Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH OLAH TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI

JAGUNG MANIS (Zea mays saccharate STURT.)

1 2 3 4
Armein Lahagu , Cut Keisha Rizqia , Dhea Aulia Ramahdani , Deall Albar , Haura
5 6 7 8
Salsabila , Hariman Yumaidi , Ishfira Arza Azkiana , Muhammad Halqi Chairy , Nurul
9 10 11 12 13
Dwi Afsari , Nurpamidah , Putriyani , Sofan Salsabila , Yulia Rafita

1
Armein Lahagu, 2305102010072, email: armeinlahagu99@gmail.com
2
Cut Keisha Rizqia, 2305102010051, email: cutkeisha01@gmail.com
3
Dhea Aulia Ramahdani, 2305102010062, email: dhearamahdani91@sma.belajar.id
4
Deall Albar, 2305102010079, email: albardeall@gmail.com
5
Haura Salsabila, 2305102010066, email: haura4457@gmail.com
6
Hariman Yumaidi, 2305102010065, email: yumaidihariman21@gmail.com
7
Ishfira Arza Azkiana, 2305102010078, email: ishfiraarza02@gmail.com
8
Muhammad Halqi Chairy, 2305102010041, email: halqichariry05@gmail.com
9
Nurul Dwi Afsari, 2305102010059 , email: dwinurul005@gmail.com
10
Nurpamidah, 2305102010017, email: nurpamidah060403@gmail.com
11
Putriyani, 2305102010020, email: ptriyni12@gmail.com
12
Sofan Salsabila, 2305102010004, email: sofan26111@gmail.com
13
Yulia Rafita, 2305102010025, email: yulialia2311@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan ada tidaknya interaksi dari faktor
pengolahan. Tanah dan faktor varietas jagung yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan hasil maksimal, untuk mengetahui varietas jagung yang berpotensi hasil tinggi dengan
sistem pengolahan tanah yang efektif dan efisien pada lahan kering. Menentukan sistem
pengolahan tanah yang efektif dan berpotensi untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Penelitian dilaksanakan di lahan perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala
dari bulan Agustus sampai November 2023. Pada penelitian ini terdapat sistem
pengolahan tanah yang terdiri dari tiga macam perlakuan. Sistem pengolahan tanah yang
diterapkan adalah: P1: Petak dikelola dengan system Tanpa Olah Tanah, P2: Petak
dikelola dengan system Olah Tanah Minimum, P3: Petak dikelola dengan system Olah
Tanah Sempurna. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan analisis
varians jika berbeda nyata akan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT).
Variabel yang diamati terdiri dari tinggi tanaman (cm), yaitu dilakukan mulai dari pangkal
batang sampai ujung daun tertinggi yang diluruskan secara vertikal ke atas pada saat
tanaman berumur 14 HST kemudian dilanjutkan pada 40 HST. Komponen hasil jagung
hibrida yaitu jumlah baris biji/tongkol, dilakukan dengan cara menghitung jumlah baris pada
tongkol dan jumlah biji/baris dihitung jumlah biji jagung setiap baris. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada perlakuan pengolahan tanah, Sistem Tanpa Olah Tanah
mengahsilkan tanaman yang lebih tinggi dari pada system olah tanah lainnya.

Kata Kunci : Jagung, Pengolahan Tanah, Olah Tanah Minimum, Olah Tanah Sempurna.
ABSTRAC

This study aims to determine whether there is an interaction of tillage factors. Soil and
corn variety factors that affect growth and maximum yield, to determine corn varieties that
have the potential for high yields with effective and efficient tillage systems on dry land.
Determine the effective tillage system and the potential to get maximum yield. The research
was conducted in the plantation of Faculty of Agriculture, Syiah Kuala University from August
to November 2023. In this study there was a tillage system consisting of three treatments.
The tillage systems applied were PI: Plots managed with No Tillage system, P2: Plots
managed with Minimum Tillage system, P3: Plots managed with the Perfect Tillage system.
The data obtained will be analyzed using analysis of variance if significantly different will be
followed by the Least Significant Difference Test (BNT). The observed variables consist of
plant height (cm), which is done starting from the base of the stem to the tip of the highest
leaf which is straightened vertically upwards when the plant is 14 HST then continued at 40
HST. The yield component of hybrid corn, namely the number of rows of seeds/cob, was
done by counting the number of rows on the cob and the number of seeds/row was
calculated as the number of corn seeds in each row. The results showed that in the tillage
treatment, the No-Tillage System produced higher plants than the other tillage systems.

