panen.
Tanaman sawi dapat ditanam di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Sawi
termasuk tanaman sayuran yang tahan terhadap hujan. Sehingga ia dapat ditanam di
sepanjang tahun, asalkan pada saat musim kemarau disediakan air yang cukup untuk
penyiraman. Keadaan tanah yangdikehendaki adalah tanah gembur, banyak
mengandung humus, dan drainase baik dengan derajat keasaman (pH) 6 - 7
Tanaman sawi termasuk tanaman sayuran daun dari keluarga Cruciferae atau
tanaman kubis-kubisan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi karena kaya akan serat,
kandungan gizinya tinggi, dan juga tanaman ini dipercaya mempunyai kasiat obat.
Bagian tanaman dari sawi yang dikonsumsi adalah daun-daunnya yang masih muda.
Daun sawi sebagai bahan makanan sayuran memang memiliki bermacam-macam
manfaat dan kegunaan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Daun sawi selain dimanfaatkan sebagai bahan makanan sayuran ternyata juga
dapat dimanfaatkan untuk pengobatan (terapi) bermacam-macam penyakit. Mengingat
manfaat dan kegunaan dari tanaman sawi yang begitu besar sebaiknya mulai saat ini
budidaya tanaman sawi perlu untuk semakin dikembangkan dalam upaya ikut serta
dalam menjaga kesehatan masyarakat. Selain memiliki kandungan vitamin dan zat gizi
yang penting bagi kesehatan, tanaman sawi dipercaya dapat menghilangkan rasa gatal di
tenggorokan pada penderita batuk. Sawi yang dikonsumsi berfungsi pula sebagai
penyembuh sakit kepala. Orang-orang pun mempercayai tanaman ini mampu bekerja
sebagai bahan pembersih darah. Penderita penyakit ginjal dianjurkan untuk banyak-
banyak mengkonsumsi sawi karena dapat membantu memperbaiki fungsi kerja ginjal.

1
Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam setiap 100 gr berat basah
tanaman sawi berupa Protein 2.3 gr, Lemak 0.3 gr, Karbohidrat 4.0 gr, Ca 220.0 mg, P
38.0 g, Fe 2.9 g, Vitamin A 1.940 mg, Vitamin B 0.09 mg, dan Vitamin C 102 mg
Tanaman sawi kaya akan sumber vitamin A, sehingga berdaya guna dalam upaya
mengatasi masalah kekurangan vitamin A atau mengatasi penyakit rabun ayam
(Xerophthalmia) yang sampai kini menjadi masalah di kalangan anak balita. Kandungan
nutrisi lain pada tanaman ini berguna juga dalam menjaga kesehatan tubuh manusia.
Memperhatikan hal di atas maka teknik budidaya tanaman sawi (B. juncea L.) perlu
untuk dipelajari dalam kegiatan Praktek Kerja Magang (PKM) ini, agar selanjutnya
dapat diterapkan secara baik dan konsekuen dalam upaya mengembangkan usaha
agribisnis. PKM adalah suatu kegiatan dengan melakukan praktek kerja pada lembaga-
lembaga yang relevan dengan bidang tertentu yang bersangkutan.
Bentuk kegiatannya adalah kerja praktek dengan mengikuti semua
aktivitas/kegiatan di lokasi magang. Dengan demikian nantinya akan mampu
menyesuaikan diri dan meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan oleh pasar kerja
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pratikum mata kuliah dasar-dasar hortikultura tentang budidaya
tanaman kacang panjang yaitu :
1. Agar mahasiswa mengetahui cara pembuatan bedengan.
2. Agar mahasiswa mengetahui cara penanaman tanaman sawi mencakup dengan
perawatan tanaman sawi yang benar.
3. Serta mahasiswa mengetahui cara mengatasi serangan hama pada tanaman sawi.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari pratikum mata kuliah dasar-dasar hortikultura tentang tanaman
kacang panjang yaitu :
1. Mahasiswa mengetahui cara pembuatan bedengan dan cara merawat tanaman sawi
2. Mahasiswa mengetahui cara pembuatan biosaka
3. Mahasiswa mengetahui pertumbuhan dan perkembangan tanaman sawi
menggunakan pupuk kotoran sapi.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Sawi
Tanaman sawi diduga berasal dari Tiongkok ( cina ) dan Asia Timur Konon di
daerah tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2.500 tahun yang lalu kemudian
menyebar luas ke Filipina dan Taiwan. Masuknya sawi ke wilayah Indonesia diduga
pada abad XIX bersamaan dengan lintas perdagangan jenis sayuran sub-tropis lainnya;
terutama kelompok kubis-kubisan ( Cruciferae). Sawi berkembang pasat di daerah
rendah maupun didaerah tinggi yang telah dikenal daerah pertanian.
Sebutan sawi orang asing adalah mustard. Perdagangan internasional dengan
sebutan green mustard, chinese mustard, indian mustard ataupun sarepta mustard. Orang
Jawa, Madura menyebutnya dengan sawi, sedang orang Sunda menyebut sasawi.
1. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Sawi
Menurut klasifikasi dalam tata nama (sistem tumbuhan) tanaman sawi termasuk
kedalam:
Sub divis : (Angiospermae (biji berada di dalam buah).
Kelas : (Dicotyledoneae (biji berkeping dua atau biji belah).
Ordo : (Rhoeadales (Brassicales).
Famili : (Cruciferae (Brassicaceae).
Genus : (Brassica)
Spesies : (Brassica juncea L).
Tanaman sawi masih satu keluarga dengan kubis-krop, kubis-bunga,Bbroccoli, dan
lobak atau rades yaitu famili Cruciferae. Oleh karena itu, sifat morfologis tanamannya
hampir sama, terutama pada sistem perakaran, stuktur batang, bunga, buah (polong)
maupbijinya. Seperti tanaman yang lainnya, tanaman sawi mempunya bagian-bagian
tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.
1. Akar
Akar sawi adalah bagian tanaman sawi yang berada di bawahb tanah. Akar ini
memiliki peran penting dalam menyerap air dan nutrisi dari tanah untuk mendukung
pertumbuhan dan perkembangan tanaman sawi.
2. Batang
Batang sawi adalah bagian tanaman sawi yang terletak di antara akar dan daun.
Batang sawi memiliki peran penting dalam mendukung struktur dan pertumbuhan
tanaman secara keseluruhan

3
3. Daun
Daun sawi adalah bagian yang paling terkenal dan sering digunakan dari tanaman
sawi. Daun sawi memiliki bentuk yang khas, dengan testur yang lembut dan bergerigi di
tepihnya. Daun ini memiliki warnah hijau gelap yang khas, meskipun ada juga verietas
sawi dengan daun warnah merah atau ungu.
4. Bungga
Bunga sawi adalah bagian dari siklus hidup tanaman sawi yang terjadi saat tanaman
sudah mencapai tahap dewasa. Bunga sawi memiliki bentuk yang khas dengan empat
kelopak dan empat mahkota bunga yang membentuk salip. Bunga ini biasa muncul di
ujung batang tanaman sawi dan memiliki warna yang bervariasi, mulai dari putih hingga
kuning.
5. Biji dan Bua
Biji sawi adalah hasil reproduksi seksual dari tanaman sawi. Biji ini terbentuk
setelah terjadi perjerbukan antara bungga jantan dan bunga betina pada tanaman sawi.
Setelah pernyerbukan, bunga akan memudar dan buah akan mulai berkembang. Di
dalam buah tersebut, terdapat biji sawi yang akan matang.
2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Sawi
Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut:
1. Iklim
Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang
dingin dengan suhu antara 1500C-2000C. Pada suhu di bawah 1500C cepat berbunga,
sedangkan pada suhu di atas 200 0C tidak akan berbunga.
2. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat biasanya melibatkan pengukuran dan penilaian berbagai factor
seperti ketinggian dari permukaan laut, kemiringan lereng dan orientasi lereng
(misalnya apakah menghap ke utara atau keselatan). Ini penting dalam berbagai bidang
seperti geografi, ekologi dan perencanaan kota
Misalnya dalam ekologi spesies tertentu mungkin hanya dapat bertahan hidup
dalam kisaran ketinggian tertentu dalam perencaanan kota ketinggian dapat
mempengaruhi hal-hal seperti pola aliran air dan resiko banji.
3. Tanah
Tanah yang baik adalah factor penting dalam pertumbuhan dan kesuburan tanaman
sawi. Berikut adalah beberapa karakteristik tanah yang idieal untuk menanam sawi:
 Drainase yang baik: tanah harus memiliki kemampuan yang baik untuk
mengalirkan kelebihan air. Sawi tidak menyukai tanah yang tergenang air,
kerena dapat menyebabkan akar membusuk. Pastikan tanah memiliki
dranase yang baik agar air tidak terjebak disekitar akar tanaman

