Disusun oleh:
Arifson Yondang
Nirem:05.1.4.12.0370
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
TAHUN 2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” BUDIDAYA
TANAMAN TOMAT“.
Dalam pembuatan makalah ini mulai dari perancangan, pencarian bahan, sampai penulisan,
penulis mendapat bantuan, saran, petunjuk, dan bimbingan dari banyak pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih dan kepada teman-teman
yang ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan
oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan di masa yang akan
datang, dan penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tomat termasuk sayuran buah yang paling digemari oleh setiap orang karena rasanya enak,
segar, dan sedikit asam. Selain itu, tomat setelah tua dan berwarna merah merupkan sumber vit. A, vit C,
dan sedikit vit. B. Kandungan vit. A-nya lebih tinggi 2-3 kali dari semangka.
Tomat dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun tinggi. Jenis tomat sayur lebih baik
ditanam di dataran rendah. Sementara tomat apel lebih baik ditanam di dataran tinggi.Tanaman tomat
sangat peka terhadap tanah yang sedikit kekurangan zat-zat hara terutama unsure nitrogen (zat lemas).
Oleh karena itu, penanaman tomat harus pada tanah yang gembur, sedikit mengandung pasir dan
banyak mengandung bahan organik (subur). Tanah liat yang sedikit mengandung pasir dengan derajat
keasaman tanah (pH) antara 5-6 sangat disukai tanaman ini.
Tanaman tomat pun tidak tahan terhadap hujan. Oleh karena itu, waktu tanam terbaik adalah 2
bulan sebelum musim hujan hingga akhir musim hujan.Waktu tanam pun dapat dilakukan pada awal
musim hujan. Akan tetapi, tanaman sering mengalami kegagalan karena banyak terjadi serangan
penyakit daun dan buahnya banyak yang pecah sehingga mutunya dan produksinya menurun.
B. Tujuan
Pembuatan makalah budidaya tanaman tomat bertujuan :
1. Agar mahasiswa mengerti dan mengetahui cara penanaman atau budidaya tanaman tomat dengan benar.
2. Agar mahasiswa dapat belajar menanggulangi permasalahan yang timbul dalam budidaya tanaman tomat
(seperti serangan hama, kekurangan unsur hara, dll)
3. Sebagai pembelajaran bagi semua pihak yang akan mengusahakan komoditas tanaman tomat.
C. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara/praktik budidaya tanaman tomat dengan benar agar memperoleh
hasil produksi yang maksimal.
2. Mahasiswa dapat mengatasi masalah didalam usaha budidaya tanaman tomat dengan teknik yang benar
dan tepat sasaran
3. Para pengusaha tomat dapat memahami dan mengetahui cara atau tehnik budidaya tomat yang benar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah Komoditas
Kata tomat berasal dari bahasa Aztek, salah satu suku Indian, yaitu xitomate atau xitotomate.
Tanamantomat berasal dari negara Peru dan Ekuador, kemudian menyebar ke seluruh Amerika, terutama
ke wilayahyang beriklim tropik, sebagai gulma. Penyebaran tanaman tomat ini dilakukan oleh burung
yang makan buahtomat dan kotorannya tersebar kemana-mana. Penyebaran tomat ke Eropa dan Asia
dilakukan oleh orangSpanyol. Tomat ditanam di Indonesia sesudah kedatangan orang Belanda. Dengan
demikian, tanaman tomatsudah tersebar ke seluruh dunia, baik di daerah tropik maupun subtropik.
3. Syarat Tumbuh
a. Keadaan Iklim
Tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik pada musim kemarau dengan pengairan yang cukup.
Kekeringan banyak mengakibatkan banyak bunga yang gugur, lebih-lebih bila disertai dengan angin
kering. Sebaliknya pada musim hujan pertumbuhannya kurang baik karena kelembaban dan suhu yang
tinggi akan menyebabkan timbulnya banyak penyakit.
Tanaman tomat memerlukan sinar matahari yang cukup. Kekurangan sinar matahari menyebabkan
tanaman tomat terserang penyakit, baik parasit atau non parasit. Intensitas sinar matahari sangat penting
dalam pembentukan vitamin C dan karoten dalam buah tomat. Sinar matahari berintensitas yang tinggi
akan menghasilkan vitamin C dan karoten (provitamin A) yang lebih tinggi. Pertumbuhan tanaman tomat
didataran tinggi lebih baik dari pada didataran rendah karena tanaman menerima sinar matahari lebih
banyak tetapi suhu rendah.
b. Keadaan Tanah
Tanaman tomat dapat ditanam di segala jenis tanah, mulai tanah pasir sampai tanah lempung. Akan
tetapi tanah yang ideal adalah tanah lempung berpasir yang subur, gembur, banyak mengandung unsur
organik serta unsur hara dan mudah merembeskan air. Tanah yang selalu tergenang air menjadi
tanaman yang kerdil dan mati.
Tanaman tomat tumbuh baik dengan tanah ber-pH 6,0-7,0. Bila pH tanah kurang dari 5,5 sebaiknya
tanah ditaburi kapur. Misalnya, kapur bangunan Ca (OH)2 atau dolomit (kapur pertanian) yang
mengandung CaCO3 dan MgCO3. Pemberian kapur jangan keliru dengan kliserit yang mengandung
MgSO4, H2O karena hanya akan menurunkan pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah ber-pH
4,8 yang diberi kapur dolomit sekitar 7,413 ton/ha akan menaikkan hasil tomat sekitar 10 ton. Untuk
memperbaiki struktur tanah perlu diberi tamabahan pupuk kandang yang telah jadi atau kompos
sebanyak 25-50 ton/ha. Pada tanah yang kurang subur ditanami pupuk hijau misalnya orok-orok
(Crotalalia juncea)(Pracaya,1998).
BAB III
PEMBAHASAN
A. Budidaya Tomat
Tanaman tomat ditanam secara intensif artinya bahwa tomat diusahakan secara sungguh-sungguh
hal ini juga dipengaruhi oleh faktor resiko yang cukup besar dan iklim yang sudah tidak bisa dibaca secara
pasti. Adapun cara-cara budidaya tanaman tomat yang dilakukan sebagai berikut:
1. Pembibitan
a. Persyaratan Benih
Kriteria-kriteria teknis untuk seleksi benih tanaman tomat adalah:
1) Pilih biji yang utuh, tidak cacat atau luka, karena biji yang cacat biasanya sulit tumbuh.
2) Pilih biji yang sehat, artinya biji tidak menunjukkan adanya serangan hama atau penyakit.
3) Benih atau biji bersih dari kotoran.
4) Pilih benih atau biji yang tidak keriput.
2. Penyapihan
Sebelum ditanam di lahan permanen, bibit yang telah berumur 2 minggu atau telah mempunyai 2-3
helai daun sebaiknya dipindahkan ke tempat penyapihan terlebih dahulu. Penyapihan berperan penting
dalam proses adaptasi bibit. Peluang bibit dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dapat terlihat dari
penyapihan. Wadah yang digunakan untuk penyapihan dapat berupa bumbunan yang terbuat dari daun
pisang atau polybag berukuran 5 cm x 8cm.
Tahapan penyapihan yaitu :
a. Isi bumbunan dengan media tanam berupa campuran tanah dan pupuk kandang halus, dengan
perbandingan 1 :1.
b. Pilih bibit yang akan disapih dari tempat persemaian untuk dipindahkan ke kantong plastik atau
bumbunan.
c. Lubangi media dalam bumbunan dengan jari sedalam kurang lebih 1 cm.
Tanam bibit, lalu timbun kembali dengan tanah, serta sedikit ditekan.
d. Letakkan bibit dalam bumbunan di tempat yang teduh.
e. Siram bibit dengan air secukupnya setiap pagi dan sore hari.
f. Penyapihan berlangsung selama 14-21 hari atau setelah bibit memiliki tinggi 15 cm dan berdaun 4 atau 5
helai.
3. Pemindahan Bibit
Bibit tomat dapat dipindahkan ke kebun setelah berumur 30-35 hari di persemaian. Bibit yang
dipilihsebaiknya yang berpenampilan menarik dan baik, yaitu penampakannya segar dan daun-daunnya
tidak rusak. Pilihlah bibit yang kuat, yaitu tegak pertumbuhannya, dan pilihlah bibit yang sehat, artinya
bibit tidak terserang hama dan penyakit.
Waktu yang baik untuk menanam bibit tomat di kebun adalah pagi atau sore hari. Pada saat itu keadaan
cuacatidak panas sehingga mencegah kelayuan pada tanaman.Ketika memindah bibit di kebun,
hendaknya memperhatikan cara-cara yang baik dan benar. Pemindahan bibit yang ceroboh dapat
merusak perakaran tanaman, sehingga pada saat bibit telah ditanam maka akan mengalami
hambatandalam pertumbuhan, bahkan mati.
Ada beberapa cara pemindahan bibit dari persemaian, yaitu :
a. Sistem cabut, yaitu bibit yang telah tumbuh di persemaian dan cukup umur dicabut dengan hati-hati.
Namunsebelum dilakukan pencabutan, bedeng persemaian harus dibasahi dengan air untuk
memudahkan pencabutandan tidak merusak akar.
b. Sistem putaran, yaitu bibit diambil beserta tanahnya. Namun sebelum bibit diambil,tanah dibasahi
dengan air terlebih dahulu.
c. Kedua cara tersebut terutama ditujukan untuk pembibitan yang secara langsung dilakukan pada bedeng
tanah persemaian, sedangkan untuk bibit yang disemaikan dalam bumbunan atau polybag cara
pemindahannya adalah: basahi bumbunan/polybag terlebih dahulu, kemudian keluarkan bibit dari
bumbunan/polibag beserta tanahnyadengan menyobek bumbunan/kantong polybag.
c. Pembentukan Bedengan
Setelah pengolahan tanah selesai dilakukan, selanjutnya dibuat bedeng-bedeng membujur ke
arah Timur Barat agar penyebaran cahaya matahari dapat merata ke seluruh tanaman. Disamping
pembuatan bedeng, juga dibuat parit-parit atau selokan untuk irigasi. Bedengan dibuat dengan ukuran
lebar 1-1,2 m, panjang disesuaikan dengankeadaan lahannya dan tinggi bedeng 30 cm. Jika penanaman
tomat dilakukan pada musim penghujan, bedengandapat dibuat lebih tinggi yaitu 40-45 cm. Sedangkan
ukuran parit dibuat lebar 20-30 cm dan kedalamannya 30 cm.Dengan demikian jarak antar bedeng
adalah 20-30 cm. Kemudian pada sekeliling petak-petak bedengan dibuatsaluran pembuangan air dengan
ukuran lebar 50 cm, dan kedalamannya 50 cm.
d. Pemupukan
Sebelum bibit tomat ditanam, lahan harus diberi pupuk dasar. Pemupukan dapat dilakukan
dengan 2 carayaitu:a. Kompos atau pupuk kandang yang telah matang dan SP36 ditabur secara merata ke
seluruh bedengan.Selanjutnya, tanah dicangkul sampai homogen agar kompos atau pupuk kandang dan
SP36 tercampur meratadengan tanah. b. Pada jarak yang telah ditentukan dibuat lubang sedalam + 15 cm
dan bergaris tengah + 20 cm. Lubang-lubangtersebut kemudian diberi pupuk kandang atau kompos
sebanyak 0,5 kg (satu genggam besar). Lubang ditimbuntanah, kemudian diaduk-aduk sehingga kompos
atau pupuk kandang dan tanah tercampur rata.
e. Pemberian Mulsa
Dewasa ini, penggunaan plastik hitam-perak sebagai mulsa (penutup tanah) telah banyak
dipergunakan oleh para petani. Penggunaan plastik hitam-perak sebagai mulsa lebih praktis
dibandingkan dengan penggunaan sisa-sisatanaman yang telah mati, misalnya jerami padi.
5. Teknik Penanaman
a. Penentuan Pola Tanam
Tomat dapat ditanam dengan 2 macam jarak tanam, yaitu dengan sistem dirempel dan sistem bebas.
1) Sistem dirempel
Jarak tanam sistem ini adalah 50 cm x 50 cm atau 60 cm x 60 cm, bujur sangkar atau segitiga sama
sisi. Caramenanam dengan sistem ini maksudnya yaitu tunas-tunas yang tumbuh diambil (dipotong)
sedini mungkin,sehingga tanaman hanya memiliki satu batang tanpa cabang.
2) Sistem bebas
Ukuran jarak tanam sistem bebas adalah 80 cm x 100 cm; 80 cm x 80 cm; 80 cm x 100 cm; 100 cm x
100 cm.Bentuk yang digunakan dapat berupa bujur sangkar, segi panjang atau segitiga sama sisi. Selain
itu dapat jugadibuat antar barisan berjarak 100 cm, dan dalam barisan berjarak 50-60 cm. Cara
menanam dengan sistem ini bertujuan membiarkan tunas-tunas yang tumbuh menjadi cabang-cabang
besar dan dapat berubah.
c. Cara Penanaman
Penanaman dapat dilakukan pada musim kemarau dan musim hujan. Apabila penanaman
dilakukan padamusim kemarau pakailah mulsa plastik hitam perak. Mulsa tersebut harus sudah dipasang
di bedengan sebelum bibitditanam. Apabila tomat ditanam pada musim hujan pasanglah lebih dahulu
atap plastik transparan (tembus cahaya) pada bedengan yang akan ditanami.
6. Pemeliharaan Tanaman
a. Penyulaman
Penyulaman adalah mengganti tanaman yang mati, rusak atau yang pertumbuhannya tidak normal,
misalnyatumbuh kerdil. Penyulaman sebaiknya dilakukan seminggu setelah tanam. Namun jika satu
minggu sudah terlihatadanya tanaman yang mati, layu, rusak atau pertumbuhannya tidak normal,
penyulaman sebaiknya segera dilakukan.Hal lain yang juga harus diperhatikan dalam penyulaman adalah
bibit yang digunakan. Bibit yang digunakan untuk menyulam diambil dari bibit cadangan yang telah
dipersiapkan sebelumnya bersamaan dengan bibit lain yang bukan bibit cadangan. Cara penyulamannya
adalah tanaman yang telah mati, rusak, layu, atau pertumbuhannya tidak normaldicabut, kemudian
dibuat lubang tanam baru ditempat tanaman terdahulu, dibersihkan dan diberi Furadan 0,5 gram bila
dipandang perlu. Setelah itu, bibit yang baru ditanam pada tempat tanaman terdahulu dengan cara
penanamanbibit terdahulu.
b. Penyiangan
Gulma yang tumbuh di areal penanaman tomat harus disiangi agar tidak menjadi pesaing dalam
menyerapunsur hara. Gulma yang terlalu banyak dapat mengurangi unsur hara sehingga tanaman tomat
menjadi kerdil. Gulma juga dapat menjadi inang hama dan penyakit yang akan menyerang tanaman
tomat. Pemberian mulsa plastik ataudaun-daunan dapat mengurangi pertumbuhan gulma. Waktu
penyiangan dapat dilakukan 3-4 kali tergantung kondisi kebun.
c. Pembubunan
Tujuan pembubunan adalah memperbaiki peredaran udara dalam tanah dan mengurangi gas-gas
atau zat-zat beracun yang ada di dalam tanah sehingga perakaran tanaman akan menjadi lebih sehat dan
tanaman akan menjadicepat besar. Tanah yang padat harus segera digemburkan. Pembubunan dilakukan
dengan hati-hati dan tidak terlaludalam agar tidak merusak perakaran tanaman. Luka pada akar akan
menjadi tempat penyakit yang berbahaya.
d. Perempelan
1) Tunas yang tumbuh di ketiak daun harus segera dirempel/dipangkas agar tidak menjadi cabang.
Perempelan paling lambat dilakukan 1 minggu sekali. Pada tanaman tomat yang tingginya terbatas,
perempelannya harusdilakukan dengan hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut dirempel, supaya tanaman
tidak terlalu pendek.
2) Perempelan yang baik dilakukan pada pagi hari agar luka bekas rempelan cepat kering dengan cara:
ujung tunasdipegang dengan tangan yang bersih, lalu digerakkan ke kanan kiri sampai tunas tersebut
lepas. Apabilaterlambat merempel, tunas akan menjadi cabang yang besar dan sukar putus.
3) Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau atau gunting tajam yang bersih.
4) Ketinggian tanaman tomat dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah dompolan
buah sudahmencapai 5-7 buah.
e. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menambah unsure hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Kebutuhan
pupuk anorganik untuk tanaman tomat adalah 100-180 kg N per hektar, 50-150 kg P2O5 dan 50-100 kg
K2O per hektar.Dosis akan semakin tinggi apabila budidaya dilaksanakan pada musim hujan.
Untuk tanaman tomat dan tanaman lain dari famili Solanacearum, sebaiknya tidak menggunakan
pupuk yangkandungan N-nya berasal dari Urea, tetapi lebih disarankan untuk menggunakan ZA, karena
tanaman ini sudah bisamengikat N dari udara.
Adapun kebutuhan pupuk anorganik untuk tanaman tomat adalah 500 kg/ha Za, 170 kg/ha
SP36, dan 220kg/ha KCl. ZA diberikan sebanyak 4 tahap, yaitu 200 kg/ha pada saat tanam, dan 100
kg/ha masing-masing padaumur 10 hst, 24 hst, dan 44 hst. SP36 diberikan seluruhnya pada saat tanam.
KCl diberikan dengan 3 tahapan, yaitu120 kg/ha pada saat tanam, 60 kg/ha pada umur 24 hst, dan 40
kg/ha pada umur 44 hst.
f. Penyiraman
Kebutuhan air pada budidaya tanaman tomat tidak terlalu banyak, namun tidak boleh kekurangan
air.Pemberian air yang berlebihan pada areal tanaman tomat dapat menyebabkan tanaman tumbuh
memanjang, tidak mampu menyerap unsur-unsur hara dan mudah terserang penyakit. Kelembaban
tanah yang tinggi dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan patogen sehingga tanaman tomat
dapat mati keracunan karena kandungan oksigendalam tanah berkurang. Pori-pori yang terisi oleh air
mendesak oksigen keluar dari dalam tanah sehingga tanahmenjadi anaerob yang menyebabkan proses
oksidasi berubah menjadi proses reduksi. Keadaan tanah yang demikianmenyebabkan kerontokan bunga
dan menyebabkan pertumbuhan vegetatif berlebihan, sehingga mengurangi pertumbuhan dan
perkembangan generatif (buah).
Kekurangan air yang berkepanjangan pada pertanaman tomat dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman padastadia awal, mengakibatkan pecah-pecah pada buah apabila kekurangan air terjadi pada
stadia pembentukan hasil dandapat menyebabkan kerontokan bunga apabila kekurangan air terjadi
selama periode pembungaan.
g. Pemasangan Ajir
Pemasangan ajir dimaksudkan untuk mencegah tanaman tomat roboh. Hal-hal yang perlu
diperhatikan:
1) Ajir (lanjaran) terbuat dari bambu atau kayu dengan panjang antara 100-175 cm, tergantung dari
varietasnya
2) Pemasangan ajir dilakukan sedini mungkin, ketika tanaman masih kecil, akar masih pendek, sehingga
akar tidak putus tertusuk ajir. Akar yang luka akan memudahkan tanaman terserang penyakit yang
masuk lewat luka. Jarak ajir dengan batang tomat ± 10-20 cm.
3) Cara memasang ajir bermacam-macam, misalnya ajir dibuat tegak lurus atau ujung kedua ajir diikat
sehinggamembentuk segitiga. Agar tidak dimakan rayap, ajir diolesi dengan ter atau minyak tanah.
4) Tanaman tomat yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera diikat pada ajir. Pengikatan
janganterlalu erat yang penting tanaman tomat dapat berdiri. Pengikatan dilakukan dengan model angka
8 sehinggatidak terjadi gesekan antara batang tomat dengan ajir yang dapat menimbulkan luka. Tali
pengikat, misalnya tali plastik harus dalam keadaan bersih. Setiap bertambah tinggi ± 20 cm, harus
dilakukan pengikatan lagi agar batang tomat selalu berdiri tegak (Anonymous, 2011)
h. Pemangkasan cabang
Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil buah tomat adalah dengan cara pemangkasan.
Pemangkasan cabang dengan meninggalkan satu cabang utama per tanaman akan menghasilkan buah
tomat dengan diameter yang lebih besar dibandingkan dengan tanpa pemangkasan. Jumlah cabang yang
harus dipertahankan per tanaman tergantung pada kultivar yang ditanam. Tanaman tomat memerlukan
air dalam jumlah yang banyak untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Semakin sering frekuensi
pemberian air semakin baik pula sifat fisik buah tomat yang dihasilkan.
b. Penyakit
Penyakit tanaman adalah gangguan pada tanaman yang disebabkan oleh mikroorganisme.
Mikroorganisme tersebut adalah virus, bakteri, protozoa, jamur dan cacang nematode. Mikroorganisme
itu dapat menyerang organ tumbuhan seperti pada akar, batang, daun atau buah.
1) Penyakit Jamur Phythophthora infestans
Penyakit busuk daun pada tanaman sayuran tomat yang disebabkan oleh jamur Phythophthora
infestans biasanya berjangkit pada musim hujan dan dapat menyerang semua stadia pertumbuhan
tanaman tomat sehingga perlindungannya harus dimulai sejak pindah pada lahan pertanaman.
Kebiasaan petani penyemprot pestisida secara serampangan menyebabkan timbulnya strain baru
dari Phythophthora infestans yang ditunjukkan adanya kekebalan jamaur Phythophthora
infestans terhadap fungisida tertentu atau dosis efektif.
Fungisida yang dapat dianjurkan sebagai elternatif untuk mengendalikan jamur Phythophthora
infestans pada tomat antara lain:
a) Fungisida protektan Kocide 54WDG
b) Fungisida sistemik Starmyl 25WP
Fungisida Kocide 54 WDG dan Starmyl 25WP dalam pemakaiannya dapat dipakai secara bergantian
maupun secara bersama-sama (dicampur), karena kedua fungisida ini sudah teruji efektivitasnya dan
tidak terjadi reaksi yang bersifat saling melemahkan.
2) Penyakit Layu
Penyakit layu pada tanaman sayuran tomat disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporium. Penyakit
layu ini bisa menular melalui luka. Untuk menanggulangi penyakit layu dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
a) Tanaman diusahakan agar jangan sampai terjadi luka.
b) Benih tanaman didesinfektan dengan air panas bersuhu 550 C selama 10 – 17 menit.
c) Tanaman yang terserang dicabut kemudian dimusnahkan dengan cara membakarnya.
3) Penyakit Akar
Penyakit akar pada tanaman sayuran tomat disebabkan oleh bakteri, yaitu Bacterium solanacearum.
Bakteri ini biasanya meneyrang tanaman tanaman yang ditanam di lahan pertanaman yang berwarna
merah. Penanggulangan penyakit akar yang sudah terserang dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a) Perlu diadakan rotasi tanam dengan tanaman lain dengan teratur.
b) Perlu diperhatikan bahwa adajuga tanaman lain yang mudah terserang oleh penyakit ini misalnya terong,
kentang dan lombok.
c) Bila ada tanaman yang sudah terserang segera cabut dan dimusnahkan dengan cara membakarnya.
5) Penyakit Bakteri Xanthomonas solanacearum
Penyakit bakteri yang menyerang tanaman sayuran tomat adalah Xanthomonas solanacearum.
Tanaman sayuran tomat yang sudah sempat terserang penyakit bakteri ini dapat ditanggulangi dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a) Mengadakan rotasi tanaman dengan tanaman yang bukan merupakan familinya.
b) Dianjurkan untuk menanam jenis yang resisten.
c) Tanaman yang sakit segera dicabut dan dimusnahkan.
6) Penyakit Bengkak Akar
Penyakit bengkak akar pada tanaman sayuran tomat disebabkan oleh nematoda Meloidogynesp.
Kebanyakan nematode hidup didalam tanah dikelilingi oleh jamur, bakteri atau virus yang banyak
diantara jenisnya dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan.
Pengendalian secara kimiawi masih diperlukan untuk melindungi tanaman tomat dari serabngan
nematoda bengkak akar, terutama bila metode pengendalian yang lain kurang efektif menekan populasi
nematoda. Salah satu jenis nematoda yang efektif menurunkan keganasan serangan nematoda parasitik
ini adalah corbofuran.
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemakaian nematisida, maka perlu dilakukan
optimalisasi kondisi lingkungan tanah yang mendukung aksi kerja bahan aktif nematisida. Caranya
adalah dengan pengaturan pengairan.
c. Gulma
Gulma perlu diberantas karena sangat mengganggu tanaman adan mengambil makan (zat hara) dari
dalam tanah yang mengakibatkan penderitaan pada tumbuhan pokok dan juga mengakibatkan turunnya
hasil pertanian yang dibudidayakan. Selain itu juga dapat merugikan manusia karena sebagian gulma
ada yang mengandung racun.
Penyiangan pertama sebaiknya dilakukan pada saat tanamn sayuran tomat berumur 2 minggu.
Penyiangan ini dapat dilakukan dua kali. Tujuannya adalah menghilangkan gulma-gulma yang menjadi
saingan dalam mencari zat makanan dari dalam tanah. Selain itu juga bertujuan menggemburkan tanah.
Penyiangan selanjutnya dapat dilakukan pada saat umur tanaman sudah sekitar 5 minggu.
Musim
Harga Musim Hujan
Jumlah Kemarau
Uraian Satuan (MH)
(MK) (dalam
Rp (dalam Rp)
Rp)
A. Biaya Tetap
1 Sprayer 2 buah 80.000,00
160.000 160.000
.
2 Ajir 20.000 btg = Rp 20.000 btg 150,00
300.000 300.000
.
3 Penyusutan :
.
a. Sprayer 2 buah 4.700 4.700
b. Ajir 150.000 150.000
4 Sewa tanah
170.000 170.000
.
5 Pajak
8.000 8.000
.
Total Biaya Tetap 332.700 332.700
B. Biaya Variabel
1 Benih 200 gr
250.000 250.000
.
2 Pupuk:
.
a. Pupuk kandang 28 ton 250,00 700.000 700.000
b. ZA 125 kg 250,00 31.250 31.250
c. TSP 125 kg 250,00 31.250 31.250
d KCl 200 300,00 60.000 60.000
3 Pestisida
.
140 kg MH 8.200,00 1.148.000
a. Polyram
100 kg MK 8.200,00 820.000
10 L MH 32.000,00 320.000
b. Curacron
6 L MK 32.000,00 192.000
40 kg MH 320.000
c. Nutraphos
20 kg MK 160.000
5 kg MH 180.000
d. Ridomil
0 kg MK -
3 Tenaga Kerja:
.
a. Pengolahan tanah 700.00 700.00
b. Pembuatan ajir 67.500 67.500
c. Penyemaian 2.500 2.500
d. Penyapihan dan pemeliharaan 300.000 300.000
e. Pemeliharaan 472.500 887.500
f. Panen dan angkut 30.000 30.000
Total Biaya Variabel 4.613.000 4.232.000
C. Biaya tetap + variabel 4.945.700 4.564.700
D. Biaya tak terduga 10% 494.570 456.470
E. Biaya total 5.107.570 4.688.470
F. Penerimaan
G Produksi minimum 20 ton
Harga jual Rp 400,00/kg (MK) 8.000.000
Harga jual Rp 450,00/kg (MH) 9.000.000
Keuntungan
Penerimaan – biaya 3.892.430 3.311.530
Keterangan:
- Sprayer dapat dipakai selama 10 tahun
- Ajir dapat digunakan 2 musim tanam
Perhitungan:
a. Budidaya musim hujan
BEP = Rp 332.700,00
1 – Rp 5.107.570,00/Rp 9.000.000,00
= Rp 143.890,00
= 1,76
B/C = Rp 3.892.430,00/Rp 5.107.570,00
= 0,76
b. Budidaya musim kemarau
BEP = Rp 332.700,00
1 – Rp 4.232.000,00/Rp 8.000.000,00
= Rp 156.702,00
= 1,71
B/C = Rp 3.311.530,00/Rp 4.688.470,00
= 0,71
Hasil perhitungan menunjukkan nilai titik impas pada musim hujan adalah Rp 143.890,00. Jika
harga jual tomat pada musim itu adalah Rp 450,00, maka kondisi impas sudah tercapai dengan produksi
tomat sebanyak 319,7 kg/ha. Sedang pada musim kemarau nilai titik impasnya sebesar Rp 156.702,00.
Nilai ini menunjukkan bahwa kondisi impas akan dicapai ketika produksi telah mencapai 391,7 kg.
Dengan asumsi harga pada musim kemarau sebesar Rp 400,00.
Nilai rasio penerimaan dengan biaya pada musim hujan sebesar 1,76, sedang pada musim
kemarau hanya 1,71. Hal ini berarti untuk setiap Rp 1,00 biaya yang ditanamkan akan diperoleh
penerimaan sebesar Rp 1,76 pada musim hujan dan Rp 1,71 pada musim kemarau. Dengan kata lain, tiap
rupiah yang diinvestasikan akan mendatangkan keuntungan sebesar 76% pada musim hujan dan 71%
pada musim kemarau.
Dalam paparan ini sengaja ditampilkan penanaman pada musim hujan dan kemarau karena ada
perbedaan biaya antar kedua musim tanam ini. Pada musim hujan, banyak menggunakan pestisida
karena pada saat itu tanaman sangat peka hama dan penyakit, termasuk penyakit fisiologis. Sedangkan
pada musim kemarau yang banyak membutuhkan biaya adalah saat pemeliharaan. Tanaman harus lebih
diintensifkan pengairannya.
Budidaya pada musim hujan lebih tinggi untungnya karena harga jual bisa lebih baik.
Meningkatnya harga jual karena produsen cenderung menghindari risiko musim yang kurang disukai
tanaman tomat. Akibatnya, suplai di pasar rendah dan harga meningkat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budidaya tanaman tomat dapat dilakukan dengan baik, pencegahan dan pengendalian hama penyakit
sudah dilakukan dengan maksimal. Situasi dan kondisi cuaca juga mendukung dan pencegahan serta
pengendalian dapat bekerja secara efektif dan efisien walaupun belum sempurna.
Tanaman tomat adalah jenis tanaman sayuran buah yang memiliki peranan yang cukup penting
dalam pemenuhan gizi yang diperlukan manusia. Agar tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik,
hendaknya jenis dan varietasnya ditentukan terlebih dahulu sesuai dengan kondisi dan keadaan alam
tempat yang akan dijadikan lahan. Selain di ladang atau di kebun, tanaman tomat juga bisa di
budidayakan di dalam pot-pot bunga yang tentunya memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai tanaman sayur
dan sebagai tanaman hias.
Pada saat proses penyemaian benih dilakukan, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan, seperti
ciri-ciri benih yang sehat, tempat penyemaian dan pemeliharaan tanaman tomat tersebut Tanaman tomat
yang dibudidayakan tidak gagal dan cukup berhasil walaupun belum maksimal. Mengetahui bagaimana
pembudidayaan tomat, pengendalian hama dan penyakit, proses memanen, sampai memasarkan
tanaman tomat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Annonymous, 2012. http://www.nuryety.co.cc/2010/03/tomat-adalah-komoditas-
Astarini, I.D. 2009. Pemuliaan Tanaman Sayuran.
Hartati, Sri. 2000. Penampilan Genotip Tanaman Tomat Hasil Mutasi Buatan Pada Kondisi
http://ahmad-nasir.blogspot.com/2010/05/laporan-praktikum-budidaya-tanaman.html diakses
pada tanggal 10 Desember 2014
http://bobtin149.blogspot.com/2009/06/kesimpulan-dan-saran.html hortikultura.html Diakses
pada tgl 27 Maret 2012
http://fikironafifin.heck.in/budidaya-tomat.xhtml Diakses pada tanggal 10 Desember 2014
http://kickfahmi.blogspot.com/2012/05/budidaya-tanaman-tomat.html diakses pada tanggal
10 Desember 2014
http://pertanianunpad.wordpress.com/2012/12/21/pembiayaan-agribisnis-tanaman-buah-
tomat/ diakses pada tanggal 11 Desember 2014
http://serbatani.blogspot.com/2012/10/makalah-tanaman-tomat.html diakses pada tanggal 11
Desember 2014
Stress Air dan Kondisi Optimal. Agrosains. 2 (2) : 35-42
Saragih, W.C. 2008. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tomat Terhadap Pemberian Pupuk Phospat
dan Bahan Organik. Skripsi. Universitas Sumatera