Anda di halaman 1dari 5

SOP BUDIDAYA KOMUNITAS UBI JALAR (Ipomoea batatas L.

PRAKTIKUM MEDIA TUMBUH


Kelompok 1:
Nida Toyyibah 11416025
Trisekar Akbar Pamungkas 11416051
Dewi Rahmadani 11417013
Annisa Humaira 11417027
Novan Kopriadi 11417037
Nurun Nahdhoh Shohihah 11417044

I. Cara Budidaya
Ubi jalar merupakan salah satu sumber karbohidrat yang dapat dipanen dalam
waktu 3-8 bulan. Selain karbohidrat, ubi jalar memiliki kandungan vitamin A, C,
mineral, dan antosianin yang sangat berguna untuk kesehatan. Pada tahun 1990 hingga
2001 terdapat 8 varietas unggul yang telah dilepas. Varietas ini memiliki produktivitas
tinggi dan tahan terhadap hama boleg cylas formicarius dan penyakit kudis Shaceloma
batatas (AMR, 2018). Menurut Hico (2019), budi daya ubi jalar dibagi ke dalam empat
tahap yaitu pemilihan bibit, persiapan lahan, penanaman, dan perawatan.
Pemilihan bibit ubi jalar dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu generatif dan
vegetatif. Secara generatif, merupakan pembibitan dengan pembuahan umbi sehingga
menghasilkan tunas baru. Jika menggunakan cara generatif, perlu diperhatikan untuk
memilih umbi yang berkualitas baik dan sehat dan umbi diiris menjadi 2 bagian agar
merangsang umbi cepat tumbuh akar dan tunas baru. Secara vegetatif, merupakan
pembibitan dengan menggunakan cara stek pada batang tanaman ubi jalar. Untuk
mendapatkan indukan stek yang baik, perlu diperhatikan faktor-faktor seperti tanaman
sudah berumur diatas 2 bulan dengan ruas batang pendek dan besar. Batang akan
dipotong 20-25 cm yang lebih baik jika dipotong pada pagi hari dengan setiap potongan
memiliki 2 ruas. Ruas pertama untuk pertumbuhan akar sedangkan ruas kedua untuk
pertumbuhan tunas baru.
Persiapan lahan dapat dilakukan dengan waktu 3 minggu sebelum penanaman
bibit, kondisi tanah yang baik untuk budi daya ubi jalar adalah tanah lempung berpasir,
gembur,dan banyak mengandung unsur hara, memiliki drainase yang baik, pH berkisar
5.5-7.5. Tanah yang biasanya digunakan untuk budi daya ubi jalar adalah tanah tegalan
atau bekas sawah karena memiliki kebutuhan pupuk yang cukup banyak.
Penanaman ubi jalar perlu diperhatikan beberapa hal diantaranya
membenamkan 2/3 stek batang ke dalam tanah. Jarak tanam antar satu baris adalah 40
cm yang bertujuan agar tanaman memiliki nutrisi dari unsur hara tanah secara
maksimal. Untuk menimbun bibit, dilakukan dengan cara yang halus. Setelah bibit
berhasil ditanamkan, dilakukan penyiraman pada pagi dan sore hari agar
kelembabannya terjaga. Untuk perawatan tanaman dilakukan rutin pada 2-3 minggu
untuk memastikan tanaman tumbuh tunas batang yang baru dan merambat liat ke tanah
untuk mengoptimalkan pertumbuhan awal dari bibit yang ditanam.
Setelah 3 minggu penanaman bibit, bibit yang mati digantikan dengan yang
baru dengan cara penyulaman dan dengan membersihkan pula gulma yang dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman ubi jalar. Selain membersihkan gulma, perlu
diperhatikan pula penyiraman pada ubi jalar. Penyiraman dapat dilakukan secara rutin
dan dapat dihentikan pada 2-3 minggu sebelum panen. Setelah 4 minggu penanaman
bibit, perlu dilakukan perawatan dengan penggemburan tanah yang bertujuan agar akar
tanaman tidak menjalar kemana-mana dan menghasilkan pertumbuhan yang optimal,
rapi, dan umbi yang dihasilkan cukup besar.
Ubi jalar siap dipanen pada usia 3.5-4.5 bulan tergantung pada varietas ubi jalar
yang ditanam. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada saat musim kemarau agar
menghindari umbi basah dan akan cepat busuk. Namun jika pemanenan dilakukan pada
saat musim hujan, dapat dilakukan pengeringan dengan cara dijemur atau dianginkan
supaya umbi lebih kering. Pemanenan yang sukses akan menghasilkan minimal 1kg
dari setiap bibit tanaman.
II. Waktu Tanam
Tanaman ubi jalar sebenarnya dapat ditanam sepanjang tahun. Namun,
pengaturan waktu tanam ubi jalar juga dapat tergantung pada kondisi lahan. Pada lahan
kering (tegalan), penanaman dapat dilakukan dua tahun sekali. Pertama pada bulan
Februari dengan masa panen sekitar Juni, dan pada bulan Juli hingga masa panen pada
bulan Oktober. Sedangkan pada lahan basah (sawah), ubi jalar ditanam pada akhir
musim hujan, yaitu sekitar bulan Maret atau April. Penanaman bibit ubi jalar di kebun
paling baik dilakukan pada pagi hari antara pukul 06.00 – 09.00 atau sore hari antara
pukul 16.00 – 17.30. Penanaman bibit pada siang hari dapat menyebabkan kelayuan
dan kematian bibit (Suparman, 2007) dan (Juanda dan Cahyono, 2000).

III. Jarak Tanam


Jarak tanam yang dianjurkan untuk menanam ubi jalar adalah 75 cm
(antarbarisan) x 30 cm (antartanaman) atau 100 cm (antarbarisan) x 25 cm
(antartanaman) dengan patokan guludan sama dengan barisan tanaman. Jarak tanam
yang optimal amat tergantung pada kesuburan tanah dan varietas atau klon ubi jalar
yang ditanam (Juanda dan Cahyono, 2000).
IV. Cara Pemupukan

Pemupukan untuk tanaman sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan


perkembangan ubi jalar. Usaha tani ubi jalar komersial menerapkan budi daya intensif,
dengan dosis pupuk yang beragam. Hal ini menjadi penyebab produktivitas ubi jalar
sangat beragam (Suyamto et al. 2011). Pupuk kandang yang dianjurkan untuk budi
daya ubi jalar yaitu sebanyak 5-10 t/ha (Widodo dan Rahayuningsih 2009). Untuk
lahan 2.4 m2 dibutuhkan pupuk kandang sebanyak 1.2 kg/luas lahan. Pupuk NPK juga
dibutuhkan untuk budi daya ubi jalar. Dosis pupuk N yang dibutuhkan yaitu 60 kg N/ha
(134 kg Urea), sehingga untuk lahan 2.4 m2 dibutuhkan pupuk urea sebanyak 32.5
gram/luas lahan. Dosis pupuk P yang dibutuhkan yaitu 23 kg P/ha (50 kg P2O5),
sehingga untuk lahan 2.4 m2 dibutuhkan pupuk P2O5 sebanyak 12 gram/luas lahan.
Sedangkan dosis pupuk K yang dibutuhkan 50 kg K/ha (90 KCl), sehingga untuk lahan
2.4 m2 dibutuhkan pupuk KCl sebanyak 22 gram/luas lahan (Juanda dan Cahyono,
2000).
Pemupukan dapat dilakukan dengan cara menaburkan pupuk secara merata
pada permukaa tanah. Untuk pupuk kandang dapat ditaburkan di permukaan tanah dan
diaduk dengan mencangkulnya. Untuk pupuk NPK, pupuk dimasukkan ke dalam tanah
yang berjarak 8 cm dari tanaman dengan kedalaman sekitar 7 cm. Kemudian tanah di
tutup kembali (Juanda dan Cahyono, 2000).

V. Penyulaman
Penyulaman pada tanaman ubi jalar dilakukan apabila kurang lebih 2 minggu
setelah penanaman terdapat bibit yang tidak tumbuh bahkan terlihat layu. Jika hal itu
terjadi, maka segera tanah dibuka dan dibuang bibit yang busuk atau layu tersebut.
Lubang bekas penanaman bibit dibiarkan beberapa saat agar terjadi penguapan gas-gas
racun yang ada dalam tanah, dan mikroba-mikroba pembusuk dapat mati oleh sengatan
sinar matahari. Setelah itu baru segera diadakan penyulaman. Bibit diambil dari jenis
atau varietas yang sama dan memiliki mutu bagus serta segar. Usahakan dalam
penyulaman tidak menggangu bibit yang sudah tumbuh baik. (Suparman, 2017).

VI. Penyiangan Gulma


Penyiangan merupakan pekerjaan mencabuti rumput atau gulma-gulma yang
menggagung pertumbuhan ubi jalar. Jika ternyata sudah tumbuh rumput dan gulma
maka segera diadakan penyiangan. Biasanya hal ini terjadi saat tanaman berumur 2
bulan sampai 3 bulan. Atau sebelum rumput-rumput berbunga, namun apabila gulma-
gulma dan rumput sudah tumbuh banyak sebaiknya dilakukan penyiangan agar tidak
mengganggu pertumbuhan ubi jalar. Penyiangan dilakukan dengan cara sebagai berikut
:
1. Dibersihkan serta mencabuti gulma dan rumput
2. Dibongkar bedangan bagian kanan dan kiri masing 20-30 cm, sedangkan
bagian tengah bedengan tidak perlu dibongkar dan
3. Dibentuk kembali bedengan seperti sedia kala
4. Disiram esok harinya atau sehari setelah penyiangan tanaman disiram
kembali dengan tidak terlalu banyak air, sehingga kelembaban terjaga

VII. Penjarangan
Pengajiran atau penjarangan adalah proses penataan lahan tamanan sesuai
dengan jarak tanam (pola tanam) dan kontur tanah dengan bantuan tali dan bambu.
Pengajiran ini dilakukan pada minggu ke-3 setelah tanam (ILO, 2013).
VIII. Penanganan Hama
Hama utama yang dapat menganggu komoditas ubi jalar adalah boleng Cylas
formicarius, penggerek batang Omphisa anastomasalis serta nematoda Meloidogyne
sp. Hama tersebut dapat dikendalikan dengan beberapa cara diantaranya adalah
penggunaan varietas yang tahan terhadap gangguan hama, penggunaan stek dari
tanaman sehat, perlakukan stek dengan mencelupkan stek ke dalam larutan insektisida
Marshal dengan dosis sesuai anjuran selama 2–3 menit, pemberian Furadan 3G secara
larikan 5–7 cm dari barisan tanaman, pengairan yang cukup, pembumbunan,
penangkapan serangga dewasa jantan dengan seks feromon, dan penyemprotan
insektisida nabati yaitu ekstrak daun atau biji mimba (Azadirachta indica) dengan
konsentrasi 4%, panen tepat waktu serta rotasi tanaman (Balitkabi, 2010).

IX. Panen

Panen ubi jalar idelanya dimulai pada umur 3 bulan, dengan penundaan paling
lama hingga 4 bulan. Panen yang lebih dari 4 bulan akan menyebabkan resiko serangan
hama yang cukup tinggi dan menurunkan hasil panen (Juanda dan Cahyono, 2000).
Menurut Juanda dan Cahyono (2000), tata cara penen ubi sebagai berikut.
a. Tentukan ubi jalar yang telah siap panen.
b. Potong batang ubi jalr dengan sabit, kemudian disingkirkan batangnya.
c. Gali guludan hingga ubi jalar terkuak.
d. Ambil dan kumpulkan ubi jalar di satu tempat.
e. Bersihkan ubi dari tanah yang melekat.
f. Lakukan seleksi dan sortir ubi berdasarkan ukurannya dan pisahkan
ubi yang utuh, terluka dan yang di serang hama.

SUMBER :

AMR. 2018. “Teknologi Budidaya Ubi Jalar”. [Online].


http://sulsel.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/publikasi/panduan-petunjuk-
teknis-leaflet/79-teknologi-budidaya-ubi-jalar. Diakses pada 23 Februari 2019
pukul 17.00 WIB.
Balitkabi. 2010. Teknologi Produksi Ubi Jalar. [Online].
balitkabi.litbang.pertanian.go.id/infotek/teknologiproduksiubijalar/. Diakses
pada 23 Februari pukul 18.57 WIB.
Hico. 2019. “Cara Budidaya Ubi Jalar Agar Hasil Melimpah dan Menguntungkan
Lengkap dengan Perawatannya” [Online] https://goodminds.id/budidaya-ubi-
jalar-ungu/ . Diakses pada 24 Februari 2019 pukul 10.00 WIB.
ILO. 2013. “Kajian Ubi Jalar dengan Pendekatan Rantai Nilai dan Iklim Usaha di
Kabupaten Jayawijaya”. [Online]
http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/@asia/@ro-bangkok/@ilo-
jakarta/documents/publication/wcms_342931.pdf . Diakses pada 23 Februari
2019 pukul 22.24 WIB.
Juanda, D., dan B. Cahyono. 2000. Ubi Jalar: Budidaya dan Analisis Usaha Tani.
Yogyakarta: Kanisius.
Suparman. 2007. Bercocok Tanam Ubi Jalar. Jakarta: Azka Press.
Suyamto, H. Sembiring, M.M. Adie, dan J. Wargiono. 2011. “Prospek dan Kebijakan
Pengembangan Ubi Jalar”. Puslitbang Tanaman Pangan, 1(2) : 3-20
Widodo, Y. dan S.A. Rahayuningsih. 2009. “Teknologi Budi Daya Ubi Jalar
Mendukung Ketahanan Pangan dan Usaha Agro Industri”. Bul. Palawija, 17(2)
: 25-32.

Anda mungkin juga menyukai