Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman bayam yang dikenal dengan nama ilmiah Amaranthus sp. Merupakan tanaman
setahun atau lebih dari bentuk perdu (semak) yang banyak digemari oleh seluruh lapisan
masyarakat. Hal ini karena selain rasanya enak dan lunak, juga dapat memberikan rasa dingin
dalam perut dan memperlancar pencernaan (Anonim, 2008)

Tanaman bayam saat ini sudah tersebar di seluruh dunia. Beberapa negara yang menjadi
pusat penyebaran bayam antara lain Papua Nugini, Taiwan, Hongkong, India, Nigeria,
Dahomy, Amerika Serikat dan Indonesia. Di Indonesia sendiri, menurut Balai Penyuluh
Spesialis, (1991) dalam Rukmana (1995) produksi tanaman bayam tertinggi sebesar 5,6 ton
per hektar, dan terendah 2,0 ton per hektar (Rukmana, 1995).

Di negara Timor Leste pada tahun 2007 menurut hasil dari MAFP tanaman bayam sudah
dibudidayakan oleh masyarakat, dan produksi seluruhnya mencapai 614,6 ton. (Anonim,
2007).

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui pengaruh pengolahan tanah dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman bayam.

Untuk menentukan pengolahan tanah dan jarak tanam yang sesuai terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman bayam.

1.3 Manfaat

Sebagai bahan informasi bagi para petani untuk memperbaiki teknik-teknik budidaya
tanaman bayam yang sesuai.

Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian
lanjutan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani dan Morfologi

2.1.1 Botani

Tanaman bayam adalah salah satu tanaman sayur-sayuran yang kedudukannya dalam tata
nama tumbuhan atau taksonomi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

- Kingdom : Planta

- Divisio : Spermatophyta

- Sub division : Angyospermae

- Kelas : Dicotyledoneae

- Famili : Amaranthaceae

- Genus : Amaranthus

- Species : Amaranthus sp.

2.1.2 Morfologi

Tanaman bayam termasuk tanaman setahun atau lebih yang berbentuk perdu (terna) yang
tingginya dapat mencapai 1,5 m. Sistem perakarannya menyebar dangkal pada kedalaman
antara 20-40 cm, dan memiliki akar tunggang.

Batang bayam banyak mengandung air (herbaceous) tumbuhan tinggi di atas permukaan
tanah. Bayam tahunan memiliki batang yang keras, berkayu dan bercabang banyak.
Daun bayam umumnya berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing dan urat-urat
daunnya jelas. Daun bayam umumnya mempunyai warna yang bervariasi mulai dari hijau
muda, hijau tua, hijau keputih-putihan sampai berwarna merah. Daun bayam liar umumnya
kasat (kasar) dan kadang berbuluh.
Bunga tersusun dalam malai yang tumbuh tegak, keluar dari ujung tanaman ataupun dari
ketiak-ketiak daun. Bunga bayam terdiri dari daun bunga 4-5 buah, benang sari 1-5, dan
bakal buah 2-3 buah.

Alat reproduksi (perbanyakan tanaman) umumnya secara generatif (menggunakan biji). Biji
berukuran sangat kecil dan halus, berbentuk bulat dan berwarna coklat tua mengkilap sampai
hitam tua.

2.1.3 Syarat Tumbuh

Tanaman bayam dapat tumbuh sepanjang tahun, baik di dataran rendah maupun di dataran
tinggi (pegunungan) sampai ketinggian 2000 m dpl. Bayam akan tumbuh dengan baik pada
tempat yang terbuka.

Bayam termasuk salah satu jenis sayuran yang dapat tahan terhadap air hujan. Jadi tanaman
bayam dapat ditanam sepanjang tahun, asal saja pada musim kemarau diperhatikan
penyiramannya. Derajat keasaman tanah (pH) tanah yang cocok untuk pertumbuhannya
berkisar antara 6-7. curah hujan yang cocok per tahunnya adalah 1500 mm, membutuhkan
cahaya matahari penuh, dan suhu tanah berkisar antara 16-200C, serta kelembaban tanahnya
40-60 %.

2.1.4 Pengaruh Pengolahan Tanah

Pemakaian factor pengolahan tanah berpengaruh terhadap produksi tanaman bayam.


Pengolahan dua kali akan menghasilkan produksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pengolahan satu kali dan tanpa pengolahan tanah. Karena menurut Rukmana untuk
mendapatkan produksi tanaman bayam yang tinggi perlu melakukan pengolahan tanah yang
baik yaitu sebanyak dua kali agar tanah benar-benar gembur dengan kedalaman 30-40 cm.
Produksi yang dihasilkan dari pengolahan tanah dua kali yaitu 5,6 ton per hektar, pengolahan
tanah satu kali menghasilkan produksi 3,5 ton per hektar, dan tanpa pengolahan tanah
menhghasilkan produksi 2,0 ton per hektar.

2.1.5 Pengaruh Jarak Tanam

Dalam pembudidayaan suatu tanaman, pengaruh jarak tanam dapat dilakukan guna
mendapatkan produksi yang optimal serta dengan pemakaian factor jarak tanam dapat
menentukan kebutuhan benih pada suatu lahan. Jarak tanam juga akan mempegaruhi cepat
atau lambatnya tanaman dalam memproduksi. Factor jarak tanam berpengaruh terhadap hasil
produksi tanaman bayam. Jarak tanam 20 x 40 cm memberikan hasil produksi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan jarak tanam 20 x 30 cm dan 20 x 20 cm. jarak tanam 20 x 40 cm
memberikan hasil yang lebih tinggi yaitu 5,6 ton per hektar, jarak tanam 20 x 30 cm
memberikan hasil produksi 3,5 ton per hektar, dan jarak tanam 20 x 20 cm memberikan hasil
produksi 2,0 ton per hektar.

2.1.6 Landasan Teori

Pengaruh jarak tanam suatu tanaman ditentukan oleh ukuran tanaman itu sendiri. Jarak tanam
yang sesuai pada hakekatnya adalah mengatur ruang lingkup yang optimum sehingga
persaingan dalam memperoleh unsure-unsur hara dan sinar matahari antara individu-individu
dapat ditekan kecilnya atau ditiadakan sama sekali dengan masing-masing perlakuan. Jarak
tanam yang tidak sesuai juga dapat mengakibatkan terjadinya serangan hama dan penyakit
sehingga hasil produksinya berkurang. Pengaruh jarak tanam yang teratur dimaksudkan agar
penyiangan gulma dan pemberian pupuk mudah dilaksanakan. Jarak tanam mempengaruhi
jumlah populasi tanaman dan mempengaruhi kompetisi antara tanaman yang akan
mempengaruhi hasil. Penggunaan jarak tanam yang tepat untuk tanaman bayam adalah 20 x
40 cm, untuk memperoleh hasil yang tinggi.

Dengan berbagai penggunaan jarak tanam yang digunakan untuk mendapatkan produksi yang
dapat dibandingkan dalam penggunaan jarak tanam yang berbeda perlakuan dan merupakan
salah satu teknik budidaya dalam meningkatkan hasil tanaman dan mendukung penggunaan
lahan pertanian secara efisien, dan mempengaruhi cepat atau lambatnya tanaman dalam
berproduksi.
Penggunaan pengolahan tanah dua kali dalam jarak tanam 20 x 40 cm akan memberikan hasil
produksi 5,6 ton per hektar, sedangkan penggunaan tanpa pengolahan tanah dan jarak tanam
20 x 20 cm memberikan hasil 2,0 ton per hektar.

2.1.7 Hipotesis

a. Diduga bahwa penanaman tanaman bayam pada pengolahan tanah dua kali dan jarak tanam
20 x 40 cm akan memberikan hasil produksi tertinggi.

b. Diduga bahwa penanaman tanaman bayam pada pengolahan tanah satu kali dan jarak
tanam 20 x 30 cm akan memberikan hasil produksi optimum.
c. Diduga bahwa penanaman tanaman bayam pada tanpa pengolahan tanah dan jarak tanam
20 x 20 cm akan memberikan hasil yang terendah.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu penelitian

3.1.1 Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan lahan perkuliahan al-azhar medan.

3.1.2 Waktu

Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal bulan April sampai Mei 2018.

3.2 Bahan dan Alat

3.2.1 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: benih bayam, pupuk urea,pupuk
kambing dan air.

3.2.2 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: rol meter, parang, linggis, cangkul,
timbangan analitik,tali raffia, jangka sorong, mistar dan ember.

3.3 Persiapan lahan

3.3.1 Persiapan dan pengolahan tanah

Sebelum lahan diolah, dilakukan pemilihan lokasi dengan syarat lokasi tersebut tidak
ternaungi, serta jauh dari gangguan binatang, baik binatang piaraan maupun binatang liar.
Setelah pemilihan, lokasi tersebut diukur luas lahannya berdasarkan luas lahan yang akan
digunakan dalam penelitian. Lahan yang telah diukur dilakukan pengolahan dengan
membajak atau mencangkul sesuai dengan factor yang akan digunakan yaitu tanpa
pengolahan, pengolahan satu kali dan pengolahan dua kali.
3.3.2 Luas lahan yang dipakai

Lahan yang akan digunakan dalam penelitian ini berukuran 100 x 200 cm.

3.3.3 Pembersihan dan Pembagian lahan

Sebelum melakukan budidaya bayam terlebih dahulu dilakukan pembersihan lahan dari
gulma- gulma atau tanaman pengganggu.

3.3.4 Pembagian Lahan

Setelah lahan telah bersih dari gulma-gulma darn tanaman pengganggu, maka dilakukan
pembagian lahan untuk semua kelas program studi Agroteknologi. Karena ada kelas A-G,
maka pembagian lahan menjadi tujuh lahan.

3.3.5 Pengolahan lahan

Pengolahan lahan dilakukan setelah lahan dibersikan, dengan cara menggemburkan tanah.
Tujuan dari pengolahan ini adalah untuk membalikkan tanah sehingga patogen yang
berbahya atau yang merugikan mati terkena sinar matahari.

3.3.5 Pemupukan

Pemupukan awal menggunakan pupuk kandang yang telah masak. Waktu pemupukan

dilakukan satu minggu atau dua minggu sebelum tanam. Cara pemupukan adalah dengan
disebarkan merata diatas bedengan kemudian diaduk dengan tanah lapisan atas. Untuk
pemupukan yang diberikan pentaburan secara merata, cara pemberiannya dilakukan dengan
pentaburan pada plot. Dosis pemberian pupuk dasar disesuaikan dengan jenis tanaman dan
keadaan lahan.

3.3.6 Teknik Penanaman

a. Penentuan Pola Tanam

Jarak tanam untuk tanaman bayam adalah antara 60 cm x 50 cm atau 80 cm x 40 cm. Jarak
tanam tersebut dapat divariasikan sesuai dengan tingkat kesuburan tanah dan jenis bayam
sehingga populasi tanaman pada plot jadi lebih banyak.
b. Cara Penanaman

Penanaman benih bayam dilakukan dengan cara ditebar langsung diatas bedengan secara
tidak beraturan karena kami tidak menggunakan jarak penanaman.

3.3.7 Pemeliharaan

Pemeliharaan Penyiraman Penyiraman dilakukan dengan menggunakan selang yang


bersumber dari dapur al-azhar dan pada kolam ikan yang berada di dekat bedengan/plot.
Penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari.

3.3.8 Panen & Pascapanen

Proses panen yang dilakukan pada tanaman bayam yang sudah berumur 3 minggu.Bayam
dipanen dengan cara mencabut dengan mennggunakan tangan, setelah itu bayam dibersihkan
dan dicuci bersih dengan air, kemudian bayam diikat lalu ditimbang ternyata beratnya hingga
3 kg,batang bayam besar-besar dan segar. Setelah semua telah selesai saatnya bayam
dibagikan ke dosen,selebihnya dibawa pulang kerumah.
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Bayam ( Amarantus sp. ) adalah tanaman semusim yang berumur pendek (masa panen20-45
hari setelah tanam). Tanaman ini hidup pada ketinggian 1000m Dari permukaan laut.Bayam
akan lebih tumbuh dengan subur di dataran rendah pada lahan terbuka. Bayam tidakhanya
bisa di budidayakan di sawah atau tegalan tetapi juga dapat di budidayakan di
lahanpekarangan rumah. Kandungan besi pada bayam relatif lebih tinggi dari pada sayuran
daun lain (besi merupakan penyusun sitokrom, protein yang terlibat dalam fotosintesis)
sehingga berguna bagi penderita anemia.

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

https://nanangadress.blogspot.com/2017/12/makalah-tanaman-bayam.html
PRAKTIKUM PERTANIAN TERPADU
BAYAM (Amaranthus Spp.)

KELOMPOK

1. FAUZI AL VICHRI (16210013)

2. FACHRY GUNAWAN (16210003)

AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS AL AZHAR MEDAN

T.A 2018-2019
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN..........................................................................................................

 Latar Belakang.................................................................................................................
 Tujuan...............................................................................................................................
 Manfaat.............................................................................................................................
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................

 2.1 Botani dan Morfologi...........................................................................................


 2.1.1 Botani...................................................................................................................
 2.1.2 Morfologi.............................................................................................................
 2.1.3 Syarat tumbuh......................................................................................................
 2.1.4 Pengaruh Pengolahan Tanah................................................................................
 2.1.5 Pengaruh Jarak Tanam.............................................................................
 2.1.6 Landasan Teori......................................................................................
 2.1.7 Hipotesis..............................................................................................
BAB III : METODE PENELITIAN............................................................................................

 3.1 Tempat dan Waktu penelitian..............................................................................


 3.1.1 Tempat.................................................................................................
 3.1.2 Waktu..................................................................................................
 3.2 Bahan dan Alat......................................................................................
 3.2.1 Bahan...................................................................................................
 3.2.2 Alat.....................................................................................................
 3.3 Persiapan lahan.......................................................................................
 3.3.1 Persiapan dan pengolahan tanah..............................................................
 3.3.2 Luas lahan yang dipakai..........................................................................
 3.3.3 Pembersihan dan Pembagian lahan.............................................................
 3.3.4 Pembagian Lahan.....................................................................................
 3.3.5 Pengolahan lahan...................................................................................
 3.3.5 Pemupukan............................................................................................
 3.3.6 Teknik Penanaman................................................................................
 3.3.7 Pemeliharaan.........................................................................................
 3.3.8 Panen & Pascapanen ..............................................................................
BAB IV : PENUTUP.................................................................................................

 4.1 Kesimpulan..............................................................................................
BAB V : DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang.
Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta
inayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah pertanian terpadu
tentang tanaman bayam.

Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami
dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah pertanian terpadu ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah pertanian terpadu tentang tanaman bayam
ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.

Penulis
PRAKTIKUM KOLAM LELE

1. Cara Perikanan Ikan Lele di Lahan

Persiapan untuk budi daya lele dumbo dengan kolam terpal dilahan meliputi persiapan lahan
kolam , persiapan material terpal ,dan persiapan perangkat pendukung. Lahan yang perlu
disediakan disesuaikan dengan keadaan dan jumlah lele yang akan dipelihara. Untuk
Pembesaran sampai tingkat konsumsi bisa digunakan lahan dengan ukuran 4x4 meter, yang
bisa diisi dengan 300 ekor lele dumbo ukuran 5-7 cm. Model pembuatan kolam bisa dengan
menggali tanah kemudian diberi terpal atau dengan membuat rangka dari kayu yang
kemudian diberi terpal. Cara pertama lebih membuat terpal tahan lebih lama. Kolam ikan
dengan menggunakan terpal merupakan salah satu alternatif yang efektif yang di terapkan
dilahan. bagi kami untuk membuat suatu kolam ikan lele dengan biaya yang relative murah
dan dalam pembuatan kolam terpal di lahan sebaiknya kolam terpal berada dekat tanaman
kami.

Cara pembuatan :Cari posisi tanah yang langsung terkena sinar matahari dan cukup luas
untuk pembuatan kolam.Gali tanah sesuai dengan luas kolam yang anda inginkan dengan
kedalaman ± 50 cm.Tanah hasil galian tadi digunakan untuk tanggul di sisi kolam dan
dipadatkan supaya tanggul tersebut kuat lalu permukaan tanggul diberi batako / bata merah
supaya permukaannya rata.Setelah penggalian selesai, selanjutnya dasar kolam diberi sekam
secar merata.Terpal siap dipasang dan diisi air.Diatas terpal diberi batako / bata merah lagi
supaya aman dan rapi.

Setelah semua bahan tersedia, terlebih dulu ratakan tanah yang akan di pakai untuk
mendirikan kolam terpal, jangan sampai ada benda tajam di atasnya. Lalu dirikanlah patok di
empat sudut berbeda dengan ukuran panjang 4 meter dan lebar 3 meter. Kemudian pasang
belahan bambu 4,2 meter untuk panjangnya dengan menggunakan paku, dan belahan bambu
3,2 meter untuk lebarnya. Pasang agak merapat agar rangka kolam kuat. Setelah semua
terpasang, maka terpal dapat dipasang membentuk segi empat di dalam rangka tersebut.
Ujung terpal di ikat kuat-kuat dengan kawat ke patok. Karena nantinya terpal akan diisi air,
maka pastikan rangka kolam terpasang dengan kuat.

2. Pemberian pangan ikan lele


Pada makanan ikan ini kami memberikan mereka makan secara sendiri sendiri dari magot
yang dihasilkan oleh air di dalam kolam tersebut. Setelah lele tersebut agak membesar kami
berikan pelet untuk gizi dan pertumbuhannya sampai saat dia mulai tumbuh besa.

3. Panen Pada Kolam Lele

Pada saat 3 bulan kami memberinya makan saat itu kami libur sebulan untuk bulan puasa.
Ternyata pada saat kami tinggalkan ikan lele yang ada di kolam sudah tidak banyak lagi.
Karena sebagian sudah di ambil oleh orang orang sekitar yang tidak kami ketahui. Maka dari
itu kami memanen lele tersebut hanya setengah ember dan hasil nya ada yang masih kecil,
sedang, dan beberapa ada yang besar.

4. Kesimpulan

1.Kolam lele yang kami buat dapat baik apabila dirawat dan dijaga.

2.Lele yang dihasilkan sangat sedikit dari awal pembiakan bibit tersebut.

3.Pengembangbiakan hasil produksi lele kami kurang menguntungkan dan hasilnya sedikit.

5.Kolam lele yang kami buat dapat di katakan kemalingan dan gagal dan produksi.

5.Saran

1.Jadi apabila membuat kolam lele ini seharusnya dapat berhati-hati dari orang pengganggu
dan seharusnya kami dapat menjaganya.

Anda mungkin juga menyukai