Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Keperluan akan bahan pangan senantiasa menjadi permasalahan yang tidak
putus-putusnya. Kekurangan pangan seolah-olah sudah menjadi persoalan akrab
dengan manusia. Kegiatan pertanian yang meliputi budaya bercocok tanam
merupakan kebudayaan manusia paling tua. Sejalan dengan peningkatan
peradaban manusia, teknik budidaya tanaman juga berkembang menjadi berbagai
sistem. Budidaya bermakna usaha yang memberikan hasil. Kata tanaman merujuk
pada pengertian tumbuh-tumbuhan yang diusahakan manusia, yang biasanya telah
melampaui proses domestikasi. Budidaya tanaman adalah usaha untuk
menghasilkan bahan pangan serta produk-produk agroindustri dengan
memanfaatkan sumber daya tumbuhan. Cakupan obyek budidaya tanaman
meliputi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.
Budidaya tanaman memiliki dua ciri penting yaitu selalu melibatkan barang
dalam volume besar dan proses produksinya memiliki risiko yang relatif tinggi.
Kegiatan pertanian (budidaya tanaman) merupakan salah satu kegiatan yang
paling awal dikenal peradaban manusia dan mengubah total bentuk kebudayaan.

B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah yang akan dibahas
dalam laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah dasar-dasar budidaya tanaman kubis, tanaman sawi, dan
tanaman kentang?
2. Bagaimanakah faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman kubis,
tanaman sawi, tanaman kentang?

C. Tujuan.
Adapun tujuan dari kunjungan industri ini diantaranya sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dasar-dasar budidaya tanaman kubis, tanaman sawi dan
tanaman kentang.

1
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tanaman kubis, tanaman
sawi, tanaman kentang.

D. Manfaat.
Adapun manfaat dari kunjungan industri ini adalah sebagai berikut:
1. Kita dapat melihat secara langsung dasar-dasar budidaya tanaman kubis,
tanaman sawi dan tanaman kentang di lapangan.
2. Menambah wawasan tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman kubis, tanaman sawi, tanaman kentang.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Budidaya Tanaman Kubis.


Tanaman kubis merupakan tanaman sayur famili Brassicaceae berupa
tumbuhan berbatang lunak yang dikenal sejak jaman purbakala (2500-2000 SM)
dan merupakan tanaman yang dipuja dan dimuliakan masyarakat Yunani Kuno.
Mulanya kubis merupakan tanaman pengganggu (gulma) yang tumbuh liar di
sepanjang pantai laut Tengah, di karang-karang pantai Inggris, Denmark dan
pantai Barat Prancis sebelah Utara. Kubis mulai ditanam di kebun-kebun Eropa
kira-kira abad ke-9 dan dibawa ke Amerika oleh emigran Eropa serta ke Indonesia
abad ke-16 atau17. Pada awalnya kubis ditanam untuk diambil bijinya.
1. Syarat Pertumbuhan Tanaman Kubis
Ada beberapa syarat pertumbuhan tanaman kubis diantaranya sebagai berikut:
a. Iklim
1) Angin
Pengaruh angin dirasakan pada evaporasi lahan dan evapotranspirasi
tanaman. Laju angin yang tinggi dalam waktu lama (kontinyu)
mengakibatkan keseimbangan kandungan air antara tanah dan udara
terganggu, tanah kering dan keras, penguraian bahan-bahan organik
terhambat, unsur hara berkurang dan menimbulkan racun akibat tidak ada
oksidasi gas-gas beracun di dalam tanah.
2) Curah Hujan
Disebutkan jumlah curah hujan 80% dari jumlah normal (30 cm)
memberikan hasil rata-rata 12% dibawah rata-rata normal.
3) Intensitas Cahaya
Stadia pembibitan memerlukan intensitas cahaya lemah sehingga
memerlukan naungan untuk mencegah cahaya matahari langsung yang
membahayakan pertumbuhan bibit. Sedangkan pada stadia pertumbuhan
diperlukan intensitas cahaya yang kuat, sehingga tidak membutuhkan
naungan.
4) Suhu