Keywords: Maize, Tillage, Minimum Tillage, Perfect Tillage.

I. TUJUAN

Mengetahui dan memahami bagaimana sistem olah tanah berpengaruh


terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis. Merekomendasi cara olah tanah
yang terbaik untuk budidaya jagung manis.

II. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan daerah tropik yang sangat cocok untuk pengembangan


budidaya jagung manis. Dukungan iklim dan lahan atau keadaan tanah merupakan
faktor utama dalam pengembangan dan peningkatan produksi jagung manis.

Sistem olah tanah merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam
budidaya jagung manis. Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan mencangkul
tanah bagian top soil (permukaan atas). Hal tersebut sering dilakukan baik secara
intensif maupun dua atau satu kali saja. Pengolahan tanah bertujuan untuk
menggemburkan tanah yang pada akhirnya akan memperbaiki tekstur tanah,
sirkulasi udara dalam tanah, serta mendorong aktivitas mikroba (Arsyad, 2000 dan
Tim Trubus, 2001)

Pengolahan tanah yang dilakukan secara baik berpengaruh positif terhadap


produktivitas lahan. Pengolahan tanah yang selalu intensif dapat merusak keadaan
fisik tanah. Akibat dari keadaan fisik tanah yang merosot adalah turunnya produksi
dari setiap tanaman yang diusahakan, termasuk juga pada budidaya jagung manis.
Kartasapoetra et al. (1985) menambahkan, bahwa pengolahan tanah yang terlalu
berlebihan dapat berdampak buruk seperti menipiskan hara dan memperbesar erosi,
kesuburan tanah akan menurun dan tidak produktif. Mengatasi hal tersebut teknologi
budidaya TOT (tanpa olah tanah) menjadi alternatif. Biaya produksi dapat ditekan,
irit biaya tenaga kerja dan hemat waktu. Di lokasi yang sulit mencari tenaga kerja
TOT jelas sangat cocok diterapkan. Apabila TOT ingin diterapkan maka gulma dan
sisa tanaman harus disemprot dengan herbisida, baik herbisida alami maupun
buatan seperti bahan aktif glifosat dicampur dengan etil pirazosulfur (Billy 20 WP).
Setelah itu barulah lahan ditugal (Tim Trubus, 2001).

III. METODE PENELITIAN

A. Pengolahan lahan
Lahan dibersihkan dari gulma dan sisa tanaman sebelumnya, kemudian
dicangkul dan tanah digemburkan. Masing-masing individu luas bedengan 4 m
x 3 m, jarak antar bedengan 0,5 m dan luas parit 20 cm.

B. Pemberian pupuk kandang atau pupuk dasar


Pupuk kandang yang sudah matang diberikan pada setiap bedengan
setelah dilakukan pengolahan tanah. Masing-masing bedengan diberikan 1
karung pupuk kandang dan dibiarkan 1-2 minggu sebelum tanam.

C. Penanaman
Penanaman jagung dilakukan secara serentak. Pada praktikum ini
perlakuan jarak tanam yang di coba (80 cm x 40 cm). Penanaman dilakukan
dengan kedalaman lobang tanam 4 - 5 cm dengan jumlah 2 benih/lubang
tanam dan sekaligus diberikan sedikit furadan atau carbofuran sebagai anti
semut atau serangan lalat benih.

D. Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk Urea, TSP, dan KCL.

1. Pemupukan pertama dilakukan pada saat penanaman benih.


Urea = 200 kg / hektar
= 240 g / bedeng
= 4 g / lubang

TSP = 300 kg / hektar


= 360 g / bedeng
= 6 g / lubang

KCL = 200 kg / hektar


= 240 g / bedeng
= 4 g / lubang

2. Pemupukan kedua hanya di berikan urea saja pada minggu ke 4 setelah


penanaman.
Urea = 250 kg / hektar
= 300 g / bedeng
= 5 g / lubang
E. Pemeliharaan
1. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan melihat kondisi kelembaban tanah. Hal
ini menyangkut ketersediaan air bagi pertumbuhan tanaman. Apabila di
rasa kurang air perlu dilakukan penyiraman.Akan tetapi penyiraman
biasanya dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari.
2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan 1 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman
jagung yang masih muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu
dll. Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang
pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah maka
dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.

F. Pengendalian Hama dan Penyakit


Pada praktikum ini hanya hama saja yang menyerang tanaman jagung
yaitu semut, untuk pengendaliannya di lakukan dengan pemberian furadan
sesuai dengan dosis. Pemberian furadan ini dilakukan setelah penyiraman
pada sore hari dengan cara taburkan disekitar tanaman. Untuk penyakit yang
menyerang tanaman jagung pada praktikum ini tidak ada, tetapi ada beberapa
tanaman yang stunting akibat tidak tumbuh sehingga di lakukan penyulaman.

G. Panen
Panen dilakukan pada saat bunga betina pada tongkol sudah terlihat
kecoklatan pekat, atau pemanenan juga dapat di tandai dengan biji yang kering,
keras, dan mengkilat, apabila ditekan tidak membekas. Pemanenan dilakukan
dengan cara mematahkan tongkol dari batang tanaman jagung tersebut.

3. ALAT DAN BAHAN

a) Bahan

1) Benih jagung manis


2) Pupuk urea
3) TSP
4) KCl
5) Insektisida Furadan atau Carbofuran
6) Insektisida monocrotofos 15 WSC (Azodrin)
7) Fungisida Dithane M-45

b) Alat

1) Cangkul
2) Gembor
3) Timba
4) Penyemprot
5) Timbangan
6) Papan nama
7) Ajir bambu
8) Tali rafia
9) Alat tulis menulis
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Potensi Tumbuh

Tabel 1. Potensi Tumbuh Benih (diamati satu minggu setelah tanam)


Perlakuan Blok Jumlah Rata-rata
OT0 92,5% 268,75 89,58%
OT1 88,75% 270 90%
OT2 87,5% 281 93,66%

2. Tinggi Tanaman

Data hasil pengamatan tinggi tanaman jagung dengan perlakuan jarak tanam
80 cm x 40 cm dan dosis pupuk urea 240 g/bedeng dapat dilihat pada tabel
berikut :

Tabel 2. Tinggi Tanaman (Minggu ke 3 setelah tanam)


Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) Rata-Rata
T1 T2 T3 T4 T5
I 71 72 65 67 66 68,2
II 50,5 60,7 59 59,5 52 57,94
III 65 67 68 68 66 66,8
I 53 67 61 55 49 57
II 61 55,1 53,5 45 58 54,6
III 67 66 59 57 63 62,4
I 86 68 82 68 68 74,4
II 45 50 46 52,5 50 48,7
III 72 56 55 75 58 63,2

Tabel 3. Tinggi Tanaman (Minggu ke 4 setelah tanam)


Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) Rata-Rata
T1 T2 T3 T4 T5
I 105 107 95 96 101 100,8
II 90 96 93 91 89 85,8
III 101 111 112 114 111 109,8
I 88 104 87 92 83 90,8
II 91 75 85 66 78 79
III 104 103 96 95 85 96,6
I 129 113 122 101 102 113,4
II 74 68 72 84 80 75,6
III 10 88 86 114 97 79

Tabel 4. Tinggi Tanaman (Minggu ke 5 setelah tanam)


Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) Rata-Rata
T1 T2 T3 T4 T5
I 154 161 129 147 152 150,6
II 127 144 138 130 130 133,8
III 147 153 154 156 152 152,4
I 128 143 131 130 120 130,4
II 133 118 127 55 121 118,8
III 150 150 143 136 124 140,6
I 173 152 149 148 150 154,4
II 106 92 111 114 100 104,6
III 156 128 134 160 143 144,2
Tabel 5. Tinggi Tanaman (Minggu ke 6 setelah tanam)
Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) Rata-Rata
T1 T2 T3 T4 T5
I 206 217 202 206 207 207,6
II 174 185 184 178 184 181
III 193 200 195 200 201 198
I 154 194 181 160 175 172,8
II 180 184 173 139 186 172,4
III 206 211 200 225 215 211
I 219 216 204 196 202 206,4
II 135 126 146 155 133 139
III 196 200 192 197 194 196

Tabel 6. Tinggi Tanaman (Minggu ke 7 setelah tanam)


Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) Rata-Rata
T1 T2 T3 T4 T5
I 247 241 243 242 238 242,2
II 200 220 216 213 217 213,2
III 232 240 237 241 247 239,4
I 220 227 222 218 212 219,8
II 210 208 203 197 180 199,6
III 238 247 231 246 247 241,8
I 239 243 234 230 234 236
II 147 157 180 177 163 164,8
III 238 217 218 227 205 221

Tanaman jagung memiliki bentuk batang tak bercabang. Ia cenderung


silindris dan terdiri atas beberapa ruas serta buku ruas. Di buku ruas tersebut
dijumpai tunas yang di kemudian waktu akan tumbuh menjadi tongkol. Bagian
tunas paling ataslah yang akan berkembang menjadi tongkol yang
menghasilkan biji jagung. Bagian batang jagung ini mempunyai 3 komponen
jaringan utama, yakni bagian kulit atau epidermis, jaringan pembuluh atau
bundles vaskuler. pusat batang atau pith.

3. Jumlah Daun

Data hasil pengamatan jumlah daun tanaman jagung dengan perlakuan jarak
tanam 80 cm x 40 cm dan dosis pupuk urea 240 g/bedeng dapat dilihat pada
tabel berikut:

Tabel 7. Jumlah Daun (Minggu ke 3 setelah tanam)


Perlakuan Jumlah Daun Rata-Rata
T1 T2 T3 T4 T5
I 9 8 7 8 8 8
II 8 9 8 7 8 8
III 8 7 7 9 7 8
I 7 7 7 8 7 7
II 7 7 7 6 7 7
III 6 6 6 5 6 6
I 9 9 9 8 8 12
II 6 6 6 7 6 6
III 6 5 6 6 7 6
Tabel 8. Jumlah Daun (Minggu ke 5 setelah tanam)
Jumlah Daun Rata-Rata
Perlakuan T1 T2 T3 T4 T5
I 11 12 11 11 9 11
II 13 14 12 13 12 13
III 12 11 13 13 11 12
I 11 12 11 13 11 12
II 12 11 11 10 13 11
III 12 12 12 12 11 12
I 10 10 10 10 11 10
II 12 10 11 12 9 11
III 13 11 11 12 12 12

Daun jagung adalah daun sempurna. Berbentuk memanjang, antara


pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daunnya sejajar dengan ibu
tulang daun. Permukaan daun kadang berambut tapi kadang juga licin. Stomata
jagung pada daunnya berbentuk halter dan setiap stoma dikelilingi sel-sel
epidermis berbentuk kipas, yang khas dimiliki familia Poaceae.
Jumlah daun pada tanaman jagung lazimnya 10 sampai 18 helai. Rata- rata,
daun yang terbuka setiao harinya antara 3 sampai 4. Jumlah ini turut dipengaruhi
iklim dimana jagung tersebut tumbuh. Daun pada jagung ini semuanya panjang.
Namun ujung daun tersebut memiliki bentuk yang variatif. Ada yang runcing agak
bulat, runcing, bulat, tumpul serta bulat agak tumpul.

4. Lingkar Batang

Data hasil pengamatan lingkar batang tanaman jagung dengan perlakuan


jarak tanam 80 cm x 40 cm dan dosis pupuk urea 240 g/bedeng dapat dilihat
pada tabel berikut:

Tabel 9. Lingkar Batang (Minggu ke 8 setelah tanam)


Perlakuan Lingkar Batang (cm) Rata-Rata
T1 T2 T3 T4 T5
I 2 2,6 2,4 2,7 2,1 2,36
II 23,5 20,90 20,30 21,45 21,85 21,6
III 2,8 2,4 2,1 2,5 2,3 2,42
I 2,1 2,1 2,1 2,1 2,3 2,14
II 25,50 22,80 22,10 20,10 23,35 22,77
III 2,5 3,1 2,4 2,7 2,4 2,62
I 2,9 2,5 1,2 2,3 2,1 2,2
II 19,20 19,25 22,60 24 18,40 20,69
III 2,6 2,3 2,2 2,1 2,2 2,28

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa ukuran dari lingkar batang tanaman
jagung dari masing-masing sampel sangat pendek.

5. Panjang dan Lebar Daun

Data hasil pengamatan panjang dan lebar daun tanaman jagung dengan
perlakuan jarak tanam 80 cm x 40 cm dan dosis pupuk urea 240 g/bedeng.
Dengan rumus : P x L x 0,75 x 9,36, maka di peroleh hasil pada tabel
berikut :
Tabel 10. Panjang dan Lebar Daun (Minggu ke 8 setelah tanam)
Perlakuan Panjang dan Lebar Daun Rata-Rata
T1 T2 T3 T4 T5
I 7.817 7.676 6.782 6.718 6.655 7.130
II 6338 7042 8289 7253 6760 7.136
III 6592 6620 7395 6402 6528 6.707
I 5.747 6.275 6.211 6.338 5.240 5.962
II 7253 7337 1056 6485 5140 5.454
III 7958 7560 1076 7937 8006 6.507
I 7.958 7.465 7.465 7.535 7.324 7.549
II 4091 4140 3993 6148 3993 4.473
III 7167 6845 6465 7606 5690 6.755

3. KESIMPULAN

1. Dari pembahasan mengenai teknik pengolahan tanah terhadap pertumbuhan


dan produksi jagung manis dapat disimpulkan bahwa pengolahan tanah
merupakan salah satu faktor penting dalam pembudidayaan jagung manis.
2. Pengolahan tanah yang tepat dapat bertujuan untuk menggemburkan tanah
sehingga memperbaiki tekstur tanah, sirkulasi udara dalam tanah, sehingga
media tanam lebih layak untuk di tanami tanaman dan juga mendorong aktivitas
mikroba sebagai pengendalian mikroorganisme penggangu tanaman.
3. Sistem olah tanah dalam budidaya tanaman jagung manis menunjukkan bahwa
perlakuan penggunaan pupuk organik secara teratur terbukti meningkatkan
ketersediaan nutrisi tanah, yang pada gilirannya meningkatkan produktivitas
tanaman.
Analisis mikrobiologi tanah menunjukkan bahwa keberagaman mikroorganisme
tanah meningkat, menandakan bahwa sistem olah tanah tertentu dapat
memperbaiki aktivitas biologi tanah. Ini memberikan kontribusi positif terhadap
siklus nutrisi dan kesehatan tanah secara keseluruhan. Selain itu,
pemantauankualitas tanah secara teratur mengungkapkan peningkatan struktur
tanah dan retensi air, memberikan dukungan tambahan untuk pertumbuhan
yang optimal.
4. Perlakuan olah tanah yang sempurna memberikan pengaruh baik terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis seperti tinggi tanaman,
jumlah daun, panjang daun, lingkar batang, panjang tongkol, dan berat tongkol.

4. SARAN

Tidak ada saran spesifik dari kami pada praktikum ini, karena yang paling utama itu
adalah kebutuhan air, sedangkan air untuk menyiram pada lahan tanam tersebut
sudah cukup. Tidak pernah ada kendala air untuk menyiram tanaman, tetapi yang
menjadi sedikit kendalanya adalah peralatan yang dibutuhkan pada praktikum ini
belum memadai di fakultas pertanian contohnya seperti cangkul, gembor, dll,
sehingga kami harus menyediakannya sendiri.

5. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Teknologi produksi jagung melalui pendekatan pengelolaan sumberdaya


dan tanaman terpadu. http://balitsereal.litbang.deptan.go.id.

Belfield, Stephanie & Brown, Christine. 2008. Field Crop Manual. Maize (A Guide to
Upland Production in Cambodia). Canberra
Malti, Ghosh, Kaushik, Ramasamy, Rajkumar, Vidyasagar. 2011. Comparative
Anatomy of Maize and its Application.Intrnational Journal of Bio-resorces
and Stress Management.

Nuning Argo Subekti, Syafruddin, Roy Efendi, dan Sri Sunarti. 2012, Morfologi
Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung, Balai Penelitian Tanaman
Serealia, Maros.

Pramono Bambang R. Jagung. http://www.benss.co.cc.

Putu Budi Adnyana, Ida Bagus Putu Arnyana, 2000, Morfologi Tumbuhan, Sekolah
Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Singaraja.

Setyamidjaya, Djoehana. 2000. Teh Budidaya dan Pengolahan Persiapan. Kanisius.


Yogyakarta.

Tjitrosoepomo, Gembong, 1985, Morfologi Tumbuhan, 81-82, 126, 236-237, Gajah


Mada University Press, Yogyakarta

Widyastuti, Yustina E. dan Adisarwanto T. 2002. Meningkatkan Produksi Jagung di


Lahan Kering, Sawah, dan Pasang Surut. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.

6. LAMPIRAN PRAKTIKUM

Gambar 1. Olah tanah 0, Olah tanah 1, Gambar 2. Pembubunan

dan Olah tanah 2

Gambar 3. Pertumbuhan jagung manis Gambar 4. Pertumbuhan jagung manis

seminggu setelah tanam 4 minggu setelah tanam


Gambar 5. Pertumbuhan jagung manis Gambar 6. Pertumbuhan jagung manis

6 minggu setelah tanam 7 minggu setelah tanam

Anda mungkin juga menyukai