)
DALAM SISTEM BUDIDAYA MONOKULTUR DAN TUMPANGSARI
ABSTRAK
Analisis tumbuh tanaman digunakan untuk memperoleh ukuran kuantitatif dalam mengikuti dan
membandingkan pertumbuhan tanaman, dalam aspek fisiologis maupun ekologis, baik secara individu maupun
pertanaman. Praktikum ini merupakan analisis pertumbuhan pada cabai rawit dengan pola tanam monokultur dan
tumpangsari dengan tanaman sari. Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, berat kering, dan
luas daun. Pada luas daun menggunakan metode kertas grafik dalam mengukurnya. Tujuan dari praktikum ini
adalah untuk mengetahui sistem penanaman secara monokultur dan tumpangsari. Tinggi tanaman dan jumlah daun
pada cabai rawit dengan pola tanaman tumpangsari lebih tinggi dibanding dengan pola tanam monoklutur. Growth
Rate (GR) yang tertinggi adalah pada tanaman cabai adalah 0,0795 g/hari dengan pola tanam monokultur.Relative
Growth Rate (RGR) yang tertinggi pada tanaman cabai yaitu 0,233 g/hari dengan pola tanam monokultur. laju
ansimilasi bersih yang tertinggi pada tanaman cabai rawit merupakan pada pola tanam monokultur yaitu sebanyak
0,010 g/cm/hari.
ABSTRACT
Plant growth analysis is used to obtain quantitative measures to follow and compare plant growth, in both
physiological and ecological aspects, both individually and cropping. This practice is a growth analysis on cayenne
pepper with monoculture cropping pattern and intercropping with cider. Parameters observed were plant height,
number of leaves, dry weight, and leaf area. On leaf area using paper chart method in measuring it. The purpose
of this lab is to know the system of planting in monoculture and intercropping. Plant height and number of leaves
on cayenne pepper with intercropping plant pattern is higher compared with monocluture cropping pattern. The
highest Growth Rate (GR) in chili is 0.0795 g / day with the highest monoculture planting pattern. The highest
RGR is 0.233 g / day with monoculture planting pattern. the highest net assimilation rate in cayenne pepper is in
monoculture planting pattern of 0.010 g / cm / day.
c. Luas Daun 30
Terdapat beberapa metode untuk 20
menghitung luas daun. Metode-metode 10
tersebut mempermudah kita untuk menghitung 0
luas daun yang memiliki karakteristik berbeda. 1 2 3 4 5 6
Beberapa di antara metode tersebut adalah Minggu ke-
metode lubang, metode kertas grafik, metode
faktor koreksi, metode untuk daun yang Cabai Rawit (P)
berbentuk kerucut, metode rating, dan metode Cabai Rawit(M)
pengukuran menggunakan alat ukur leaf Sawi (P)
areameter. Luas daun sangat berhubungan Grafik 1. Tinggi Tanaman Cabai Rawit
dengan indeks luas daun, laju pertumbuhan
relatif, dan laju fotosintesis pada suatu 2. Jumlah Daun
tanaman. Faktor yang paling penting ialah
ketepatan penaksiran dan kecepatan 80
penaksiran. Metode yang digunakan pada
Jumlah Daun (helai)
4
yang memungkinkan. Pada umumnya juga system James, J. J. & Drenovsky, R. E., 2007. A Basis for
tumpangsari lebih mengutungkan dibandingkan Relative Growth Rate Differences Between
penanaman secara monokultur karena Native and Invasive. RANGELAND
produktivitas lahan juga menjadi lebih tinggi, ECOLOGY & MANAGEMENT, pp. 395-400.
jenis komoditas yang dihasilkan beragam, hemat
Mungara, E., Rohlan, R. & Indradewa, D., 2013.
dalam pemakasian saran produksi dan resiko
Analisis Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah
kegagalan dapat diperkecil. Disamping
(Oryza sativa L) pada Sistem Pertanian
keuntungan diatas sistem tumpangsari juga dapat
Konvensional, Transisi Organik, dan
memperkecil erosi, bahkan cara ini berhasil juga
Anorganik. Vegetalika, pp. 1-12.
dalam menjaga kesuburan tanah (Setiawan, 2009).
Mursito, D. & Kawiji, 2002. Pengaruh Kerapatan
KESIMPULAN Tanam dan Kedalaman Olah Tanah terhadap
Tinggi tanaman dan jumlah daun pada cabai Hasil Umbi Lobak (Raphanus sativus L.).
rawit dengan pola tanaman tumangsari lebih tinggi Agrosains, Volume 4, pp. 1-6.
disbanding dengan pola tanam monoklutur.
Growth Rate (GR) yang tertinggi adalah pada Rastono, A., Sugiyarto & Marsusi, 2015.
tanaman cabai adalah 0,0795 g/hari dengan pola Pertumbuhan Cariza (Carica pubescens) yang
tanam monokultur.Relative Growth Rate (RGR) Ditanam Secara Tumpangsari dengan Ubi
yang tertinggi pada tanaman cabai yaitu 0,233 Jalar (Ipomea batatas) dan Cabai Rawit
g/hari dengan pola tanam monokultur. laju (Capsicum frutescens L.) di Lereng Gunung
ansimilasi bersih yang tertinggi pada tanaman Lawu. El-Vivo, Volume 3, pp. 1-8.
cabai rawit merupakan pada pola tanam Setiawan, E., 2009. Kearifan Lokal Pola Tanam
monokultur yaitu sebanyak 0,010 g/cm/hari. Pada Tumpangsari di Jawa Timur. Agrovigor,
laju pertumbuhan yang dialami oleh cabai rawit Volume 2, pp. 79-89.
dengan pola tanam monokultur lebih tinggi
dibanding dengan pola tanama tumpangsari. Pola Subagiono, 2015. Pertumbuhan dan Kompetisi
tanam monokultur baik digunakan untuk tujuan Tanaman dalam Pol Tanam Tumpangsari
peningkatan hasil produksi dari tanaman tersebut. Jagung Manis/Cabe Rawit/Bawang
Tumpangsari juga dapat meningkatkan hasil Daun/Bawang Daun dengn Perbedaan Waktu
dengan jenis komoditas yang lebih beragam. Tanam Jagung Manis dan Jenis Pukan.
Jurnal Sains Agro, pp. 1-11.
DAFTAR PUSTAKA
5
LAMPIRAN
Tabel Pengamatan Sistem Budidaya Sayur Tumpang Sari
A. Tinggi Tanaman Cabai Rawit (Polikultur) (cm)
Minggu Ke -
No Tanaman
1 2 3 4 5 6
1 17.5 23.5 0 0 0 0
2 21 21.5 29 34 49 41
3 24 25 27.4 31 38 32
4 22 23 27.4 28 38 24
5 20.5 22 27.8 32 43 34.5
6 20.5 22 26 29 36 33.5
7 14 14.5 22 23 31 22.6
8 17.5 19 21.5 24 42 39.3
9 21.5 23 25 26 33 27.7
10 22 24 27 38 47 38.5
11 7 9.5 14.5 0 0 0
12 9 18 23.5 31 38 33
13 18 10.5 24 29 37 16
14 16 18 24 26 31 22.8
15 16.5 20 23 26 33 22.2
16 20.5 22 25 30 39 34.5
Rerata 17.969 19.719 22.944 25.438 33.438 26.350
6
Tabel 2 Tinggi Tanaman tanaman monokultur
A. Tinggi Tanman Cabai Rawit (M) (cm)
Tinggi Tanaman Cabai (M) (cm) pada minggu ke-
Nomor Tanaman
1 2 3 4 5 6
1 7.8 9.1 12.3 15.8 17.5 20
2 9.1 12.4 17.8 21.3 29.6 35
3 11.9 15.1 19 22.5 25.8 31
4 8.6 15.1 18.7 26.2 32.1 37
5 11.5 13.1 16.5 17.9 20.2 23
6 8.2 9.1 12.5 0 0 0
7 8.6 10.8 12.1 0 0 0
8 9.8 8.3 8.3 9.5 10.3 13
9 19.1 19.1 20 20.7 21.5 21.8
10 8.2 11.7 14 15.4 16.9 17
11 18.5 20.3 24 25.3 29.8 33.5
12 17.1 19.5 22.3 23.5 24 26.3
13 9.6 10.7 14.3 14.8 15.2 0
14 9.1 12.6 14 14 14 14.7
15 9.7 13 18.6 23.1 26.8 31
16
Rerata 11.120 13.327 16.293 16.667 18.913 20.220
7
B. Jumlah DAun Tanaman Sawi Pakcoy (Helai)
Minggu Ke -
No Tanaman
1 2 3 4 5 6
1 5 10 9 10 0 0
2 0 0 0 0 0 0
3 0 4 7 6 0 0
4 0 5 10 13 7 8
5 4 0 0 0 0 0
6 3 0 0 0 0 0
7 0 3 2 0 0 0
8 2 2 1 0 0 0
9 0 0 0 0 0 0
10 0 0 0 0 0 0
11 0 1 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0 0
13 0 0 0 0 0 0
14 2 0 0 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0
16 1 0 0 0 0 0
Rerata 1 2 2 2 0 1
8
3. Berat kering dan luas daun tanaman tumpangsari
Berat Kering (g) (w) Luas Daun (cm2) (1A)
HST (T)
Cabe (P) Sawi (P) Cabe (M) Cabe (P) Sawi (P) Cabe (M)
27 HST 0.384 0.322 0.341 9.6 6.2 8.219
62 HST 2.763 7.111 3.123 18.671 38.98 12.225