Anda di halaman 1dari 8

A.

Budi Daya Tanaman Jagung


Jagung merupakan salah satu tanaman pangan biji-bijian dari kelompok rumput-
rumputan. Jagung mempunyai nama ilmiah Zea mays. Jagung merupakan komoditi
tanaman pangan kedua terpenting setelah padi.

B. Praktik Budi Daya Tanaman Jagung


1. Persiapan Pembudidayaan.
a. Pembibitan.
1) Penyiapan Benih.
Hal-hal yang harus dilakukan pada saat memilih bibit, yaitu sebagai berikut:
a. Pilihlah beberapa tanaman jagung yang pertumbuhannyasehat, yang
memiliki tongkolyang besar, barisan biji lurus, dan tidak terserang oleh
hama juga penyakit.
b. Petiklah tongkol jagung tersebut setelah melewati fase matang
fisiologi.ciri-ciri matang fisiologi, yaitu bijinya sudah mengeras dan
sebagian daunnya sudah menguning.
c. Kupaslah tongkol tersebut dan keringkan sampai benar-benar kering.
d. Apabila benih tidak langsung ditanam, bungkuslah tongkol tersebut dan
simpan di tempat yang kering.
e. Jika langsung digunakan sebagai benih, ambilah biji yang tempatnya di
tengah tongkol tersebut. Biji tersebut merupakan biji terbaik karena
memiliki daya tubuh lebih dari 90%.
2) Pemindahan Benih.
a. Mencampur benih dengan fungisida untuk mencegah serangan jamur.
b. Memasukan biji jagung kedalam lubang penanaman benih, bersama-sama
dengan insektisida butiran dan sistemik, misalnya Furadan 3G untuk
mencegah serangan lalat bibit dan ulat agrotis.

b. Media Tanam.
1) Penyiapan Lahan Kebun.
a. Membalikan tanah dan memecah bongkahan tanah supaya tanah diperoleh
tanah yang gambar untuk memperbaiki aerasi.
b. Mencangkul tanah yang akan ditanami sedalam 15-20 cm. kemudian
diratakan.
c. Untuk tanah yang keras, memerlukan pengolahan yang lebih banyak.
Tanah harus dicangkul / dibajak, kemudian dihaluskan dan diratakan.
2) Pembukaan Lahan.
a. Bersihkan lahan dari sisa-sisa tanaman sebelumnya. Jika sisa tanaman
sebelumnya jumlahnya banyak, bakar sisa tanaman tersebut sampai
menjadi abu. Kemudian abu dari sisa tanaman tersebut disebarkan pada
lahan tersebut.
b. Cangkul / bajak tanah yang akan dijadikan lahan untuk menanam benih
jagung tersebut.
3) Pembuatan Drainase.
Hal yang harus dilakukan adalah membuat saluran drainase setiap 3 m
disetiap barisan tanaman dengan lebar 25-30 cm dan kedalaman 20 cm.
4) Pengapuran.
Pengapuran dilakukan pada lahan yang pH tanahnya kurang dari 5
(bersifat asam)jumlah kapu yang digunakan sekitarm300kg/ha per musim
tanam atau antara 1-3 ton setiap 2-3 tahun dengan cara disebar pada barisan
tanaman.

c. Pupuk.
Pemupukan dilakukan jika unsur hara tanah yang digunakan sebagai lahan
penanaman bibit jagung ini, tidak mencakupi untuk pertumbuhan tanaman. Kadar
atau dosis pupuk yang digunakan tergantung pada tingkat kesuburan tanah dan
diberikan secara bertahap. Namun demikian, dosis yang dianjurkan, rata-rata
adalah 200-300 kg/ha untuk urea, 75-100 kg/ha untuk TSP, dan 50-100 kg/ha
untuk KCI.
Tahap pemupukan dilakukan secara bertahap 3 kali:
1) Pemupukan dasar.
Dilakukan saat penanaman benih dengan dosis ½ bagian urea, dan 1 bagian
TSP. Dimasukam ke parit kanan dan kiri sedalam 5 cm lalu ditutup oleh
tanah.
2) Pemupukan susulan I
Dilakukan pada hari ke 30 dengan dosis ½ bagian urea, dan ½ bagian KCI,
dimasukan ke parit kanan dan kiri sedakam 10 cm lalu ditutup oleh tanah.
3) Pemupukan susulan II
Dilakukan pada hari ke 45 dengan dosis ½ bagian urea.

2. Pelaksanaan Pembudidayaan.
a. Teknik Penanaman
1) Tentukan Pola Tanam
 Tumpang sari (inter cropping), yaitu melakukan penanamn di suatu lahan
dengan lebih dari 1 jenis tanaman (umur tanaman bisa sama, bisa juga
berbeda)
 Tumpang gilir (multiple cropping), yaitu melakukan penanaman di suatu
lahan secara beruntun spanjang tahun untuk satu jenis tanaman dengan
jenis tanaman lainnya dengan memerhatikan faktor-faktor lain, terutama
untuk memperoleh hasil maksimal.
 Tanaman bersisipan (relay cropping), yaitu pola tanam yang dilakukan
dengan cara menyisipkan 1 atau beberapa jenis tanamn selain tanaman
pokok.
 Tanaman campuran (mixed cropping) yaitu pola tanam dengan cara
menanam beberapa jenis tanamn tanpa diatur jarak tanamnya maupun
lariknya.
2) Pembuatan Lubang Tanam.
Alat yang dibutuhkan untuk membuat lubang adalah tugal. Buatlah lubang
sedalam 3-5 cm.
Lubang ditimbun dengan subsoil yang dicampur bahan organic dalam
jumlah lebih banyak dari campuran untuk opsoil dan super fosfat (dapat juga
dipakai tepung tulang) 20%. Jumlah super fosfat 1,5-2 kg per 10 m 2 tanah,
tepung tulang 1,5-3 kg per 10 m2. lubang diisi topsoil dan bahan organic
sampai membentuk gunungan.

3) Cara Penanaman.
(a) Setiap lubang bisa ditanam satu atau dua tanaman. Jarak tanam untuk satu
tanaman adalah 75 x 25 cm sedangkan jarak untuk dua tanaman adalah 75
x 50.
(b) Tanamkan bibit jagung kedalam lubang tanam. Jumlah biji yang ditanam
tergantung yang diinginkan. Jika ingin ditanam satu tanaman perlubang
masukan 2 butir benih perlubang, jika ingin ditanam dua tanamn
perlubang bisa dimasukan 3 butir benih per lubang.
(c) Penanaman jagung ini akan efektif jika dilakukan oleh 4 orang.

b. Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan dan Penyulaman.
Penjarangan dilakukan jika pada setiap lubang, tumbuh tanaman lebih dari
yang diinginkan. Adapun tanaman yang dibuang adalah tanaman yang
tumbuhannya kurang atau tidak baik.
Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh atau
mati. Kegiatan ini dilakukan 7-10 hari setelah penanaman.
2) Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk membersihkan lahan dari tanaman
pengganggu atau gulma. Waktu untuk menlakukan kegiatan ini adalah setiap
2 minggu sekali.
3) Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan dengan cara mengguruk tanah di sebelah kiri
dan kanan barisan tanaman, kemudian ditimbun di barisan tanaman sehingga
terbentuk gulungan yang menanjang. Kegiatan ini dilakukan pada saat
penyiangan ke dua yaitu pada saat umur 1 bulan.
Kegiatan ini dilakukan bersama dengan penyiangan supaya dapat
memperkukuh posisi batang dan juga untuk menutup akar yang muncul ke
permukaan akibat aerasi.
4) Pemupukan.
Pemberian pupuk dilakukan dalam 3 tahap. Tahap pertama dilakukan
bersama dengan penanaman. Tahap kedua dilakukan setelah tanaman berusia
3-4 minggu. Dan tahap ketiga dilakukan setelah tanaman berusia 8 minggu
atau setelah muncul bunga.
5) Pengairan dan Penyiraman.
Penyiraman dilakukan setelah benih ditanam kecuali jika kondisi tanah
sudah lembap.
Pengairan dilakukan untuk menjaga tanaman supaya tidak layu. Selain itu,
pengairan juga diperlakukan pada saat tanaman ini menjelang berbunga
karena membutuhkna air dalam jumlah banyak.
6) Penyemprotan Pestisida.
Kegiatan ini dilakukan hanya pada kondisi adanya hama yang dapat
membahayakan proses produksi jagung. Pestisida yang digunakan adalah
pestisida untuk mengendalikan ulat.

c. Hama dan Penyakit.


1) Hama.
a) Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)
Gejala: daun berubah warna menjadi kekuningan; di sekitar bekas gigitan
dan mengalami pembusukan, akhirnya tanaman layu dan menjadi kerdil
atau mati.
Penyebab: panjang lalat 3,0-3,5 mm dengan warna abu-abu punggung
berwarna kuning kehijauan dan bergaris, juga tubuh berwarna kuning
kecoklatan.
Pengendalian: jika ada tanaman yang terserang harus segera dicabut dan
dimusnahkan supaya hama tidak menyebar; pengendalian secara
(kimiawi) dengan menyemprotkan insektisida; Dutshan 20 EC, Hotstation
40 EC, Larvin 74 WP, Matshal 25 ST, Miral 26 dan promet 40 SD,
sedangkan untuk dosis dapat mengikiti aturan pakai.
b) Ulat pemotong.
Gejala: dengan adanya bekas gigitan pada batangnya di bagian bawah
sehingga tanaman jagung yang masih muda itu roboh di atas tanah.
Penyebab: beberapa jenis ulat pemotong; Agrotis sp. (A. ipsilon);
Spodoptera litura, penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), dan
penggerek buah jagung (Helicoverpa armigerat)
Pengendalian: dengan mencari dan membunuh ulat tersebut yang
biasanya terdapat di dalam tanah, sebelum tanah ditanami jagung,
disemprot terlebih dahulu dengan insektisida.

2) Penyakit.
a) Penyakit Bulai (Downy Mildew)
Penyebab: cendawan Peronosclero spora maydin, P. spora javanica dan
P. spora philippinensis yang akan merajalela pada suhu udara lebih 27 0C
dan pada kondisi lembap.
Gejala: pada tanaman berumur 2-3 minggu, dun runcing dan kecil, kaku
dan pertumbuhan batang terhambat, warna menguning, dan sisi bawah
daun terdapat lapisan spora cendawan warna putih; pada tanaman berumur
3-5 minggu, tanaman yang terserang mengalami gangguan pertumbuhan,
daun berubah warna yang diawali di bagian pangkal daun, tongkol
berubah bentuk da nisi, pada tanaman dewasa terdapat garis kecoklatan
pada daun tua.
Pengendalian: melakukan pola tanam dan pola penggiliran tanaman ,
penanaman varietas unggul; tanaman yang terserang dicabut dan
dimusnahkan.
b) Penyakit bercak daun (Leaf Bligh)
Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum.
Gelaja: pada daun terdapat bercak memanjang dan teratur berwarna
kuning dan dikelilingi warna coklat, bercak berkembang dari ujung hingga
ke pangkal daun, kemudian bercak terlihat basah dan akhirnya seluruh
permukaan daun berwarna coklat.
Pengendalian: mekanik dilakukan dengan mengatur kelembapan lahan
supaya kondisi lahan tidak lembap, kimiawi dilakukan dengan pestisida
seperti Daconil 75 WP dan Difolatan 4 F.
c) Penyakit Karat (Rust)
Penyebab: cendawan Puccinia sorghi Schw dan Puccinia polypore
Underw.
Gejala: pada daun yang lebih tua terdapat titik-titik noda yang berwarna
merah kecoklatan seperti karat juga terdapat serbuk yang berwarna kuning
kecoklatan, serbuk ini kemudian berkembang dan memanjang dan
akhirnya karat dapat berubah menjadi bermacam-macam bentuk.
Pengendalian: mengatur kelembapan pada area tanam, melakukan
sanitasi pada area penanaman jagung, sedangkan secara kimiawi
dilakukan dengan menggunakan pestisida seperti pada penyakit bulai dan
bercak daun.
d) Penyakit Gosing Bengkak (Com Smut/Boil Smut)
Penyebab: cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw)
Ung, Uredo zeae Schw, dan Uredo maydis DC.
Gejala: pada tongkol ditandai dengan masuknya cendawan ini ke dalam
biji sehingga terjadi pembengkakan dan mengeluarkan kelenjar,
pembengkakan ini menyebabkan pembungkus terdesak hingga
pembungkus rusak dan kelenjar keluar dari pembungkus dan akhirnya
spora tersebar.
Pengendalian: mengatur kelembapan, memotong bagian tanaman
kemudian dibakar, benih yang akan ditanam dicampur fungisida secara
merata ke permukaan benih.
e) Penyakit Busuk Tongkol dan Biji
Penyebab: cendawan Fusarium atau Gibberella seperti Gibberella zeae
(Schw), Gibberella fijikuroi (Schw), dan Gibberella moniliforme.
Gejala: biji jagung berwarna merah jambu atau merah kecoklatan
kemudian berubah warna menjadi coklat sawo matang.
Pengendalian: dilakukan pergiliran tanam, mengatur jarak tanam,
penyemprotan dengan fungisida setelah ditemukan gejala serangan.

d. Panen.
1) Ciri dan Umur Panen
a) Umur jagung yang siap dipanen sekitar 86-96 hari.
b) Jagung yang siap dipanen memiliki tongkol atau kelobot mulai mengering,
tandanya adalah adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga.
c) Biji kering, keras, dan mengkilat, apabila ditekan tidak membekas.
2) Waktu Panen
a) Jagung untuk sayur (baby corn) dipanen sebelum bijinya diisi penuh, saat
itu diameter tongkol baru mencapai 1-2 cm.
b) Jagung untuk direbus dan dibakar, dipanen ketika matang susu.
c) Jagung untuk makanan pokok (beras jagung), pakan ternak, benih, tepung
dan berbagai keperluan lainnya dipanen ketika sudah matang fisiologis.
3) Cara Panen
Cara panen jagung yang matang fisiologis adalah dengan cara memutar
tongkol serta kelobotnya, atau dapat dapat dilakukan dengan mematahkan
tangkai buah jagung.
4) Periode Panen
Jagung untuk keperluan sayur dapat dipetik 15-21 hari setelah tanaman
berbunga. Petik jagung untuk konsumsi +4 minggu setelah tanaman berbunga
atau dapat mengambil waktu panen antara umur panen jagung sayur dan umur
panen jagung masak mati.
5) Perkiraan Produksi.
Produksi jagung di suatu negara sering mengalami pasang surut akibat
perubahan area penanaman jagung namun para petani baru memberikan hasil
sekitar 17 ton/ha.
e. Pasca Panen
1) Pengupasan
Dilakukan untuk menjaga kadar air didalam tongkol dapat diturunkan dan
kelembapan disekitar biji tidak menimbulkan kerusakan biji atau
mengakibatkan tumbuhnya cendawa.
2) Pengeringan
Pengeringan jagung dapat dilakukan secara alami maupun buatan. Jagung
dijemur dibawah sinar matahari sehingga kadar air berkisar 9-11%. Biasanya
penjemuran memakan waktu sekitar 7-8 hari. Sedangkan secara buatan dapat
dilakukan dengan mesin pengering dengan suhu sekitar 38 0-430C, sehingga
kadar air turun menjadi 12-13%.
3) Pemipilan
Pemipilan dapat menggunakan tangan atau alat pemipil jagung bila jumlah
produksi cukup besar. Proses ini hampir sama dengan perontokan gabah, yaitu
memisahkan biji-biji dari tempat perekat/tongkol.
4) Penyortiran dan Penggolongan
Bagian yang perlu dipisahkan dan dibuang antara lain sisa-sisa tongkol,
biji kecil, biji pecah, biji hampa, kototan selama petik atau pun saat pemipilan.
Untuk pemisahan biji yang akan digunakan sebagai benih terutama untuk
penanaman denga mesin penanam, biasanya dibutuhkan keseragaman bentuk
an ukuran butirnya.

f. Pengemasan
Untuk pengemasan dapat menggunakan kaleng, drum, karung, atau wadah
lain. Pengemasan dengan karung harus mempunyai persyaratan bersih dan bagian
atas karung dijahit, berat neto maksimum 75 kg serta tahan mengalami handling
baik waktu pemuatan maupun pembongkaran.
Ada beberapa tujuan pengemasan jagung, yaitu agar jagung bersih dari
kotoran, megurangi serangan jamur dan hama. Pengemasan jagung umumnya
digunakan berupa karung dengan berat antara 25-50 kg. sedangkan eceran seberat
1-5 kg. adapun kemasan jagung untuk dipasarkan di supermarket umumnya
menggunakan plastik wrapping seberat 1 kg yang berisi sekitar 6 buah tongkol
jagung.

3. Analisis Ekonomi Budi Daya Tanaman jagung


Berikut ini akan diberikan gambaran tentang perkiraan analisis usaha budi daya
tanaman jagung jenis Hibrida C1 dengan luas penanaman 1 hektare selama 1 kali
tanam (3 bulan) di daerah Jawa Barat pada tahun 2009.

No Keterangan Rincian Harga Jumlah


satuan (Rp)
1. Biaya sarana dan Sewa lahan (3 bulan) 750.000
prasarana Bibit (20 kg) 30.000 600.000
Urea (300 kg) 3.000 900.000
SP 36 (100 kg) 3.800 380.000
KCI (50 kg) 3.300 165.000
Insektisida (2 liter) 100.000 200.000
2. Tenaga kerja Pengolah lahan 900.000
Penanaman (20 orang/hari) 20.000 400.000
Penyiangan & pembubunan (borngn) 100.000
Pemupukan (20 orang/hari) 20.000 400.000
Pemeliharaan lain 100.000
Panen 300.000
3. Biaya cadangan 200.000
Jumlah Total Biaya Produksi 5.395.000

Pendapatan:
Luas tanah satu hektar menghasilkan sekitar 5.500 kg jagung. Harga 1 kg jagung sekitar Rp
1.300 jadi total pendapatannya adalah:
5.500 × Rp1.300,00 = Rp7.150.000,00
Keuntungan:
Pendapatan – total biaya produksi
Rp7.150.000,00 – Rp5.395.000,00 = Rp1.755.000,00
Berdasarkan analisis ekonomi di atas, budi daya jagung merupakan peluang usaha yang
menjanjikan. Tanaman jagung mempunyai potensi ekonomi dan social yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai