Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM TPT.

PANGAN DAN PERKEBUNAN


BUDIDAYA JAGUNG (Zea mays L.)

DISUSUN OLEH
CONCHITA TINARA EFENDA HUTAHAEAN

NPM: 19025010177/D3

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
SURABAYA
2021
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman pangan di dunia yang sangat
penting setelah padi. Jagung dengan nama latin (Zea Mays L) yang di dalamnya
mengandung karbohidrat yang sangat dibutuhkan oleh manusia sebagai
pengganti nasi, selain itu untuk tanaman jagung juga bermanfaat bagi hewan
untuk kebutuhan pakan ternak dan berbagai macam kebutuhan lainnya seperti
pembuatan pupuk kompos, kayu bakar, bahan kertas dan sayuran dan lain – lain.
Dapat dibuktikan bahwa jagung memiliki manfaat yang sangat banyak untuk
manusia, oleh karena itu perlu adanya upaya untuk peningkatan produksi jagung
khususnya di Indonesia agar supaya hasil dari produksi jagung dapat terus
berkembang dan dapat memenuhi segala kebutuhan dari jagung itu sendiri.
Upaya untuk meningkatkan produksi jagung di Indonesia dapat dilakukan dengan
perluasan areal tanam dan peningkatan produktivitas jagung.
Peningkatan produktivitas jagung dapat dilakukan dengan penggunaan bibit
dan benih tanaman jagung varietas yang unggul seperti benih jagung hibrida dan
benih lokal yang masing -masing memiliki ciri – ciri yang berbeda baik dari sisi
bijinya maupun dari segi tanaman dan hasil panennya (jagung), benih jagung
hibrida berwarna merah hati sedangkan benih jagung lokal berwarna kuning
seperti biasanya. Varietas hibrida adalah generasi pertama hasil suatu persilangan
sepasang atau lebih tetua yang mempunyai karakter unggul. Sedangkan varietas
lokal adalah varietas yang hasilnya tergantung dari suatu tempat atau wilayah.
Varietas hibrida masa produksinya lebih cepat dan potensi hasilnya lenih tinggi
tetapi biayanya lebih mahal daripada varietas lokal.
Selain itu pemupukan harus sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi lokasi
bisa menggunakan urea maupun pupuk organik untuk jagung varietas hibrida dan
lokal sama-sama menggunakan pupuk tersebut dengan tujuan agar pertumbuhan
jagung lebih maksimal dan kualitasnya baik, pengendalian organisme
pengganggu tanaman pada tanaman jagung bisa menggunakan pestisida atau
insektisida yang disemprotkan pada tanaman jagung agar hama dan penyakit
dapat terberantas, perbaikan teknologi pasca panen dan panen yang
menggunakan mesin pemanenan atau pemanfaatan teknologi pengolahan jagung
yang bertujuan untuk meningkatkan nilai komoditi jagung menjadi berbagai
produk pangan yang bernilai ekonomi tinggi.
1.2 Tujuan
Praktikum TPT. Pangan dan perkebunan tentang Budidaya Tanaman Jagung
bertujuan untuk mengetahui dan memahami bagaimana tahapan persiapan benih
dan pengolahan lahan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Botani Tanaman Jagung
Jagung adalah tanaman rerumputan tropis yang sangat adaptif terhadap
perubahan iklim dan memiliki masa hidup 70-210 hari. Jagung dapat tumbuh
hingga ketinggian 3 meter. Jagung yang memiliki nama ilmiah Zea mays tidak
seperti tanaman biji-bijian lain, tanaman jagung merupakan satu satunya tanaman
yang bunga jantan dan betinanya terpisah (Fithriyah, 2016). Tanaman jagung
merupakan tanaman tingkat tinggi dengan klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub division : Angiospermae
Class : Monocotyledoneae
Familia : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu,
namun tidak seperti padi atau gandum, Terdapat mutan yang batangnya tidak
tumbuh pesat sehingga tanaman bebrbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas
terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh
namun tidak banyak mengandung lignin (Nuning Argo Subekti, dkk. 2012).
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang, merupakan bangun
pita (ligulatus), ujung daun runcing (acutus), tepi daun rata (integer), antra
pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang
daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut.
2.2 Syarat Tumbuh
Tanaman jagung menghendaki tempat terbuka dan menyukai cahaya.
Ketinggian tempat yang cocok untuk tanaman jagung dari 0 sampai dengan 1300
m di atas permukaan laut. Temperatur udara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
tanaman jagung adalah 23 – 27 0C. Curah hujan yang ideal untuk tanaman
jagung pada umumnya antara 200 sampai dengan 300 mm per bulan atau yang
memiliki curah hujan tahunan antara 800 sampai dengan 1200 mm. Tingkat
kemasaman tanah (pH) tanah yang optimal untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman jagung berkisar antara 5,6 sampai dengan 6,2. Saat
tanam jagung tidak tergantung pada musim, namun tergantung pada ketersediaan
air yang cukup. Kalau pengairannya cukup, penanaman jagung pada musim
kemarau akan memberikan pertumbuhan jagung yang lebih baik (Riwandi,
2014).
2.4 Pemilihan Benih
Benih adalah bakal terjadinya suatu tanaman. Pemilihan benih merupakan
langkah awal yang akan berpengaruh terhadap hasil produksi yang ingin dicapai.
Petani harus mampu memilih benih unggul dan mengolahnya dengan baik agar
memperoleh hasil panen yang memuaskan. Dikatakan sebagai benih unggul jika
mempunyai daya tumbuh tinggi dan kemurnian varietas yang baik. Varietas yang
murni tentu saja berasal dari varietas yang unggul. Benih yang sesuai dengan
kondisi lahan juga berpengaruh pada baik atau tidaknya hasil produksi (Anessya.
2020).
2.3 Pengolahan lahan
Tujuan persiapan lahan untuk memberikan kondisi yang optimal bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Akar tanaman perlu memiliki ruang
yang sesuai dengan penyebarannya. Pertumbuhan akar juga perlu dikondisikan
dengan struktur tanah yang remah sehingga akar mudah menembus tanah
diantara partikel-partikel tanah. Tanah yang padat membuat akar tanaman sulit
berkembang. Persiapan lahan diawali dengan pembersihan lahan dari gulma atau
sisa-sisa tanaman sebelumnya. Gulma dapat dikumpulkan, tidak dibakar karena
akan bermanfaat dalam pembuatan pupuk kompos. Pembalikan tanah diperlukan
untuk menghadapkan tanah pada sinar matahari sehingga jasad hidup yang
berpotensi membawa penyakit yang menyebabkan tanaman bisa mati.
Selanjutnya dilakukan penggemburan tanah dengan tujuan memudahkan akar
tanaman berkembang (Riwandi, 2014).
Tanpa pengelolaan gulma, pertumbuhan tanaman jagung tertekan sehingga
hasilnya rendah. Oleh sebab itu, pengelolaan gulma mutlak diperlukan apalagi
pada budidaya tanpa olah tanah. Pengelolaan gulma dapat dilakukan dengan cara
manual seperti penyiangan menggunakan cangkul atau bajak, atau secara
mekanis menggunakan alat, mesin, dan secara kimiawi menggunakan herbisida
(Fitria. 2018).
III. METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum TPT. Pangan dan Perkebunan tentang pemilihan benih dan
pengolahan lahan pada tanggal 27 Maret 2021 di Keputih Surabaya dan 28 Maret
2021 di Kota Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Kamera
2. Alat tulis
3.2.2 Bahan
1. Lahan kebun jagung
3.3 Langkah Kerja
1. Melakukan observasi ke lahan perkebunan jagung
2. Melakukan wawancara dan dokumentasi tahap pemilihan benih dan
pengolahan lahan.
3. Membuat laporan harian, setiap kali mendapatkan hasil observasi tiap
minggunya.
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan

(a) (b)
Gambar 1. (a) benih jagung Kristal dan (b) benih jagung hibrida F1 Pertiwi
Gambar diatas merupakan benih jagung kristal yang dipakai oleh bapak Rokim
dan benih jagung hibrida F1 oleh Bapak Yanto. Pemilihan benih jagung berjenis
hibrida unggulan yang bersertifikat oleh pak Yanto didasarkan karena benih tersebut
biasanya telah melalui proses pelapisan anti jamur (fungisida) dan memiliki daya
tumbuh 90%.

Gambar 2. Lahan yang telah dibajak dengan traktor


Gambar diatas merupakan lahan tanam kebun jagung milik Bapak Yanto yang
berada di Kota Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung. Langkah pertama
pengolahan lahan, yakni pencabutan gulma dan sisa tanaman, setelah itu dilakukan
pembajakan lahan menggunakan traktor hal ini dilakukan agar tanaman bisa
mendapat asupan oksigen yang cukup untuk pertumbuhan nantinya. Ruang oksigen
bisa membantu benih menyerap nutrisi dari tanah dengan lebih baik. Pembuatan
bedengan dengan lebar 1 meter dengan jarak 40 cm serta pembuatan saluran drainase.
4.2 Pembahasan
Hasil observasi budidaya tanaman jagung kelompok kami mengenai tahap
pemilihan benih dan pengolahan lahan didapatkan dari Bapak Yanto petani
jagung hibrida F1 di Kota Pangkal Pinang dan Bapak Rokim petani jagung di
Keputih Surabaya. Benih jagung yang dipakai oleh Bapak Yanto merupakan
benih jagung hibrida F1 pertiwi, sedangkan benih yang dipakai oleh Bapak
Rokim adalah benih jagung non-hibrida kristal. Pak Rokim memilih benih jagung
Kristal dikarenakan benih ini cocok tumbuh pada daerah kering seperti Surabaya
dan merupakan salah satu jenis jagung yang cocok untuk pakan burung dara.
Bachtiar et al. (2007) dalam Agustian (2012) mengemukakan bahwa rendahnya
produktivitas jagung di beberapa sentra produksi nasional disebabkan masih
banyaknya petani yang menanam varietas lokal dan varietas unggul lama yang
benihnya telah mengalami degradasi secara genetik dan belum dimurnikan. Oleh
karena itu, upaya peningkatan produksi terus dilakukan melalui penggunaan
benih bermutu. Kebutuhan benih bermutu dan bersertifikat yang merupakan
salah satu keberhasilan usahatani hingga saat ini masih belum terpenuhi.
Penggunaan benih unggul hibrida merupakan salah satu cara intensifikasi untuk
meningkatkan produktivitas disamping penggunaan teknologi budidaya lainnya.
Benih yang akan digunakan sebaiknya bermutu tinggi, baik mutu genetik, fisik
maupun fisiologinya. Berasal dari varietas unggul (daya tumbuh besar, tidak
tercampur benih lain, tidak mengandung kotoran, tidak tercemar hama dan
penyakit). Benih yang demikian dapat diperoleh bila menggunakan benih
bersertifikat.
Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang
diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan
tanaman. Tujuan pokok adalah menyiapkan tempat tumbuh bagi bibit tanaman,
daerah perakaran yang baik, membenamkan sisa-sisa tanaman dan memberantas
gulma. Teknik penanaman jagung yang dipakai oleh Bapak Yanto adalah teknik
Olah Tanah (OT). Teknik Olah Tanah adalah sebelum dilakukan penanaman
dilakukan pengolahan tanah terlebih dahulu seperti penggemburan tanah yang
akan ditanami, membalik tanah dan pencabutan gulma dengan tujuan agar tanah
akan menjadi lebih gembur, merombak mikroba yang ada dalam tanah,
membunuh gulma maupun hama dan wabah yang ada di dalam tanah,
menciptakan kondisi perakaran yang mampu mendukung tanaman secara optimal
(Bakhri. 2013).
Dengan pengolahan tanah maksimum ini permukaan tanah menjadi bersih, rata
dan bongkahan tanah menjadi halus. Tanpa pengelolaan gulma, pertumbuhan
tanaman jagung tertekan sehingga hasilnya rendah. Oleh sebab itu, pengelolaan
gulma mutlak diperlukan apalagi pada budidaya tanpa olah tanah. Pengelolaan
gulma dapat dilakukan dengan cara manual seperti penyiangan menggunakan
cangkul atau bajak, atau secara mekanis menggunakan alat, mesin, dan secara
kimiawi menggunakan herbisida (Fitria. 2018). Setelah pembersihan selanjutnya
dilakukan pembajakan menggunakan traktor, penggunaan traktor dipilih untuk
menghemat tenaga dan waktu, kemudian tanah diratakan kembali. Pembuatan
bedengan dengan lebar 1 meter dengan jarak 40 cm serta pembuatan saluran
drainase.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Pemilihan benih dan
pengolahan lahan sebagai berikut:
1. Benih jagung yang dipakai oleh Bapak Yanto merupakan benih jagung
hibrida F1 pertiwi, sedangkan benih yang dipakai oleh Bapak Rokim adalah
benih jagung non-hibrida kristal. Pak Rokim memilih benih jagung Kristal
dikarenakan benih ini cocok tumbuh pada daerah kering seperti Surabaya.
2. Langkah pertama pengolahan lahan yang dilakukan adalah membersihkan
gulma dan sisa tanaman. Setelah pembersihan selanjutnya dilakukan
pembajakan menggunakan traktor, penggunaan traktor dipilih untuk
menghemat tenaga dan waktu, kemudian tanah diratakan kembali. Pembuatan
bedengan dengan lebar 1 meter dengan jarak 40 cm serta pembuatan saluran
drainase.
3. Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang
diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan
tanaman. Tujuan pokok adalah menyiapkan tempat tumbuh bagi bibit
tanaman, daerah perakaran yang baik, membenamkan sisa-sisa tanaman dan
memberantas gulma.
DAFTAR PUSTAKA

