Anda di halaman 1dari 15

Teknologi Produksi Tanaman

Hortikultura

KELOMPOK 9

Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum L)


TPTH

Kelompok 9 TPTH :
1. Aurelia Ulva Rahmah (E1J018052)
2. Fahmi Rasyaad Alkari (E1J018051)
3. Resti Septa Utami (E1J018053)
4. Muhammad Ervan Nurhames(E1J018060)
Tanaman Tomat
Tomat memiliki nama latin yaitu solanum lycopersicum merupakan tanaman
dari family Solanaceae, tanaman asli dari Amerika Tengah dan Selatan, yaitu
Meksiko dan Peru. Tanaman tomat mempunyai siklus hidup yang cukup
singkat karena merupakan tanaman annual dan tingginya dapat mencapai Klasifikasi Tanaman Tomat
antara 1 sampai 3 meter.
Kingdom : Plantae
Tanaman tomat mempunyai khasiat untuk pencegah kanker, hal ini terjadi Sub kingdom : Tracheobionta
karena pada tanaman tomat terdapat warna merah yang banyak Sub divisi : Spermatophyta
mengandung Lycopene, sehingga senyawa inilah yang bertugas untuk
Divisi : Magnoliophyta
menekan tumbuhnya kanker.
Kelas : Magnoliopsida
Meskipun begitu di Indonesia sendiri untuk produksi tanaman tomat jika dilihat Sub Kelas : Asteridae
dari segi kualitas serta kuantitas masih cukup rendah. Hal ini terjadi karena Ordo : Solanales
kondisi tanah serta lingkungan tumbuh pada lahan yang ditanami, cara Famili : Solanaceae
pemupukan yang kurang seimbang, serangan hama dan penyakit, cara Genus : Solanum
budidaya dari petani, dan pengaruh iklim serta cuaca yang kurang mendukung Spesies : Solanum lycopersicum L
pada tanaman tomat.

Salah satu syarat tumbuh tanaman tomat yang tepat yaitu menghendaki curah
hujan antara 750 - 1250 mm/tahun serta kelembaban relatifnya  kurang lebih
25 %. Tanaman ini idealnya ditanam pada kisaran suhu 20-27 oC. Secara
umum tomat dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 0-1500 m dpl.
Morfologi Tanaman Tomat
Akar
Tanaman tomat mempunyai system perakaran yaitu akar tunggang yang dapat
muncul menembus masuk ketanah dan akar serabut yang berkembang kearah
samping tetapi pada areal yang dangkal.
Berdasarkan ciri dari perakaran ini, tanaman tomat akan mampu berkembang
dengan subur jika ditanam pada kondisi lahan yang gembur dan porus.

Batang
Batang tanaman tomat memiliki warna hijau serta bentuk persegi empat sampai dengan
bulat. Saat tanaman tomat masih muda batangnya mempunyai tekstur yang lunak, akan
tetapi setelah tua akan menjadi keras. Tinggi batang tomat dapat mencapai 2 sampai 3
meter dengan permukaan batang yang ditumbuhi oleh bulu atau rambut halus, dan
diantara bulu halus tersebut ada rambut kelenjar yang bisa memunculkan bau khas.

Daun
Daun pada tanaman tomat memiliki bentuk oval dan pada bagian tepi terdapat
gerigi dengan membentuk celah yang menyirip agak melengkung masuk. Daun
tanaman tomat memiliki warna hijau yang merupakan daun majemuk ganjil
dengan jumlah 5 sampai 7.
Ukuran daun berkisar antar 15 x 30 cm atau 10 x 25 cm dimana panjang tangkai
sekitar 3 sampai 6 cm dan diantara daun memiliki ukuran yang cukup besar
biasanya tumbuh 1 sampai 2 daun yang memiliki ukuran kecil. Daun majemuk
ditanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) dapat berkembang dengan berselang
seling atau tersusun secara spiral memutari batang tanaman.
Bunga
Bunga pada tumbuhan tomat memiliki ukuran yang kecil, dengan diameter kurang lebih 2 cm dan berwarna kuning agak
cerah. Kelopak bunga tanaman tomat memiliki jumlah 5 buah yang berwarna hijau dan terdapat dibagian bawah atau pangkal
bunga.
Bagian yang lain pada bunga tomat yakni mahkota bunga, yaitu bagian yang paling indah pada definisi bunga tomat serta
mahkota bunga yang memiliki warna kuning cerah dengan jumlah kurang lebih 6 buah berukuran kurang lebih 1 cm. Bunga
tomat termasuk bunga sempurna, karena memiliki benang sari atau tepung sari serta kepala benang sari atau kepala putik yang
terletak pada satu bunga yang sama.
Bunga tomat mempunyai 6 buah benang sari dan kepala putik yang berwarna sama seperti mahkota bunga yaitu kuning cerah.
Bunga tomat (Solanum lycopersicum L.) dapat tumbuh dari batang yang bercabang dan masih muda.