4
 Ph tanah yang seimbang: Sawi tumbuh dengan baik dalam tanah dengan Ph
netral hingga sedikit asam (Ph sekitar 6-7). Mengukur Ph tanah dan
melakukan penyesuaian jika diperlukan dapat membantu tanaman sawi
tumbuh dengan optimal
 Kesuburan tanah: Tanah yang subur dan kaya akan nutrisi sangat penting
untuk pertumbuhan sawi yang sehat. Pastikan tanahmu kaya akan bahan
organic, sepertikompos atau pupuk kandang, yang dapat meningkatkan
kesuburan tanah.
 Tekstur tanah yang baik: Tanah yang ideal untuk sawi mwmiliki teksutr yang
gembur dan mudah diolah. Tanah yang terlalu berat atau terlalu liat dapat
menyulitkan pertumbuhan akar dan sikulasi udara.
 Ketersediaann air: Sawi membutuhkan pasokan air yang cukup untuk
tumbuh dengan baik. Pastikan tanahmu dapat menyimpan dan menyediakan
air yang cukup untuk tumbuh sawi. Irigasi yang tepat danpemantauan
kelembapan tanah dapat membantu menjaga ketersediaan air yang optimal
2.3. Teknik Budidaya Tanaman Sawi
1. Pengadaan benih
Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan
benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk
bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih
coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik,
seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan
tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh.
kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil.
Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan
kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur
lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan
misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama
penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.
Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih
yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani
tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara
membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik

5
Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang
berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum
ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat
dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian.
2. Pengolahan tanah
Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah
yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran udara di dalam tanah menjadi
baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman
dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya
tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di
dalamnya penanaman
Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang
perlu dijalankan adalah :
a. Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya
benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu.
b. Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih
disebarkan menurut deretan secara merata.
c. Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk
kandang yang halus.
d. Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan
benih adalah pagi atau sore hari.
3. Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapanm penjarangan
tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susul
a. Penjarangan tanaman
Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur.
Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini
dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak
yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di
dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil
yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Penyiangan
dan pembumbunan
Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga
perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan
pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai
merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali

6
Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir
sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek
dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di
bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar .
b. Pemupukan
Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu
dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan
penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung
Nitrogen
Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan
dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam
air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan
dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah
dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk
tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari
Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita
beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah
kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang
dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi
kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman
(pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan
mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin
beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh.
Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara
yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium
(K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan
oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan
haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organic memiliki kelebihan membantu
menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan
memperbaiki struktur tanah
c. Pengendalian hama dan penyakit
Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman
telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu
diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran,
penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada
konsumen dapat terhindar.

7
PT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata),
ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat
pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman
yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut
adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitata
merupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama
potensial pada tanaman sawi, sedangkan hama C. binotalis perlu diwaspadai
keberadaanya
d. Pemanenan
Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang
dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang
memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik
daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan
lama
2.4 Peran Pupuk Cair Biosaka
Pupuk cair biosaka adalah pupuk organik yang dibuat dari bahan-bahan alami.
Peran utamanya adalah untuk memberikan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman untuk
tumbuh dan berkembang dengan baik. Pupuk ini mengandung berbagai macam nutrisi
penting seperti nitrogen, fosfor, kalium, dan lainnya yang sangat dibutuhkan oleh
tanaman.
Selain itu, pupuk cair Biosaka juga berperan dalam meningkatkan kualitas tanah.
Kandungan orgznik didalamnya dapat membantu meningkatkan struktur tanah,
memperbaiki aerasi, dan meningkatkan kapasitas tanah dalam menahan air dan nutrisi.
Ini sangat penting untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang sehat.
Pupuk ini juga aman untuk lingkungan karena dibuat dari bahan-bahan alami dan
tidak mengandung bahan kimia berbahaya. Jadi, menggunakan pupuk ini tidak hanya
bermanfaat untuk tanaman, tetapi juga untuk lingkungan.

8
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan tempat
Tempat dilaksanakan pratikum dasar-dasar hortikultura yaitu: di lahan kampus
UNDTAD PSDKU Touna jalan jompi pada tanggal 20 Oktober-02 Desember 2023
sampai dengan selesai
3.2 Alat dan bahan
Alat yang digunakan yaitu :
 Sube
 Cangkul
 Parang
 Penggaris/Meteran
 Alat tulis
 Kamera HP untuk dokumentasi
Bahan yang digunakan yaitu :
 Benih sawi hijau
 Pupuk kotoran sapi
 Jerami/lirang
 Air
 Lirang
3.3 Cara kerja
1. Pembersihan lahan menggunakan parang dan sube
2. Pembuatan bedengan menggunakan cangkul
3. Menggemburkan tanah dan mencampurkan dengan pupuk kotoran sapi dengan
dosis 10 kg
4. Setelah ±7 hari lalu melakukan penanaman bibit sawi hijau (Brassica Juncea .L)
5. Menutupi bedengan dengan jerami dan lirang setelah usia tanaman memasukki 2
minggu
6. Melakukan penyiraman pada tanaman sawi hijau setiap pagi dan sore
7. Melakukan pengamatan dan pengukuran tanaman setiap minggu
8. Menulis/mencatat hasil pengamatan pada tabel
9. Membuat laporan tentang pratikum yang telah dilakukan

9
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1 Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Sawi Hijau Menggunakan Pupuk Kandang


Kotoran Sapi 10 kg

Tabel 1 pengamatan 1

Tinggi Tanaman (cm)


1 2 3 4 5
Perlakuan (10kg) Sampel
MST MST MST MST MST
1 0,3 2,2 3,8 8,5 13
2 0,3 3 3 9,5 15,5
3 0,7 1,5 1,8 8 11,5
Pupuk Kandang Ayam
4 0,6 1,5 2 8,5 12,5
5 0,1 2,6 3 7,5 13,2
6 0,5 3 3 10 18,5
1 1,3 2,4 9 18,2 29
2 0,9 5,3 9 14 19
3 1,5 5 11 20,4 25,5
Pupuk Kandang Sapi
4 1,1 7 8,4 12,4 15,5
5 2 3 6 19,4 25,6
6 7 3,5 10 13 20
1 1,2 3,5 4,5 7,5 10
2 1,2 3,5 3 6 9
3 1,2 4,5 2,5 5,6 9
Pupuk Kandang Kambing
4 1 3,5 3,5 7,5 8
5 1,5 3,6 3 9 11
6 1 4,1 3 8,5 11

Tinggi Tanaman
30

20 Ayam

10 Sapi
Kambing
0
1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST

10
Dari data tabel 1 dan grafik 1 dapat diketahui bahwa tanaman sawi yang ditanami
menggunakan pupuk kandang kambing, sapi dan ayam dengan dosis 10 kg, dari hasil
pengamatan pada minggu ke-1 sampai ke-5, tanaman sawi memiliki pertumbuhan yang
signifikan pada tinggi tanaman. Karena pada pengamatan tinggi tanaman sawi pada
penggunaan pupuk kandang kambing dan sapi memiliki tinggi tanaman yang lebih
tinggi dari pada penggunaan pupuk kandang ayam.
Tabel 2 pengamatan ke 2
lebar daun (cm)
1 2 3 4 5
Perlakuan (10kg) Sampel
MST MST MST MST MST
1 0,1 1,3 2,8 6 8
2 0,1 1 3,9 8,9 8
3 0,6 1,1 3 6,4 9
Pupuk Kandang Ayam
4 0,6 1,4 3,3 6 6,2
5 0,1 1,6 4 7,2 12
6 0,2 1,2 3,9 8 11
1 0 0 2,5 6 9
2 0 0 1,5 3 9
3 0 0 3,5 7 10
Pupuk Kandang Sapi
4 0 0 3 4,2 5,6
5 0 0 2,5 8 10,2
6 0 0 4 4,5 6,7
1 0 1 2,5 5,5 10
2 0 1,5 3,5 6 7
3 0 1,8 2,6 4,1 6,5
Pupuk Kandang Kambing
4 0 1,2 3,7 4,1 6
5 0 1,4 2,5 5 6,5
6 0 1,5 2,3 5,5 9,5

lebar daun
10

Ayam
5
Sapi
Kambing
0
1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST

11
Dari data grafik di atas dapat diketahui bahwa tanaman sawi yang di tanami
mengunakan pupuk kandang kotoran ayam, kambing, sapi dengan dosis 10 kg, memiliki
pertumbuhsn daun maksimal.

Tabel 3 pengamatan ke 3

panjang daun (cm)


1 2 3 4 5
Perlakuan (10kg) Sampel
MST MST MST MST MST
1 0 1,8 3,7 7,7 12,5
2 0 1,8 5,5 11,3 14
3 0 2 3,9 7,5 12
Pupuk Kandang Ayam
4 0 1,9 4,8 6,2 5,2
5 0 2,4 5,2 8 14
6 0 2,1 5 10 15
1 0 0 4,5 9 11,5
2 0 0 3 4,5 9,2
3 0 0 3,4 9,3 11,5
Pupuk Kandang Sapi
4 0 0 4 6,1 8,5
5 0 0 4 12 15
6 0 0 6 7,4 9,4
1 0 1,5 3,3 8 13,5
2 0 2,2 5 8 8,5
3 0 3 3,5 5,9 9,5
1Pupuk Kandang Kambing
4 0 2,3 5 7 9,5
5 0 2,1 3 7 9,7
6 0 1,4 2,5 8,5 12

Panjang daun
15

10 Ayam

5 Sapi
Kambing
0
1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST

12
Dari tabel 2 dan garifik 2 dapat diketahui bahwa tanaman sawi (Vigna
unguiculata sesquipedalis) dengan penggunaan pupuk kandang kambing,sapi dan ayam
memiliki panjang daun yang berbeda, contoh pada sampel 1 panjang daun pada
perlakuaan pupuk kandang kambing 13,5 cm pada 5 MST, pada perlakuan pupuk
kandang sapi 11,5 cm pada 5 MST dan pada perlakuan pupuk kandang ayam 12,5 cm
pada 5 MST. Jadi dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa tanaman dengan perlakuan
pupuk kandang ayam memiliki daun yang lebih panjang dari pada tanaman sawi dengan
perlakuan pupuk kandang kambing dan sapi.
Tabel ke 4 pengamatan ke 4

Jumlah daun (cm)


1 2 3 4 5
Perlakuan (10kg) Sampel
MST MST MST MST MST
1 4 4 7 5 8
2 4 4 7 7 9
3 4 4 5 6 7
Pupuk kandang ayam
4 4 4 4 7 14
5 4 5 8 7 13
6 4 4 6 6 6
1 2 4 5 7 10
2 2 4 5 6 11
3 2 4 4 6 10
Pupuk kandang sapi
4 2 4 9 4 8
5 2 4 4 15 20
6 2 5 13 9 15
1 2 4 4 7 9
2 2 6 4 8 7
3 2 4 5 7 7
Pupuk kandang kambing
4 2 5 5 5 8
5 2 4 5 12 7
6 2 3 4 6 8

13
Jumlah daun
14
12
10
8 Ayam
6 Sapi
4 Kambing
2
0
1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST

Dari pengamatan terhadap tabel 4 dan grafik 4 pada pertumbuhan tanaman sawi
dengan perlakuan pupuk kandang ayam sapi kambing pada penggunaan dosis 10 kg
dapat diketahui bahwa pada perlakuan pupuk kandang sapi memiliki jumlah daun yang
lebih banyak dari pada tanaman sawi dengan perlakuan pupuk kandang kambing dan
ayam. Yakni pada sampel 5 perlakuan pupuk kandang sapi 5 MST jumlah daun 20
lembar, pada sampel 5 perlakuan pupuk kandang ayami 5 MST jumlah daun 13 lembar
dan pada sampel 5 perlakuan pupuk kandang kambing 5 MST jumlah daun 7 lembar

14
Tabel ke 5 pengamatan ke 5

diameter batang (cm)


1 2 3 4 5
Perlakuan (10kg) Sampel
MST MST MST MST MST
1 0 0,4 1 1 2,7
2 0 0,5 1 1,2 3,6
3 0 0,5 0,9 1 3,4
Pupuk Kandang Ayam
4 0 0,6 1 1,5 3
5 0 0,6 1,1 1,3 3,5
6 0 0,6 1,1 1,5 4,5
1 0 0 0,1 0,8 0,8
2 0 0 0,1 0,5 0,5
3 0 0 0,1 0,6 0,6
Pupuk Kandang Sapi
4 0 0 0,1 0,5 5
5 0 0 0,1 0,9 0,9
6 0 0 0,4 0,5 0,5
1 0 0,5 1 1 2,5
2 0 0,5 1,3 1 1,5
3 0 0,5 0,9 1 1,5
Pupuk Kandang Kambing
4 0 0,5 1,3 1 2,2
5 0 0,5 1,1 1 1,6
6 0 0,5 1 1 2,4

diameter batang
4
3 Ayam
2
Sapi
1
Kambing
0
1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST

Hasil analisis pada grafik di atas menunjukan perlakuan pupuk kandang dan
mengunakan pupuk cair biosaka dengan dosis 10 kg memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap pertumbuhan tanaman sawi. Pada tabel 5 dapat di lihat adanya
perbedaan pertumbuhan tanaman sawi pada minggu ke dua setelah mengunakan pupuk
cair biosaka.

15
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pupuk kandang ayam, kambing,


sapi dan pupuk cair biosaka dengan dosis 10 kg terhadap tanaman sawi (Brassica
Juncea .L) selama 6 minggu setelah tanaman memberikan pengaruh yang berbeda pada
rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman sawi,lebar daun, diameter batang, dan jumlah
daun. Namun perbedaan pertumbuhan tanaman sawi dapat juga disebabkan oleh jenis
tanah dan kelembapan ataupun tingkat kesamaan tanahnya.

5.2. Saran
Untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil yang optimal pada pertumbuhan
tanaman sawi hendaknya memperhatikan system pengolahan tanah yg baik dan
pemilihan benih sawi yang berasal dari varietas unggul agar evektivitas
pertumbuhannya itu tinggi sehinggamenghasilkan panen yang bagus dari segi kualitas
dan kuantitas.

16
DAFTAR PUSTAKA
Amalia A, dan Suhendi A. 2019. Pengolahan Citra Pada Sistem Pemantauan
Pertumbuhan Daun Sawi Metode Hidroponik Wick Berbasis Iot. EProceedings of
Engineering, 6(2).
Andriyani S. 2020. Pengaruh Pupuk Organik Cair Rebung Bambu Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Sawi Hijau (Brassica juncea L.) (Doctoral dissertation,
Universitas Sintuwu Maroso).
Anggun Penganti D. 2020. Budidaya Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) secara
Hidroponik dengan Sistem Nutrient Film Technique (NFT) di Kebunsayur Surabaya.
Anjarwati H, Waluyo S, dan Purwanti S. 2017. Pengaruh Macam Media dan Takaran
Pupuk Kandang Kambing terhadap Pertumbuhan dan Hasil Sawi Hijau ( Brassica rapa
L.). Vegetalika, 6(1), 35–45.
Bahuwa S. 2014. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica juncea L.)
Menggunakan Air Cucian Beras dan Jarak Tanam. Universitas Negeri Gorontalo.
Barus N. 2018. Valuasi Kerusakan Akibat Serangan Phyllotreta Striolata Terhadap
Tanaman Sawi Hijau (Doctoral dissertation, Universitas Brawijaya).
Cahyono B. 2012. Teknik dan Strategi Budidaya Sawi Hijau. Yayasan Pustaka
Nusantara
Fahrudin F. 2013. Budidaya Caisim (Brassica juncea L.) menggunakan Ekstrak
The dan Pupuk Kascing. Universitas Sebelas Maret.
Foju L, Kapa M, dan Klau F. 2021. Analisis Pendapatan dan Keuntungan Relative
Usahatani Sawi Hijau (Brassica juncea L) di Desa Pape Kecamatan Bajawa Kabupaten
Ngada. Buletin Ilmiah Impas 22(2), 183-189.
Kartawinata, B. R., Wardhana, A. (2013). Marketing Strategies and Their Impact
on Marketing Performance of Indonesian Ship Classification Society. International
Journal of Science and Research (IJSR). 4, 69-74.
Matheus R, Kantur D, Basri M, dan Salli M K. 2019. Pertanian terpadu: model
rancang bangun & penerapan pada zona agroekosistem lahan kering. Penerbit
Deepublish: Yogyakarta.
Normansyah D, Rochaeni S, Humaerah AD. (2014). Analisis Pendapatan
Usahatani Sayuran di Kelompok Tani Jaya, Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan
Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Jurnal Agribisnis 8(1): 29-44.
Purwaningsih C. 2021. Pertumbuhan Sawi Hijau(Brassica juncea L.) pada Media
Dengan Pemberian Kompos Campuran Limbah Blotong, Ampas Tebu, dan Gulma
Paitan(Tithonia diversifolia). Widya Warta, 1(01).

17
Rahmadina R. 2020. Kajian Pemberian Sisa Penggilingan Padi dan Pupuk
Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Sawi Hijau (Brassica Juncea
L.). Pustaka Pertania
Riyanto D. 2019. Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Penyemprotan Pupuk
Daun Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Sawi (Brassica rapa L.) (Doctoral dissertation,
Universitas Siliwang
Rosada A, Hidayat H, dan Novalyan D. 2018. Pengaruh Pemberian Limbah Cair
Tahu Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L) (Doctoral
dissertation, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Safitri O. 2021. Pengaruh Pupuk Cair Berbahan Baku Limbah Cair Tahu Dengan
Penambahan Kitosan Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Sawi Hijau (Brassica
juncea L.) Sebagai Sumber Belajar Biologi (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Malang
Sagala Y, HanafiahA, dan Razali. 2017. Peranan Mikoriza terhadap Pertumbuhan,
Serapan P dan Cd Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) serta Kadar P dan Cd Andisol
yang Diberi Pupuk Fosfat Alam.Jurnal Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara
(3), 49–54
Sander A. 2021. ResponPertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi Hijau
(Brassica juncea L.) terhadap Pemberian Pupuk Npk dan Pupuk Cair Nasa (Doctoral
Dissertation, Universitas Quality).
Saputra A. 2020. Pengaruh Pemberian Berbagai Takaran Pupuk Bokashi Kotoran
Sapi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea. L)
(Doctoral dissertation, 02100
Wulandari S A. 2018.Kontribusi Pendapatan Usaha TaniTerhadap Pendapatan
Rumah Tangga Petanidi Kabupaten Tanjung Jabung Timur.Jurnal Media Agribisnis 3
(2) : 83– 89
Yoko B, Syaukat Y, Fariyanti A. 2014. AnalisisEfisiensi Usahatani Padi di
Kabupaten Lampung Tengah. Jurnal Agribisnis Indonesia 2(2): 127-140.
Yusuf. 2014. Analisa Break Event Point (BEP) terhadap Laba
Perusahaan.library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Jurnal Bisnis dan Manajemen 4 (1) : 49–
66.

18
LAMPIRAN

Gambar 1. Pembongkaran lahan Gambar 2. Pembuatan bedengan

Gambar 3 pembuatan lirang Gambar 3 penyiraman tanaman

19
Ganbar 5 pengukuran tanaman Gambar 6 pembuatan pupuk cair biosaka

20
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap CICI CAHYA RAMADHAN di


lahirkan pada tanggal 13 November 2003 di Gorontalo penulis merupakan anak ke
kedua dari 2 bersaudara dari pasangan Ayahanda ANSAER dan Ibunda KARMINA
USMA. Jenjang pendidikan formal yang pernah penulis tempuh yaitu:
1. Tahun 2015 menyelesaikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negri 13 Ampana kota
Kabupaten Tojo Una-Una.
2. Tahun 2018 menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri
4 Ampana kota Kabupaten Tojo Una-Una
3. Tahun 2021 menyelesaikan Sekolah Menengah (SMA) di SMA Negeri 1
Ampana kota Kabupaten Tojo Una-Una
4. Tahun 2022 melanjutkan pendidikan Stara 1 (S1) pada program Studi
Agroteknologi di Fakultas Pertanian Universitas PSDKAU UNTAD 2 TOJO
UNA-UNA.

21

Anda mungkin juga menyukai