PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pratikum mata kuliah dasar-dasar hortikultura tentang
budidaya tanaman kacang panjang yaitu :
1. Agar mahasiswa mengetahui cara pembuatan bedengan
2. Agar mahasiswa mengetahui cara penanaman tanaman kacang panjang
mencakup dengan perawatan tanaman kacang panjang yang benar
3. Serta mahasiswa mengetahui cara mengatasi serangan hama pada tanaman
kacang panjang
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari pratikum mata kuliah dasar-dasar hortikultura
tentang tanaman kacang panjang yaitu :
1. Mahasiswa mengetahui cara pembuatan bedengan dan cara merawat tanaman
kacang panjang
2. Mahasiswa mengetahui cara pembuatan biosaka
3. Mahasiswa mengetahui pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang
panjang menggunakan pupuk kotoran kambing
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
terkadang mekar hamper bersamaan, 2.) Bunga berikutnya muncul dan mekar
setelah satu atau dua polong mencapai panjang 5 – 6 cm atau bahkan lebih.
Beberapa diantaranya dapat menjadi buah, namun pertumbuhannya tidak sekuat
buah yang pertama kali muncul (Pitojo,2006).
Buah kacang panjang berbentuk polong, bulat, dan ramping, dengan
ukuran panjang sekitar 10 80 cm. Polong muda berwarna hijau sampai keputih-
putihan, sedangkan polong yang telah tua berwarna kekuning-kuningan. Setiap
polong berisi 8 – 20 biji (Samadi,2003).
Manfaat kacang panjang yang bisa kita dapat dengan rajin
mengonsumsinya, mengendalikan kadar gula darah, membantu memperkecil
resiko terkena penyakit struk, mencegah serangan jantung, meningkatkan fungsi
organ pencernaan, mengurangi resiko terserang penyakit kanker, dan membantu
mengatasi sembelit. Kacang panjang juga mempunyai manfaat untuk kecantikan
(Mubarak, 2013).
2.2 Pupuk kotoran kambing
Pada dasarnya, kotoran kambing dapat digunakan langsung sebagai pupuk.
Tapi akan lebih baik,diolah lebih dahulu , cara mengolahnya, ada 2 yaitu : 1.)
memakai sistem terbuk dan; 2.) memakai sistem tertutup. Adapun sistem terbuka,
ditampung dulu lebih kurang 3 bulan, lalu dalam waktu selama itu dapat langsung
dipakai sebagai pupuk. Sedangkan sistem tertutup, caranya ditampung dalam
tanah, sejauh 30 cm dari permukaan tanah.
Kotoran kambing mengandung bahan organik yang dapat menyediakan zat
hara bagi tanaman melalui proses penguraian. Proses ini terjadi secara tertehap
dengan melepaskan bahan organik yang sederhana untuk pertumbuhan tanaman.
Tekstur dari tanaman kambing adalah khas, karena berbentuk butiran-butiran
yang agak sukar dipecah secara fisik sehingga sangat berpengaruh terhadap proses
dekomposisi dan proses penyedian haranya.
4
2.3 Mulsa jerami padi
Jerami adalah hasil samping usaha pertanian berupa tangkai dan batang
tanaman padi yang telah kering, setelah biji-bijiannya dipisahkan. Massa jerami
kurang lebih setara dengan massa biji-bijian yang dipanen. Jerami memiliki
banyak fungsi, diantaranya sebagai bahan bakar, pakan ternak, alas atau lantai
kandang, pengemas bahan pertanian (misal telur), bahan bangunan (atap,dinding,
lantai), mulsa dan kerajinan tangan. Jerami umumnya dikumpulkan dalam bentuk
gulungan, diikat, maupun ditekan. Mesin baler dapat membentuk jerami menjadi
gulungan maupun kotak.
Jerami padi mengandung selulosa, terdiri atas glukosa yang berantai
panjang, yang dapat dipecah melalui reaksi hidrolisis dengan air dengan katalis
oleh enzim atau dengan menggunakan asam. Meskipun demikian, ikatan hidrogen
mengikat kuat rantai selulosa dalam bentuk Kristal yang menghalanginya pecah
menjadi glukosa (Riyanti, 2009). Selulosa terdiri dari membentuk mikrofibril
kristalin dan amorf (Anindyawati, 2009).
Mulsa jerami padi adalah salah satu musa organik yang sering digunakan
untuk mempertahankan ketersediaan air tanah pada cekaman kekeringan. Mulsa
jerami juga berasal dari rumpun yang merupakan hasil dari sisa panen padi yang
telah berubah warna agak kehitam-hitaman, memiliki tekstur yang agak lembut
dan sudah mulai melapuk (Sari, Rita, & Niani, 2019). Jerami padi memiliki
kandungan hara yakni bahan organi 40,87%, N 1,01%, P 0,15%, dan K 1,75%
sehingga dapat digunakan sebagai penambah bahan organik dalam tanah
(Sunghening, Tohari dan Shiddieq, 2012).
5
BAB III
METODOLOGI
6
3.3 Cara kerja
Pertama-tama melakukan penyiapan lahan seperti sanitasi untuk
membersihkan lahan pertanaman rumput-rumput, batu dan akar-akar tanaman
yang besar. Setelah pembersihan kita membuat bedengan dengan menggunakan
cangkul dan pembuatan drainase pada bedengan. Selanjutnya kita melakukan
penggemburan tanah dan pencampran tanah dengan pupuk kandang kambing
dengan dosis 10 kg. Setelah ±7 hari saatnya melakukan penanaman benih kacang
panjang (Vigna unguiculata sesquipedalis). Lalu menutupi bedengan dengan
jerami setelah usia tanaman memasuki 1 minggu. Lalu melakukan penyiraman
pada tanaman kacang panjang secara rutin setiap pagi dan sore. Lanjut dengan
pengamatan tanaman dan pengukuran tanaman serta pembersihan lahan yang
dilakukan setiap minggu.Selanjutnya pembuatan laporan tentang pratikum yang
telah dilakukan
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Table 1.hasil penelitian tinggi tanaman
Tinggi tanaman (cm)
1 2 3 4 5
Perlakuan (10 kg) Sampel MST MST MST MST MST
1 8,5 23,5 80 193 250
2 8 19,5 26 132 250
3 9 21,5 44 134 240
Pupuk kandang kambing
4 7 20 37 135 140
5 7 19 29 127 193
6 6,3 21 69 190 223
1 7 16 40 136 233
2 8 21 97 200 206
3 7,5 18 26,4 182 203
Pupuk kandang sapi
4 9 17 57 154 200
5 7 15 93 184 196
6 8 19 90 180 237
1 6,2 15 55 159 211
2 5,5 17,5 51 164 258
3 4,5 10,1 26 48 50
Pupuk kandang ayam
4 7,5 15,8 82 127 188
5 7 15 94 180,5 267
6 5,2 11,5 33 126,8 175
8
Grafik 1. hasilpenelitian tinggi tanaman
Tinggi Tanaman
250
200
150 kambing
100 sapi
ayam
50
0
1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST
9
Grafik 2.hasil penelitian panjang daun
panjang daun
20
15
kambing
10
sapi
5 ayam
0
1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST
10
Grafik 3.hasil penelitian lebar daun
lebar daun
15
10 kambing
5 sapi
ayam
0
1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST
11
Grafik 4.hasil penelitian jumlah daun
jumlah daun tanaman
100
80
60 kambing
40 sapi
ayam
20
0
1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST
12
Grafik 5.hasil penelitian diameter batang
Diameter batang
3.5
3
2.5
2 kambing
1.5 sapi
1 ayam
0.5
0
1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST
4.2 Pembahasan
4.2.1 Tinggi tanaman
Dari data tabel 1 dan grafik 1 dapat diketahui bahwa tanaman kacang
panjang yang ditanami menggunakan pupuk kandang kambing, sapi dan ayam
dengan dosis 10 kg, dari hasil pengamatan pada minggu ke-1 sampai ke-5,
tanaman kacang panjang memiliki pertumbuhan yang signifikan pada tinggi
tanaman. Karena pada pengamatan tinggi tanaman kacang panjang pada
penggunaan pupuk kandang kambing dan sapi memiliki tinggi tanaman yang lebih
tinggi dari pada penggunaan pupuk kandang ayam.
4.2.2 Panjang daun
Dari tabel 2 dan garifik 2 dapat diketahui bahwa tanaman kacang panjang
(Vigna unguiculata sesquipedalis) dengan penggunaan pupuk kandang
kambing,sapi dan ayam memiliki panjang daun yang berbeda, contoh pada sampel
4 panjang daun pada perlakuaan pupuk kandang kambing 19 cm pada 5 MST,
pada perlakuan pupuk kandang sapi 19 cm pada 5 MST dan pada perlakuan pupuk
kandang ayam 21,5 cm pada 5 MST. Jadi dari hasil tersebut dapat diketahui
bahwa tanaman dengan perlakuan pupuk kandang ayam memiliki daun yang lebih
panjang dari pada tanaman kacang panjang dengan perlakuan pupuk kandang
kambing dan sapi.