3
Tanaman kubis dapat hidup pada suhu udara 10-240C dengan suhu
optimum 170C. Untuk waktu singkat, kebanyakan varietas kubis tahan
dingin (minus 6-100C), tetapi untuk waktu lama, kubis akan rusak
kecuali kubis berdaun kecil (<3> 9), merupakan racun bagi akar-akar
tanaman.
5) Kandungan Air Tanah
Kandungan air tanah yang baik adalah pada kandungan air tersedia, yaitu
pF antara 2,5 - 4. Dengan demikian lahan tanaman kubis memerlukan
pengairan yang cukup baik (irigasi maupun drainase).
b. Ketinggian Tempat
Tanaman kubis dapat tumbuh optimal pada ketinggian 200-2000 m dpl.
Untuk varietas dataran tinggi, dapat tumbuh baik pada ketinggian 1000-2000
m dpl.
2. Teknik Budidaya Tanaman Kubis.
a. Persiapan Lahan
Lakukan pengolahan tanah dengan traktor maupun manual dengan cangkul
sedalam 20-30 cm. Buat bedengan membujur dari Barat ke Timur dengan
lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai keadaan lahan
sebaiknya tidak lebih 15 m. Jarak antara bedengan 40 cm.
b. Penyemaian
Tanaman kubis diperbanyak dengan biji. Biji harus disemai terlebih dahulu
dengan ditabur dalam barisan /bedengan berukuran 1m. Dalam penyemaian
dilakukan proses penambahan air gula (200 liter air untuk 1 liter gula).
c. Penanaman
Bibit kubis yang telah berumur 1 bulan (berdaun 4-5 helai) dipindahkan ke
bedengan dengan jarak tanaman 40 x 40 cm. Tiap lubang ditanamkan 1 biji
bibit kubis. Sistem penanaman dilakukan dengan garitan (baris).
d. Pemeliharaan
1) Penyiraman
Penyiraman pada musim kemarau dilakukan dengan menggunakan
springkle 1-2 kali sehari. Pada saat turun hujan tidak dilakukan
penyiraman pada tanaman.
2) Pemupukan

4
Pemupukan dilakukan dengan memberikan pupuk dasar (bio urin) di
setiap lobang pada bedengan 3 hari 3 malam sebelum dilakukan
penanaman. Selain itu, juga dilakukan penyemprotan pupuk daun
(atonik, lower).
3) Pengendalian Hama dan penyakit
Hama yang sering menyerang tanaman kubis adalah ulat-ulat kecil
(Plutella maculipennis) yang menyerang pucuk, dikendalikan dengan
penyemprotan insektisida (pencampuran insektisida) dengan frekwensi
penyemprotan 1 minggu. Pengendalian juga dapat dilakukan dengan
penyemprotan pestisida (cadilac dan sasimox) yang dilakukan sekali
seminggu pada musim kemarau dan satu kali dalam 4 hari pada musim
hujan.
e. Pemanenan
Tanaman kubis dipanen pada umur 90 hari. Pilih kubis yang telah tua dan
siap dipetik (sudah keras). Proses pemanenan dilakukan dengan
menebang /memotong pada bagian pangkal batang.Untuk lebih tahan lama
maka dipanen dengan daun-daun yang sudah tua.
f. Pascapanen
Setelah dipanen, kubis langsung didistribusikan ke konsumen baik dalam
daerah (Makassar) maupun diluar daerah/pulau. Kubis ini biasanya dikirim
ke Kaltim, NTT, Monokwari/Papua. Agar kubis dapat bertahan sampai ke
daerah tujuan, dilakukan pengemasan dengan surat kabar/ koran kemudian
dimasukkan dalam kardus.

B. Budidaya Tanaman Sawi.


Tanaman sawi sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada
penderita batuk. Penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih darah,
memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan.
Sedangkan kandungan yang terdapat pada sawi adalah protein, lemak, karbohidrat,
Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C.
1. Syarat Tumbuh
Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai
dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan
pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl.

5
Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang
tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara
teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa
yang sejuk. Lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan
tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan
demikian, tanaman ini cocok bila di tanam pada akhir musim penghujan. Tanah
yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung
humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah
yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH 7.
2. Teknik Budidaya
Cara bertanam sawi sesungguhnya tak berbeda jauh dengan budidaya sayuran
pada umumnya. Budidaya konvensional di lahan meliputi proses pengolahan
lahan, penyiapan benih, teknik penanaman, penyediaan pupuk dan pestisida,
serta pemeliharaan tanaman. Sawi dapat ditanam secara monokultur maupun
tumpang sari. Tanaman yang dapat ditumpangsarikan antara lain : bawang
daun, wortel, bayam, kangkung darat. Sedangkan menanam benih sawi ada
yang secara langsung tetapi ada juga melalui pembibitan terlebih dahulu.
Berikut ini akan dibahas mengenai teknik budidaya sawi secara konvensional di
lahan.
a. Benih
Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Benih
yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus.
Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram.
Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan
agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita
gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita
perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat
menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus
utuh. Kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih
yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas
benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur
lebih dari 70 hari. Dan penanaman sawi yang akan dijadikan benih terpisah
dari tanaman sawi yang lain. Juga memperhatikan proses yang akan

6
dilakukan misalnya dengan dianginkan, tempat penyimpanan dan
diharapkan lama penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun.
b. Pengolahan Tanah
Lakukan pengolahan tanah dengan traktor maupun secara dengan cangkul
sedalam 20-30 cm. Buat bedengan membujur dari Barat ke Timur dengan
lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai keadaan lahan. Jarak
antara bedengan 40 cm.
c. Pembibitan
Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk
penanaman. Karena lebih efisien dan benih akan lebih cepat beradaptasi
terhadap lingkungannya. Sedang ukuran bedengan pembibitan yaitu lebar 80
– 120 cm dan panjangnya 1 – 3 meter. Curah hujan lebih dari 200 mm/bulan,
tinggi bedengan 20 – 30 cm. Cara melakukan pembibitan ialah benih ditabur
diatas bedengan yang telah disiapkan, setelah berumur 1 bulan sejak
disemaikan tanaman dipindahkan ke bedengan.
d. Penanaman
Bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran
petak tanah. Sebelum dilakukan penanaman ,bedengan terlebih dahulu
ditaburi pupuk dasar (bio urin) kemudian didiamkan selama 3 hari 3malam
kemudian dilakukan penanaman. Proses penanaman dilakukan dengan
menanam satu bibit tanaman sawi setiap satu lobang pada bedengan.
e. Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah hal yang penting sehingga akan sangat berpengaruh
terhadap hasil yang akan didapat. Pertama-tama yang perlu diperhatikan
adalah penyiraman, penyiraman ini tergantung pada musim, bila musim
penghujan tidak dilakukan proses penyiraman,pada musim kemarau
penyiraman dilakukan dengan menggunakan springkle 1-2 kali sehari. Selain
penyiraman juga dilakukan penyemprotan pestisida dengan frekuensi 1
kalidalam satu minggu pada musi kemarau dan 1 kali dalam 4 hari pada
musim hujan.
f. Panen
Pemanenan tanaman sawi dilakukan pada umur 90 hari dengan memotng
pada pangkal batang secara manual yaitu menggunakan pisau yang tajam.

7
g. Pascapanen
Proses pasca panen dilakukan dengan pendistribusian secara langsung
tanaman yang telah dipanen. Tanaman sawi tersebut didistibusikan di daerah
sekitar seperti Makassar dan di luar pulau seperti Kalimantan, NTT,
Monokwari/Papua.Untuk pendistribusian di luar pulau, terlebih dahulu
dilakukan pengemasan dengan surat kabar/koran agar dapat bertahan lama
sampai ke tujuan.

C. Budidaya Tanaman Kentang.


Tanaman kentang tergolong jenis tanaman yang tidak bisa tumbuh di
sembarang tempat. Maka dari itu, kalau ingin sukses dan meraih keuntungan yang
besar, termasuk mengurangi kerugian atau kegagalan, harus memperhatikan
lingkungan yang disenangi tanaman ini. Memilih lokasi yang tepat sangatlah
dianjurkan, sebelum memulai menanam sesuatu jenis tanaman. Teknis penanaman
yang benar belum menjamin keberhasilan usaha, keberhasilan itu masih harus
didukung dengan kondisi lingkungan yang cocok. Sehingga ada ungkapan
dikalangan jago-jago pertanian, yaitu “klimatic determines what crops we can
growth,weather determines the yield we can get.”. Artinya kira-kira: tanaman yang
diusahakan ditentukan oleh iklim setempat, sedangkan hasil yang dicapai
ditentukan oleh cuaca selama tanaman itu ditanam (Setiadi Surya Fitri,1993:18-
19).
Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan sumber utama karbohidrat,
sehingga menjadi komoditi penting. Untuk itulah dibutuhkan penanganan yang
lebih baik dalam penanaman dan pemeliharaannya. Syarat pertumbuhan, kentang
ditanam pada iklim yang curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun, lama penyinaran 9-
10 jam/hari, suhu optimal 18-21 °C, kelembaban 80-90% dan ketinggian antara
1.000-3.000 m dpl. Kemudian mempunyai struktur tanah yang remah, gembur,
banyak mengandung bahan organik, berdrainase baik dan memiliki lapisan olah
yang dalam dan pH antara 5,8-7,0.
Tanaman kentang memiliki berbagai macam varietas, namun yang
dibudidayakan di daerah Malino adalah varietas Granola. Hal ini karena varietas
ini cocok tumbuh diaerah Malino karena tidak mengandung terlalu banyak air
serta sesuai dengan permintaan konsumen.

8
1. Syarat Pertumbuhan
a. Iklim
Daerah dengan curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun sangat sesuai untuk
membudidayakan kentang. Daerah yang sering mengalami angin kencang
tidak cocok untuk budidaya kentang. Lama penyinaran yang diperlukan
tanaman kentang untuk kegiatan fotosintesis adalah 9-10 jam/hari. Lama
penyinaran juga berpengaruh terhadap waktu dan masa perkembangan umbi.
Suhu optimal untuk pertumbuhan adalah 18-210C. Pertumbuhan umbi akan
terhambat apabila suhu tanah kurang dari 100C dan lebih dari 300C.
Kelembaban yang sesuai untuk tanaman kentang adalah 80-90%.
Kelembaban yang terlalu tinggi akan menyebabkan tanaman mudah
terserang hama dan penyakit, terutama yang disebabkan oleh cendawan.
b. Media Tanam
Secara fisik, tanah yang baik untuk bercocok tanaman kentang adalah yang
berstruktur remah, gembur, banyak mengandung bahan organik, berdrainase
baik dan memiliki lapisan olah yang dalam. Sifat fisik tanah yang baik akan
menjamin ketersediaan oksigen di dalam tanah. Tanah yang memiliki sifat
ini adalah tanah andosol yang terbentuk di pegunungan-pegunungan.
Keadaan pH tanah yang sesuai untuk tanaman kentang bervariasi antara 5,0-
7,0, tergantung varietasnya. Untuk produksi yang baik pH yang rendah tidak
cocok ditanami kentang. Pengapuran mutlak diberikan pada tanah yang
memiliki nilai pH sekitar 7.
c. Ketinggian Tempat
Daerah yang cocok untuk menanam kentang adalah dataran tinggi/daerah
pegunungan, dengan ketinggian antara 1.000-3.000 m dpl. Ketinggian
idealnya berkisar antara 1000-1300 m dpl. Beberapa varitas kentang dapat
ditanam di dataran menengah (300-700 m dpl).
2. Teknis Budidaya
a. Pembibitan
Bibit kentang adalah bagian tanaman berupa umbi dan bukan biji botani.
Umbi yang akan ditanam perlu diseleksi dulu, dipilih yang sehat dan berasal
dari tanaman yang bebas hama dan penyakit. Umbi bibit berasal dari umbi
produksi berbobot 30-50 gram, umur 150-180 hari, tidak cacat, dan varitas
unggul. Pilih umbi berukuran sedang, memiliki 3-5 mata tunas dan hanya

9
sampai generasi keempat saja. Setelah tunas + 2 cm, siap ditanam.
Penanaman dapat dilakukan tanpa atau dengan pembelahan. Pemotongan
umbi dilakukan menjadi 2-4 potong menurut mata tunas yang ada. Sebelum
tanam umbi direndam dulu menggunakan POC NASA selama 1-3 jam (2-4
cc/lt air).
b. Pengolahan Media Tanah
Lahan dibajak sedalam 30-40 cm sampai gembur benar supaya
perkembangan akar dan pembesaran umbi berlangsung optimal. Kemudian
tanah dibiarkan selama 2 minggu sebelum dibuat bedengan. Pada lahan
datar, sebaiknya dibuat bedengan memanjang ke arah Barat-Timur agar
memperoleh sinar matahari secara optimal, sedang pada lahan berbukit arah
bedengan dibuat tegak lurus kimiringan tanah untuk mencegah erosi. Lebar
bedengan 70 cm (1 jalur tanaman)/140 cm (2 jalur tanaman), tinggi 30 cm
dan jarak antar bedengan 30 cm. Lebar dan jarak antar bedengan dapat
diubah sesuai dengan varietas kentang yang ditanam. Di sekeliling petak
bedengan dibuat saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.
c. Teknik Penanaman
1) Pemupukan Dasar
a) Pupuk dasar organik berupa kotoran ayam 10 ton/ha, kotoran
kambing sebanyak 15 ton/ha atau kotoran sapi 20 ton/ha diberikan
pada permukaan bedengan kurang lebih seminggu sebelum tanam,
dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam.
b) Pupuk organik berupa SP-36=400kg/ha
2) Cara Penanaman
Bibit yang diperlukan jika memakai jarak tanam 70 x 30 cm adalah
1.300-1.700 kg/ha dengan anggapan umbi bibit berbobot sekitar 30-45
gram. Jarak tanaman tergantung varietas. Dimanat dan LCB 80 x 40
sedangkan varietas lain 70 x 30 cm. Waktu tanam yang tepat adalah
diakhir musim hujan pada bulan April-Juni, jika lahan memiliki irigasi
yang baik/sumber air kentang dapat ditanam dimusim kemarau. Jangan
menanam dimusim hujan. Penanaman dilakukan dipagi/sore hari. Lubang
tanam dibuat dengan kedalaman 8-10 cm. Bibit dimasukkan ke lubang
tanam, ditimbun dengan tanah dan tekan tanah di sekitar umbi. Bibit

1
akan tumbuh sekitar 10-14 hst. Mulsa jerami perlu dihamparkan di
bedengan jika kentang ditanam di dataran medium.
d. Pemeliharaan Tanaman
1) Penyulaman
Untuk mengganti tanaman yang kurang baik, maka dilakukan
penyulaman. Penyulaman dapat dilakukan setelah tanaman berumur 15
hari. Bibit sulaman merupakan bibit cadangan yang telah disiapkan
bersamaan dengan bibit produksi. Penyulaman dilakukan dengan cara
mencabut tanaman yang mati/kurang baik tumbuhnya dan ganti dengan
tanaman baru pada lubang yang sama.
2) Penyiangan
Lakukan penyiangan secara kontinyu dan sebaiknya dilakukan 2-3 hari
sebelum/bersamaan dengan pemupukan susulan dan penggemburan. Jadi
penyiangan dilakukan minimal dua kali selama masa penanaman.
Penyiangan harus dilakukan pada fase kritis yaitu vegetatif awal dan
pembentukan umbi.
3) Pemangkasan Bunga
Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk
mencegah terganggunya proses pembentukan umbi, karena terjadi
perebutan unsur hara untuk pembentukan umbi dan pembungaan.
4) Pemupukan
Selain pupuk organik, maka pemberian pupuk anorganik juga sangat
penting untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk yang biasa diberikan Urea
dengan dosis 330 kg/ha, TSP dengan dosis 400 kg/ha sedangkan KCl 200
kg/ha. Secara keseluruhan pemberian pupuk organik dan anorganik
adalah sebagai berikut:
a) Pupuk kandang: saat tanam 15.000-20.000 kg.
b) Pupuk anorganik
(1) Urea/ZA: 21 hari setelah tanam 165/350 kg dan 45 hari setelah
tanam 165/365 kg.
(2) SP-36: saat tanam 400 kg.
(3) KCl: 21 hari setelah tanam 100 kg dan 45 hari setelah tanam
100 kg.
(4) Pupuk cair: 7-10 hari sekali dengan dosis sesuai anjuran.

1
Pupuk anorganik diberikan ke dalam lubang pada jarak 10 cm dari batang
tanaman kentang.
5) Pengairan
Tanaman kentang sangat peka terhadap kekurangan air. Pengairan harus
dilakukan secara rutin tetapi tidak berlebihan. Pemberian air yang cukup
membantu menstabilkan kelembaban tanah sebagai pelarut pupuk.
Selang waktu 7 hari sekali secara rutin sudah cukup untuk tanaman
kentang. Pengairan dilakukan dengan cara disiram dengan
gembor/embrat/dengan mengairi selokan sampai areal lembab (sekitar
15-20 menit).
e. Hama dan Penyakit
1) Hama
a) Ulat grayak (Spodoptera Litura)
Gejala: ulat menyerang daun dengan memakan bagian epidermis dan
jaringan hingga habis daunnya. Pengendalian: (1) mekanis dengan
memangkas daun yang telah ditempeli telur; (2) kimia dengan
Azordin, Diazinon 60 EC, Sumithion 50 EC.
b) Kutu daun (Aphis Sp)
Gejala: kutu daun menghisap cairan dan menginfeksi tanaman, juga
dapat menularkan virus bagi tanaman kedelai. Pengendalian: dengan
cara memotong dan membakar daun yang terinfeksi, menyemprotkan
Roxion 40 EC, Dicarzol 25 SP.
c) Orong-orong (Gryllotalpa Sp)
Gejala: menyerang umbi di kebun, akar, tunas muda dan tanaman
muda. Akibatnya tanaman menjadi peka terhadap infeksi bakteri.
Pengendalian: menggunakan tepung Sevin 85 S yang dicampur dengan
pupuk kandang.
d) Hama penggerek umbi (Phtorimae poerculella Zael)
Gejala: pada daun yang berwarna merah tua dan terlihat adanya jalinan
seperti benang yang berwarna kelabu yang merupakan materi
pembungkus ulat. Umbi yang terserang bila dibelah, akan terlihat
adanya lubang-lubang karena sebagian umbi telah dimakan.
Pengendalian: secara kimia menggunakan Selecron 500 EC, Ekalux 25
EC, Orthene &5 SP, Lammnate L.

1
e) Hama trip ( Thrips tabaci )
Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak berwarna putih, selanjutnya
berubah menjadi abu-abu perak dan kemudian mengering. Serangan
dimulai dari ujung-ujung daun yang masih muda. Pengendalian: (1)
secara mekanis dengan cara memangkas bagian daun yang terserang;
(2) secara kimia menggunakan Basudin 60 EC, Mitac 200 EC,
Diazenon, Bayrusil 25 EC atau Dicarzol 25 SP.
2) Penyakit
a) Penyakit busuk daun (Phytopthora infestans mont de Barry)
Penyebab: jamur Phytopthora infestans. Gejala: timbul bercak-
bercak kecil berwarna hijau kelabu dan agak basah, lalu bercak-
bercak ini akan berkembang dan warnanya berubah menjadi
coklat sampai hitam dengan bagian tepi berwarna putih yang
merupakan sporangium. Selanjutnya daun akan membusuk dan
mati. Pengendalian: menggunakan Antracol 70 WP, Dithane M-
45, Brestan 60, Polyram 80 WP, Velimek 80 WP dan lain-lain.
b) Penyakit layu bakteri (Pseudomonas solanacearum E. F. Smith)
Penyebab: bakteri Pseudomonas solanacearum. Gejala: beberapa
daun muda pada pucuk tanaman layu dan daun tua, daun bagian
bawah menguning. Pengendalian: dengan cara menjaga sanitasi
kebun, pergiliran tanaman. Pemberantasan secara kimia dapat
menggunkan bakterisida, Agrimycin atu Agrept 25 WP.
c) Penyakit busuk umbi (Colleotrichum coccodes) Penyebab: jamur
Colleotrichum coccodes. Gejala: daun menguning dan
menggulung, lalu layu dan kering. Pada bagian tanaman yang
berada dalam tanah terdapat bercak-bercak berwarna coklat.
Infeksi akan menyebabkan akar dan umbi muda busuk.
Pengendalian: dengan cara pergiliran tanaman , sanitasi kebun dan
penggunaan bibit yang baik.
d) Penyakit fusarium (Fusarium sp) Penyebab: jamur Fusarium sp.
Gejala: infeksi pada umbi menyebabkan busuk umbi yang
menyebabkan tanaman layu. Penyakit ini juga menyerang kentang
di gudang penyimpanan. Infeksi masuk melalui luka-luka yang
disebabkan nematoda/faktor mekanis. Pengendalian: dengan

1
menghindari terjadinya luka pada saat penyiangan dan
pendangiran. Pengendalian kimia dengan Benlate.
e) Penyakit bercak kering (Early Blight) Penyebab: jamur Alternaria
solani. Jamur hidup disisa tanaman sakit dan berkembang biak di
daerah kering. Gejala: daun terinfeksi berbercak kecil yang
tersebar tidak teratur, berwarna coklat tua, lalu meluas ke daun
muda. Permukaan kulit umbi berbercak gelap tidak beraturan,
kering, berkerut dan keras. Pengendalian: dengan pergiliran
tanaman.
f) Penyakit karena virus. Virus yang menyerang adalah: (1) Potato
Leaf Roll Virus (PLRV) menyebabkan daun menggulung; (2)
Potato Virus X (PVX) menyebabkan mosaik laten pada daun; (3)
Potato Virus Y (PVY) menyebabkan mosaik atau nekrosis lokal;
(4) Potato Virus A (PVA) menyebabkan mosaik lunak; (5) Potato
Virus M (PVM) menyebabkan mosaik menggulung; (6) Potato
Virus S (PVS) menyebabkan mosaik lemas. Gejala: akibat
serangan, tanaman tumbuh kerdil, lurus dan pucat dengan umbi
kecil-kecil/tidak menghasilkan sama sekali; daun menguning dan
jaringan mati. Penyebaran virus dilakukan oleh peralatan
pertanian, kutu daun Aphis spiraecola, A. gossypii dan Myzus
persicae, kumbang Epilachna dan Coccinella dan nematoda.
Pengendalian: tidak ada pestisida untuk mengendalikan virus,
pencegahan dan pengendalian dilakukan dengan menanam bibit
bebas virus, membersihkan peralatan, memangkas dan membakar
tanaman sakit, memberantas vektor dan pergiliran tanaman.
f. Panen
1) Ciri dan Umur Panen
Umur panen pada tanaman kentang berkisar antara 90-180 hari,
tergantung varietas tanaman. Pada varietas kentang genjah, umur
panennya 90-120 hari; varietas medium 120-150 hari; dan varietas dalam
150-180 hari. Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen apabila
daunnya telah berwarna kekuning-kuningan yang bukan disebabkan
serangan penyakit; batang tanaman telah berwarna kekuningan dan agak
mengering. Selain itu tanaman yang siap panen kulit umbi akan lekat

1
sekali dengan daging umbi, kulit tidak cepat mengelupas bila digosok
dengan jari.
2) Cara Panen
Waktu memanen sangat dianjurkan dilakukan pada waktu sore hari/pagi
hari dan dilakukan pada saat hari cerah. Cara memanen yang baik adalah
sebagai berikut: cangkul tanah disekitar umbi kemudian angkat umbi
dengan hati hati dengan menggunakan garpu tanah. Setelah itu kumpulkan
umbi ditempat yang teduh. Hindari kerusakan mekanis waktu panen.
g. Pascapanen
1) Penyortiran dan Penggolongan
Umbi yang baik dan sehat dipisahkan dengan umbi yang cacat dan
terkena penyakit. Kegiatan ini akan mencegah penularan penyakit kepada
umbi yang sehat. Kentang di sortir berdasarkan ukuran umbi (tergantung
varitas).
2) Penyimpanan
Simpan umbi kentang dalam rak-rak yang tersusun rapi, sebaiknya
ruangan tempat penyimpanan dibersihkan dan disterilisasi dahulu agar
terbebas dari bakteri. Simpan di tempat yang tertutup dan berventilasi.
3) Pengemasan dan Pengangkutan
Alat pengemas harus bersih dan terbuat dari bahan yang ringan.
Pengemas harus berventilasi dan di bagian dasar dan tepi diberi bahan
yang mengurangi benturan selama pengangkutan.
4) Pembersihan
Petani konvensional hampir tidak pernah membersihkan umbi. Untuk
memasarkan kentang di pasar swalayan/ke luar negeri, kentang harus
dibersihkan terlebih dulu. Bersihkan umbi dari segala kotoran yang
menempel dengan lap. Lakukan perlahan-lahan jangan sampai
menimbulkan lecet-lecet. Selain itu umbi dapat dibersihkan dengan cara
dicuci di air mengalir yang tidak terlalu deras kemudian
dikeringanginkan. Umbi yang bersih akan memperpanjang keawetan
umbi selain itu juga akan menarik konsumen.

1
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari isi laporan kegiatan kunjungan industri ini adalah sebagai
berikut:
1. Dasar-dasar budidaya tanaman kubis, sawi dan kentang meliputi:syarat
pertumbuhan tanaman (iklim dan ketinggian tempat) dan teknik budidaya
tanaman yang terdiri dari penyemaian, penanaman, pemeliharaan,
pemanenan dan pascapanen.
2. Budidaya tanaman kubis, sawi dan kentang dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya suhu, intenstas cahaya, ketinggian tempat, curah hujan
dan pH tanah.

B. Saran
Agar dapat memperoleh hasil yang maksimal dalam membudidayakan tanaman
kubis, sawi, maupun kentang hendaknya:
1. Memperhatikan dasar-dasar budidaya tanaman kubis, ,sawi maupun
kentang yang benar sesuai teknik budidaya.
2. Memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
kubis, sawi, maupun kentang.

1
DAFTAR PUSTAKA

Abdilbarr, Abu. 2012. Menanam Kol, (on line). (http://petanirumahan.net, diakses 20


November 2014).
Arif, Arifin. 2014. Budidaya Tanaman Kol, (on line).
(http://rachmatsibali.blogspot.com/2014/06/vbehaviorurldefaultvmlo_4470.html,diaks
es 20 November 2014).
Fitri,Surya Setiadi.1993.Kentang Varietas dan Pembudidayaan, (on line).
(http://professorkentang.blogspot.com, diakses 13 November 2014).
Margiyanto,Eko.2008.Budidaya Tanaman Sawi, (on line).
(http:/zuldesains.wordpress.com, diakses 20 Novenber 2014).

Anda mungkin juga menyukai