Anda di halaman 1dari 9

Cara Budidaya Kunyit Mulai Tahap Pembibitan, Panen,

dan Pasca Panen

Cara budidaya Kunyit sebenarnya cukup mudah sekali untuk dilakukan, namun untuk
memperoleh hasil yang melimpah tentunya perlu penanganan dan perawatan yang benar.
Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat tahunan (perenial) yang tersebar
di seluruh negara tropis.

Di Indonesia, sentra budidaya kunyit berada di Jawa Tengah, dengan produksinya yang
mencapai 12.323 kg/ha. Di Jawa, kunyit biasa digunakan sebagai bahan utama pembuatan
obat tradisional, bahan baku industri jamu dan kosmetik, bahan bumbu masak, peternakan
dan lain-lain.

Kunyit tumbuh subur pada tanah gembur, pada tanah yang dicangkul dengan baik akan
menghasilkan umbi kunyit yang melimpah. Jenis tanah yang ideal untuk budidaya kunyit
adalah tanah ringan dengan bahan organik tinggi, tanah lempung berpasir yang terbebas dari
genangan air/sedikit basa.
Pedoman Budidaya Kunyit
1. Pembibitan
Persyaratan Bibit : Bibit kunyit yang baik berasal dari pemecahan rimpang, karena
lebih mudah tumbuh.

Syarat bibit yang baik :

 Bibit berasal dari tanaman yang tumbuh subur, segar, sehat, berdaun banyak dan
hijau, kokoh
 Terhindar dari serangan penyakit

 Cukup umur/berasal dari rimpang yang telah berumur kurang lebih 7-12 bulan
 Memiliki bentuk, ukuran, dan warna seragam
 Memiliki kadar air cukup
 Benih telah mengalami masa istirahat (dormansi) cukup
 Terhindar dari bahan asing (biji tanaman lain, kulit, kerikil).

2. Teknik Penyemaian Bibit

Pertumbuhan tunas rimpang kunyit dapat dirangsang dengan cara : mengangin-


anginkan rimpang di tempat teduh atau lembab selama 1-1,5 bulan, dengan penyiraman 2
kali sehari (pagi dan sore hari). Bibit tumbuh baik bila disimpan dalam suhu kamar (25-28
Derajat Celcius).
Selain itu menempatkan rimpang diantara jerami pada suhu udara sekitar 25-28 Derajat
Celcius atau merendam bibit pada larutan ZPT (zat pengatur tumbuh) selama 3 jam. ZPT
yang sering digunakan adalah larutan atonik (1 cc/1,5 liter air) dan larutan G-3 (500-700
ppm). Rimpang yang akan direndam larutan ZPT harus dikeringkan dahulu selama 42 jam
pada suhu udara 35 Derajat Celcius. Jumlah anakan atau berat rimpang dapat ditingkatkan
dengan cara direndam pada larutan pakloburazol sebanyak 250 ppm.

3. Pengolahan Media Tanam


Persiapan Lahan: Lokasi penanaman dapat berupa lahan tegalan, perkebunan atau
pekarangan. Penyiapan lahan untuk kebun kunyit sebaiknya dilakukan 30 hari sebelum
tanam.

Pembukaan Lahan: Lahan yang akan ditanami dibersihkan dari gulma dan dicangkul
secara manual atau menggunakan alat mekanik guna menggemburkan lapisan top soil dan
sub soil juga sekaligus mengembalikan kesuburan tanah. Tanah dicangkul pada kedalaman
20-30 cm kemudian diistirahatkan selama 1-2 minggu agar gas-gas beracun yang ada
dalam tanah menguap dan bibit penyakit/hama yang ada mati karena terkena sinar
matahari.

Pembentukan Bedengan: Lahan kemudian dibedeng dengan lebar 60-100 cm dan tinggi
25-45 cm dengann jarak antar bedengan 30-50 cm.

Pemupukan (sebelum tanam): untuk mempertahankan kegemburan tanah, meningkatkan


unsur hara dalam tanah, drainase, dan aerasi yang lancar, dilakukan dengan.menaburkan
pupuk dasar (pupuk kandang) ke dalam lahan/dalam lubang tanam dan dibiarkan 1
minggu. Tiap lubang tanam membutuhkan pupuk kandang 2,5-3 kg.

4. Penanaman
Kebutuhan bibit kunyit/hektar lahan adalah 0,50-0,65 ton. Maka diharapkan akan
diperoleh produksi rimpang sebesar 20-30 ton/ha.

Penentuan Pola Tanaman: Bibit kunyit yang telah disiapkan kemudian ditanam ke
dalam lubang berukuran 5-10 cm dengan arah mata tunas menghadap ke atas. Tanaman
kunyit ditanam dengan 2 pola, yakni penanaman di awal musim hujan dengan pemanenan
di awal musim kemarau (7-8 bulan) atau penanaman di awal musim hujan dan pemanenan
dilakukan dengan dua kali musim kemarau (12-18 bulan). Kedua pola tersebut dilakukan
pada masa tanam yang sama, yaitu pada awal musim penghujan. Perbedaannya hanya
terletak pada masa panennya.

Pembutan Lubang Tanam: Lubang tanam dibuat di atas bedengan/petakan dengan


ukuran lubang 30 x 30 cm dengan kedalaman 60 cm. Jarak antara lubang adalah 60 x 60
cm.

Cara Penanaman: Teknik penanaman dengan perlakuan stek rimpang dalam nitro
aromatik sebanyak 1 ml/liter pada media yang diberi mulsa ternyata berpengaruh nyata
terhadap pertumbuhan dan vegetatif kunyit, sedangkan penggunaan zat pengatur tumbuh
IBA (indolebutyric acid) sebanyak 200 mg/liter pada media yang sama berpengaruh nyata
terhadap pembentukan rimpang kunyit.
Periode Tanam: Masa tanam kunyit yaitu pada awal musim hujan sama seperti tanaman
rimpang-rimpangan lainnya. Hal ini dimungkinkan karena tanaman muda akan
membutuhkan air cukup banyak untuk pertumbuhannya. Walaupun rimpang tanaman ini
nantinya dipanen muda yaitu 7 - 8 bulan tetapi pertanaman selanjutnya tetap diusahakan
awal musim hujan.

5. Pemeliharaan
Penyulaman : Penyulaman bisa Anda lakukan ketika adanya rimpang kunyit yang mati
atau tidak tumbuh. Sehingga Anda perlu melakukan penyulaman atau pergantian tanaman
pada rimpang yang mati.

Penyiangan: Proses penyiangan perlu Anda lakukan untuk menghilangkan gulma atau
tanaman yang tidak dikehendaki. Penyiangan dilakukan agar gulma tidak mengganggu
proses penyerapan unsur hara dan penyerapan air di dalam tanah. Kegiatan penyiangan
dapat Anda lakukan 3 hingga 5 kali bersamaan dengan proses penggemburan dan
pemupukan tanah. Penyiangan tahap pertama dapat Anda lakukan pada saat rimpang
kunyit berumur 15 hari. Proses penyiangan dapat diseragamkan dengan kegiatan
pembubunan untuk merangsang rimpang kunyit agar dapat tumbuh maksimal.

Pembubunan: Proses pembubunan wajib Anda lakukan setiap 3 sampai 4 bulan sekali.
Proses ini berguna untuk menimbun kembali tanah di sekitar perakaran yang terbawa air.
Nah jika perakaran dan sekitarnya baik, maka pertumbuhan kunyit Anda juga dapat
maksimal atau sesuai harapan Anda.

Pemupukan
 Pemupukan organik

Pemupukan organik adalah penggunaan pupuk tanpa campuran zat kimia. Pupuk
organik biasanya terbuat dari limbah organik seperti kotoran hewan. Salah satunya adalah
pupuk kandang. Penggunaan pupuk kandang bisa meningkatkan jumlah daun, anakan,
serta luas area daun kunyit dengan nyata. Pencampuran pupuk kandang dengan dosis 45
ton per hektar dengan jumah tanaman 160.000 per hektar, maka dapat menghasilkan
produk mencapai 29,93 ton per hektar.

 Pemupukan konvensional

Selain pemberian pupuk dasar, pada saat awal penanaman perlu juga adanya
pemupukan susulan. Yaitu pada saat umur tanaman 2 hingga 4 bulan. Penggunaan pupuk
kedua yaitu pupuk buatan dan pupuk kandang (TSP 10 gram tiap pohon; urea 20 gram
tiap pohon; ZK 10 gram tiap pohon dan penambahan K20 dengan dosis 112kg per
hektar). Dengan adanya pemupukan lanjutan diharapkan terjadi peningkatan hasil
produksi sebesar 38% atau setara dengan 7,5 ton rimpang segar per hektarnya.

Pupuk nitrogen juga diberikan dengan dosis 60kg per hektar, K20 sebanyak 75kg per
hektar dan P205 sebanyak 50kg per hektar. Pemberian pupuk P diberikan pada awal
tanam yaitu 1/3 dosis dan sisanya 2/3 dosis. Pemberian pupuk ini diberikan pada saat
umur tanaman 2 bulan dan 4 bulan. Pengaplikasian pupuk ini dengan cara di tebar secara
merata pada sekitar tanaman Anda. Pempupukan adalah tahapan cara budidaya kunyit
yang sangat penting.

Pengairan dan penyiraman: Tanaman kunyit pada dasarnya merupakan tanaman yang
tidak tahan terhadap air. Pengaturan drainase atau pengairan perlu dicermati dengan baik.
Jika kebun tergenang air, dapat mengakibatkan rimpang membusuk.

Waktu penyemprotan pestisida: Untuk mengantisipasi serangan hama dan penyakit maka
perlu adanya penyemprotan pestisida dengan skala yang teratur. Penggunaan dosis
mengikuti rekomandasi dari label pada kemasan penggunaan pestisida.

Pemulsaan: Pada awal tanam sebaiknya Anda melakukan pemulsaan dengan jerami.
Pemulsaan dilakukan agar tanaman tidak mengalami kekeringan pada tanah dan
menghindari rusaknya struktur tanah. Pemulsaan bisa menghindari pertumbuhan gulma
secara cepat. Pemulsaan dengan jerami dilakukan dengan cara ditebar secara merata pada
permukaan tanah dan diantara lubang tanam.

6. Hama dan Peyakit

A. Hama

Hama yang sering menyerang kunyit Anda adalah ulat penggerek akar yang memiliki
nama latin Dichcrosis Puntifera. Biasanya serangan ini ditandai dengan gejala tunas daun
akan terlihat layu dan lambat laun mengering hingga akhirnya mengalami pembusukan.
Pengendalian jenis hama ini bisa dilakukan dengan cara menyemprotkan atau menaburkan
insektisida furadan G-3.

B. Penyakit

 Busuk bakteri rimpang

Gejala: kulit akar tanaman menjadi keriput dan mengelupas, kemudian rimpang lama
kelamaan membusuk dan keropos.
Pengendalian: mencegah terjadi genangan air pada lahan, mencegah terlukanya rimpang,
penyemprotan fungisida dithane M-45.

 Karat daun kunyit

Penyebab: Taphrina macullans Bult dan Colletothrium capisici atau oleh kutu daun yang
disebut Panchaetothrips.

Gejala: timbulnya warna coklat (karat) pada helaian daun; bila penyakit ini menyerang
tanaman dewasa/ daun yang tua maka tidak akan mempengaruhi produksinya sebaliknya
jika menyerang tanaman/daun muda, menyebabkan tanaman tersebut menjadi mati.

Pengendalian: Dilakukan dengan mengurangi kelembaban, Penyemprotan insektisida,


seperti dengan agrotion 2 cc/liter atau dengan fungisida dithane M-45 secara teratur
selama seminggu sekali.

 Gulma

Gulma sangat berpotensi mengganggu proses budidaya kunyit Anda. Dimana gulma
pada umumnya merupakan tanaman yang pertumbuhannya tidak dikehendaki. Untuk
menekan pertumbuhan gulma, dapat dilakukan dengan menggunakan pengendalian secara
organik. Pengendalian ini tidak menggunakan zat kimia yang dapat merusak lingkungan.
Pengendalian secara organik juga dikenal sebagai pegendalian hama terpadu (PHT).
Komponen PHT diantaranya :

 Pemilihan bibit unggul yang sehat dan terbebas dari hama penyakit.
 Memanfaatkan secara maksimal musuh - musuh alami.
 Penggunaan varietas - varietas unggul yang bisa tahan terhadap serangan hama dan
penyakit.
 Penggunaan pengendalian fisik ataupun mekanik dengan memanfaatkan tenaga
manusia.

7. Panen

Cara budidaya kunyit selanjutnya adalah tahapan panen. Adapun hal - hal yang harus
anda perhatikan dalam proses pemanenan kunyit adalah sebagai berikut:
Ciri dan umur panen
Tanaman kunyit Anda dapat dipanen pada saat umur sudah mencapai 8 hingga 18
bulan. Tapi waktu yang paling baik adalah umur tanaman sudah mencapai 11 hingga 12
bulan. Hal tersebut akan ditandai dengan gugurnya daun kedua. Pada waktu tersebut hasil
produksi akan lebih besar dan lebih banyak dibanding umur panen 7 hingga 8 bulan. Ciri -
ciri tanaman yang dapat dipanen dilihat dari berakhirnya pertumbuhan vegetatif, seperti
halnya terjadi layu pada daun serta batang yang awalnya hijau berubah kuning (tanaman
terlihat mati).

Cara panen
Cara pemanenan bisa dilakukan dengan membongkar rimpang. Caranya dengan
memakai cangkul atau garpu. Sebelum dilakukan pencangkulan, lebih baik batang dan
daun dibongkar terlebih dahulu. Setelah pencangkulan, rimpang dibersihkan dari tanah
dan dimasukkan kedalam karung supaya tidak rusak. Lakukan panen secara hati - hati.

Periode panen
Panen kunyit dapat juga dilakukan pada musim kemarau. Hal tersebut dikarenakan
pada waktu tersebut sari atau zat yang terkandung mengumpul. Disisi lain, kadar air pada
rimpang sudah sedikit sehingga mempermudah Anda dalam proses pengeringan.

Perkiraan hasil panen


Hasil panen yang Anda dapatkan dapat di taksir mencapai 0,71 kg per rimpang. Berat
tersebut adalah berat bersih. Sehingga hasil produksi Anda adalah 20 hingga 30 ton per
hektarnya.
8. Pasca Panen

Penyortiran basah dan pencucian


Penyortiran pada bahan yang segar dilakukan untuk memilah rimpang dari tanah,
bagian tanaman lain, dan gulma. Setelah itu timbanglah hasil dari penyortiran dan simpan
pada wadah plastik untuk pencucian. Pencucian menggunakan air bersih. Untuk pencucian
yang maksimal bisa dilakukan dengan penyemprotan menggunakan tekanan yang tinggi.
Jika air masih terlihat kotor atau sangat keruh berarti Anda masih harus melakukan
pencucian ulang. Pengulangan pencucian jangan sampai terlalu lama, hal ini dapat
mengakibatkan senyawa aktif dan kualitas yang ada didalam rimpang berkurang. Setelah
pencucian tiriskan pada ember atau wadah lain untuk mengurangi kadar air.

Perajangan
Pada saat proses perajangan, Anda dapat menggunakan pisau berbahan stainless steel
dan alasi dengan talenan yang bersih. Anda juga bisa menggunakan mesin pemotong.
Ukuran perajangan dengan ketebalan 5 mm hingga 7 mm. Setelah perajangan simpan pada
wadah ember atau plastik.

Pengeringan
Proses pengeringan adalah cara budidaya kunyit selanjutnya. Pengeringan dapat Anda
lakukan dengan dengan 2 cara yaitu cara tradisional dan modern. Cara tradisonal
menggunakan sinar matahari. Pada saat pengeringan secara tradisional dialasi dengan
tikar. Pastikan jangan sampai rimpang yang di jemur saling menumpuk. Setiap 4 jam
sekali rimpang dibalik agar pengeringan dapat merata. Hal ini dilakukan selama 3 sampai
5 hari. Untuk pengeringan secara modern dapat dilakukan dengan menggunakan alat
pemanas berupa oven. Rimpang dimasukkan kedalam oven dengan suhu 50 Derajat
Celcius sampai 60Derajat Celcius. Setelah pengeringan timbang jumah rimpang yang
sudah kering.

Penyortiran kering
Setelah pengeringan Anda dapat melakukan penyortiran kembali. Pisahkan rimpang
dari benda asing seperti kerikil dan benda - benda lainnya. Setelah penyortian Anda dapat
melakukan penimbangan lagi agar mendapatkan berat bersih.

Pengemasan
Setelah Anda mendapatkan berat bersih, langkah selanjutnya adalah pengemasan atau
packing. Pengemasan menggunakan plastik bersih atau karung yang kedap udara. Setelah
itu diberi label yang menjelaskan bahan, kode produksi, alamat produksi, dan berat bersih.
Jika perlu tambahkan metode penyimpanan.
Penyimpanan
Cara budidaya kunyit yang terakhir adalah penyimpanan. Penyimpanan dilakukan pada
gudang yang memiliki kelembaban udara tidak melebihi 30 derajat celcius. Gudang
penyimpanan hendaknya memiliki sirkulasi udara yang baik. Pastikan juga ada
penerangan yang baik. Baik di pagi hari ataupun malam hari. Jagalah kebersihan di dalam
gudang dan disekitar gudang. Agar kualitas kunit tetap terjaga.

Anda mungkin juga menyukai