Anda di halaman 1dari 13

BUDIDAYA DAUN BAWANG

Bawang daun yang termasuk dalam famili Liliaceae ini mempunyai aroma dan
rasa yang khas, sehingga banyak digunakan untuk campuran masakan seperti
soto, sop dan lainnya, dan juga banyak dibutuhkan oleh perusahan produsen mie
instan. Daun bawang adalah jenis tanaman sayuran yang banyak digunakan
sebagai bahan masakan, selain itu tanaman ini juga kaya akan manfaat seperti
sumber zat besi, memiliki kandungan serat yang tingi, banyak mengandung
kalium, baik untuk penderita penyakit jantung dan masih banyak lainnya.

A.Syarat Tumbuh

Daun Bawang bisa tumbuh di dataran rendah maupun tinggi. Dataran rendah yang
terlalu dekat pantai bukanlah lokasi yang tepat karena pertumbuhan daun
bawang menginginkan ketinggian sekitar 250-1.500 m dpl. Di daerah dataran
rendah produksi anakan bawang prei juga tak seberapa banyak. Curah hujan yang
tepat sekitar 1.500-2.000 mm/tahun. Daerah tersebut sebaiknya juga memiliki
suhu udara harian 18-25°C. Tanah dengan pH netral (6,5-7,5).

B.Pembibitan Benih

1. Benih disemai di sebuah bedengan selebar 100-120 cm dan panjangnya


disesuaikan dengan kondisi lahan.
2. Tanah digemburkan dan diolah dengan ukuran kedalaman sekitar 30cm.
Kemudian, pupuk kandang sebanyak 2 kilogram dicampurkan ke dalamnya.
3. Bedengan diberi semacam atap berbahan plastik transparan dengan
ketinggian 100-150 cm di sebelah timur, sementara tinggi di sisi barat
cukup 60-80cm.
4. Benih pun ditaburkan pada sebuah garis atau larik-larik melintang dengan
kedalaman sekitar 1cm dan jarak tiap-tiap larikan tidak lebih dari
10cm..Sambil menunggu kecambah muncul, tutuplah benih tersebut dengan
karung goni yang basah atau bisa juga menggunakan daun pisang.

C.Pembibitan Anakan

Memilih rumpun yang hendak dibuat menjadi bibit haruslah berumur 2,5 bulan dan
dalam kondisi sehat tidak terserang hama. Pisahkanlah rumpun tersebut hingga
kita mempunyai rumpun baru yang terdiri dari 1-3 anakan daun bawang.Cara
penanamannya adalah membuang sebagian daun dan bibit pun disimpan pada
lokasi lembap serta teduh dengan durasi sekitar 5 hingga 7 hari.

D.Persiapan Lahan

Lahan yang sesuai untuk penanaman bawang daun adalah tanah hitam yang
gembur dan banyak humus. Pengolahan tanah dilakukan 15-30 hari sebelum
tanam, tanah diolah dengan dicampur Pupuk Organik. Buatlah persemaian.
Caranya, olah tanah, lalu tanam biji atau anak tunas sebagai bibit. Untuk 1 ha
lahan, dibutuhkan bibit (tunas) sebanyak 200.000 anakan atau 1,5-2 kg biji.
Siapkan lahan untuk penanaman. Caranya, cangkul tanah sedalam 30-40 cm,
kemudian berikan pupuk kandang sebanyak 10-15 ton/ha. Buat bedengan selebar
0,6-1 m. Buat parit dengan lebar 20-30 cm di antara bedengan. Pengapuran
dilakukan jika tanah ber-pH < 6.5 dengan 1-2 ton/ha kapur dolomit dicampur
merata dengan tanah pada kedalaman 30 cm. Buat lubang tanam dengan jarak 20
x 20 cm sedalam 10 cm.
E.Penanaman

Pindahkan bibit ke lahan penanaman setelah berumur 2 bulan (tingginya 10-15


cm).Waktu tanam terbaik awal musim hujan (Oktober) atau awal kemarau
(Maret).Sebelum ditanam, bibit dicabut dengan hati-hati, lalu potong sebagian
akar dan daun.Rendam bibit dalam fungisida dengan konsentrasi rendah (30%-
50% dari dosis yang dianjurkan) selama 10-15 menit.Tanam bibit dalam lubang
yang telah disediakan, lalu padatkan tanah disekitar pangkal bibit atau pada
bagian akar.

F.Pemeliharaan

Setelah bawang daun berumur 15 hari setelah tanam lakukan


penyulaman.Lakukan penyiangan gulma setiap 3-4 minggu, atau setiap kali
tumbuh gulma di sekitar tanaman bawang daun.Pembubunan bagian dasar tunas
selama 4 minggu sebelum panen.Potong batang bunga dan daun tua untuk
merangsang tunas.Siram 2 kali sehari, usahakan untuk tidak terlalu becek/basah.
Lakukan penyemprotan pestisida jika diperlukan bila muncul tanda-tanda hama
dan penyakit, usahakan dengan pestisida nabati/organik.

G.Pemupukan

Berikan pupuk pertama pada saat bawang daun berumur 25-30 hari setelah
tanam. Selanjutnya lakukan pemupukan sesuai kebutuhan tanaman dengan
memperhatikan laju pertumbuhan tanaman. Untuk hasil yang maksimal, menjaga
kermahan lingkungan, dan hasil panen bawang daun yang sehat untuk
dikonsumsi, gunakan Pupuk Organik.

H.Hama dan Penyakit

1. Ulat bawang/ulat grayak (Spodoptera exiqua Hbn.). Pengendalian: cara


pergiliran tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae atau dengan
perangkap ngengat.
2. Ulat tanah (Agrotis ypsilon Hufn.) Pengendalian mekanis: mengumpulkan
ulat di malam hari, menjaga kebersihan kebun dan pergiliran tanaman
dengan tanaman bukan Liliaceae.
3. Thrips/kutu loncat/kemeri (Thrips tabbaci Lind.). Pengendalian: pergiliran
tanaman bukan Liliaceae; menanam secara serempak; memasang
perangkap serangga berupa kertas/dengan insektisida Mesurol 50 WP.
4. Bercak ungu (Alternaria porri (Ell.) Cif.). Pengendalian: cara perbaikan tata
air tanah, pergiliran tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae dan
menggunakan bibit sehat.
5. Busuk daun/embun tepung (Peronospora destructor (Berk.) Casp).
Pengendalian: menggunakan benih/bibit sehat, rotasi tanaman dengan
tanaman bukan Liliaceae.
6. Busuk leher batang (Bortrytis allii Munn.).

Gejala: leher batang menjadi lunak, berwarna kelabu, bentuknya menjadi


bengkok dan busuk. Pengendalian: pergiliran tanaman bukan Liliacea,
penggunaan benih/bibit sehat, meningkatkan kebersihan kebun dan
tanaman.Antraknose (Collectotrichum gleosporiodes Penz.). Gejala: daun bawah
rebah, pangkal daun mengecil dan tanaman mati mendadak. Pengendalian:
menggunakan bibit/benih sehat, perbaikan tata air, rotasi tanaman dengan
tanaman bukan Liliaceae, mencabut tanaman yang sakit.
I.Cara Panen efektif

Umur Panen 2,5 bulan setelah tanam.Jumlah anakan maksimal (7-10 anakan),
beberapa daun menguning.

Seluruh rumpun dibongkar dengan cangkul/kored di sore hari/pagi hari.Bersihkan


akar dari tanah yang berlebihan’

J.Pasca Panen Daun Bawang

Bawang daun yang telah dipanen disimpan di tempat teduh, lalu cuci sampai
bersih dengan air mengalir/disemprot, lalu tiriskan.Ikat dengan tali rafia pada
bagian batang dan daun.Berat setiap ikatan sekitar 25 kg.Bawang daun disortir
sesuai ukuran diameter batang dan panjang daun.Simpan pada temperatur 0,8-1,4
°C sehari semalam untuk menekan penguapan dan kehilangan bobot, dan agar
bawang daun tetap segar saat akan dipasarkan.

Penulis : Ir. Sri Mustika, MSi (PP. madya pada Dinas TPH Sulteng)
BUDIDAYA KANGKUNG

Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat dan memberikan


hasil dalam waktu 4-6 Minggu. kangkung terbagi dari dua jenis yaitu
kangkung cina (kangkung cabut) dan kangkun air

Manfaat Kangkung

Bagian tanaman kangkung yang paling pengting adalah batang


muda dan pucuk pucuknya sebagai bahan sayur. kangkung selain
rasanya enak juga memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi karena
mengandung vitamin A ,B,Dan Vitamin C serta bahan mineral terutama
zat besi yang sangat berguna bagi pertumbuhan badan dan kesehatan.
Ada dua cara yang berbeda dalam budidaya tanaman kangkung ini ,
tergantung dari jenis tanaman kangkung yang ditanam. ada dua jenis
tanaman kangkung yang dikenal berdasarkan perbedaan habitatnya,
yaitu :

Pengolahan Tanah

Tiga minggu atau seminggu sebelum penanaman kangkung, tanah di


olah terlebih dahulu, kemudian tanah dicampur dengan pupuk kandang
sebanyak 10 Ton/Ha. setelah itu dibentuk bedengan dengan ukuran yang
diinginkan petani. bedengan bertujuan untuk mengontrol kandungan,
memudahkan pemeliharaan dan kegiatan lain.

Teknik Budidaya

Biji ditebar dalam baris-baris berjarak 15 cm dengan jarak antar biji


5 cm. setelah tanam, bedengan disiram setiap pagi dan sore hari. ciri-
cirinya adalah batangnya lebih besar,berwarna hijau dan lebuh
gelap,daunnya lebih lebar dan sedikit keras ,lebih lma layu jik dimasak
dan memiliki bunga berwarna putih kemerahan .

pemupukan terdiri ::

a. Pupuk dasar

Yaitu pupuk kandang yang di berikan seminggu sebelum tanam 9


setlah selesai pembuatan bedengan

b. Pemupukan susulan I

Yaitu seminggu setelah tanam dan dua minggu setlah


tanam ,berupa pupuk kandang atau pupuk organik lain 10- 20 Ton /Ha
dan Urea 100-250 kg /Ha .Pupuk urea dicampurkan dengan air lalu
disiramkan dipangkal btang kangkun dijaga agar cairan pupuk urea
tidak mengenai daun kangkung karena akna menyebakna daun menjadi
layu.

penanaman dilakukan sore hari pada pukul 16.00 atau 17.00 hal ini
bertujuan agar setelah ditanam bibit tidak langsung terkena panas
matahari dan kekeringan selain itu benih juga cepat berkecambah .

jika tanamn terlelu lebat atau sanga berdsakan dalam satu rumpun
maka diperlikan penjarangan. apabila banyak tanaman yang mati maka
dilakukan penyulaman ( diganti tanaman baru yang telah disiapkan )
penyianag rumput dilakukan jika tunmbuh rumput liar pada bedengan
hal ini perlu dilakukan agar rumput tidak menjadi pesain makannan bagi
kangkung

penyiraman dilakukan pada pukul 07.00 dan pukul 17.00.tanaman


kangkung membutuhkan banyak air dalam pertumbuhanya.

Penyemprotan pestisida dilakukan jika serangan hama sudah


mencapai ambang ekonomi ,yaitu terdapat dua ekor hama dalam satu
rumpun kangkung. misalnya ulat putih di bawah daun menyebabkan
daun menjadi kuning gunakan Diazinon 60 EC atau Bayusudin ,dengan
dosis 2 cc / liter , disemprotkan pada sore hari .

Panen

Panen pertama sudah bisa dilakukan pada hari ke -12 . Panen


dilakukan 2-3 minggu sekali Tanaman kangkung dapat bertahan lama
jika dengan cara dipotong setelah tanaman kerdil maka perlu dilakukan
peremajaan.

Perlakuan pasca panen yaitu setelah dicabut atau dipotong,


kangkung diikat sebanyak 15-20 batang perikatan, lalu dicuci air bersih
dan ditiriskan.
BUDIDAYA TERONG

Tanaman terong atau dalam bahasa latin Solanum melongena


merupakantanaman yang tumbuh di daerah tropis.
Budidaya terong sebenarnya tidak terlalu susah, yang dibutuhkan
hanya niat dan kerja keras untuk mencapai kesuksesan.

Terong atau Terung (Eggplant, Solanum melongena) adalah jenis


tanaman yang hidup di daerah tropis. Tanaman yang berasal dari India
dan Sri Lanka ini, masih satu famili dengan tomat dan kentang.
Kandungan gizi yang terdapat pada terung bisa dibilang cukup tinggi,
meliputi protein, kalsium, besi, fosfor, lemak, Vitamin A, Vitamin B, dan
Vitamin C. Terung sangat baik untuk dikonsumsi, karena memiliki kadar
kalium yang tinggi sekitar 217 mg/100 gr. Kalium sendiri sangat penting
bagi sistem saraf dan kontraksi otot. Sedang untuk kandungan serat
pada terung, sekitar 2,5 gr per 100 gram, karena itu, terung sangat baik
untuk pencernaan.

Terung memiliki berbagai macam jenis. Di antara jenis-jenis terung yang


ditanam di Indonesia, beberapa diantaranya adalah: terung gelatik yang
sering dipakai untuk lalapan, terung Medan yang memiliki buah bulat
panjang berukuran mini, terung craigi dengan buah yang bulat panjang
ujung meruncing, terung Jepang dengan bentuk buah bulat dan panjang
silindris, terung Kopek dengan buah yang panjang, terung Bogor dengan
bentuk buah bulat besar berwarna keputih-putihan, serta berbagai jenis
terung yang lainnya.

Terung dapat hidup dengan baik di dataran rendah maupun dataran


tinggi dengan ketinggian 1-1.200 dpl dan suhu udara 22 – 30o C. Jenis
tanah yang paling baik untuk tanaman terung adalah jenis lempung
berpasir dengan pH antara 6,8 – 7,3, cukup subur, kaya akan berbagai
bahan organik, dan memiliki aerasi serta drainase yang baik. Terung
sangat cocok jika ditanam pada musim kemarau karena tanaman ini
membutuhkan sinar matahari yang cukup.

MANFAAT & KEGUNAAN TERONG

Terong memiliki serat daging yang halus dan lembut sehingga


rasanya enak saat dikonsumsi sbg bahan makanan. Terung memiliki
kandungan gizi yang cukup tinggi. Dalam tiap 100 gram terung segar
terdapat kandungan zat sebagai berikut : 24 kal kalori, 1,1g
protein, 0,2g lemak, 5,5g Krbohidrat, 15,0mg kalsium, 37,0mg
fosfor, 0,4mg besi, 4,0SI Vitamin A, 5mg Vitamin C, 0,04 vitamin B1,
92,7g air.

SEKILAS BUDIDAYA TERONG

Terong sangat mudah dibudidayakan dan tidak perlu


penanganan yang rumit. Terong dapat hidup didataran rendah dan
tinggi dengan ketinggian 1-1.200 dpl dan suhu optimum 18 – 25 derajat
Celcius. Untuk pembentukan warna buah , terong memerlukan
pencahayaan yang cukup. Terung tumbuh dengan baik
di tanah lempung berpasir dan mengandung abu vulkanis dengan PH
5-6. Waktu penanaman terung yang tepat adalah pada awal musim
kemarau. Terong banyak macamnya antara lain terung gelatik yang
sering disebut terong lalap, terung kopek dengan ciri buahnya
yang panjang, terong craigi yang buahnya berbentuk
bulat panjangujung meruncing , terong jepang dengan buah bulat
dan panjang silindris, terung medan yang buahnya bulat panjang dan
berukuran mini, terung bogor yang bentuknya bulat besar berwarna
keputih-putihan.

Terong pada umumnya diperbanyak dengan


biji. Untuk memperoleh biji terong yang betul-betul berkualitas dapat
diperoleh dengan membeli ditoko pertanian. Setiap satu hektar
dibutuhkan 150 s/d 500 gram biji atau tergantung luasan lahan yang
akan dipakai. Sebelum ditanam biji terung disemaikan terlebih dahulu
di- bedengan semai.

Agar diperoleh tanah yang baik untuk pertumbuhan terung, perlu


dilakukan langkah-langkahdalam pengolahan tanah yaitu
penggemburan, pembuatan bedengan, pengapuran dan pemberian pupuk
dasar. Setelah penanaman maka perlu dilakukan pemeliharaan.
Kegiatan pemeliharaan meliputi pengairan, penyulaman, pembumbunan,
penyiangan, pemupukan serta pemberantasan penyakit.

Terong pada masa pertumbuhannya tidak


terlepas dari hama dan penyakit. Hama yang
menyerang tanaman terung antara lain belalang, kutu daun, kutu trip,
kumbang totol hitam, lalatbuah, lembing hijau, penggerek batang,
tungau kuning, tungau merah, ulat jengkal dan ulattanduk.
Sedangkan penyakit yang menyerang terung adalah bakteri dan
virus. Cara pencegahanhama dan penyakit dengan disemprot bahan
kimia.

Terong rata-rata dapat dipanen pada umur 3,5 bulan sejak tanam.
Bila dirawat dengan baiktanaman dapat berproduksi hingga umur 5-6
bulan. Panen yang baik dilakukan sore atau pagi hari terutama saat
musim kemarau. Waktu seperti itu merupakan saat yang tepat
karena buahsedang bagus-bagusnya sehingga bisa diperoleh terung
berkualitas.

SYARAT TUMBUH

 Dapat tumbuhdi dataran rendah tinggi


 Suhu udara 22 – 30o C
 Jenistanahyang paling baik, jenis lempung berpasir, subur, kaya
bahan organik, aerasi dan drainase baik dan pH antara 6,8-7,3
 Sinar matahari harus cukup
 Cocok ditanam musim kemarau

PERSEMAIAN

Budidaya terong secara intensif


dimulai dari persiapan media semai. Benih terong yang akan ditanam
harus berasal dari benih hibrida sehingga hasil yang dicapai nanti lebih
optimal. Disaat kita melakukan pemeraman benih terong dengan kertas
basah maupun handuk lembab selama 24 jam, kita
mempersiapkan media semai yang terdiri dari campuran tanah dan
pukan (pupuk kandang) dengan perban-dingan 2 : 1. Penggunaan
pestisida bahan aktif metalaksil (Saromyl 35 SD) sebagai
pencegah jamur dapat menghindarkan bibit dari penyakit dumping off
. Hasil campuran media tersebut dimasukkan ke dalam polybag dengan
tinggi ± 8 cm dan diameter 5 cm.

PEMBIBITAN

 Rendamlah benih dalam air hangat kuku selama 10 -15 menit


 Bungkuslah benih dalam gulungan kain basah untukdiperam
selama + 24 jam hingga nampak mulai berkecambah
 Sebarkan benih di atas bedengan persemaian menurut
barisan, jarakantar barisan 10-15 cm
 Siapkan campuran tanah dan pupuk kandang halus, kemudian
masukkan benih satu persatu ke polibag yang telah berisi
campuran tanah dan pupuk kandang halus.
 Tutup benih tersebut dengan tanah tipis
 Permukaan bedengan yang telah disemai benih ditutup dengan
daun pisang/ penutup lainnya
 Setelah benih tampak berkecambah muncul, buka penutupnya
 Siram persemaian pagi dan sore hari ( perhatikan
kelembabannya )
 Perhatikan serangan hamadan penyakit sejak di pembibitan jika
di perlukan semprot dengan pestisida
 Bibit berumur 1-1,5 bulan atau berdaun empat helai siap
dipindahtanamkan

PERSIAPAN LAHAN

Setelah 24 jam benih tersebut melalui proses pemeraman yang


dicirikan dengan munculnya radikula (calon akar), maka benih tadi siap
dipindahkan ke media semai menggunakan pinset dengan posisi
radikula dibawah. Selama benih di persemaian , kita dapat melakukan
persiapan tanam dengan mengolah tanah. Persiapan lahan diawali
dengan pembajakan sekali agar lapisan tanah yang ada di atas berada
di bawah dan sebaliknya. Selanjutnya lahan diairi
dengan cara di-leb/digenangi secara merata. Penggenangan sebaiknya
dilakukan 3-5 jam dan selanjutnya dilakukan pembajakan kedua kalinya
agar pembuatan bedengan lebih mudah.
Untuk mencapai hasil maksimal, maka untuk pupuk dasar sebaiknya
diberikan pupuk kandang sebanyak 15 kg/ 10 m2, dolomit 10-15 kg/ 10
m2, (khusus untuk tanah basah/tergenang/bersifat asam). Setelah pupuk
kandang ditaburkan merata, maka ditambahkan pupuk urea dengan
dosis 2,5 kg/10 tanaman, SP-36 3 kg/10 tanaman dan KCl 1,5 kg/10
tanaman. Jika kita menggunakan NPK maka pemberian dapat dilakukan
dengan dosis 3 kg/10 tanaman. Setelah tanah dicampur dengan pupuk
maka barulah dibentuk bedengan – bedengan membentuk single row
(satu baris satu tanaman) dengan jarak antar tanaman 75 cm untuk
selanjutnya dipasang mulsa hitam perak.

PENANAMAN

Benih yang telah disemai selama 25 hari setelah semai (HSS)


dapat ditanam pada lubang tanam yang telah disediakan. Ciri dari bibit
tanaman terong yang siap tanam adalah munculnya atau keluar 3
lembar helai daun sempurna atau mencapai tinggi ± 7,5 cm. Sebaiknya
penanaman dilakukan pada sore hari setelah dilakukan penggenangan
untuk mempermudah pemindahan dan masa adaptasi pertumbuhan
awal.
Sistem tanam yang digunakan untuk terong adalah sistem single row,
dengan jarak antara tanaman 75 cm. Bibit yang siap tanam
dimasukkan kedalam lubang tanam yang ditugal sedalam 10-15 cm
kemudian ditekan ke bawah sambil ditimbun dengan tanah yang berada
di sekitar lubang mulsa sebatas leher akar (pangkal batang). Untuk
menjaga dari serangan hama dapat diberikan insektisida bahan aktif
carbofuran.

 Waktu tanam yang baik musim kering, dan air tersedia


 Pilih bibit yang tumbuhsubur dan normal
 Tanam bibit di lubang tanam secara tegak lalu tanah di sekitar
batang dipadatkan
 Siram lubang tanam yang telah ditanami hingga cukup basah
(lembab)

PENGAIRAN

Dilakukan rutin tiap hari, terutama pada fase awal pertumbuhan


dan cuaca kering, dapat di-leb/ direndam beberapa jam atau disiram
dengan gembor. Jika di leb / direndam biasanya 3-4 hari tanah tetap
basah, tetapi hal ini tergantung pada struktur dan tekstur tanahnya, jika
tanahnya banyak mengandung pasir maka tanah akan cepat kering.
PENYULAMAN

 Sulam tanaman yang pertumbuhannya tidak normal, mati atau


terserang hama penyakit
 Penyulaman maksimal umur 15 hari

PEMASANGAN AJIR (TURUS)

 Lakukan seawal mungkin agar tidak mengganggu (merusak)


sistem perakaran
 Turus terbuat dari bilah bambu/ kayu dll setinggi 80-100 cm dan
lebar 2-4 cm
 Tancapkan secara individu dekat batang
 Ikat batang atau cabang terong pada turus

PENYIANGAN

 Rumputliar atau gulma di sekitar tanaman disiangi atau dicabut


 Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari dan 60-75 hari setelah
tanam

PEMELIHARAAN

Pemeliharaan tanaman terong tidak berbeda dari tanaman


lainnya, yaitu membutuhkan suplai air dan unsur hara yang cukup
sehingga penyiraman yang teratur, maupun pemupukan susulan sangat
perlu dilakukan.
Penyiraman dapat dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore
hari selama seminggu pertama setelah tanam.
Sedangkan pupuk susulan diberikan pada tanaman umur 21 hst antara
lain ZA dosis 2.5 – 3 gram/tanaman, SP-36 2.5 – 3 gram/tanaman, KCl
sebanyak 1-1.5 gram/tanaman. Pupuk diberikan dipinggir tanaman
dengan jarak 10 cm dari pangkal batang. Pupuk susulan kedua
dilakukan pada umur 50 HST dengan pupuk NPK Grand S-15 dengan
dosis 8-10 gram per tanaman. Pemupukan ke – IV yang terakhir yaitu
NPK Grand-S 15 pada saat panen yang kedua dilakukan dengan dosis
sebanyak 10 gram.

Disamping penyiraman dan pemupukan, pencegahan hama dan penyakit


dapat dilakukan dengan menyemprotkan pestisida sesuai dengan ham
atau penyakit yang menyerang . Sedangkan konsentrasinya disesuaikan
dengan anjuran dan interval penyemprotan sisesuaikan dengan
intensitas serangan dan kondisi lingkungan.

PEMANGKASAN ( PEREMPELAN )

Pangkas tunas-tunas liar yang tumbuh mulai dari ketiak daun


pertama hingga bunga pertama juga dirempel untuk merangsang agar
tunas-tunas baru dan bunga yang lebih produktif segera tumbuh
PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT TERONG

HAMA

 Kumbang Daun (Epilachna spp.) Gejalaserangan adanya bekas


gigitan pada permukaan daun sebelah bawah ,Bila serangan berat
dapat merusak semua jaringan daun dan tinggal tulang-tulang daun
saja. Carapengendalian; kumpulkan dan musnahkan kumbang, atur
waktu tanam, jika jika diperlukan lakukan penyemprotan
dengan Insektisida adapun merek bermacam-macam dapat di
tanyakan ke toko pertanian terdekat.
 Kutu Daun (Aphis spp.) Menyerang dengan cara mengisap cairan
sel, terutama pada bagian pucuk atau daun-daun masih muda,
akibatnya daun tidak normal, keriput atau keriting atau
menggulung Aphis spp sebagai vektor atau perantara virus Cara
pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, jika
populasi Aphis banyak dapat di gunakan Insektisidadengan tipe ”
Racun Contak ” , tetapi disarankan
menggunakan Insektisidadengan tipe ” Racun Sistemik ” Jika ingin
lebih aman gunakanInsektisida botani ‘ misalnya menggungkan
Ekstrak Bawang putih, Aroma bawang putih tidak disukai oleh
Aphis, tetapi penyemprotan ke-2 dst tidak terlalu berpengaruh
terhadap Aphis.
 Tungau ( Tetranynichus spp.) Serangan hebat musim kemarau.
Menyerang dengan cara mengisap cairan sel tanaman, sehingga
menimbulkan gejalabintik-bintik merah sampai kecoklat-coklatan
atau hitam pada permukaan daun sebelah atas ataupun bawah.
Cara pengendalian sama seperti pada pengen dalian kutu daun,
disarankan menggunakan Insektisida dengan tipe ” Racun Sistemik

 UlatTanah ( Agrotis ipsilon Hufn.) Bersifat polifag, aktif senja atau
malam hari. Menyerang dengan cara memotong titik tumbuh
tanaman yang masih muda, sehingga terkulai dan roboh, pada
siang hari ulatbersembunyi, sehingga sangat sulit
menemukan ulatAgritus ipsilon pada siang hari.
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan ulat, Lakukan
penyemprotan dengan insektisida pada sore ( 17.00 ) atau pagi
kurang dari 05.00, gunakan insektisida dengan tipe ” Racun perut “,
jika menggukanan racun kontak semprot pada malam hari ketika
ulat mulai muncul, tetapi perlu di pertimbangkan penyemprotan
pada malam hari akan terkendala oleh penerangan.
 Ulat Grayak (Spodoptera litura, F.) Bersifat polifag. Menyerang
dengan cara merusak (memakan) daun hingga berlubang-lubang.
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman,
mengumpulkan ulat, jika perlu gunakan Insektisida
 Ulat Buah( Helicoverpa armigera Hubn.) Bersifat polifag,
menyerang buah dengan cara menggigit dan melubanginya,
sehingga bentuk buah tidak normal, dan mudah terserang
penyakit busuk buah. Cara pengendalian; kumpulkan dan
musnahkan buah terserang, lakukan pergiliran tanaman dan waktu
tan

am sanitasi kebun.

PENYAKIT

 Layu Bakteri Penyebab : bakteri Pseudomonas solanacearum. Bisa


hidup lama dalam tanah Serangan hebat pada temperatur cukup
tinggi
Gejalaserangan terjadi kelayuan seluruh tanaman secara
mendadak, Sebenarnya serangan Layu bakteri bersifat lokal,
seperti pembuluh Xylem / pembuluh angkut, tetapi karena
menyerangya pada akar atau leher akar sehingga pasokan air
dan haratanaman dari tanah ke daun terhambat
sehingga gejala yang muncul adalah kelayuan yang bersifat
sistemik.Pengendaliannya : Atur jarak tanam, sehingga
kelembaban tidak terlalu lembab. Lakukan pergiliran tanaman,
jangan menanam tanaman yang berjenis Solanaceae
sepertitomat, tembakau dll karena akan memperparah serangan.
Gunakan Bakterisida
 Busuk Buah Penyebab : jamurPhytophthora sp., Phomopsis vexans,
Phytium sp. Gejalaserangan adanya bercak-bercak coklat
kebasahan pada buah sehingga buah busuk. Pengendalian :
gunakan Fungisida
 Bercak Daun Penyebab : jamurCercospora sp, Alternaria solani,
Botrytis cinerea Gejala bercak-bercak kelabu-kecoklatan atau
hitam pada daun.
 Antraknose Penyebab : jamurGloesporium melongena
Gejala bercak-bercak melekuk dan bulat pada buah lalu membesar
berwarna coklat dengan titik-titik hitam
 Busuk Leher akar Penyebab ; Sclerotium rolfsii
Gejala pangkal batang membusuk berwarna coklat
 Rebah Semai Penyebab : JamurRhizoctonia solani dan Pythium
spp. Gejala batang bibit mudakebasah-basahan, mengkerut dan
akhirnya roboh dan mati Cara pengendalian Penyakit: Tanam
varietas tahan, atur jarak tanam dan pergiliran tanaman, perbaikan
drainase, atur kelembaban dengan jarak tanam agak lebar, cabut

PANEN

Panen pertama terong dapat dilakukan saat tanaman berumur


30 hst atau sekitar 15 – 18 hst setelah munculnya bunga.
Kriteria panen buah terong layak panen adalah daging belum keras,
warna buah mengkilat, ukuran tidak terlalu besar ataupun terlalu kecil.
Sedangkan untuk terongjenis bulat kecil panen buah dapat dilakukan
pada umur 10-15 hari setelah muncul bunga dengan ciri : buah kelihatan
segar, warnanya cerah bagi terong tipe hijau dan belum berwarna
kecoklatan bagi terong berwarna ungu, bila dipotong belum tampak biji
yang berwarna kuning keemasan dan warna daging masih putih bersih.

Pemanenan dapat dilakukan seminggu dua kali sehingga total dalam


satu musim dapat dilakukan 8 kali panen dengan potensi jumlah buah
per tanaman bisa mencapai 21 buah. Setelah pemanenan yang ke
delapan biasanya produksi mulai menurun baik kwalitas maupun
kwantitasnya.

Anda mungkin juga menyukai