Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Tanaman tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik

kuantitas dan kualitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain tanah yang keras, miskin
unsur hara mikro serta hormon, pemupukan tidak berimbang, serangan hama dan penyakit,
pengaruh cuaca dan iklim, serta teknis budidaya petani, selain itu tomat merupakan salah satu
jenis sayuran yang banyak digemari orang karena rasanya enak, segar dan sedikit asam.
Sentral produksi tanaman tomat di Indonesia adalah pulau Jawa, akan tetapi juga
dikembangkan di luar pulau Jawa hampir di seluruh Indonesia. Di Sulawesi Selatan potensi
lahan untuk tanaman tomat cukup baik. Sasaran pengembangannya diarahkan pada
optimalisasi pemanfaatan lahan berdasarkan potensi yang dimiliki dan kesesuaian
agroekologi.
Seiring dengan maraknya masyarakat untuk menanam tanaman tomat, baik untuk
kebutuhan konsumsi maupun untuk tanaman hias, pada akhirnya akan menuntut teknik
budidaya. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah pemberian naungan yang berguna
untuk melindungi tanaman tomat dari sinar terik matahari langsung. Pemberian naungan
dapat dilakukan dengan cara membuat green house ataupun dengan menggunakan plastik
mulsa atau kain.
1.2.

Perumusan masalah
Bagaimanakah perbedaan pertumbuhan tanaman tomat yang diletakkan dalam

ruangan (kurang cahaya) dan tanaman tomat yang diletakkan di luar ruangan (yang
mendapatkan banyak cahaya)?
1.3.

Hipotesis
Hipotesa penelitian ini adalah, jika tanaman tomat diletakkan di luar ruangan maka

pertumbuhannya akan lebih lambat namun daunnya tampak lebih lebar, tebal, hijau tampak
segar dan batang kecambah tampak lebih kokoh. Dan jika tanaman tomat diletakkan di dalam
ruangan maka batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah, daunnya berukuran
kecil, tipis dan berwarna pucat tidak hijau.

1.4. Tujuan dan manfaat


1. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh
cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat.
2.

Manfaat
Manfaat yang kita ambil adalah kita dapat mengetahui pengaruh cahaya matahari

terhadap pertumbuhan tanaman tomat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Botani tanaman tomat

Sistematika tanaman tomat dapat dilihat pada penjelasan dibawah ini :


A. Klasifikasi
Kingdom

: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom

: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi

: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas

: Asteridae

Ordo

: Solanales

Famili

: Solanaceae (suku terung-terungan)

Genus

: Solanum

Spesies

: Solanum lycopersicum L.

B. Morfologi tanaman tomat


1. Akar
Tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) memiliki akar tunggang yang tumbuh
menembus kedalam tanah dan akar serabuat yang tumbuh ke arah samping tetapi dangkal.
Berdasarkan sifat perakaran ini, tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) akan dapat
tumbuh dengan baik jika ditanam ditanah yang gembur dan porous.
2.

Batang
Batang tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) berbentuk persegi empat hingga

bulat, berbatang lunak tetapi cukup kuat, berbulu atau berambuat halus dan diantara bulu
bulu itu terdapat rambut kelenjar. Batang tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.)
berwarna hijau, pada ruas ruas batang mengalami penebalan, dan pada ruas bagian bawah
tumbuh akar akar pendek. Selain itu, batang tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.)
dapat bercabang dan apabila tidak dilakukan pemangkasan akan bercabang banyak yang
menyebar secara merata.
3.

Daun
Daun tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) berbentuk oval, bagian tepinya

bergerigi dan mambentuk celah celah menyirip agak melengkung kedalam. Daun berwarna
3

hijau dan merupakan daun majemuk ganjil yang berjumlah 5 7. Ukuran daun sekitar (15
30 cm) x (10 x 25 cm) dengan panjang tangkai sekitar 3 6 cm. diantara daun yang
berukuran besar biasanya tumbuh 1 2 daun yang berukuran kecil. Daun majemuk pada
tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) tumbuh berselang seling atau tersusun spiral
mengelilingi batang tanaman.
4.

Bunga
Bunga tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) berukuran kecil, berdiameter

sekitar 2cm dan berwarna kuning cerah. Kelopak bunga yang berjumlah 5 buah dan berwarna
hijau terdapat pada bagian bawah atau pangkal bunga. Bagian lain pada bunga tomat
(Solanum lycopersicum L.) adalah mahkota bunga, yaitu bagian terindah dari bunga tomat
(Solanum lycopersicum L.). Mahkota bunga tomat (Solanum lycopersicum L.) berwarna
kuning cerah, berjumlah sekitar 6 buah dan berukuran sekitar 1 cm. bunga tomat (Solanum
lycopersicum L.) merupakan bunga sempurna, karena benang sari atau tepung sari dan kepala
benang sari atau kepala putik terletak pada bunga yang sama. Bunganya memiliki 6 buah
tepung sari dengan kepala putik berwarna sama dengan mahkota bunga, yakni kuning cerah.
Bunga tomat (Solanum lycopersicum L.) tumbuh dari batang (cabang) yang masih muda.
5.

Buah
Buah tomat (Solanum lycopersicum L.) memiliki bentuk bervariasi, tergantung pada

jenisnya. Ada buah tomat (Solanum lycopersicum L.) yang berbentuk bulat, agak bulat, agak
lonjong, bulat telur (oval), dan bulat persegi. Ukuran buah tomat (Solanum lycopersicum L.)
juga sangat bervariasi, yang berukuran paling kecil memiliki berat 8 gram dan yang
berukuran besar memiliki berat sampai 180 gram. Buah tomat (Solanum lycopersicum L.)
yang masih muda berwarna hijau muda, bila sudah matang warnanya menjadi merah.
C. Tehnik Budidaya Tanaman Tomat
1.

Syarat Tumbuh
Tanaman tomat dapat tumbuh pada ketinggian tempat 0 - 1.250 m dpl, dan tumbuh

optimal di dataran tinggi >750 mdpl. Suhu optimal untuk pertumbuhannya adalah 23C pada
siang hari dan 17C pada malam hari. Tanah yang dikehendaki adalah tanah bertekstur liat
yang banyak mengandung pasir. Dan, akan lebih disukai bila tanah itu banyak mengandung
humus, gembur, sarang, dan berdrainase baik. Sedangkan keasaman tanah yang ideal
untuknya adalah netral, yaitu sekitar 6 - 7.

2.

Penyiapan Lahan Bercocok Tanam Tomat


Untuk bercocok tanam tomat dipilih lahan gembur, subur dan sebaiknya sebelumnya

tidak ditanami tomat atau tanaman satu famili, seperti : cabai, terong, tembakau dan kentang.
Bila pH tanah rendah diberi kapur dolomite 150 kg/1000 m2 dan disebar serta diaduk rata
pada umur 2-3 minggu sebelum tanam. Buatlah bedengan selebar 120-160 cm untuk barisan
ganda dan 40-50 cm untuk barisan tunggal. Untuk drainase dibuat parit selebar 20-30 cm
diantara bedengan dengan kedalaman 30 cm untuk pembuangan air. Berikan pupuk kandang
sebanyak 10 - 20 ton/ha yang dicampur dengan tanah secara merata. Bila menggunakan
mulsa plastik, tutup bedengan pada siang hari. Lubang tanam dibuat dengan jarak 60 x 80 cm
atau 60 x 50 cm di atas bedengan, diameter 7-8 cm sedalam 15 cm. Sterilisasi tanah media
dilakukan dengan memberikan bahan kimia Besamid 3 G dengan dosis 70 gram untuk media
tanam sebanyak 1m3 atau menggunakan formalin 4%.
3.

Pengadaan Benih Tomat


Pengadaan benih tomat dapat dilakukan dengan dua cara, yakni dengan membeli

benih yang siap semai atau dengan membuat benih sendiri. Apabila pengadaan benih tomat
dilakukan dengan cara membeli, hendaknya membeli di toko pertanian yang terpercaya
menyediakan benih yang bermutu dan bersertifikat. Pengadaan benih yang dilakukan dengan
membuat sendiri adalah sebagai berikut:
1)

Pilih buah tomat dari tanaman tomat yang petumbuhannya dan produksinya
yang bermutu baik. Buah yang dipilih adalah buah tomat yang telah masak dan
tua dan masak di pohon. Buah sehat dan tidak terserang hama ataupun penyakit.

2)

Buah setelah dipetik dibiarkan sampai merekah dan berair (2 - 3 hari).

3)

Biji-biji diambil setelah buah tomat merekah dan cucilah dengan air bersih,

kemudian dikeringkan sehingga kadar airnya paling tinggi 12%. Biji-biji tomat yang telah
dikeringkan dapat langsung disemaikan atau disimpan terlebih dahulu dalam wadah,
misalnya kaleng atau botol kering sambil menunggu saatnya untuk disemaikan.
4.

