Anda di halaman 1dari 22

TEKNOLOGI

BUDIDAYA UBI
JALAR DAN KETELA
POHON
Kelompok 4
ANGGOTA:

01. RAFIE RASYIDI


(150510200027) 04. CIPTO SUNARSO
(150510200055)

02. MEKKA MEDINA


(150510200146) 05. NAZHARA DHIYA M
(150510200165)

03. DEVINTA DWI A


(150510200051) 06. GRACE ANANDA N.
(150510200229)
TANAMAN
UBI JALAR
PENDAHULUAN

Ubi jalar merupakan salah satu tanaman yang


mempunyai potensi besar di Indonesia. Ubi
jalar dapat ditanam sepanjang tahun, baik
secara terus menerus, bergantian maupun
secara tumpang sari. Penghasil ubi jalar di
Indonesia adalah Jawa dan Irian Jaya yang
menempati porsi sekitar 59 persen (Aini,
2004). Menurut Badan Pusat Statistik (2009),
ubi jalar termasuk dalam tanaman pangan yang
paling penting dan serbaguna di dunia tetapi
belum banyak dimanfaatkan. Di Indonesia,
selama tahun 2001-2005 ubi jalar merupakan
tanaman sekunder urutan ketiga paling banyak
diproduksi setelah ubi kayu dan jagung dengan
jumlah rata-rata 1,85 juta ton per tahun.
KLASIFIKASI

Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Viridiplantae
Infra kingdom : Streptophyta
Divisi : Tracheophyta
Sub divisi : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Super ordo : Asteranae
Ordo : Solanales
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea L.
Spesies : Ipomoea batatas (L.)
Lam.
SYARAT TUMBUH

Tumbuh optimal pada suhu 24-29 derajat


celcius
Ubi jalar dapat tumbuh dengan subur pada
kondisi lingkungan yang panas dan lembab
Tanah yang ideal untuk ubi jalar adalah tanah
yang gembur, dengan drainase yang baik dan pH
sekitar 5,5-6,5.
Ubi jalar membutuhkan cahaya matahari penuh
dengan durasi penyinaran 11-12 jam per hari
Untuk pertumbuhan vegetatif, ubi jalar
membutuhkan 750-1500 mm air hujan.
Sementara untuk pembentukan ubi dibutuhkan
kondisi yang kering
Ubi jalar cocok di dataran rendah hingga
ketinggian 500 mdpl. Di ketinggian 1000 mdpl,
ubi jalar masih dapat tumbuh dengan baik
02

TEKNIK BUDIDAYA
UBI JALAR
PENGOLAHAN LAHAN
LAHAN KERING LAHAN SAWAH
Tanah agak berliat: Ditanam diawal musim kemarau
Pengolahan lahan dilakukan pada setelah panen padi
akhir musim kemarau. Dilakukan Pengolahan dilakukan dengan
dengan cara membalik bongkah- membabat jerami padi
bongkah tanah lalu dibuat guludan Jerami padi kemudian ditimbun
tanah dan dibentuk guludan
Tanah berpasir Pada skala besar jerami dibabat
Pengolahan lahan dilakukan pada - dibakar kemudian dibajak dan
akhir musim kemarau. Dapat digaru lalu dibuat guludan
langsung dilakukan dengan
membajak dan membuat guludan
PERSIAPAN BIBIT
PENYEMAIAN
Salah satu perbanyakan menggunakan stek yaitu dengan metode stek sulur/stek
umbi. Perbanyakan stek sulur sebaiknya tidak dilakukan lebih dari 5 kali, harus
diperbarui dengan stek asal umbi.

LANGKAH PENYEMAIAN
Pilih umbi yang memiliki kualitas yang baik untuk indukannya
Tanam umbi pada bedengan
Tutup umbi yang sudah disemai dengan tanah
Setelah muncul tunas dan sulurnya lakukan pemanenan dengan cara memilih
bagian pucuk (stek 1) dan bagian bawah pucuk (stek 2) yang ukurannya sudah
sepanjang 25-30 cm.
Sebelum dipindahtanamkan lakukan seleksi terhadap stek yang telah dipanen.
CARA TANAM

Salah satu cara perbanyakannya: stek pucuk


dan stek batang
Posisi penanaman dapat tegak, bengkok, atau
miring
CARA TANAM

Umumnya, petani menanam stek beberapa


hari berikutnya setelah dipotong. Hal tersebut
agar getah tekah kering, sehingga
pembentukan akar lebih cepat
Jarak tanam di dalam baris (gulud) berkisar
20-30 cm, sehingga diperoleh populasi
tanaman 40.000 - 60.000
PEMELIHARAAN
Penyulaman Pemupukan

Bibit yang mati sebelum empat minggu Pemupukan dilakukan 2x: pemupukan awal
tanam sebaiknya disulam 1/3 bagian pupuk total, pemupukan kedua
Tanaman sulaman diberi perlakuan lebih dari 2/3 bagian pupuk total.
segi pupuk, air, serta penggemburan tanah. Hara terangkut oleh hasil panen 15 t/ha
adalah sejumlah 70 kg N, 20 kg P, dan 110 kg
K.

Pengairan Pengendalian Gulma

Pengairan di musim kemarau → minimal 1x Pemberian mulsa jerami padi 5-10 t/ha
per 2-3 minggu Pertumbuhan tajuk dapat menekan gulma,,
Pengairan pertama: setelah pemupukan dan mulsa jerami terdekomposisi menjadi
dasar; pengairan kedua: setelah pemupukan bahan organik.
kedua; pengairan ketiga: pada umur 2,5 - 3 Tidak menggunakan mulsa → penyiangan →
bulan. pada 30 HST sebelum pemupukan kedua
TANAMAN
KETELA
POHON
KETELA POHON
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliohyta
Sub divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliophyta
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot Mill.
Spesies : Manihot esculenta Crantz
(USDA, 2018)
KETELA POHON
MORFOLOGI SIKLUS HIDUP
Batang tanaman singkong berbentuk Dapat diperbanyak dengan cara stek batang
bulat diameter 2,5-4 cm, berkayu Panen 6-24 BST
beruas-ruas, dan panjang. Fase Hidup :
Tinggi tanaman singkong dapat mencapai
1-4 m
Singkong memiliki sistem perakaran 1. Perkecambahan (5-15 HST)
tunggang atau dikotil 2. Pembentukan daun dan akar (15-90 HST)
Ubi ketela pohon adalah akar yang 3. Pertumbuhan maksimum (90-180 HST)
berubah bentuk dan fungsi menjadi 4. Translokasi karbohidrat ke akar (180-300 HST)
tempat cadangan makanan 5. Dormansi (300-360 HST)
Akar penyimpanan tidak dapat
diperbanyak
Daun menjari, bunga monoecious, ubi
bulat memanjang bagian dalam umbi
berwarna putih.
SYARAT TUMBUH
Ketela pohon merupakan jenis tanaman C3 yang bisa hidup
dengan adanya naungan tetapi penggunaannya sebaiknya
dihindari
Suhu optimal 25-29 derajat celcius
Curah hujan yang dibutuhkan saat tanaman berumur 1-3
bulan membutuhkan 150-200 mm
Tahan akan adanya kekurangan air
Nutrisi yang terambil yang paling banyak kalium
Kelebihan N : daun daun batang overproduksi, akar
penyimpanan sedikit
Kekurangan N : menyebabkan pertumbuhan terhambat
(produksi daun 200-300 kg/ha)
Kekurangan P : Nekrosis daun muda, tanamannya kerdil
Kekurangan K : pinggir daunnya kuning
TEKNOLOGI
BUDIDAYA
KETELA POHON
Pembibitan Pengolahan Lahan
Berasal dari tanaman induk yang Analisa kesuburan tanah (pH)
cukup tua (10-12 bulan). Pembersihan lahan, olah
Berdiameter + 2,5 cm lurus tanah dan pembuatan
Memilih batang bagian bawah bedengan
sampai tengah Pengapuran (1-2,5 ton/ha)

Penanaman Pemeliharaan
Memperhatikan cuaca/musim Melakukan penyulaman pada
(awal musim hujan) bibit mati / abnormal
Jarak tanam ideal (100 x 100 cm Pemangkasan tunas-tunas
atau 100 x 40 cm) Pembumbunan secara teratur
Menanam dengan kedelaman 5- (berbarengan dengan
10 cm penyiangan)
Pemupukan
Pemupukan dilakukan menggunakan
pupuk N P, K ketika tanaman
berumur 2-3 bulan dengan dosis N :
P : K = 2/3 : 0 : 2/3
Pemanenan
Pengairan dan Penyiraman Panen dilakukan ketika tanaman telah
mencapai 6-8 bulan.
Melakukan pengairan dengan sistem genangan Pemanenan dilakukan dengan cara
pada tanah yang kering agar air dapat mencabut batangnya, umbi yang
tersalurkan hingga ke akar. tertinggal kemudian diambil menggunakan
Pengairan dilakukan sebanyak dua kali dalam cangkul.
seminggu / disesuaikan kebutuhan hingga Menyimpan hasil panen dilokasi strategis
tanah lembab dan melakukan pemilihan umbi ketela
yang bersih, segar, tidak cacat, dan besar.

Penyemprotan Pestisida
Pestisida digunakan sesuai dengan anjuran dan
dilakukan pada pagi hari / sore hari. Jenis dan
dosis pestisida juga disesuaikan dengan serangan
hama dan penyakitnya.
KESIMPULAN
Ubi jalar dan ketela pohon merupakan tanaman umbi umbian yang memiliki potensi
besar di Indonesia. Kedua tanaman tersebut dapat diperbanyak baik secara vegetatif
maupun generatif. Perbedaannya untuk ubi jalar dapat diperbanyak menggunakan
umbinya sedangkan ketela pohon tidak bisa. Hal tersebut dikarenakan akar
penyimpanan pada tanaman ketela pohon masih berfungsi untuk menyerap air dan
unsur hara sedangkan pada tanaman ubi jalar akar penyimpanan sudah berubah
fungsi dan tidak lagi menyerap unsur hara.

Dalam pemeliharaannya tanaman ubi jalar dan ketela pohon tidak jauh berbeda yaitu
terdiri dari pengairan, pemupukan, penyulaman, pembumbunan, penyulaman, dan
pengendalian terhadap OPT
DAFTAR PUSTAKA
Wahyurini, E., & Sugandini, D. (2021). Budidaya dan Aneka Olahan Singkong.

Widodo, Y., & Rahayuningsih, S. A. (2009). Teknologi budidaya praktis ubi jalar
mendukung ketahanan pangan dan usaha agroindustri.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai