Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nurul Mutmainna

Nim : G021231071
Kelas :E
Mata kuliah : Dasar-dasar agronomi

AGRONOMI TANAMAN C3 VERSUS C4

1. Carilah jenis tanaman yang termasuk dalam golongan c3dan c4


 Tanaman C3
Tanaman C3 adalah tanaman yang memiliki kemampuan adaptif pada lingkungan
yang memiliki kandungan CO2 atmosfer tinggi. Tanaman C3 ketika proses
fotosintesis berlangsung, CO2 akan langsung masuk dalam siklus calvin. Selain itu,
fotorespirasi tanaman C3 tergolong rendah sebab tidak memerlukan energi dalam
proses fikasasi.
Tanaman C3 yaitu:
• Padi
• Kedelai
• Gandum
• Anggota Leguminosae
• Aglonema
• Durian
 Tanaman C4
Tanaman C4 adalah tanaman yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
panas dan kering. Fotosintesis pada tumbuhan C4 memberikan hasil awal yaitu
senyawa organik dengan 4-atom C yakni (asam aksaloasetat) berfungsi untuk
mengikat CO2.
Tanaman C4 yaitu:
• Jagung
• Sorgum
• Tebu
• Rumput

2. Diskusikan praktek agronomi yang biasanya dilakukan untuk pengelolaan tanaman


tersebut.
 Praktek agronomi pada tanaman C3 gandum
Gandum (triticum aestivum) merupakan tanaman yang berasal dari daerah
subtropic akan tetapi melalui usaha-usaha manusia dibidang pemuliaan dan
budidaya tanaman, penyebaran tanaman gandum mulai meluas ke daerah iklim
sedang dan tropis. Tanaman gandum (Triticum aestivum L.) dapat berkembang
dengan baik pada daerah dengan curah hujan rata-rata 254 mm sampai 1,779 mm
per tahun dan daerah yang mempunyai infiltrasi yang baik. Curah hujan yang
tinggi kurang baik untuk pertumbuhan tanaman gandum karena pada kondisi
ini jamur dan bakteri akan cepat berkembang. Suhu optimum untuk budidaya
tanaman gandum adalah berkisar antara 20-22 ºC. andum merupakan bahan
makanan penting di dunia sebagai sumber kalori dan protein. Gandum merupakan
bahan baku tepung terigu yang banyak digunakan untuk pembuatan berbagai
produk makanan seperti roti, mie, kue biskuit, dan makanan ringan lainnya. Berikut
ini adalah beberapa tahapan cara menanam kentang:
1) Bahan Tanam
Benih yang digunakan hendaknya benih bermutu, hal ini sangat penting
disamping untuk menghasilkan produksi yang tinggi juga tahan terhadap
hama dan penyakit yang menyerang. Kebutuhan benih per hektar 100 kg
atau sama dengan 1 kg/100 m² dengan sistem larikan. Jika ditanam dengan
sistem tunggal kebutuhan benih bisa kurang dari 100 kg/ha. Bibit yang
digunakan harus bibit bersertifikat dan diberi perlakuan dengan fungisida
sebelum ditanam untuk mencegah serangan cendawan dan penyakit yang
menyerang bibit. Proses pembibitan dapat dilakukan ketika tanah sedang
dibajak.
2) Pengolahan tanah
Tanah di cangkul sedalam 25-30cm. setelah tanah di cangkul, dibiarkan,
diangin-anginkan selama 7 hari. Pengemburan tanah dilakukan agar
bongkahan tanah menjadi butiran yang lebih halus. Kemudian tanah
diangin-anginkan selama 7 hari agar terhindar dari unsur beracun yang
mungkin terkandung di tanah.
3) Pembuatan bedengan
Tanah yang telah diolah atau digemburkan dibuat bedengan selebar 200 cm.
Panjang bedengan menyesuaikan dengan kondisi lahan. Di antara
bendengan dibuat selokan selebar 50 cm dan sedalam 25 cm. Tanah dari
galian selokan diambil dan ditaburkan di atas bedengansehingga menambah
tinggi bedengan. Permukaan bedengan dihaluskan dan diratakan. Pada
setiap bedengan akan terdapat ± 8 barisan tanaman dengan jarak antar baris
25 cm.
4) Penanaman
Penanaman dapat dilakukan secara manual maupun dengan mesin
penanaman. Untuk menanam benih gandum dapat dilakukan dengan
menyemai benih-benih gandum, maupun dengan cara menanam benih
gandum langsung di atas bedengan. Varietas yang ada dan pernah
dikembangkan di Indonesia baru beberapa varietas di antaranya Nias,
Timor, Selayar, dan Dewata, namun dari ke-4 varietas tersebut yang banyak
di tanam oleh petani adalah varietas Selayar dan dewata.
5) Pemupukan
Pemupukan dilakukan sebagai salah satu upaya pengendalian kesuburan
tanah. Waktu pemupukan dapat dilakukan sebelum tanah atau pada saat
tanam sebagi pupuk dasar. Pupuk pertama diberikan TSP dan KC1 serta
sebagian pupuk N. Dosis pupuk dapat ditentukan oleh jumlah hara yang
tersedia di dalam tanah. Biasanya pupuk organic 10ton/ha, sedangkan
pupuk anorganik 120-200kg n/ha. Pemberian pupuk urea dapat diberikan 2-
3 kali.
6) Pengendalian gulma
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan gulma adalah
penyiangan. Penyiangan dilakukan sebagai upaya dalam pengendalian
pertumbuhan gulma. Penyiangan dilakukan sebagai upaya dalam
pengendalian pertumbuhan gulma. Penyiangan dilakukan 2-3 kali
tergantung banyaknya populasi gulma. Penyiangan pertama dilakuakan saat
tanaman berumur 1 tahun. Penyiangan kedua dilakukan pada minggu ketiga
dari penyiangan pertama dan penyiangan ketiga tergantung banyak dan
tinggi populasi gulma. Pengendalian gulma tergantung pada daerah
penanaman, teknik persiapan lahan, irigrasi dan tipe-tipe gulma (tanaman
liar) yang ada.

7) Pemanenan
Dalam jumlah besar (skala pabrik) gandum dapat dipanen menggunakan
mesin perontok. Dilakuakan pengidentifikasi ciri-ciri fisik maturity
(Physical Maturity) sewaktu pemanenan. Kegiatan ini dapat dilakukan
secara visual dengan melihat kekerasa gandum.

 Praktek agronomi pada tanaman C4 jagung


Jagung (Zea mays. L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi
kehidupanmanusia dan hewan. Selain sebagai makanan pokok, jagung juga
merupakan bahan bakumakanan ternak. Kebutuhan akan konsumsi jagung di
Indonesia terus meningkat. Hal ini didasarkan pada makin meningkatnya tingkat
konsumsi perkapita per tahun dan semakinmeningkatnya jumlah penduduk
Indonesia. jagung merupakan komoditi tanaman pangan penting, namun
tingkat produksi belum optimal. jagung manis merupakan jenis tanaman
yang disukai dan selalu di pergunakanoleh masyarakat sebagai bahan
masakan. Sehingga pasokan untuk kebutuhan jagungh a r u s s e n a n t i a s a
tersedia untuk konsumsi masyarakat. akan tetapi jagunng
t i d a k digunakan sebagai makanan pokok di Indonesia karena kadar lisin dan
tryptopan sangatrendah. Jika dikonsumsi sangat banyak akan menimbulkan
penyakit radang tenggorakn( p e l l a g r a ) . A d a p u n t a n a m a n j a g u n g i n i
b i a s a n y a d i g u n a k a n s e b a g a i b a h a n o l a h a n makanan ringan. Berikut ini
adalah beberapa tahapan cara menanam jagung:
1) Pengolahan lahan
Lahan dibersihkan dari gulma dan sisa tanaman
s e b e l u m n y a , k e m u d i a n dicangkul dan tanah digemburkan.
Masing-masing individu luas bedengan 2m x 3m tinggi bedengan 30
cm dan luas parit 50 cm.
2) Pemberian pupuk kandang atau pupuk dasar
Pupuk kandang yang sudah matang diberikan pada setiap
bedengan setelahd i l a k u k a n p e n g o l a h a n t a n a h . m a s i n g - m a s i n g
b e d e n g a n d i b e r i k a n 3 k a r u n g p u p u k kandang dan dibiarkan 1-2
minggu sebelum tanam.
3) Penanaman
Penanam jagung dilakukan secara serentak. Pada praktikum ini perlakuan
jarak tanam bervariasi ada J1 (100cm x 25cm), J2 (100cm x 20cm), dan J3 (
50cm x 25cm). penanaman dilakukan dengan cara tunggal dengan
kedalaman lobang tanam 5cm dengan jumlah 1 benih/lubang tanam.
Penyisipan dilakukan 1 minggu setelah tanam, terhadap benih yang tidak
tumbuh.
4) Pemupukan
Berikan pupuk dengan dosis yang tepat sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Jagung membutuhkan pupuk nitrogen, fosfor, dan kalium dalam jumlah
yang cukup. Pemupukan dapat dilakukan sebelum tanam dan juga selama
pertumbuhan tanaman.
5) Penyiraman
Pastikan tanaman jagung mendapatkan air yang cukup. Jagung
membutuhkan kelembaban yang konsisten, terutama pada masa
pembentukan bulu jagung. Namun, hindari genangan air yang berlebihan
yang dapat menyebabkan akar membusuk.
6) Pengendalian hama dan penyakit
Jagung rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Lakukan pengamatan
secara rutin dan lakukan tindakan pengendalian yang tepat jika ditemukan
serangan hama atau penyakit.
7) Pemanenan
Panen jagung dilakukan ketika tongkol jagung telah matang sepenuhnya.
Pastikan untuk memanen pada waktu yang tepat agar kualitas dan hasil
panen tetap optimal.

3. Hal-hal pokok yang paling esensi dalam pengelolaan budidaya dari kedua kelompok
tanaman:
a. Pemberian Nutrisi yang Tepat: Tanaman C3 dan C4 membutuhkan nutrisi yang
berbeda untuk tumbuh dengan baik. Pemberian nutrisi yang tepat, seperti
nitrogen, fosfor, dan kalium, sangat penting untuk memberikan kondisi
optimal bagi pertumbuhan tanaman.
b. Pengaturan Air yang Baik: Tanaman C3 dan C4 memiliki kebutuhan air yang
berbeda. Pengaturan irigasi yang baik, termasuk frekuensi dan jumlah air yang
diberikan, sangat penting untuk menjaga kelembaban tanah dan menghindari
kekurangan atau kelebihan air yang dapat merusak tanaman.
c. Pengendalian Hama dan Penyakit: Tanaman C3 dan C4 rentan terhadap
serangan hama dan penyakit yang berbeda. Pengendalian hama dan penyakit
secara teratur melalui penerapan metode pengendalian yang tepat sangat
penting untuk menjaga kesehatan dan produktivitas tanaman.
d. Pemangkasan dan Perawatan Tanaman: Pemangkasan tanaman secara teratur
untuk menghilangkan cabang yang mati atau tidak produktif dapat membantu
meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Selain itu, perawatan
tanaman seperti pemupukan, pemangkasan, dan pemeliharaan secara umum
juga sangat penting dalam pengelolaan budidaya.
e. Pemilihan Varietas Unggul: Memilih varietas tanaman C3 dan C4 yang unggul
dengan adaptasi yang baik terhadap lingkungan lokal dan produktivitas yang
tinggi dapat mendukung keberhasilan pengelolaan budidaya.
f. Pengaturan Suhu dan Pencahayaan yang Optimal: Tanaman C3 dan C4
memiliki kebutuhan suhu dan pencahayaan yang berbeda. Menciptakan
kondisi suhu dan pencahayaan yang optimal melalui pengaturan perlindungan
dan pencahayaan tambahan dapat membantu meningkatkan pertumbuhan dan
produksi tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Perkasa, A. Y., Siswanto, T., Shintarika, F., & Aji, T. G. (2017). Studi iden�fikasi stomata pada kelompok
tanaman C3, C4 dan CAM. Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture), 1(1).

Hehakaya, H. F., Siahaya, W. A., & Osok, R. M. (2020). Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Jagung dan
Kelapa Pada Lahan Praktek Sekolah Pertanian Pembangunan Kota Ambon, Provinsi Maluku. Jurnal
Budidaya Pertanian, 16(2), 157-166.

Anda mungkin juga menyukai