Anda di halaman 1dari 16

Edisi IV

Januari 2018
Mengapa dengan teknologi Organik MMC?
- Dapat mengurangi penggunaan pupuk NPK ( secara bertahap) dari 25 %
sampai 50%.
- Peningkatan hasil/produksi padi 25 % sd 40%
- Penghematan penggunaan pupuk kandang. Sebagai gambaran, 1 botol
MOSA GOLD (500 gr) setara dengan 1 ton pupuk kandang, sehingga
efisien dan praktis.
- Pupuk organic MMC mampu bertahan lama di tanah dan diserap oleh
tanaman secara bertahap (slow release)
- Peningkatan kualitas panen, jumlah anakan dan bulir padi lebih bernas
- Penggunaan agens hayati MMC Lebih menjamin bebas residu pestida
kimia, sehingga meningkatkan nilai jual
- Pada lahan, lebih menjamin kelestarian kesuburan tanah
- Dan berbagai keuntungan lainnya

Gambar 1 Perbedaan mencolok padi (sebelah kiri) tanpa pupuk organik


MMC, (sebelah kanan) menggunakan pupuk organik MMC. Lokasi lahan -
Padi Jenis Cisadane Super, Lahan Pak Arif –Tasimalaya Jabar

Gambar; Padi varietas lokal, dengan pupuk MMC hasil ubinan mencapai
12.1 ton per hektar, Kec bayombong, Kab garut

0
Budidaya Padi Dengan Teknologi Organik MMC

Padi yang menghasilkan beras merupakan salah


satu tanaman populer sebagai tanaman pangan.
Padi (Oryza sativa) bisa tumbuh baik pada
ketinggian 0 – 1.500 m dpl dengan temperatur
19 -27 oC. Memerlukan penyinaran matahari
penuh tanpa ada naungan. Cocok ditanam pada
kondisi tanah yang subur dan berlumpur.

Padi bisa ditanam pada lahan sawah, di tegalan


dengan padi gogo rancah atau di lahan rawa /
pasang surut.

Memilih benih dan pentingnya perendaman benih dengan


BIO-SPF
Gunakan benih bersertifikat ( label biru ) atau benih yg sudah teruji mutunya.

Tujuannya;

 Agar benih cepat tumbuh


 Untuk mengantisipasi berbagai penyakit, seperti penyakit kresek, blast dll

Cara perendaman benih, sebelum disebar benih direndam dalam larutan BIO SPF dosis 1
sendok / liter air dan HORTECH dosis 2 cc (1 sendok)/ liter air. Banyaknya air untuk
merendam disesuaikan dengan berat benih yang direndam. (Lihat : manfaat BIO SPF untuk
perendaman benih).
Rendam benih selama 8 – 12 jam, dan benih yang mengambang dibuang.
Benih yang telah direndam selanjutnya diperam hingga berkecambah.

Penyemaian bibit padi


Untuk luas tanam 1 Ha sawah perlu disiapkan lahan
persemaian 400 – 500 m2 ( sekitar 0,2 luas pertanaman )
dengan lebar bedeng 120 – 130 cm, tinggi 5 cm. Sekitar 10
cm tepi kanan dan kiri bedengan jangan ditaburi benih.

 Persemaian diberi pupuk dengan 100gr urea dan 10gr


TSP per m2 dan ditabur waktu membuat bedengan Penyemaian padi kira-kira 20 hari untuk
persemaian. type umum, type SRI 11 hari, Haston 40
 Taburkan benih 50 -70 gram untuk tiap m2 persemaian. hari
Kebutuhan benih 20 -25 kg per Ha.
 Air dijaga agar tidak menggenangi bedengan sebelum

1
muncul 1 daun dan dijaga agar tetap basah.
 Setelah bibit berumur 10 hari disemprot dengan POC AGRITECH dengan dosis 2 tutup ( 1
tutup=10 cc) per tanki isi 14 liter air bersih.
 Semprotkan TOP BN ( MOSA BN) pada persemaian untuk pengendalian penggerek
batang padi, wereng, walang sangit. Dosis 30 gr TOP BN (MOSA BN) dalam 1 tanki isi 14
liter air bersih.

Apabila menghendaki budidaya padi secara organik, pada persemaian ini penggunaan pupuk
kimia (UREA & TSP) dapat diganti/disubtitusikan dengan kompos atau pupuk kandang
sebanyak ± 2 kg per luasan meter persegi.

Memulai pengolahan sawah


Penanaman dapat dilakukan pada berbagai jenis tanah asalkan dapat tersedia struktur
lumpur dengan kedalaman 15 -30 cm. Untuk mendapatkan struktur lumpur dengan baik
perlu dilakukan :
 Merendam lahan yang akan diolah selama 3 -4 hari.
 Pembajakan ke 1.
 Merendam 2 – 3 hari.
 Pembajakan ke 2.
 Merendam 2 – 3 hari.
 Menggaru dan meratakan permukaan tanah agar dapat menahan air dengan baik dan
merata hingga lahan siap ditanami.

Penanaman padi
 Tanam padi dilakukan dengan pindah bibit . Pindah bibit saat
umur 15 – 20 hari atau saat telah tumbuh 3 – 5 daun. Ciri bibit
yang baik yaitu batang bawah besar dan kuat, tumbuh seragam,
dan tidak terserang hama & penyakit.
 Tanam dangkal dengan kedalaman 1 – 2 cm, Jika terlalu dalam
akan mengakibatkan berkurangnya anakan.
 Jarak tanam saat musim kemarau ( April – juni ) 20 x 20 cm atau
25 x 25 cm. Saat musim penghujan ( Oktober – Januari ) 25 x 25
cm atau 30 x 30 cm.
 Bisa menggunakan jajar legowo 3 atau 4. Tanam model SRI
 Tiap titik tanam dianjurkan menanan 1 – 2 bibit.

Mengaplikasikan pemupukan makro untuk padi :

Dosis penggunaan pupuk Makro per Hektar :

Urea : 300 kg
SP 36 : 150 kg
KCl : 75 kg

Atau dapat juga berpedoman pada rekomendasi daerah setempat.

2
Perincian Pemupukan Padi :
Berikut ini panduan pemupukan berimbang kombinasi pupuk Makro/Anorganik dan
pupuk Mikro/pupuk Organik
Sebelum lahan di garu :
 Tebar 100 kg Urea + 100gr SP 36 + 25 kg KCl. Pupuk Tersebut dicampur dengan MOSA
GOLD 500 gr x 10 botol dan sebarkan merata ke lahan.
 Tebar Pupuk Kandang atau Kompos 2 – 5 Ton/ Ha.
Semprotkan ke lahan 1 tutup HORTECH/tanki 14 liter + 5
tutup AGRITECH / tanki 14 liter.
Tanaman umur 2 minggu;
 Semprotkan 1 tutup HORTECH/tangki 14ltr + 5 tutup
AGRITECH / tanki 14 liter.
Tanaman umur 25 hari;
 Tabur 100 kg urea + 50kg TSP + 25kg KCl, semprotkan 2 tutup
HORTECH / tanki 14 liter + 10 tutup AGRITECH / tanki 14
liter.
Tanaman umur 45 hari;
 Taburkan 100 kg urea + 25kg KCL, semprotkan 2 tutup
HORTECH / tangki 14ltr + 10 tutup AGRITECH / tangki 14ltr.
 Sehingga, kebutuhan Pupuk Mikro per Hektar :
MOSA GOLD (500 gr) 10 botol, AGRITECH (500 cc) 10 sd 15
botol, HORTECH (100 cc) 10-15 botol.

Apabila menghendaki budidaya padi secara organik, untuk penggunaan pupuk kimia (UREA,
TSP & KCL) dapat diganti/disubtitusikan dengan kompos atau pupuk kandang sebanyak 1 sd
2 ton per 1.000 m². Pemeberian dosis pupuk kandang sebanyak tersebut bisa dikurangi
(bertahap) setelah lahan cukup subur/gembur pada penananaman berikutnya. Pada
akhirnya pemberian pupuk kandang cukup diberikan 2 sd 3 ton per hektar.

Melakukan penyiangan untuk pengendalian gulma


Pengendalian gulma jenis daun sempit dan lebar dilakukan pada saat tanaman padi
berumur 21 – 45 hari setelah tanam.

Pengelolaan pengairan
 Jaga ketinggian air 3 cm saat umur 4 – 5 hari, agar bibit dapat tumbuh dan
menghambat gulma.
 Pada saat masa vegetatif sampai umur 35 hari digenangi air dengan ketinggian 5cm.
 Saat umur 35 – 40 hari ketinggian air dikurangi menjadi 3 cm guna menghambat
pertumbuhan gulma.
 Saat umur 40 – 80 hari genangan air dinaikkan menjadi 5 cm
Saat padi mencapai umur 80 hari genangan air dikurangi lagi menjadi 3 cm.
 Setelah padi bernas, sawah dikeringkan hingga panen.

3
Panen
Panen dilakukan saat masak bulir mencapai 90% atau saat malai bagian atas dan bawah
telah masak, bulir padi berwarna kuning, tangkai padi merunduk. Pemanenan dilakukan
dengan sabit atau ketam.

Perontokan bulir padi dilakukan dengan mesin perontok atau perontok kayuh. Dilakukan
penjemuran di bawah terik matahari selama 3 – 4 hari. Setelah cukup kering gabah disimpan
di gudang atau digiling dengan Rice Mill Unit untuk menjadi beras.

Gambar ; Panen padi dengan cara tradisional (kiri), Panen padi dengan mesin pemanen modern, (kanan)

4
Pengendalian Hama dan Penyakit utama
Pada Padi
Untuk meningkatkan produktivitas panen padi, petani perlu mengenal berbagai
hama dan penyakit pada tanaman padi. Penggunaan pestisida kimia yang terus menerus
selain berbahaya bagi manusia juga menimbulkan kerusakan lingkungan. Zat-zat kimia
berbahaya ini juga turut mematikan berbagai musuh alami dan organisme lain yang
dibutuhkan oleh ekosistem di lahan persawahan. Berikut berbagai cara pengendalian hama
dan penyakit pada padi secara organik.

Pengendalian Organisme pengganggu pada budidaya Padi, bisa dilakukan sebelum


terserang penyakit lakukan perendaman benih sebelum disebar dipesemaian dengan
larutan BIO SPF dengan dosis 10 gram/ 1 sendok dilarutkan dengan 1 liter air agar tanaman
lebih kuat dan terlindungi dari penyakit dari awal.
Berikut macam-macam hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman padi:

1. Hama putih (Nymphula depunctalis)


Gejala:
Menyerang daun bibit, kerusakan berupa
titik-titik yang memanjang sejajar tulang
daun, ulat menggulung daun padi.

Pengendalian:
(1) pengaturan air yang baik, penggunaan
bibit sehat, melepaskan musuh alami,
menggugurkan tabung daun;
(2) menggunakan TOP BN (MOSA BN) 30
gr untuk dilarutkan dalam 1 tanki isi 14
liter air. Dosis 1000 m2 diperlukan TOP BN (MOSA BN) 100 – 200 gr.

2. Padi Thrips (Thrips oryzae)


Trips padi sering tidak terlihat karena kecilnya.
Serangannya sering terjadi pada waktu bibit masih
dipersemaian dan selagi tanaman masih muda.
Kerusakan akan lebih nampak bila sawah tidak
berair lagi. Mungkin ini akibat rangkap dari
kombinasi kerusakan karena serangga tersebut dan
kekurangan air pada tanaman.
Kerusakan disebabkan serangga muda maupun
dewasa dengan jalan merobek jaringan batang dan
menghisap cairan tanaman.
Serangga ini bisa juga merusak malai padi. Kiri : Hama penyebab Thrips dengan
Tingkat kerusakan yang terjadi pada masa berbunga ukuran yang sangat kecil. Kanan : Padi
terkena serangan Thrips

5
menyebabkan beberapa gabah tak berisi, bahkan
seluruh malai jadi hampa.
Gejala:
 Daun menggulung dan berwarna kuning sampai
kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, pada
tanaman dewasa gabah tidak berisi.
Pengendalian:
 TOP BN (MOSA BN) 30 gr untuk dilarutkan dalam
1 tanki isi 14 liter air. Dosis 1000 m2 diperlukan Gambar 2 Padi yang terkena Thrips
TOP BN (MOSA BN) 100 – 200 gr.

3. Wereng penyerang batang padi:


Wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung
putih (Sogatella furcifera) dan Wereng penyerang daun padi/
wereng padi hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep). Wereng
jenis ini merusak dengan cara mengisap cairan batang padi dan
dapat menularkan virus.
Gejala:
Tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok
tanaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi
kerdil.
Gambar 3 Wereng coklat

Pengendalian:
(1) bertanam padi serempak, menggunakan varitas
tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR- 64,
Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan,
melepas musuh alami seperti laba-laba,
kepinding dan kumbang lebah;
(2) penyemprotan TOP BN (MOSA BN) 30 gr untuk
dilarutkan dalam 1 tanki isi 14 liter air. Dosis
1000 m2 diperlukan TOP BN (MOSA BN) 100 –
200 gr.

4. Walang sangit (Leptocoriza acuta)


Walang sangit menyerang buah padi yang masak susu.
Gejala:
Buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna
coklat dan tidak enak; pada daun terdapat bercak bekas isapan
dan bulir padi berbintik-bintik hitam.

6
Gambar 4 Telur walang sangit, walang sangit
dan bulir padi terkena serangan walang sangit

Pengendalian:
(1) Bertanam serempak, peningkatan kebersihan, mengumpulkan dan memusnahkan
telur, melepas musuh alami seperti jangkrik, laba-laba;
(2) Penyemprotan TOP BN (MOSA BN) 30 gr untuk dilarutkan dalam 1 tanki isi 14 liter
air. Dosis 1000 m2 diperlukan TOP BN (MOSA BN) 100 – 200 gr.

5. Kepik hijau (Nezara viridula)


Kepik hijau biasanya menyerang batang dan buah padi.
Gejala:
Pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah padi
yang diserang memiliki noda bekas isapan dan pertumbuhan
tanaman terganggu.
Pengendalian:
(1) Mengumpulkan dan memusnahkan telur-telurnya.
(2) Penyemprotan dengan TOP BN (MOSA BN) 30 gr
untuk dilarutkan dalam 1 tanki isi 14 liter air. . Dosis
1000 m2 diperlukan TOP BN (MOSA BN) 100 – 200 gr.

6. Penggerek batang padi


Hama penggerek batang padi ini terdiri atas: penggerek batang padi putih (Tryporhyza
innotata), kuning (T. incertulas), bergaris (Chilo supressalis) dan merah jambu (Sesamia
inferens). Menyerang batang dan pelepah daun.

7
Gejala:
Pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering
dan seluruh batang kering. Kerusakan pada tanaman muda disebut hama “sundep” dan
pada tanaman bunting (pengisian biji) disebut “beluk”.
Pengendalian:
(1) Menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan, menggenangi
sawah selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati, membakar jerami;
(2) Penyemprotan menggunakan TOP BN (MOSA BN) 30 gr untuk dilarutkan dalam 1
tanki isi 14 liter air. Dosis 1000 m2 diperlukan TOP BN (MOSA BN) 100 – 200 gr.

7. Hama Uret / Putul / Gambrengan / Katimumul (Phyllophaga helleri (Brsk))

Hama puthu ini terutama menyerang lahan yang ditanami padi gogo.
Gejala Serangan :
Hama yang menyerang adalah stadium larva yang disebut putul, gambrengan,
atau katimumul. Uret hidup diperakaran tanaman dan memakan akar. Selain itu
akar kulit pangkal batang juga dimakan.
Akar dimakan habis, daun menjadi layu, menguning, kering dan akhirnya
tanaman mati. Serangan pada jagung, padi gogo bisa parah. Serangan pada
tanaman tebu bersifat sporadis dan berada pada area yang sempit.
Biologi Hama :
Kumbang berwarna merah kecoklatan, panjang
tubuh 1,25 - 1,4 cm. Merupakan hama
penting pada padi gogo di sekitar Wonosari
Gunung Kidul.
Kumbang dewasa terbang setelah ada
hujan deras pertama kali pada awal musim
penghujan. Tidak berpindah jauh, jantang
terbang sekitar 100 cm, betina sekitar 10 m.
Betina hidup sekitar 5 minggu dan
berlelur di dalam tanah pada kedalaman 5 –
20 cm. Setelah menetas larva / putul makan
humus kemudian makan akar tanaman Padi gogo, jagung, tebu, sereh, sorghum
dan rumput, juga kacang dan singkong.
Larva berhenti tumbuh setelah 7 bulan saat akhir musim hujan. Pupa istirahat
selama 40 hari. Selanjutnya menjadi pupa dengan bertahan selama 2 bulan.
Kumbang muda hidup inaktif dengan beristirahat hingga menunggu musim hujan
tiba.
Cara Pengendalian :
1. Pengendalian secara mekanis pada kumbang dewasa/ imago dilakukan
dengan light trap di malam hari saat awal hujan ( awal oktober – pertengahan
Desember Cara seperti ini di Gunung kidul disebut nyuluh. Hama kumbang
Putul yang terkumpul dicuci kemudian digoreng untuk dikonsumsi. Rasanya
guruh karena kaya protein.
2. Pengaturan masa tanam yang tepat akan mendukung keberhasilan
pengendalian hama.

8
3. Cara Pengendalian dengan agens hayati MOSA META dengan bahan aktif
Metarrhizium anisopliae.
- MOSA META 100 gram dilarutkan air dalam drum isi 200
liter dan dicampur molase / gula cair 500 ml. Penyiraman
dilakukan pada larva di daerah potensi sarang.Pada
waktu 1 – 2 minggu akan muncul gejala mumifikasi pada
larva. Satu sachet MOSA META isi 100 gram
digunakan untuk lahan seluas 1000 m 2. Lahan
seluas 1 Ha diperlukan 10 sachet MOSA
META.
- Satu sachet / 100 gr MOSA META bisa
dicampur dengan pupuk kandang yang
sudah matang 50 kg untuk indukan dan
diperam selama 2 minggu agar spora lebih
berkembang dan aktif. Pupuk kandang indukan 50 kg bisa dicampur
dengan pupuk kandang 1 ton untuk luas lahan 1000 m2. Aplikasi disebar
merata pada daerah perakaran tanaman.

8. Penyakit Bercak daun coklat


Penyebab:
jamur Helmintosporium oryzae
Gejala:
Menyerang pelepah, malai, buah yang baru
tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji
berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi
dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan
kecambah mati.
Pengendalian:
Rendam benih sebelum ditebar dengan BIO SPF
Daun tanaman padi yang terkena penyakit
bercak daun coklat.

9. Penyakit Blast
Penyebab : jamur Pyricularia oryzae.
Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Daun, gelang buku,
tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk. Pemasakan makanan
terhambat dan butiran padi menjadi hampa.

9
Gambar : Tanaman padi yang terkena blast
Pengendalian:
(1) membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani,
Cimandiri, IR-48, IR-36, pemberian pupuk N di saat pertengahan fase vegetatif dan fase
pembentukan bulir;
(2) pemberian MOSA GLIO di awal tanam .
(3) Melakukan pencegahan merendam benih dengan BIO-SPF.

10. Hama tikus (Rattus argentiventer)


Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah.
Gejala:
Adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada
serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman.
Pengendalian:
Pergiliran tanaman, tanam serempak, sanitasi, gropyokan,
melepas musuh alami seperti ular dan burung hantu (tyto alba).
Sepasang burung hantu bisa melindungi 25 hektar tanaman
padi. Dalam waktu satu tahun, satu ekor burung hantu dapat
memangsa 1300 ekor tikus.Penggunaan burung hantu bisa Ternak burung hantu untuk
menurunkan serangan tikus pada lahan perkebunan maupun predator tikus alami
pertanian hingga di bawah 5 persen.

11. Burung
Menyerang menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan.
Pengendalian:
- Mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.
- Secara teknis dengan dengan memasang jaring

3 Paket Agens hayati & Pestisida organik untuk budidaya padi

10
Mengenal Musuh Alami & Refugia
Penggunaan Musuh Alami
Musuh Alami merupakan salah satu metode pengendalian hama biologis (pemanfaatan
makhluk hidup) untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Pengendalian hama ini
cukup unik karena amat bergantung kepada konsep yang ada di dalam ekologi, yaitu
predasi, parasitisme, herbivori, dan sebagainya yang menjadi musuh
alami hama di alam. Sehingga peran manusia sebagai pengelola lahan
dalam pengendalian hama terpadu juga penting.
Selaian penggunaan pestisida organik MOSA BN, salah satu hal yang
bisa dilakukan untuk mengendaliakan hama pada padi adalah
pemanfaatan musuh alami. Secara mudah petani dapat mulai mengenali
beberapa jenis serangga sebagai musuh alami hama, yakni ;
- Kumbang kubah ( Coconelid ), Kumbang Tanah (Carabidae) yang
memangsa larva wereng
- Jangkering ( Gryllidae sp ) yang memangsa telur penggerek batang, telur ulat grayak, dll
- Capung Jarum ( Coenagriodiae sp ) yang memangsa nimfa wereng.
- Kepinding air ( Veliidae sp , Mesovellidae sp ), Kepinding tanaman (
Miridae sp ), yang memangsa telur wereng dan nimfa wereng
- Semut, memangsa berbagai serangga hama dan telur.
- Tabuhan ( Pteromalidae sp ) yang mampu memangsa 4-8 telur
wereng setiap hari
- Laba-laba ( Lycosidae sp, Oxyopidae sp , Salticidae sp , Linyphiidae
sp, Araneidae sp, Tetragnathidae sp ) yang memangsa wereng,
walang sangit dll.

Metode Rufugia
Rufugia adalah metode pengendalian hama dengan memanfaatkan
ketertarikan hama pada bunga-bungaan. Metode ini dapat memancing
budidaya bunga untuk mengusir dan membunuh hama di sawah dapat
dengan mudah digantikan dengan bunga.
Refugia memiliki fungsi sebagai microhabitat dari serangga musuh
alami dan penarik hama tanaman. Tanaman yang termasuk refugia memiliki
bunga, seperti jengger ayam, tapak dara, bunga matahari, kenikir, dan bunga
kertas. Bunga pada tanaman refugia ini berfungsi sebagai penghasil nectar
yang baunya menarik serangga serangga musuh alami maupun serangga
hama tanaman. Serangga musuh alami akan memakan hama pada saat
berkompetisi mendapatkan nectar. Pada tanaman berbunga inilah terjadi
pengendalian hama tanaman secara alami sehingga mendukung keseimbangan lingkungan.
Pematang sawah dibuatkan sedikit lebih lebar sekitar 30 cm dan ditanaman bunga-
bungaan yang warnanya mencolok. Bunga yang warnanya mencolok mengundang musuh
alami dari hama-hama padi seperti lebah, dan kumbang.
Selain mereka menyukai sari pati bunga mereka juga
memakan hama yang ada di tanaman padi.
Beberapa jenis hama juga cenderung mereka
menyukai memakan bunga, sehingga mereka
dapat kita alihkan dari pada memakan padi.

11
Analisa Usaha Budidaya Padi ( Semi Organik )
dengan Teknologi MMC, Skala 1 Hektar
Kebutuhan Sarana Produksi :
1. Benih
50 kg x Rp. 20.000,- = Rp. 600.000,-
2. Pupuk Anorganik
a. Urea ; 100 kg x Rp. 1.900,- = Rp. 190.000,-
b. SP 36 ; 50 kg x Rp. 2.200,- = Rp. 110.000,-
c. Phonska ; 300 kg x Rp. 2.400,- = Rp. 720.000,-
3. Pupuk Organik dan ZPT
a. POC AGRITECH ; 10 botol = Rp. 500.000,-
b. POP MOSA GOLD ; 10 botol = Rp. 1.000.000,-
c. Hormon Organik HORTECH ; 10 botol = Rp. 500.000,-
4. Pembenah tanah
a. Dolomite ; 200 kg x Rp. 450,- = Rp. 90.000,-
5. Bio Pestisida
a. Agens Hayati BIO SPF ; 10 pack = Rp. 500.000,-
c. Agens Hayati Top BN ; 10 pack = Rp. 500.000,-
TOTAL = Rp. 3.810.000,-

Tenaga kerja dan Olah tanah,


Panen & Pasca Panen
1. Olah tanah, pembibitan, penanaman, = Rp. 4.000.000,-
2. Penyiangan, & pemupukan (2 kali),
penyemprotan = Rp. 3.000.000,-
3. Biaya pemanenan, pasca panen dan
pengeringan = Rp. 1.200.000,-
4. Biaya penggilingan gabah
Rp.350/kg x 11 ton (GKG)* = Rp. 3.850.000,-
TOTAL = Rp. 12.050.000,-
Total Biaya untuk 1 kali musim
* Dengan teknologi organik MMC, panen mencapai 10 sd 12 = Rp.15.860.000,-*
ton / hektar GKG (Gabah kering giling) (Dengan Asumsi belum termasuk sewa lahan)

Keuntungan
Pendapatan ;
 Hasil Panen misalkan 11 ton GKP (Gabah Kering Panen) per hektar. Setelah
dikeringkan dan digiling susut 60 %, maka hasilnya 6,6 ton (beras ) per hektar.
 Harga Jual beras, misalkan Rp.7.500,-,
 Maka total pendapatan = 6,6 ton x Rp. 7.500,- = Rp. 49.500.000,-
Keuntungan ;
 Keuntungan = Pendapatan – Biaya Pengeluaran
 Maka; Rp. 49.500.000 – ( Rp.3.810.000 + Rp. 12.050.000 = Rp. 33.640.000,-
 Bila dalam 1 musim tanam adalah 4 bulan, berarti dalam 1 bulan keuntungannya
= Rp. 33.410.000 : 4 bulan = Rp. 8.410.000,- (per bulan)

Return and Cost Ratio (R/C ratio) = Pendapatan / Total Biaya = 33.640.000 / 15.860.000,-
= 2,12
nilai R/C ratio lebih besar dari satu maka usaha tani tersebut layak. Sebaliknya jika nilai R/C ratio kurang dari
satu maka usaha tani tersebut tidak layak.
Hasil analisa diatas menunjukkan bahwa nilai R/C ratio 2,22 > 1 berarti usaha budidaya padi tersebut layak.

12
Kebutuhan Produk MMC
untuk Budidaya Padi Per 1.000 m²

* Kebutuhan benih untuk jenis padi IR 64 & padi lokal adalah adalah 3 - 5kg,
dengan jarak tanam 20 x 20 cm atau 20 x 25 cm.
.
Pemupukan & Perawatan Tanaman
Masa Kebutuhan
Pra tanam 15 HST 30 HST 45 HST
Produk Total

2 Botol
Dicampur
NPK atau
pupuk
kandang,
MOSA GOLD ditebar merata
di bedengan.
X X X 1 botol
*Sebaiknya
dicampur
NPK (karena
fungsi MOSA
GOLD untuk
meningkatkan
penyerapan
NPK)
AGRITECH
- Penyemprotan - Penyemprotan - Penyemprotan
daun (pagi hari) daun (pagi hari) daun (pagi hari)
X 1 botol
- Dosis 1/3 botol - Dosis 1/3 botol - Dosis 1/3 botol Aplikasi
bersamaan
HORTECH - Penyemprotan - Penyemprotan Penyemprotan 1 : 5 tutup
daun (pagi hari) daun (pagi hari) daun (pagi hari)
X 1 botol
- Dosis 1/3 botol - Dosis 1/3 botol - Dosis 1/3 botol

Pengendalian hama & penyakit


Masa Kebutuhan
Pra tanam 15 HST 30 HST
Produk Total

BIO-SPF Perendaman benih  Pengocoran per lubang  Pengocoran per lubang


(6 jam, dosis 1 tanam melingkari batang / tanam melingkari batang /
sendok per 5 liter dekat perakaran di sore hari. pada perakaran di sore
air)  1 sachet dilarutkan 100 sd hari.
150 liter air.  1 sachet dilarutkan 100 sd 1 sachet
 Atau disemprotkan di area 150 liter air.
perakaran/pangkal batang
tanpa nosel

TOP-BN  Penyemprotan  Penyemprotan pada seluruh  Penyemprotan pada


pada bibitan 1 bagian tanaman (sore hari) seluruh bagian tanaman
sendok makan /  2 Sendok makan / tangki (sore hari)
5 liter air semprot atau 1 sachet per  2 Sendok makan / tangki 1-2 sachet
 Penyemprotan 1.000m² semprot atau 1 sachet per
pada seluruh 1.000m²
bagian bibitan
pada sore hari.

13

Anda mungkin juga menyukai