13
4.2.3 Lebar daun
Dari pengamatan tabel 3 dan grafik 3 pada pertumbuhan tanaman kacang
panjang dengan perlakuan pupuk kandang kambing, sapi dan ayam pada dosis 10
kg memiliki rata-rata lebar daun yang sama yakni 10 cm.
4.2.4 Jumlah daun
Dari pengamatan terhadap tabel 4 dan grafik 4 pada pertumbuhan tanaman
kacang panjang dengan perlakuan pupuk kandang kambing, sapi dan ayam pada
penggunaan dosis 10 kg dapat diketahui bahwa pada perlakuan pupuk kandang
sapi memiliki jumlah daun yang lebih banyak dari pada tanaman kacang panjang
dengan perlakuan pupuk kandang kambing dan ayam. Yakni pada sampel 4
perlakuan pupuk kandang kambing 5 MST jumlah daun 41 lembar, pada sampel 4
perlakuan pupuk kandang sapi 5 MST jumlah daun 99 lembar dan pada sampel 4
perlakuan pupuk kandang ayam 5 MST jumlah daun 43 lembar.
4.2.5 Diameter batang
Dari pengamat tabel 5 dan grafik 5 terhadap pertumbuhan tanaman kacang
panjang pada perlakuan pupuk kandang kambing, sapi dan ayam dengan dosis 10
kg. pada pengamatan ini didapatkan bahwa tanaman kacang panjang dengan
perlakuan pupuk kandang ayam memliki diameter yang lebih besar pada sampel 4
yakni 3,5 cm di 5 MST, untuk perlakuan pupuk kandang kambing pada sampel 4
yakni 3 cm di 5 MST, dan untuk perlakuan pupuk kandang sapi pada sampel 4
yakni 2,9 cm di 5 MST.
4.2.6 Biosaka
Biosaka merupakan produk non paten dan non pupuk yang diramu sendiri
oleh petani. Produk biosaka merupakan elisator, artinya suatu produk yang
berfungsi sebagai signaling bagi tanaman untuk tumbuh dan berproduksi lebih
bagus. Biosaka diramu dari berbagai jenis rumput-rumputan/tanaman dengan
minimal 5 jenis tanaman sebanyak 1 genggaman tangan. Biosaka dibuat dari
tanaman/rerumputan yang sehat atau dalam keadaan optimal, tdak terserang hama,
jamur, virus dan tidak boleh dari daun yang berlendir.
14
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari kegiatan praktek budidaya tanaman kacang panjang (Vigna
unguiculata sesquipedalis). Dengan perpandingan pupuk kandang kambing, sapi
dan ayam dengan dosis 10 kg dapat diperoleh kesimpulan berikut :
1. Dalam pembudidayaan tanaman kacang panjang (Vigna unguiculata
sesquipedalis) diperlukan cara penanaman yang benar sehinggah diperoleh
sawi dengan kualitas maksimal.
2. Tanaman kacang panjang harus memerlukana perawatan dan pemeliharaan
agar tumbuh dengan baik dan tidak mati
3. Pemberian pupuk pada tanaman kacang panjang sangat berpengaruhpada
pertumbuhan serta bemberian pupuk tidak boleh terlalu banyak dan tidak
boleh terlalu sedikit
4. Pemberian pupuk kandang kambing, sapi dan ayam memiliki pengaruh
yang berbeda-beda terhadap pertumbuhan kacang panjang
5. Kacang panjang memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan manusia
6. Pemahaman dalam pembuatan biosaka
5.2 Saran
Semoga kedepannya tanaman organik dapat banyak dibudidayakan oleh
petani agar sayuran ataupun buah-buahan yang dikonsumsi oleh masyarakat
merupakan produk sehat tanpa ada kandungan bahan kimia didalamnya demi
mencegah tersebarnya penyakit berbahaya yang disebabkan oleh residu pestisida.
15
DAFTAR PUSTAKA
Sari, V. A., Rita, H., & Niani, C. R. (2019). Optimalisasi Produksi Tanaman
Terong Dengan Pemanfaatan Mulsa Organik. Jurnal Optimalisasi, 46-51.
Tim Karya Tani Mandiri. 2011. Pedoman Bertanam Kacang Panjang. Nuans
Aulias. Bandung.
16
LAMPIRAN
17
RIWAYAT HIDUP
18