Buah
Buah pada tanaman tomat mempunyai bentuk yang bervariasi, tergantung dari jenis dan varietasnya. Terdapat buah
tomat yang memiliki bentuk bulat, bulat telur atau oval, agak bulat, agak lonjong, serta bulat persegi.
Ukuran dari buah tomat juga cukup bervariasi, ada yang berukuran paling kecil yakni memiliki berat 8 gram serta
yang berukuran agak besar yang memiliki berat hingga 180 gram. Buah tanaman tomat yang masih cukup muda
memiliki warna hijau muda, dan apabila sudah matang warnanya berubah menjadi merah.

Biji
Biji tanaman tomat berbentuk pipih, berbulu dan memiliki warna putih, putih kekuningan serta coklat muda. Panjang
biji tomat antara 3 sampai 5 mm dengan lebar 2 sampai 4 mm. Biji tomat saling melekat yang diselimuti oleh daging
buah, serta tersusun mengelompok dengan dibatasi oleh daging buah.
Budidaya Tomat
1. Memilih benih tomat

Untuk memilih jenis tomat yang akan ditanam hendaknya sesuaikan dahulu dengan karateristik lokasi.
Apabila kebun Anda berada di dataran tinggi pilihlah varietas yang cocok untuk dataran tinggi begitu juga
sebaliknya.
Benih tomat bisa didapatkan dengan mudah diberbagai toko penyedia saprotan. Apabila Anda sulit
mendapatkannya atau harganya terlalu mahal, kita bisa membuatnya sendiri. Caranya dengan menyeleksi
buah tomat yang paling baik dari segi ukuran (besar) dan bentuk (tidak cacat).
Langahnya sebagai berikut, pilih buah tomat yang akan dijadikan benih. Kemudian biarkan buah tomat
tersebut menua di pohon. Setelah cukup tua ambil bijinya dan bersihkan dari lendir yang menyelubunginya
dengan air. Setelah itu rendam dalam air, pilih biji yang tenggelam. Kemudian lakukan seleksi sekali lagi
terhadap biji tomat, pilih yang bentuknya sempurna (tidak cacat atau keriput). Setelah itu keringkan
dengan dijemur dan simpan dalam wadah yang kering dan steril.

2. Penyemaian benih tomat

Sebelum ditanam secara luas, benih tomat sebaiknya disemaikan dahulu sampai memiliki daun dan batang
yang cukup kuat. Penyemaian hendaknya dilakukan di atas media yang terpisah dengan penanaman masal.
Lihat cara membuat media persemaian untuk tanaman hortikultura.
Untuk budidaya tomat, sebaiknya pilih media persemaian dengan ploybag. Hal ini untuk mengurangi resiko
tanaman stres ketika dipindahkan. Namun persemaian polybag ini biayanya relatif lebih mahal. Apabila Anda
memilih persemaian bedeng, hendaknya hati-hati saat mencabut dan memindahkan bibit. Lamanya
penyemaian sampai tanaman siap dipindahkan sekitar 35-40 hari.
3. Pengolahan tanah
Tomat tumbuh baik pada tingkat keasaman tanah pH 5,5-7. Apabila tanah terlalu asam (<5,5),
tambahkan dolomit atau kapur pertanian. Manfaat pengapuran selain menaikan pH tanah juga untuk
memperbaiki struktur tanah. Dosisnya harus disesuaikan dengan tingkat pH tanah masing-masing.
Bajak atau cangkul tanah hingga gembur kemudian bentuk bedengan dengan ketinggian 30 cm, lebar 1
meter dan pajang mengikuti kontur lahan. Buat jarak antar bedeng selebar 30-40 cm. Kemudian
diamkan tanah kira-kira satu minggu.
Setelah itu, berikan pupuk dasar berupa pupuk organik seperti pupuk kandang atau pupuk
kompos sebanyak 20 ton per hektar. aduk hingga merata diatas bedengan. Untuk memperkaya
kandungan fosfor bisa ditambahkan pupuk TSP secukupnya (kira-kira 5 gram per tanaman). Untuk
budidaya tomat organik, jangan ditambahkan pupuk kimia tapi pupuk dasar harus lebih banyak, kira-kira
30-40 ton per hektar.
Kemudian tutup bedengan dengan mulsa plastik, penutupan dengan mulsa sangat berguna terutama
pada musim kemarau. Mulsa plastik berguna untuk mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan gulma dan agar buah tomat tetap bersih tidak menyentuh tanah. Biarkan kembali tanah
selama satu minggu sebelum ditanami

4. Penanaman bibit tomat

Pertama-tama buat lubang tanam pada mulsa dengan diameter 5-7 cm. Dalam satu bedengan terdapat dua lajur lubang
tanam, jarak antar lajur sebesar 70-80 cm dan jarak antar lubang dalam satu lajur 40-50 cm, kedalaman lubang tanam
kira-kira 5-7 cm.
Setelah itu masukkan bibit siap tanam. Untuk bibit yang disemai dalam polybag atau pot, lepas terlebih dahulu
wadahnya lalu masukkan semua media tanam tanpa mencabut akar tanaman. Kemudian tutup dan ratakan dengan
tanah sekitar. Untuk bibit yang ditanam di persemaian bedeng, masukkan tanaman kemudian timbun dengan tanah
bekas galian lubang. Ratakan dan siram dengan air untuk menjaga kelembabannya.
5. Pemeliharaan dan perawatan
Tanaman tomat cukup sensitif dan perlu perawatan yang intensif. Tanaman ini sangat rentan terhadap hama dan penyakit, terutama yang
ditanam di dataran rendah. Setelah pemanenan, resiko kerusakan buah tomat masih tinggi sekitar 20-50%. Berikut beberapa perawatan
penting apabila kita hendak melakukan budidaya tomat :
a. Penyulaman
Penyulaman berfungsi untuk mengganti tanaman yang gagal tumbuh, baik sakit atau rebah karena cuaca. Penyulaman dilakukan setelah
seminggu tomat ditanam. Cabut tanaman yang terlihat tidak sehat (kuning/layu) atau mati. Ganti dengan bibit sisa penyemaian.

b. Penyiangan
Penyiangan dalam budidaya tomat biasanya dilakukan 3-4 kali selama musim tanam. Pada areal tanam yang ditutup mulsa penyiangan bisa
lebih jarang lagi. Penyiangan bertujuan untuk mengangkat gulma yang ada di areal tanam. Pertumbuhan gulma akan menganggu tanaman,
karena tanaman harus bersaing dalam mendapatkan nutrisi. Selain itu gulma juga mengundang hama dan penyakit yang bisa menyerang
tanaman utama.

c. Pemangkasan
Pemangkasan pada tanaman tomat dilakukan setiap minggu. Pemangkasan tunas yang tumbuh pada ketiak daun harus segera agar tidak
tumbuh menjadi batang. Pemangkasan tunas muda bisa dilakukan dengan tangan. Namun apabila batang sudah terlalu keras, sebaiknya
gunakan pisau atau gunting. Untuk mengatur ketinggian tanaman tomat, ujung tanaman bisa dipotong. Pemotongan ujung tanaman dilakukan
setelah terlihat jumlah dompolan buah sekitar 5-7 buah.

d. Pemupukan tambahan
Pada budidaya tomat organik, semprotkan pupuk organik cair yang mempunyai kandungan kalium tinggi pada saat tanaman akan berbunga
dan berbuah (fase generatif). Penyemprotan bisa dilakukan setiap minggu. Harus diperhatikan, pupuk organik cair harus diencerkan terlebih
dahulu, 1 liter pupuk cair dengan 100 liter air. Penting untuk dicatat, konsentrasi pupuk organik cair tidak boleh melebihi 2%. Selain itu, kita
bisa menambahkan pupuk kandang atau kompos setelah tanaman berumur 2-3 minggu dengan dosis satu gengam tangan per tanaman.
Untuk budidaya tomat non-organik, pada usia satu minggu berikan campuran urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 sebanyak 1-2 gram per
tanaman. Kemudian setelah umur 2-3 minggu berikan kembali urea dan KCl sebanyak 5 gram per tanaman. Bila pada umur lebih dari 4
minggu tanaman masih terlihat kurang gizi berikan urea dan KCl sebanyak 7 garm per tanaman. Perhatikan, pemberian urea dan KCl jangan
sampai mengenai tanaman karena bisa melukai tanaman tersebut. Berikan jarak 5-7 cm dari tanaman.
e. Penyiraman dan pengairan
Tanaman tomat tidak terlalu banyak membutuhkan air, namun jangan sampai kekurangan. Kelebihan air
dalam budidaya tomat membuat pertumbuhan vegetatif (daun dan batang) yang subur tetapi akan
menghambat fase generatif. Sebaliknya, kekuranga air yang berkepanjangan bisa menyebabkan pecah-
pecah pada buah tomat yang dihasilkan.
Kekeringan yang panjang bisa menyebabkan kerontokan bunga. Penyiraman hendaknya disesuaikan dengan
kondisi cuaca. Bila curah hujan cukup relatif tidak perlu lagi penyiraman. Justru yang harus diperbaiki adalah
saluran drainase agar air tidak menggenang disekitar areat tanaman. Pada musim kemarau, penyiraman bisa
dilakukan pada pagi hari. Cegah jangan sampai tanah retak-retak kekeringan.

f. Pemasangan lenjeran
Pemasangan lenjeran atau ajir bertujuan sebagai tempat mengikatkan tanaman agar tidak roboh. Lenjeran
dibuat dari bambu sepanjang 1,5-2 meter. Lenjeran ditancapkan pada jarak sekitar 10-20 cm dari tanaman.
Lenjeran bisa dibiarkan tegak mandiri atau ujungnya diikatkan dengan lenjeran lain yang berdekatan.
Pengikatan ujung berguna untuk memperkokoh posisi lenjeran.
Pemasangan lenjeran hendaknya sedini mungkin untuk mencegah luka pada akar tanaman akibat
penancapan. Tanaman yang masih kecil akarnya belum menyebar kemana-mana sehingga kemungkinan
tertancap kecil. Luka pada akar yang diakibatkan tusukan lenjeran bisa menghambat pertumbuhan dan
mengundang penyakit.
Pemasangan lenjeran dilakukan setelah tinggi tanaman berkisar 10-15 cm. Ikatkan tanaman tomat dengan
tali plastik pada lenjeran. Model ikatan sebaiknya berbentuk angka 8 agar batang tomat tidak terluka karena
bergesekan dengan tiang lenjeran. Ikatan hendaknya jangan terlalu kuat agar tidak menghambat
pembesaran batang. Setelah itu, setiap tanaman bertambah tinggi 20 cm ikatkan batang tanaman dengan tali
plastik pada lenjeran.
6. Pengendalian hama dan penyakit
Beberapa jenis hama dan penyakit yang kerap menyerang budidaya tomat antara lain, ulat buah, kutu daun
thrips, lalat putih, lalat buah, tungau, nematoda, penyakit layu, bercak daun, penyakit kapang daun, bercak coklat,
busuk daun dan busuk buah. Apabila serangannya menggila, hama dan penyakit tersebut bisa disemprot dengan
pestisida. Penggunaan pestisida harus bijak, sesuaikan dengan lingkungan sekitar (para petani lain), riwayat
penyemprotan dan ikuti petunjuk/dosis penggunaan. Apabila tomat yang akan diproduksi ditujukan untuk pasar
organik, hendaknya menggunakan pestisida yang alami. Silahkan lihat cara membuat pestisida organik.
Hama dan penyakit pada budidaya tomat tidak bisa diberantas dengan hanya mengandalkan pestisida saja.
Karena manfaat pestisida hanya sementara dan jangka pendek. Selebihnya serangan hama dan penyakit akan
tetap datang dan kemungkinan akan lebih resisten. Menaikan dosis penggunaan pestisida mungkin efektif tapi
akan menimbulkan efek lingkungan yang buruk dan juga menaikan biaya produksi. Kalau pun harus
menggunakan pestisida sebaiknya berganti-ganti merek dengan bahan aktif berbeda.
Untuk menanggulangi hama dan penyakit secara menyeluruh gunakan prinsip-prinsip pengendalian hama
terpadu (PHT). Penerapan PHT harus dilakukan secara berkesinambungan. Adapun variabel-variabel yang harus
diperhatikan antara lain pemilihan bibit unggul atau varietas yang cocok, benih bebas penyakit, pemberian pupuk
berimbang, rotasi tanaman, memanfaatkan predator alami, memanfaatkan tanaman pengusir hama dan terakhir
penyemprotan pestisida baik kimia sintetis maupun alami.

7. Pemanenan budidaya tomat


Budidaya tomat baru bisa dipanen 60-100 hari setelah tanam, tergantung dari varietasnya. Penentuan waktu
panen berdasarkan umur tanaman kadang kala tidak efektif. Sebaiknya gunakan pengamatan fisik terhadap
tanaman. Tanaman tomat sudah dikatakan siap panen apabila kulit buah berubah dari hijau menjadi kekuning-
kuningan, bagian tepi daun menguning dan bagian batang mengering.
Pemetikan hendaknya dilakukan di pagi atau sore hari karena pada siang hari tanaman masih melakukan
fotosintesis. Pada keadaan demikian penguapan sedang tingi-tingginya sehingga buah tomat yang dipetik akan
cepat layu. Pemanenan bisa dilakukan setiap 2-3 hari sekali. Di Indonesia produktivitas tanaman tomat secara
rata-rata mencapai 15,84 ton per hektar. Namun untuk varietas tertentu dan didaerah-daerah tertentu bisa
mencapai 25-30 ton per hektar.
Kebaruan Teknologi yang berkembang saat ini
Pemeliharaan Tanaman Tomat, Petani Pangalengan Gunakan Sistem Komputerisasi

Industri berbasis teknologi 4.0, kini sudah diterapkan petani sayuran tomat dan timun dataran tinggi di Kecamatan Pangalengan,
Bandung. Kegiatan pertananam tidak lagi dilakukan secara manual, tetap sudah dikendalikan dengan menggunakan komputer.
Menggunakan green house lengkap dengan sarana penunjangnya untuk ditanam tomat beef, tomat cherry dan baby cucumber.
Pertanaman dikendalikan dengan komputer.

Marketing Direktor Nudira Farm, Edi Sugiyanto menjelaskan investasi untuk 2.600 m2 green house membutuhkan biaya Rp 1,5 juta
per m2. Biaya pokok produksi untuk kedua jenis tomat ini ( beef dan cherry –red) sebesar Rp 4.200 per kg, produksinya mencapai 12
kg per pohon tomat beef dan 48 kg per pohon tomat cherry.

Harga di petani Rp 22.500 per kilogram. Jauh lebih untung daripada menanam tomat biasa cukup efisien dan harga jual lebih tinggi.
Buktinya dari membandingkannya dengan harga jual tomat biasa Rp 12.000 per kg dan biaya mencapai Rp 7.000 per kg.
Green house 2.600 m2 ini sudah dilengkapi alat pengatur suhu, kelembaban, CO2, pencahayaan, sirkulasi udara. Bahkan nutrisi
untuk tanaman disalurkan dengan pipa pipa irigasi tetes dan semuanya termasuk perkembangan tanaman tiap hari dipantau dan
dikendalikan komputer yang ada di ruang kontrol. Produk yang dihasilkannya segar, non pestisida. Benihnya sebagian diproduksi
sendiri dan sebagian impor dari Belanda. Kualitas bagus, bahkan tingkat brix tomat cherry dapat kita atur sesuai permintaan
konsumen, kisaran 9-12 brix. Ini jauh lebih manis dari pada tomat beef. Dalam proses pemasaran tidak ada masalah, demand tinggi,
permintaan mencapai 200 ton lebih, namun poham Nudira Farm ini baru sanggup memasok 109 ton pertahunnya.

Nursyamsu pemilik Nudira Farm menambahkan budidaya menggunakan green house ini salah satu contoh bertani berbasis teknologi
4.0. Proses produksi dikontrol dengan komputer. pola-pola dengan teknologi ini akan menjadi tren dan favorit di masa depan
khususnya bagi generasi muda yakni petani milenial. Produknya disesuaikan selera pasar.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai