Anda di halaman 1dari 2

MATA KULIAH

POLA TANAM

NAMA : Conchita Tinara Efenda Hutahaean


NPM : 19025010177
KELAS : POLA TANAM B

SISTEM TUMPANG SARI CABAI DAN BAWANG DAUN


Tumpang sari adalah penanaman dua tanaman atau lebih secara bersama-sama atau dengan
interval waktu yang singkat tanpa bergilir. Tumpang sari bertujuan untuk memanfaatkan
lingkungan (hara, air dan sinar matahari) sebaik-baiknya agar diperoleh hasil yang maksimum
(Jumin, 2011). Hasil tanaman secara keseluruhan dengan sistem tumpang sari lebih tinggi
daripada pertanaman monokultur apabila pemilihan kombinasi jenis tanaman yang ditumpang
sarikan tepat (Leinher, 1978 dalam Pramudyani, 2012). Salah satu contoh pemanfaatan sistem
tumpang sari dalam budidaya yaitu tumpang sari tanaman cabai dengan tanaman bawang daun.
Dalam Penelitian Pramudyani, dkk (2012) menujukkan bahwa usahatani tanaman cabai yang
ditanam secara tumpang sari dengan tanaman bawang daun sebagai tanaman sela lebih
menguntungkan dibanding dengan yang ditanam secara monokultur. Tanamn cabai yang
ditumpang sari kan dengan tanaman daaun bawang serangan organisme pengganggu tanamannya
sangat rendah.
Bawang daun dapat digunakan untuk mengusir hama dikarenakan baunya yang khas.
Tanaman bawang tergolong tanaman penolak hama (repellent). Menurut Dadang (1999) dalam
Nirmayantu (2014) tanaman repellent/penolak organisme penggangu tanaman (OPT) akan
melindungi tanaman didekatnya dengan bau-bauan yang dikeluarkan oleh tanaman tersebut,
bentuk daun dan warna atau bunga yang khas yang tidak disukai hama, sehingga hama akan
menjauh dari tanaman utama. Selain itu pemilihan dua tanaman ini dikarenakan tanaman bawang
daun dipanen pada umur 42 hari setelah tanam tidak menujukkan dampak negatif terhadap
kondisi pertumbuhan tanaman cabai. Kemiripan pertumbuhan tanaman yang terjadi menujukkan
bahwa persaingan yang terjadi hingga umur tanaman cabai 42 hari tidak berpengaruh. Tanaman
bawang daun memiliki tinggi maksimal <50 dan <25 cm. Sementara itu pada umur tersebut
tanaman cabai pun sudah memiliki tinggi yang relatif sama kemiripan tinggi tanaman
menyebabkan tidak terjadinya persaingan unsur lingkungan di permukaan tanah (oksigen,
cahaya, suhu) yang cukup besar. Untuk itu mencegah adanya persaingan unsur hara dan lainnya
maka kebutuhan hara dalam tanah dapat ditambah dengan pemeberian pupuk.

DAFTAR PUSTAKA
Jumin. H. B. 2011. Dasar-dasar Agronomi. Raja Grafindo Perseda. Jakarta.

Nirmayanti. F, 2014. Pengaruh Beberapa Jenis Tanaman Pendamping Terhadap Hama


Phyllotreta Striolata F. (Coleoptera: Chrysomelidae) Pada Budidaya Sawi Hijau Organik.
Jurnal HPT Volume 3 Nomor 2. April 2015. ISSN: 2338-4336

Pramudyani. L, 2012. Tumpang sari Tanaman Cabai Merah Dengan Bawang Daun Menuju
Pertanian Ramah Lingkungan. Prosiding Seminar Nasional Pertanian Organik Bogor, 18 – 19
Juni 2014

Anda mungkin juga menyukai