Agnessya, M., Immanuela, P., Saputro,Junaidy, dan B. Sangger. 2020. Penentuan


Bibit Jagung Yang Ideal Di Sulawesi Utara Menggunakan Fuzzy Logic
Mamdani. Jurnal Realtech. Vol 16, No 2: 54-59

Agustian, A. 2012. Dinamika Perkembangan Harga dan Analisis Daya Saing


Usahatani Jagung di Provinsi Jawa Timur. Prosiding Seminar Nasional Petani
dan Pembangunan Pertanian. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian.

Bakhri, Syamsul. 2013. Budidaya Jagung Dengan Konsep Pengelolaan Tanaman


Terpadu. Sulawesi Tengah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.

Fithiriyah, W., dan Jati, B. 2016. Etnobotani Jagung (Zea mays L.) Pada Masyarakat
Lokal di Desa Pandansari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang. Jurnal
Biotropika. Vol 4. No 1

Fitria. 2018. Pertumbuhan dan Produksi Jagung (Zea mays, L.) pada Berbagai
Pengelolaan Gulma di Kabupaten Simalunggun Provinsi Sumatera Utara.
Jurnal Pertanian Tropik. 5 (2): 284-289

Nuning Argo Subekti, Syafruddin, Roy Efendi, dan Sri Sunarti. 2012, Morfologi
Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung, Balai Penelitian Tanaman Serealia,
Maros.

Riwandi, Merakati, H., dan Hasanudin. 2014. Teknik Budidaya Jagung Dengan
Sistem Organik Di Lahan Marjinal. Bengkulu: UNIB Press

Anda mungkin juga menyukai