BUDIDAYA CABAI
PENDAHULUAN
Cabe atau lombok merupakan tanaman sayuran buah semusim dan termasuk jenis tanaman
hortikultura (Rismunandar, 1984), yang diperlukan oleh seluruh lapisan masyarakat sebagai
penyedap masakan dan penghangat badan. Dari hal tersebut lebih dikenal sebagai sayuran rempah
atau bumbu dapur.
Produksi nasional cabe rata rata setiap tahunnya adalah 217.351 ton (Hendro, 2002). Oleh
karena kebutuhan atau konsumsi yang semakin meningkat dan persebaran produksinya tidak merata
sepanjang tahun di seluruh daerah, maka menyebabkan harga cabe tidak stabil dan tidak merata. Di
suatu daerah harga cabe dapat mencapai harga yang sangat tinggi dan di daerah lain sangat murah.
Stabilitas harga cabe di pasar sangat dirasa sulit, terutama bagi para petani. Misalnya pada hari hari
besar (hari raya) dan pada saat tanam (paceklik), harga cabe melonjak sampai beberapa kali harga
pada hari biasa. Tetapi sebalinya, pada hari hari panen harganya merosot jauh dibawah rata rata
harga pasar.
Pada bulan oktober-desember dan februari-april harga cabe di beberapa kota besar pada
umumnya meningkat. Hal ini sesuai dengan kenyataan, pada bulan bulan tersebut adalah musim
hujan lebat. Sehingga tidak banyak orang bertanam cabe, akibatnya hasil panen (persediaan) cabe
rendah (paceklik), sedangkan permintaan bertambah.
Penanaman cabe merah pada musim hujan merupakan penanaman diluar musim (off season)
yang penuh resiko, karena tanaman cabe merah tidak tahan terhadap hujan lebat terus menerus.
Akan tetapi cabe merah keriting cukup tahan menghadapi pukulan air hujan tersebut. Cabe
merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp.
Cabe berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara negara benua
Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia.
Tanaman cabe banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk buahnya. Diperkirakan terdapat 20
spesies yang sebagian besar hidup di Negara asalnya. Masyarakat pada umumnya hanya mengenal
beberapa jenis saja, yakni Cabe besar, cabe keriting, cabe rawit dan paprika. Secara umum cabe
memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin. Diantaranya Kalori, Protein, Lemak, Kabohidarat,
Kalsium, Vitamin A, B1 dan Vitamin C.
Selain digunakan untuk keperluan rumah tangga, cabe juga dapat digunakan untuk keperluan
industri diantaranya, Industri bumbu masakan, industri makanan dan industri obat-obatan atau
jamu.
Cabai dapat ditanam di dataran tinggi maupun rendah, pH 5-6. Bertanam cabai dihadapkan
dengan berbagai masalah (resiko), diantaranya, teknis budidaya, kekurangan unsur, serangan hama
dan penyakit, dll.
TUJUAN
Tujuan dari kegiatan ini adalah ;
Memulihkan keberdayaan masyarakat/anggota sasaran.
Menciptakan lapangan kerja baru yang berbasis potensi lokal.
Meningkatkan pendapatan / penghasilan Anggota.
Menggerakkan roda perekonomian daerah.
Mengelola pemanfaatan lahan secara berkelanjutan
PELUANG BISNIS
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan cabe baik untuk rumah tangga maupun industri dan
sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan pengembangan industri olahan, maka, peluang
pengembangan usaha agribisnis cabe sangat terbuka luas.
Usaha peningkatan produksi cabe yang sekaligus meningkatkan pendapatan petani, dapat
dilakukan sejak budidaya sampai penanganan pasca panen yang baik dan benar. Salah satu langkah
terpenting dalam perbaikan teknik budidaya adalah pemilihan varietas cabai hibrida yang akan
dibudidayakan.
Konsumsi rata-rata cabai untuk rumah tangga di Jawa adalah 5,937 gram/kapita/hari (2,2
kg/kapita/hari). Pemakaian di perkotaan sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pedesaan (5,696
gram/kapita/hari untuk perkotaan dan 5,900 gram/kapita/hari untuk pedesaan). DKI Jakarta (melalui
Pasar Induk Keramat Jati) merupakan daerah tujuan pasar tertinggi dibandingkan dengan propinsi
lainnya di Jawa. Jenis cabai yang banyak dikonsumsi di perkotaan adalah cabai merah, kemudian
cabai rawit dan hijau. Sedangkan pemakaian di pedesaan terbanyak adalah cabai rawit, kemudian
cabai merah dan hijau.
di gembor atau dikocor ( + 16 liter ) diberi 100 ml biang decomposer dan siramkan ke bedengan
+ 5-10 m.
Bio M, digembor atau dikocor ( + 16 liter ) diberi 2-4 tutup dan siramkan ke bedengan sepanjang
+ 5 - 10 meter.
Digembor atau dikocor trico saprtan 100 - 200 ml klebedengan yang sudah diberi pupuk
kandang, biarkan 1 minggu
Bedengan ditutup mulsa plastik dan dilubangi, jarak tanam 60 cm x 70 cm pola zig zag ( biarkan
+ 1 - 2 minggu ).
2. Benih
- Kebutuhan per 10000 m2 200 gram
- Biji direndam dengan hormone muda 0,5 - 1 tutup / liter air hangat kemudian diperam semalam.
Catatan :
- Umur 1 - 4 mg 4 kali aplikasi (± 7 tong/ aplikasi)
- Umur 5-12 mg 8 kali aplikasi (± 14 tong/aplikasi)
3. Penyemprotan Bio N ke tanaman dengan dosis 100 ml / tangki pada umur 10, 20,
kemudian pada umur 30, 40 dan 50 HST Bio M dan Hormon dan Boster dosis 150
tutup/tangki.
4. Perempelan, sisakan 2-3 cabang utama / produksi mulai umur 15 - 30 hr.
5. Pengamatan Hama dan Penyakit
· Spodoptera litura/ Ulat grayak Lihat depan.
· Kutu - kutuan ( Aphis, Thrips, Tungau ), lihat fase persemaian.
· Penyakit Layu, disebabkan beberapa jamur antara lain Fusarium, Phytium dan Rhizoctonia. Gejala
serangan tanaman layu secara tiba-tiba, mengering dan gugur daun. Tanaman layu dimusnahkan dan
untuk mengurangi penyebaran, sebarkan GLIO
· Penyakit Bercak Daun, Cercospora capsici. Jamur ini menyerang pada musim hujan diawali pada
daun tua bagian bawah. Gejala serangan berupa bercak dalam berbagai ukuran dengan bagian
tengah berwarna abu-abu atau putih, kadang bagian tengah ini sobek atau berlubang. Daun
menguning sebelum waktunya dan gugur, tinggal buah dan ranting saja. Akibatnya buah menjadi
rusak karena terbakar sinar matahari. Pengamatan pada daun tua.
· Lalat Buah (Dacus dorsalis), Gejala serangan buah yang telah berisi belatung akan menjadi keropos
karena isinya dimakan, buah sering gugur muda atau berubah bentuknya. Lubang buah
memungkinkan bakteri pembusuk mudah masuk sehingga buah busuk basah. Sebagai vektor
Antraknose. Pengamatan ditujukan pada buah cabai busuk, kumpulkan dan musnahkan. Lalat buah
dipantau dengan perangkap berbahan aktif Metil Eugenol 40 buah / ha
· Penyakit Busuk Buah Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides), gejala serangan mula-mula
bercak atau totol-totol pada buah yang membusuk melebar dan berkembang menjadi warna orange,
abu-abu atau hitam. Bagian tengah bercak terlihat garis-garis melingkar penuh titik spora berwarna
hitam. Serangan berat menyebabkan seluruh bagian buah mengering. Pengamatan dilakukan pada
buah merah dan hijau tua. Buah terserang dikumpulkan dan dimusnahkan pada waktu panen
dipisahkan. Serangan berat sebari dengan GLIO di bawah tanaman.
B Biaya Pemeliharaan
Produk Organik
- Bio Mineral 100 botol x @50000 = Rp 5,000,000
- PSB 100 botol x @30000 = Rp 3,000,000
- Hormon Muda 150 botol x @30000 = Rp 4,500,000
- Hormon Tua 150 Botol @40000 = Rp 6,000,000
- Bio N 150 Botol @ 50000 = Rp 7,500,000
- Bio Spartan 100 x @30000 = Rp 3,000,000
- Boster Buah 100 x @40000 = Rp 4,000,000
Total biaya SAPROTAN Rp 69,450,000
Catatan :
Budidaya Cabe ini secara semi organik, yakni tanpa pestisida kimia , kecuali keadaan terpaksa
PENDAPATAN
Panen Cabai
• Panen 1 = 150 gr X 10000@Rp.10.000 = Rp 15,000,000,-
• Panen 2 = 200 gr X 10000@Rp.10.000 = Rp 20,000,000,-
• Panen 3 = 200 gr X 10000@Rp.10.000 = Rp 20,000,000,-
• Panen 4 = 250 gr X 10000@Rp.10.000 = Rp 25.000.000,-
• Panen 5 = 300 gr X 10000@Rp.10.000 = Rp 30.000.000,-
• Panen 6 = 250 gr X 10000@Rp.10.000 = Rp 25.000.000,-
• Panen 7 = 200 gr X 10000@Rp.10.000 = Rp 20.000.000,-
• Panen 8 = 250 gr X 10000@Rp.10.000 = Rp.25.000.000,-
• Panen 9 = 200 gr X10000@Rp. 10.000 = Rp.20.000.000,-
• Panen 10 = 150gr X10000@Rp. 10.000 = Rp.15.000.000,-
• Panen 11 = 150gr X10000@Rp. 10.000 = Rp.15.000.000,-
• Panen 12 = 250gr X10000@Rp. 10.000 = Rp. 25.000.000,-
• Panen 13 = 200gr X10000@Rp. 10.000 = Rp.20.000.000,-
• Panen 14 = 200gr X10000@Rp. 10.000 = Rp. 20.000.000,-
• Panen 15 = 100gr X10000@Rp. 10.000 = Rp.10.000.000,-
• Panen 16 = 150gr X10000@Rp. 10.000 = Rp.15.000.000,-
Rp. 320.000.000
Bawang Merah
Panen 3000 kg x Rp, 12000 = Rp, 36.000.000
Keuntungan dari Panen Cabai dan Bawang merah Totral adalah Rp 222.800.000