Pembibitan Tomat
Tanaman tomat berkembang biak secara generatif atau melalui biji, maka

perbanyakan bibit tomat dilakukan dengan bijinya. Sebelum ditanam di kebun, biji-biji tomat
sebaiknya disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian. Pemindahan bibit ke lapang
dilakukan sewaktu bibit berumur 1 bulan atau daunnya telah berjumlah 4 helai. Varietas yang
dianjurkan adalah varietas Gondol, Intan, Ratna dan Berlian. Kebutuhan benih 200 300
gram/ha.
5.

Penanaman
5

Bibit siap tanam berumur 3 - 4 minggu, berdaun 5-6. Sehari sebelum penanaman
sebaiknya bedengan diairi dahulu. Sulam tanaman yang mati sampai berumur 2 minggu,
caranya tanaman yang telah mati, rusak, layu atau pertumbuhannya tidak normal dicabut,
kemudian dibuat lubang tanam baru. Penyiraman dilakukan tiap hari sampai tomat tumbuh
normal (Jawa : lilir), namun tidak berlebihan karena tanaman bisa tumbuh memanjang, tidak
mampu menyerap unsur-unsur hara dan mudah terserang penyakit. Ajir dipasang sedini
mungkin supaya akar tidak rusak tertusuk ajir dengan jarak 10-20 cm dari batang tomat.
6.

Pemupukan
Pupuk yang digunakan untuk 1 Ha adalah urea 150 kg, TSP 100 kg dan KCL 50 kg.

Pemupukan TSP dan KCL diberikan pada saat tanam dan urea diberikan 14 hari setelah
tanam sebanyak 75 kg dan sisanya 35 hari setelah tanam.
7.

Penyiangan
Penyiangan dapat dilakukan dengan mencabut gulma menggunakan tangan atau alat

penyiang lainnya.
8.

Pengendalian hama dan penyakit tanaman tomat


Hama ulat yang menyerang tanaman muda dengan memotong batang dan tangkai

adalah Agrotis ipsilon dapat disemprot dengan Hostathion 40 EC dan Dursban 20 ES. Hama
Heliothis armigera yang menyerang buah menjadi bolong dapat diberantas dengan
menggunakan Diasenon 60 EC. Rhizoktonia sp dan Pythium sp yang menyerang pesemaian
dapat diberantas dengan Dhitane M-45. Penyakit busuk daun (Phytopthorasp) dapat
diberantas dengan bubur bordeux. Penyakit layu dan virus keriting dikendalikan dengan
mencabut tanaman yang terserang penyakit lalu dibakar.
9.

Panen Tomat
Panen tomat dilakukan sesuai dengan tujuan pemasarannya sehingga perlu

diperhitungkan lama perjalanan sampai di tujuan. Sebaiknya tomat berada di pasaran pada
saat masak penuh, tetapi tidak terlalu masak atau busuk. Pada saat masak penuh itulah tomat
memperlihatkan penampilannya yang terbaik. Jika tujuan pemasaran adalah pasar lokal yang
jaraknya tidak begitu jauh, dapat ditempuh dalam beberapa jam, panen sebaiknya dilakukan
sewaktu buah masih berwarna kekuning-kuningan. Sedangkan untuk pemasaran ke tempat
yang jauh atau untuk di ekspor, buah sebaiknya dipetik sewaktu masih berwarna hijau, tetapi
sudah tua benar. Atau 8-10 hari sebelum menjadi masak (berwarna merah). Umur petik
tergantung varietas tomat yang ditanam dan kondisi tanaman. Umumnya buah tomat dapat
dipanen pertama pada waktu berumur 2 atau 3 bulan setelah tanam.

Panen dilakukan beberapa kali, yaitu antara 10-15 kali pemetikan buah dengan
selang 2-3 hari sekali. Pemetikan dapat dilakukan pagi atau sore hari. Dan, diusahakan buah
yang dipetik tidak jatuh atau terluka. Karena hal ini dapat menurunkan kualitas dan dapat
menjadi sumber masuknya bibit penyakit.
2.2. Respon tanaman terhadap cahaya matahari
1. Intensitas Cahaya.
Intensitas cahaya adalah banyaknya energi yang diterima oleh suatu tanaman per
satuan luas dan per satuan waktu (kal/cm2/hari). Pengertian intensitas disini sudah termasuk
didalamnya lama penyinaran, yaitu lama matahari bersinar dalam satu hari, karena satuan
waktunya menggunakan hari. Besarnya intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman tidak
sama utuk setiap tempat dan waktu, karena tergantung :
a. Jarak antara matahari dan bumi, misalnya pada pagi dan sore hari intensitasnya lebih
rendah dari pada siang hari karena jarak matahari lebih jauh. Juga di daerah sub
tropis, intensitasnya lebih rendah dibanding daerah tropis. Demikian pula di puncak
gunung intensitasnya (1,75 g.kal/cm2/menit) lebih tinggi dari pada di dataran rendah
(di atas permukaan laut = 1,50 g.kal /cm2/menit).
b. Tergantung pada musim, misalnya pada musim hujan intensitasnya lebih rendah
karena radiasi matahari yang jatuh sebagian diserap awan, sedangkan pada musim
kemarau pada umumnya sedikit awan sehingga intensitasnya lebih tinggi.
c. Letak geografis, sebagai contoh daerah di lereng gunung sebelah utara/selatan
berbeda dengan lereng sebelah timur/barat. Pada daerah tanaman menerima sinar
matahari lebih sedikit dari pada sebelah utara/selatan karena lama penyinarannya
lebih pendek disebabkan terhalang oleh gunung. Bahkan lereng sebelah barat dan
timur itu sendiri juga sering terdapat perbedaan terutama pada musim hujan. Hal ini
disebabkan karena musim hujan biasanya banyak sore hari sehingga lebih banyak
awan dibanding pagi hari, akibatnya lereng sebelah barat yang baru meneroma sinar
matahari sore hari akan mendapatkan radiasi dengan intensitas yang sangat rendah.
Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman sejauh
mana berhubungan erat dengan proses fotosintesis. Dalam proses ini energi cahaya
diperlukan untuk berlangsungnya penyatuan CO dan air untuk membentuk karbohidrat.
Semakin besar jumlah energi yang tersedia akan memperbesar jumlah hasil fotosintesis
sampai dengan optimum (maksimum). Untuk menghasilkan berat kering yang maksimal,
tanaman memerlukan intensitas cahaya penuh. Namun demikian intensitas cahaya yang
7

sampai pada permukaan kanopi tanaman sangat bervariasi, hal ini merupakan salah satu
sebab potensi produksi tanaman aktual belum diketahui.
Kebutuhan cahaya untuk pertumbuhan tanaman tomat di waktu muda (tingkat
anakan) berkisar antara 50 85 % dari cahaya total. Untuk jenis-jenis semitoleran naungan
untuk anakan diperlukan sampai umur 1-2 bulan atau sampai tanaman mencapai tinggi 1 2
meter. Sedangkan untuk jenis-jenis toleran lebih lama lagi yaitu 3 4 bulan.
Suhardi (1995) mengemukakan tanaman tomat yang ditaruh, pada tempat penuh
memberikan pertumbuhan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan tempat cahaya masuk
sebahagian. Dibandingkan dengan lama penyinaran dan jenis cahaya, intensitas cahaya
merupakan faktor yang paling berperan terhadap kecepatan berjalannya fotosintesis. Dari
penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa sampai intensitas 10.000 lux, grafik
kecepatan fotosintesis bergerak linear positif. Data penelitian tersebut adalah untuk tanaman
dewasa, sedangkan untuk tanaman muda (tingkat semai-sapihan) belum diperoleh data.
Pengurangan intensitas sinar sampai 60% berpengaruh positif nyata terhadap pertumbuhan
awal tinggi dan jumlah daun, serta diameter batang tanaman tomat.

BAB III
8

BAHAN DAN METODE


3.1. Tempat dan waktu
Praktek ini dilaksanakan di daerah latuppa kecamatan mungkajang kota palopo 2012
3.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah benih tomat, tanah, pasir, pupuk bokashi, polybag ukuran 20 x
30 cm, kain kasa.
Alat yang dipakai adalah paku, martil, kayu, linggis, gembor, mistar, kain dan alat tulis
menulis.
3.3. Metode Percobaan
Praktek ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 3
perlakuan yang diulang sebanyak 12 kali sehingga terdapat 36 unit percobaan. Dengan
naungan sebagai berikut :
Po

= tanpa naungan

P1

= 1 lapis naungan

P2

= 2 lapis naungan

P3

= 3 lapis naungan

3.4. Pelaksanaan Percobaan


Pelaksanaan percobaan ini meliputi pembuatan naungan, persiapan media tanam,
penyemaian, penanaman, pemeliharaan dan pengamatan. Pembuatan naungan dilakukan
dengan cara menyiapkan kayu sepanjang 1 meter kemudian buat lubang dengan
menggunakan linggis, setelah lubang selesai dibuat tancapkan kayu lalu buat para-para
berbentuk segi empat kemudian berikan naungan kain kasa jangan lupa dipaku supaya kain
kasa tidak jatuh. Kemudian persiapan media tanam dilakukan dengan cara mencampurkan
tanah, pasir, pupuk bokashi dengan perbandingan 1:1:1. Pencampuran ini dilakukan dengan
menggunakan tangan, setelah semua bahan sudah tercampur dengan merata, kemudian
masukkan kedalam polybag, selanjutnya media tanam tersebut disiram air sampai jenuh dan
biarkan selama satu minggu tujuannya agar supaya mikroorganisme yang merugikan bagi
tanah dan tanaman tomat akan mati, dan juga untuk memperlancar sistem aerasi didalam
tanah.
Penyemaian dilakukan dengan cara merendam terlebih dahulu benih tomat selama
15 menit dan pilih benih yang tenggelam kemudian letakkan diatas pot secara merata setelah
itu tutup dengan tanah. Penanaman dilakukan pada saat bibit tomat sudah tumbuh pada

tempat penyemaian, umur bibit tomat yang akan dipindahkan pada media tanam berkisar
antara 3 minggu.
Pemindahan bibit tomat dari tempat penyemaian ke tempat media tanam dilakukan
dengan cara mencabut satu per satu bibit tomat dengan hati-hati, jaga agar akar pada bibit
tomat tidak terputus, setelah itu buat lubang diatas media tanam dengan kedalaman 5-10 cm
lalu masukkan bibit tomat tersebut, tutup lubang tanam dengan tanah kemudian lakukan
penyiraman.
Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman dan penyiangan, penyiraman dilakukan setiap
hari pada pagi ataupun sore hari dengan menggunakan gembor. Penyiangan dilakukan
terhadap gulma yang tumbuh disekitar tanaman tomat, pengamatan dilakukan pada tiap 3 hari
sekali untuk melihat pengaruh naungan terhadap pertumbuhan tanaman tomat.
3.5. Parameter Pengamatan
Komponen pertumbuhan yang diamati adalah :
1)

Tinggi tanaman (cm) tomat, diukur dari pangkal sampai titik tumbuh tiap 3 hari
sekali.

2)

Jumlah daun (helai) tanaman tomat, dihitung jumlah daun yang terbentuk
sempurna diamati tiap 3 hari sekali

10

BAB V
PENUTUP
A.

KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan pada saat penilitian dapat di simpulkan

bahwa penyebab banyaknya hasil panen tomat petani yang kurang baik antara lain
disebabkan oleh kurang tepat nya tata cara para petani dalam mengolah lahan pertanian yang
di garapnya dan mekanisme perawatan yang kurang optimal sehingga sering terserang
penyakit.
B.

SARAN
Dengan sengaja kami buat makalah ini yang bertujuan agar bisa membantu petani dalam

peningkatan produksi secara kuantitas dan kualitas. Dengan disusunya makalah ini kami
berharap para pembaca atau petani bisa menerapkan metode-metode bercocok tanam tanaman
tomat telah kami buat. Agar makalah yang kami buat tidak sia-sia atas partisipasinya kami
ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

11

Annonymous,

2012. http://www.nuryety.co.cc/2010/03/tomat-adalah-komoditas-

hortikultura.html Diakses pada tgl 27 Maret 2012


Astarini, I.D. 2009. Pemuliaan Tanaman Sayuran. Tidak Diketahui
Hartati, Sri. 2000. Penampilan Genotip Tanaman Tomat Hasil Mutasi Buatan Pada
Kondisi Stress Air dan Kondisi Optimal. Agrosains. 2 (2) : 35-42
Saragih, W.C. 2008. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tomat Terhadap Pemberian
Pupuk Phospat dan Bahan Organik. Skripsi. Universitas Sumatera Utara

12

RPOPOSAL
PENELITIAN TANAMAN TOMAT

DISUSUN OLEH :
NAMA

: IQBAL TANDO

NIM

: 91304013

PRODI

: AGROTEKNOLOGI

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN WUNA


( STIP WUNA )
2014

13

Anda mungkin juga menyukai