Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kacang panjang (Vigna unguiculata ssp.sesquipedalis) merupakan salah
jenis tanaman kacang-kacangan yang telah lama dibudidayakan oleh, petani baik
secara monokultur maupun tanaman sela. Tanaman ini mudah ditanam dilahan
dataran rendah maupun dataran tinggi, baik ditanah sawah, tegalan maupun tanah
pekarangan.
Faktor terpenting yang paling mempengaruhi pertumbuhan kacang
panjang adalah kecukupan air (Samadi, 2003). Tanaman kacang panjang
berbentuk semak atau perdu dan bersifat merambat sehingga perlu dilakukan
pengajiran pada 3 MST. Pengajiran dilakukan untuk mendukung pertumbuhan
kacang panjang agar tidak berdesakan dan mendapat mendapatkan sinar matahari
yang cukup. Dengan ajir yang baik maka pertumbuhan kacang panjang menjadi
optimal yang akan membuat tanaman kacang panjang mempunyai daun yang
lebat.
Kacang panjang yang terlalu rimbun perlu diadakan pemangkasan daun
maupun ujung batang. Tanaman yang terlalu rimbun dapat menghambat
pertumbuhan bunga.
Dalam kehidupan manusia, sayuran sangat berperan dalam pemenuhan
kebutuhan pangan dan peningkatan gizi, karena sayuran merupakan salah satu
sumber mineral dan vitamin yang dibutuhkan manusia. Konsumsi sayuran pada
saat ini sudah mulai meningkat, karena adanya kesadaran bahwa mengkonsumsi
sayuran akan menyehatkan tubuh, karena tubuh yang sehat memudahkan kita
dalam beraktivitas.
Kacang panjang merupakan sumber protein, flavonoid, besi, fosfor,
kalium, vitamin C, folat, magnesium, dan mangan yang baik. Sebagai obat herbal,
kacang panjang memiliki senyawa yang mampu mengobati penyakit antara lain
kanker payudara, leukemia, sebagai antivirus dan anti-oksidan, rematik,
meningkatkan nafsu makan, menanggulangi anemia atau diuretika dan peluruh
batu ginjal, mencegah kelainan antibodi, merangsang fungsi limfa, dan mengobati
demam berdarah, dan lainlain. Kacang panjang mengandung flavonoid yang dapat
memperbaiki sel-sel beta (β) Langerhans pada pangkreas, meningkatkan fungsi
limpa dan hati,meningkatkan penyatuan deoxyribonucleic acid (DNA) dan
ribonucleic acid (RNA) dan meningkatkan fungsi sel darah (Aprila et al.,2015).

1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pratikum mata kuliah dasar-dasar hortikultura tentang
budidaya tanaman kacang panjang yaitu :
1. Agar mahasiswa mengetahui cara pembuatan bedengan
2. Agar mahasiswa mengetahui cara penanaman tanaman kacang panjang
mencakup dengan perawatan tanaman kacang panjang yang benar
3. Serta mahasiswa mengetahui cara mengatasi serangan hama pada tanaman
kacang panjang
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari pratikum mata kuliah dasar-dasar hortikultura
tentang tanaman kacang panjang yaitu :
1. Mahasiswa mengetahui cara pembuatan bedengan dan cara merawat tanaman
kacang panjang
2. Mahasiswa mengetahui cara pembuatan biosaka
3. Mahasiswa mengetahui pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang
panjang menggunakan pupuk kotoran kambing

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman kacang panjang


Kacang panjang (vigna unguiculata sesquipedalis) termasuk salah satu
tanaman kacang-kacangan yang mempunyai adaptasi yang cukup luas dan
tergolong tahan terhadap kekeringan (Haryanto,2011). Oleh karenanya kacang-
kacangan merupakan salah satu komoditas alternatif yang memiliki sifat toleran
terhadap kekeringan sehinggah dapat ditanam pada akhir musim hujan.
Adapun klasifikasi tanaman kacang panjang (vigna unguiculata sesquipedalis) :
Kingdom : Plantea
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae
Subfamily : Faboideae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna unguiculata
Subspesies : V.u.sesquipedalis
Tanaman kacang panjang memiliki akar dengan sistem perakaran
tunggang. Akar tunggang adalah akar yang terdiri atas satu akar besar yang
merupakan kelanjutan batang. Sistem perakaran tanaman kacang panjang dapat
menembus lapisan olah tanah pada kedalaman hingga ±60 cm dan cabang-cabang
akarnya dapat bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium sp. Untuk mengikat unsur
nitrogen (N2) dari udara sehingga bermanfaat untuk menyuburkan tanah. Kacang
panjang dapat menghasilkan 198 kg bintil akar/tahun atau setara dengan 400 kg
pupuk urea (Mandiri,2011).
Batang kacang panjang ini menjalar, tegak, silindris, lunak, berwarna hijau
dengan permukaan licin. Batang membentuk cabang sejak dari bawah batang
hingga bagian atas batang (Pitojo,2006). Bunga kancang panjang tidak tumbuh
dan mekar secara serentak. Ragam waktu mekarnya bunga kacang panjang adalah
sebagai berikut : 1.) Dua bunga yang terletak pada bagian bawah dan bersebelahan

3
terkadang mekar hamper bersamaan, 2.) Bunga berikutnya muncul dan mekar
setelah satu atau dua polong mencapai panjang 5 – 6 cm atau bahkan lebih.
Beberapa diantaranya dapat menjadi buah, namun pertumbuhannya tidak sekuat
buah yang pertama kali muncul (Pitojo,2006).
Buah kacang panjang berbentuk polong, bulat, dan ramping, dengan
ukuran panjang sekitar 10 80 cm. Polong muda berwarna hijau sampai keputih-
putihan, sedangkan polong yang telah tua berwarna kekuning-kuningan. Setiap
polong berisi 8 – 20 biji (Samadi,2003).
Manfaat kacang panjang yang bisa kita dapat dengan rajin
mengonsumsinya, mengendalikan kadar gula darah, membantu memperkecil
resiko terkena penyakit struk, mencegah serangan jantung, meningkatkan fungsi
organ pencernaan, mengurangi resiko terserang penyakit kanker, dan membantu
mengatasi sembelit. Kacang panjang juga mempunyai manfaat untuk kecantikan
(Mubarak, 2013).
2.2 Pupuk kotoran kambing
Pada dasarnya, kotoran kambing dapat digunakan langsung sebagai pupuk.
Tapi akan lebih baik,diolah lebih dahulu , cara mengolahnya, ada 2 yaitu : 1.)
memakai sistem terbuk dan; 2.) memakai sistem tertutup. Adapun sistem terbuka,
ditampung dulu lebih kurang 3 bulan, lalu dalam waktu selama itu dapat langsung
dipakai sebagai pupuk. Sedangkan sistem tertutup, caranya ditampung dalam
tanah, sejauh 30 cm dari permukaan tanah.
Kotoran kambing mengandung bahan organik yang dapat menyediakan zat
hara bagi tanaman melalui proses penguraian. Proses ini terjadi secara tertehap
dengan melepaskan bahan organik yang sederhana untuk pertumbuhan tanaman.
Tekstur dari tanaman kambing adalah khas, karena berbentuk butiran-butiran
yang agak sukar dipecah secara fisik sehingga sangat berpengaruh terhadap proses
dekomposisi dan proses penyedian haranya.

4
2.3 Mulsa jerami padi
Jerami adalah hasil samping usaha pertanian berupa tangkai dan batang
tanaman padi yang telah kering, setelah biji-bijiannya dipisahkan. Massa jerami
kurang lebih setara dengan massa biji-bijian yang dipanen. Jerami memiliki
banyak fungsi, diantaranya sebagai bahan bakar, pakan ternak, alas atau lantai
kandang, pengemas bahan pertanian (misal telur), bahan bangunan (atap,dinding,
lantai), mulsa dan kerajinan tangan. Jerami umumnya dikumpulkan dalam bentuk
gulungan, diikat, maupun ditekan. Mesin baler dapat membentuk jerami menjadi
gulungan maupun kotak.
Jerami padi mengandung selulosa, terdiri atas glukosa yang berantai
panjang, yang dapat dipecah melalui reaksi hidrolisis dengan air dengan katalis
oleh enzim atau dengan menggunakan asam. Meskipun demikian, ikatan hidrogen
mengikat kuat rantai selulosa dalam bentuk Kristal yang menghalanginya pecah
menjadi glukosa (Riyanti, 2009). Selulosa terdiri dari membentuk mikrofibril
kristalin dan amorf (Anindyawati, 2009).
Mulsa jerami padi adalah salah satu musa organik yang sering digunakan
untuk mempertahankan ketersediaan air tanah pada cekaman kekeringan. Mulsa
jerami juga berasal dari rumpun yang merupakan hasil dari sisa panen padi yang
telah berubah warna agak kehitam-hitaman, memiliki tekstur yang agak lembut
dan sudah mulai melapuk (Sari, Rita, & Niani, 2019). Jerami padi memiliki
kandungan hara yakni bahan organi 40,87%, N 1,01%, P 0,15%, dan K 1,75%
sehingga dapat digunakan sebagai penambah bahan organik dalam tanah
(Sunghening, Tohari dan Shiddieq, 2012).

5
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan tempat


Pratikum dasar-dasar holtikutura ini dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober
sampai 02 Desember 2023 sampai dengan selesai dan bertempat didesa malotong,
kecamatan ampana kota, kabupaten tojo una-una
3.2 Alat dan bahan
Alat yang digunakan yaitu :
 Sube
 Cangkul
 Parang
 Penggaris/Meteran
 Alat tulis
 Kamera HP untuk dokumentasi
Bahan yang digunakan yaitu :
 Benih kacang panjang
 Pupuk kotoran kambing
 Jerami
 Air
 Bambu
 Gembor

6
3.3 Cara kerja
Pertama-tama melakukan penyiapan lahan seperti sanitasi untuk
membersihkan lahan pertanaman rumput-rumput, batu dan akar-akar tanaman
yang besar. Setelah pembersihan kita membuat bedengan dengan menggunakan
cangkul dan pembuatan drainase pada bedengan. Selanjutnya kita melakukan
penggemburan tanah dan pencampran tanah dengan pupuk kandang kambing
dengan dosis 10 kg. Setelah ±7 hari saatnya melakukan penanaman benih kacang
panjang (Vigna unguiculata sesquipedalis). Lalu menutupi bedengan dengan
jerami setelah usia tanaman memasuki 1 minggu. Lalu melakukan penyiraman
pada tanaman kacang panjang secara rutin setiap pagi dan sore. Lanjut dengan
pengamatan tanaman dan pengukuran tanaman serta pembersihan lahan yang
dilakukan setiap minggu.Selanjutnya pembuatan laporan tentang pratikum yang
telah dilakukan

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Table 1.hasil penelitian tinggi tanaman
Tinggi tanaman (cm)
1 2 3 4 5
Perlakuan (10 kg) Sampel MST MST MST MST MST
1 8,5 23,5 80 193 250
2 8 19,5 26 132 250
3 9 21,5 44 134 240
Pupuk kandang kambing
4 7 20 37 135 140
5 7 19 29 127 193
6 6,3 21 69 190 223
1 7 16 40 136 233
2 8 21 97 200 206
3 7,5 18 26,4 182 203
Pupuk kandang sapi
4 9 17 57 154 200
5 7 15 93 184 196
6 8 19 90 180 237
1 6,2 15 55 159 211
2 5,5 17,5 51 164 258
3 4,5 10,1 26 48 50
Pupuk kandang ayam
4 7,5 15,8 82 127 188
5 7 15 94 180,5 267
6 5,2 11,5 33 126,8 175

8
Grafik 1. hasilpenelitian tinggi tanaman

Tinggi Tanaman
250

200

150 kambing

100 sapi
ayam
50

0
1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST

Table 2.hasil penelitian panjang daun


Panjang Daun (cm)
1 2 3 4 5
Perlakuan (10 kg) sampel MST MST MST MST MST
1 5,7 8,8 12,5 14 15
2 5,5 11,5 15 19 19
Pupuk Kandang 3 5,5 8,8 12 16 17
Kambing 4 5,5 10,5 13 17,5 19
5 9 9,4 17 16 17
6 4 9,4 11,5 13 15
1 6,2 9,3 17,4 17,7 17,5
2 5,1 8 15,7 15,9 16
3 5,6 6,6 15,7 18 19
Pupuk Kandang Sapi
4 4,5 7,9 19 15,5 19
5 4,6 7,1 17 17 18
6 5,1 7,8 16 16 17
1 5,3 12 17 19 21,5
2 5,5 12,1 18 18 18,5
3 3,5 9,4 14 15,5 16,5
Pupuk Kandang Ayam
4 4 8,5 15 17,3 21,5
5 3,7 9,5 14 17,6 16,6
6 3,7 8 17 19,1 18,5

9
Grafik 2.hasil penelitian panjang daun

panjang daun
20

15
kambing
10
sapi
5 ayam

0
1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST

Table 3.hasil penelitian lebar dauan


Lebar Daun (Cm)
1 2 3 4 5
Perlakuan (10 Kg) Sampel MST MST MST MST MST
1 4 5 7 8,5 9
2 4,5 5,5 6,5 11 11
3 3,9 5,9 6,5 9,5 10
Pupuk Kandang Kambing
4 3,5 4 7 10 11,5
5 3,7 3 8 9,5 10
6 3 4,2 6,5 7,5 8
1 3,4 4,9 8,5 11 10,5
2 3,2 5,3 7 9,3 9
3 3,6 4,9 6,6 9,5 10
Pupuk Kandang Sapi
4 3,1 4,9 5,6 8,7 10,5
5 2,8 5,4 6,3 6 9
6 3,5 5,3 5,6 7 8
1 3,3 4,5 9 11 12,2
2 3,8 4,5 9 10 10,6
3 2,2 4 9 7 10,3
Pupuk Kandang Ayam
4 2,9 4 8 11 11,8
5 3 3,8 8 10,6 9
6 2,8 5,5 8 11,2 11,2

10
Grafik 3.hasil penelitian lebar daun

lebar daun
15

10 kambing

5 sapi
ayam
0
1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST

Tabel 4.hasil penelitian jumlah daun


Jumlah Daun
1 2 3 4 5
Perlakuan (10 Kg) Sampel MST MST MST MST MST
1 2 8 17 24 45
2 2 8 17 34 44
3 2 8 14 29 44
Pupuk Kandang Kambing
4 2 7 11 33 41
5 2 10 11 41 62
6 2 8 14 40 46
1 2 11 26 55 84
2 2 8 20 34 98
3 2 8 19 26 72
Pupuk Kandang Sapi
4 2 8 17 30 99
5 2 8 17 41 67
6 2 8 17 51 78
1 2 7 14 38 53
2 2 6 15 35 44
3 2 5 8 10 16
Pupuk Kandang Ayam
4 2 6 17 36 43
5 2 6 18 37 74
6 2 6 16 34 62

11
Grafik 4.hasil penelitian jumlah daun
jumlah daun tanaman
100

80

60 kambing
40 sapi
ayam
20

0
1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST

Tabel 5.hasil penelitian diameter batang


Diameter Batang (Cm)
1 2 3 4 5
Perlakuan (10 Kg) Sampel MST MST MST MST MST
1 0,9 1,5 1,9 2 3
2 1,2 1,3 2 2 3
3 1,2 1,3 1,9 2,3 3
Pupuk Kandang Kambing
4 1,2 1,5 2 3 3
5 1 1,5 2 3 3,3
6 0,9 1,1 2 2 2,8
1 0,9 1,5 2,7 3 3,1
2 0,9 1,2 2,6 3 3
3 0,8 1,5 3 2,8 3
Pupuk Kandang Sapi
4 1 1,9 2,6 2 2,9
5 1 1,6 2,6 2,3 2,8
6 1 1,6 2,5 2,7 2,8
1 1,2 1,6 3 4 3,2
2 1 1,6 3 3,2 3,2
3 1,2 1,7 3 2,6 3,3
Pupuk Kandang Ayam
4 1 1,6 3 3,1 3,5
5 1 1,2 2,5 3 3,1
6 1 1,1 3,2 3,2 4

12
Grafik 5.hasil penelitian diameter batang

Diameter batang
3.5
3
2.5
2 kambing
1.5 sapi
1 ayam
0.5
0
1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST

4.2 Pembahasan
4.2.1 Tinggi tanaman
Dari data tabel 1 dan grafik 1 dapat diketahui bahwa tanaman kacang
panjang yang ditanami menggunakan pupuk kandang kambing, sapi dan ayam
dengan dosis 10 kg, dari hasil pengamatan pada minggu ke-1 sampai ke-5,
tanaman kacang panjang memiliki pertumbuhan yang signifikan pada tinggi
tanaman. Karena pada pengamatan tinggi tanaman kacang panjang pada
penggunaan pupuk kandang kambing dan sapi memiliki tinggi tanaman yang lebih
tinggi dari pada penggunaan pupuk kandang ayam.
4.2.2 Panjang daun
Dari tabel 2 dan garifik 2 dapat diketahui bahwa tanaman kacang panjang
(Vigna unguiculata sesquipedalis) dengan penggunaan pupuk kandang
kambing,sapi dan ayam memiliki panjang daun yang berbeda, contoh pada sampel
4 panjang daun pada perlakuaan pupuk kandang kambing 19 cm pada 5 MST,
pada perlakuan pupuk kandang sapi 19 cm pada 5 MST dan pada perlakuan pupuk
kandang ayam 21,5 cm pada 5 MST. Jadi dari hasil tersebut dapat diketahui
bahwa tanaman dengan perlakuan pupuk kandang ayam memiliki daun yang lebih
panjang dari pada tanaman kacang panjang dengan perlakuan pupuk kandang
kambing dan sapi.

13
4.2.3 Lebar daun
Dari pengamatan tabel 3 dan grafik 3 pada pertumbuhan tanaman kacang
panjang dengan perlakuan pupuk kandang kambing, sapi dan ayam pada dosis 10
kg memiliki rata-rata lebar daun yang sama yakni 10 cm.
4.2.4 Jumlah daun
Dari pengamatan terhadap tabel 4 dan grafik 4 pada pertumbuhan tanaman
kacang panjang dengan perlakuan pupuk kandang kambing, sapi dan ayam pada
penggunaan dosis 10 kg dapat diketahui bahwa pada perlakuan pupuk kandang
sapi memiliki jumlah daun yang lebih banyak dari pada tanaman kacang panjang
dengan perlakuan pupuk kandang kambing dan ayam. Yakni pada sampel 4
perlakuan pupuk kandang kambing 5 MST jumlah daun 41 lembar, pada sampel 4
perlakuan pupuk kandang sapi 5 MST jumlah daun 99 lembar dan pada sampel 4
perlakuan pupuk kandang ayam 5 MST jumlah daun 43 lembar.
4.2.5 Diameter batang
Dari pengamat tabel 5 dan grafik 5 terhadap pertumbuhan tanaman kacang
panjang pada perlakuan pupuk kandang kambing, sapi dan ayam dengan dosis 10
kg. pada pengamatan ini didapatkan bahwa tanaman kacang panjang dengan
perlakuan pupuk kandang ayam memliki diameter yang lebih besar pada sampel 4
yakni 3,5 cm di 5 MST, untuk perlakuan pupuk kandang kambing pada sampel 4
yakni 3 cm di 5 MST, dan untuk perlakuan pupuk kandang sapi pada sampel 4
yakni 2,9 cm di 5 MST.
4.2.6 Biosaka
Biosaka merupakan produk non paten dan non pupuk yang diramu sendiri
oleh petani. Produk biosaka merupakan elisator, artinya suatu produk yang
berfungsi sebagai signaling bagi tanaman untuk tumbuh dan berproduksi lebih
bagus. Biosaka diramu dari berbagai jenis rumput-rumputan/tanaman dengan
minimal 5 jenis tanaman sebanyak 1 genggaman tangan. Biosaka dibuat dari
tanaman/rerumputan yang sehat atau dalam keadaan optimal, tdak terserang hama,
jamur, virus dan tidak boleh dari daun yang berlendir.

14
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari kegiatan praktek budidaya tanaman kacang panjang (Vigna
unguiculata sesquipedalis). Dengan perpandingan pupuk kandang kambing, sapi
dan ayam dengan dosis 10 kg dapat diperoleh kesimpulan berikut :
1. Dalam pembudidayaan tanaman kacang panjang (Vigna unguiculata
sesquipedalis) diperlukan cara penanaman yang benar sehinggah diperoleh
sawi dengan kualitas maksimal.
2. Tanaman kacang panjang harus memerlukana perawatan dan pemeliharaan
agar tumbuh dengan baik dan tidak mati
3. Pemberian pupuk pada tanaman kacang panjang sangat berpengaruhpada
pertumbuhan serta bemberian pupuk tidak boleh terlalu banyak dan tidak
boleh terlalu sedikit
4. Pemberian pupuk kandang kambing, sapi dan ayam memiliki pengaruh
yang berbeda-beda terhadap pertumbuhan kacang panjang
5. Kacang panjang memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan manusia
6. Pemahaman dalam pembuatan biosaka
5.2 Saran
Semoga kedepannya tanaman organik dapat banyak dibudidayakan oleh
petani agar sayuran ataupun buah-buahan yang dikonsumsi oleh masyarakat
merupakan produk sehat tanpa ada kandungan bahan kimia didalamnya demi
mencegah tersebarnya penyakit berbahaya yang disebabkan oleh residu pestisida.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anindya, T,2009, Prospek Enzim dan Limbah Lignoselulosa untuk Produksi


Bioetanol, Pusat Penelitian Bioeteknologi, LIPI

Haryanto. 2011. Budidaya Kacang Panjang. Penebar Swadaya. Jakarta.

Mubarak, H, 2013.Sukses Bertanam Kacang Panjang. ARC Media. Jakarta.

Pitojo, S, 2006. Benih Kacang Panjang. Kanisius. Yogyakarta.

Riyanti, Y. 2009. Pengaruh Jenis Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Bibit


Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.). Skripsi. Institut Pertanian
Bogor. Bogor. 52 hlm.

Sumadi. (2013). Usaha Tani Kacang Panjang. Yogyakarta. Kanisius.

Sari, V. A., Rita, H., & Niani, C. R. (2019). Optimalisasi Produksi Tanaman
Terong Dengan Pemanfaatan Mulsa Organik. Jurnal Optimalisasi, 46-51.

Sunghening, W., Tohari., Shiddieq, D. (2012). Pengaruh Mulsa Organik Terhadap


Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Kacang Hijau (Vigna radiata L.).

Tim Karya Tani Mandiri. 2011. Pedoman Bertanam Kacang Panjang. Nuans
Aulias. Bandung.

16
LAMPIRAN

Gambar 1. Pembukaan lahan Gambar 4. penyiraman


tanaman

Gambar 2. Pembuatan bedengan Gambar 5. pengukuran


tanaman

Gambar 3. Pemasangan jerami Gambar 6. pengukuran

17
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap MAGFIRA SY.


BINANGKARI, dilahirkan pada tanggal 16
Agustus 2003 di Ampana kota, Kabupaten
Tojo Una-una.penulis merupakan anak ketiga
dari 4 bersaudara dari pasangan SYAHRUN
BINANGKARI dan HADIJAH DJAU.
Jenjang pendidikan formal yang pernah
penulis tempuh yaitu :

1. Tahun 2016 menyelesaikan Sekolah Dasar (SD), di SD Negeri 8


Ratolindo, Kecematan Ratolindo, Kabupaten Tojo Una-una
2. Tahun 2019 menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), di
SMP Negeri 1 Ratolindo, Kecamatan Ratolindo, Kabupaten Tojo
Una-una
3. Tahun 2022 menyelesaikan Sekolah Menengah Atas (SMA), di SMA
Negeri 1 Ampana Kota, Kecamatan Ampana Kota, Kabupaten Tojo
Una-una
4. Tahun 2022 melanjutkan Pendidikan Strata 1 (S1) pada Program Studi
Agroteknologi di Fakultas Pertanian Universitas PSDKU UNTAD 2
TOJO UNA-UNA

18

Anda mungkin juga menyukai