Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN

Kedelai (Glycine max L) merupakan salah satu


komoditas pangan bergizi tinggi sebagai sumber protein
nabati dan rendah kolesterol dengan harga terjangkau.
Kedelai juga merupakan komoditas pangan yang penting
setelah padi dan jagung. Konsumsi kedelai dalam bentuk
segar maupun dalam bentuk olahan dapat meningkatkan
gizi masyarakat. Di Indonesia, kedelai banyak diolah
untuk berbagai macam bahan pangan, seperti : tauge,
susu kedelai, tahu, kembang tahu, kecap, oncom, tauco,
tempe, es krim, minyak makan, dan tepung kedelai.
Selain itu, juga banyak dimanfaatkan sebagai bahan
pakan ternak.

1
VARIETAS
Varietas kedelai yang dianjurkan untuk lahan bekas
tanaman padi adalah varietas yang berumur genjah
(kurang dari 80 hari) dan berumur sedang (81 89 hari).
Varietas Kedelai yang dirilis Pemerintah : Dega 1, Devon
1 (2015); Demas 1, Dena 1, Dena 2 (2014); Dering
1(20120; Gema (2011); Argopuro (2005); Anjasmoro
(2001); Grobokan (2000); Wilis (1999) atau Varietas
lokal yang adaptif terhadap lingkungan.
Hal yang perlu diperhatikan secara khusus untuk
mendapatkan benih bermutu tinggi adalah sortasi dan
penyimpanan benih.

Biji terpilih adalah yang sehat, utuh/ bernas dan memiliki


daya tumbuh tinggi. Syarat-syarat benih bermutu, yaitu:
a. Murni dan diketahui nama varietasnya.
b. Berdaya kecambah tinggi, yaitu 80 % atau lebih.
c. Memiliki vigor yang baik : tumbuh cepat dan
serempak, kecambahnya sehat.

2
d. Bersih, tidak tercampur dengan biji rumput, kotoran
dan biji tanaman lainnya.
e. Sehat, tidak menularkan penyakit, serta tidak terinfeksi
cendawan yang menyebabkan busuk.
f. Bernas, tidak keriput dan utuh serta kering.
Kebutuhan benih per hektar berkisar antara 30 - 50 kg,
tergantung pada :
a. Jarak tanam yang digunakan.
b. Ukuran biji ( berat 100 biji)
c. Daya tumbuh benih.

Syarat Tumbuh

Tanaman kedelai sangat cocok ditanam di lahan terbuka


di daerah berhawa panas. Di Indonesia, tanaman kedelai
dapat tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah
sampai daerah dengan ketinggian 1.200 m dpl. Curah
hujan berkisar antara 150 mm – 200 mm/bulan dengan
lama penyinaran matahari 12 jam/hari, dan kelembapan
rata-rata (RH) 65%. pH bagi pertumbuhan kedelai dan
bakteri Rhizobium adalah 6,0 – 6,8. Jika pH tanah

3
kurang dari 6,0, Untuk menaikkan pH, dilakukan
pengapuran misalnya dengan Kalsit, Dolomit, atau kapur
bakar. Pemberian kapur dilakukan sekitar 2 hingga 4
minggu sebelum tanam bersamaan dengan pengolahan
lahan.

Pemilihan Benih

Kualitas benih sangat menentukan kualitas kedelai pula.


Oleh karena itu, agar dapat memberikan hasil yang
memuaskan, harus dipilih varietas kedelai yang sesuai
dengan kebutuhan, mampu beradaptasi dengan kondisi
lahan tanam, dan memenuhi standar mutu benih yang
baik.

Sebelum dilakukan kegiatan penanaman, terlebih dulu


diberi pupuk dasar. Pupuk yang digunakan berupa TSP
sebanyak 75 kg – 200 kg/hektar, KCl 50 kg – 100
kg/hektar, dan Urea 50 kg/hektar. Dosis pupuk
disesuaikan dengan anjuran. Pupuk disebarkan secara
merata di lahan, atau dimasukkan ke dalam lubang di sisi
kanan dan kiri lubang tanam sedalam 5 cm.

Penanaman
4
 Benih kedelai ditanam dengan tugal. Pada kondisi
musim kemarau, sebaiknya lubang tanam lebih
dalam untuk menghindari kekeringan, sedangkan
pada musim hujan lubang tanam sebaiknya lebih
dangkal untuk menghindari pembusukan akar akibat
tanah becek.
 Kebutuhan benih : 25-40 kg, tergantung dari ukuran
biji. Semakin besar ukuran biji sebanyak banyak
benih yang dibutuhkan, sebaliknya semakin kecil
ukuran biji semakin sedikit kebutuhan benih.
 Jarak tanam : 40 cm x 25 cm atau 40 cm x 20 cm
atau 40 cm x 15 cm atau 40 cm x 10 cm tergantung
dari tingkat kesuburan tanah dan umur tanaman.
Semakin tinggi kesuburan tanah, sebaiknya jarak
tanam yang digunakan yang lebih renggang begitu
pula sebaliknya semakin rendah tingkat kesuburan
tanah sebaiknya menggunakan jarak tanam yang
lebih rapat. Begitu pula pada umur varietas, varietas
yang umur pendek (genjah), sebaiknya menggunakan
jarak tanam yang lebih rapat (40 cm x 10 cm),
varietas yang umur sedang sebaiknya menggunakan
jarak tanam yang sedang (40 cm x 15 cm), dan

5
varietas yang umur dalam (umur panjang), jarak
tanam yang digunakan lebih renggang (40 cm x 25
cm).
 Pada lahan sawah tadah hujan, sebaiknya penanaman
dilakukan tidak lebih dari 7 hari setelah panen padi.
Hal ini dilakukan untuk memanfaatkan kelembaban
tanah untuk perkecambahan benih. Pada kondisi
tanah kering, ada beberapa cara yang sering
dilakukan petani antara membuat alat tugal yang
dilengkapi dengan penampungan air seperti yang
dilakukan oleh petani di Panincong dan Batu-Batu.
Alat ini cukup efektif untuk membantuk biji
berkecambah pada kondisi tanah kering. Lubang
yang dibuat pada musim kemarau sebaiknya lebih
dalam. Hal ini dimaksudkan untuk memperdalam
perakaran tanaman sehingga terhindar dari
kekeringan. Sedangkan lubang tanam yang dibuat
pada musim hujan sebaik lebih dangkal. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari pembusukan akar
akibat kelembaban yang terlalu tinggi. Cara kedua
yang dapat dilakukan bila menanam dimusim
kemarau adalah merendam benih sebelum ditanam

6
(3-8 jam) tergantung dari kondisi kadar air benih
kedelai.

Pemupukan

Untuk lahan sawah bekas pertanaman padi, cukup


diberikan pupuk NPK dengan dosis 200 – 300 kg/ha,
tergantung dari tingkat kesuburan tanah. Pemberian
pupuk diberikan secara larikan atau ditabur diantara
barisan tanaman. Setelah ditaburi pupuk segera diairi
untuk menghindari terjadi kekeringan tanaman akibat
reaksi pupuk. Bisa juga pemberian pupuk dilakukan
setelah tanaman diari. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya kekeringan tanaman akibat
penggunaan pupuk.

PENGAIRAN
Pada awal pertumbuhan (15-21 hst), saat berbunga (umur
25-35 hari), dan saat pengisian polong (umur 55-70 hari)
tanaman kedelai sangat peka terhadap kekurangan air.
Pada fase tersebut tanaman harus diari apabila tidak
turun hujan. Pada saat pemberian air, untuk mempercepat

7
peresapan air keseluruh bagian sawah, maka sebagian
saluran air ditutup.

Hama tanaman kedelai umumnya banyak menye-rang


bagian batang tanaman muda, daun dan polong. Ham
utama tanaman kedelai setelah padi gadu yaitu tikus, ulat
grayak dan hama penggerek polong.

a. Pengendalian hama tanaman yang masih muda.

Hama yang biasa menyerang yaitu lalat kacang atau lalat


bibit. Lalat bibit meletakan telurnya pada keeping biji
atau daun muda, menetas dan menggerak batang.
Penggunaan insektisida Larvin pada benih dapat
menekan serangan hama ini, dengan dosis 20 gram/kg
benih.

b. Pengendalian hama daun.

Hama daun terdiri dari berbagai jenis ulat, terutama ulat


grayak, aphis dan lalat putih. Pengamatan intensif
disertai pencegahan dini sangat diperlukan. Apabila tidak
bisa diatasi dengan pencegahan, maka dapat dilakukan

8
penyemprotan dengan Atabron 50 EC, Matador 25 EC,
Bayrusil 250 EC dengan dosis 2 cc/liter air.

c. Pengendalian hama polong.

Hama polong terdiri dari penggerek polong dan pengisap


polong. Pengendaliannya secara preventif dilakukan
penyemprotan insektisida pada satu minggu setelah
berbunga, dan diulang setiap dua minggu jika terdapat
serangan, penyemprotan dihentikan dua minggu sebelum
dipanen. Insektisida yang dapat digunakan yaitu :
Trebon50 EC, Tamaron 200 LC dan Lannate dengan
dosis 2 cc/liter air.

d. Pengendalian hama tikus

- Sebelum tanam kedelai, yaitu menjelang panen padi,


adakan gerakan pengendalian tikus secara intensif
dengan cara gropyokan dan emposan.

- Lingkungan sekitar tanaman harus bersih, untuk meng-


hindari tikus bersarang.

- Adakan pengemposan dan pengumpanan tikus terus


menerus selama pertanaman kedelai.

9
e. Pengendalian penyakit

Untuk pengendalian penyakit karat daun dan sclerotium,


dapat digunakan fungsidida, seperti Dithane M-45
dengan dosisi 2 gram / liter air. Sedangkan penyakit-
penyakit tanaman kedelai yang disebabkan oleh bakteri
dan virus masih sulit pengendaliannya, oleh sebab itu
sebaiknya dilakukan iradikasi (tanaman yang terserang
dicabut dan dibakar) atau memberantas serangga yang
merupakan penularnya (vektor).

Panen dan Pascapanen

1. Panen.

Panen dilakukan apabila semua daun tanaman telah


rontok, polong berwarna kuning/coklat, dan telah
mengering. Panen dilakukan dengan memotong
pangkal batang pakai sabit. Hindari panen dengan
cara mencabut tanaman untuk menghindari
tercampurnya hasil panen dengan tanah.

Perontakan dapat dilakukan dengan menggunakan


Power Treser (Perontok dengan menggunakan

10
mesin) atau dengan cara manual pakai kayu.
Perontokan dengan cara manual sebaiknya
menggunakan kayu yang tidak bersegi untuk
menghidari pecahnya biji akibat pukulan kayu.

2. Pasca Panen

Biji yang sudah dibersihkan , kemudian dijemur


selama 3-5 hari tergantung dari kondisi cuaca. Untuk
penyimpanan biji sebaiknya menggunakan karung
plastik dengan kadar 10-12%. Hal ini dimaksudkan
supaya dapat bertahan lama dan tidak mudah
diserang oleh hama dan penyakit.

Biji yang mau dijadikan benih sebaiknya kadar


airnya berkisar 9-10% dan disimpan dalam wadah
yang tertutup seperti jergen atau drum untuk benih
jumlah yang terbatas. Sedangkan benih yang
jumlahnya banyak sebaiknya dikemas menggunakan
plastik dengan ketebalan 0,2 mm kemudian
dimasukkan ke dalam karung.

11

Anda mungkin juga menyukai