Anda di halaman 1dari 15

Makalah Budidaya Tanaman Tomat

MAKALAH

Mata Kuliah
Agribisnis Tanaman Sayuran Dan Buah-Buahan
Tentang
“Budidaya Tanaman Tomat”

Disusun oleh:
Arifson Yondang
Nirem:05.1.4.12.0370

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM  PERTANIAN

SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MAGELANG

JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN DI YOGYAKARTA

TAHUN 2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” BUDIDAYA TANAMAN
TOMAT“.
Dalam pembuatan makalah ini mulai dari perancangan, pencarian bahan, sampai penulisan, penulis
mendapat bantuan, saran, petunjuk, dan bimbingan dari banyak pihak baik secara langsung  maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih  dan kepada teman-teman yang ikut
berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan
oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan di masa yang akan
datang, dan penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta,  Desember 2014


Penulis,

BAB I
PENDAHULUAN
 A.    Latar Belakang
Tomat termasuk sayuran buah yang paling digemari oleh setiap orang karena rasanya enak, segar,
dan sedikit asam. Selain itu, tomat setelah tua dan berwarna merah merupkan sumber vit. A, vit C, dan
sedikit vit. B. Kandungan vit. A-nya lebih tinggi 2-3 kali dari semangka.
Tomat dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun tinggi. Jenis tomat sayur lebih baik ditanam di
dataran rendah. Sementara tomat apel lebih baik ditanam di dataran tinggi.Tanaman tomat sangat peka
terhadap tanah yang sedikit kekurangan zat-zat hara terutama unsure nitrogen (zat lemas).
Oleh karena itu, penanaman tomat harus pada tanah yang gembur, sedikit mengandung pasir dan
banyak mengandung bahan organik (subur). Tanah liat yang sedikit mengandung pasir dengan derajat
keasaman tanah (pH) antara 5-6 sangat disukai tanaman ini.
Tanaman tomat pun tidak tahan terhadap hujan. Oleh karena itu, waktu tanam terbaik adalah 2
bulan sebelum musim hujan hingga akhir musim hujan.Waktu tanam pun dapat dilakukan pada awal musim
hujan. Akan tetapi, tanaman sering mengalami kegagalan karena banyak terjadi serangan penyakit daun dan
buahnya banyak yang pecah sehingga mutunya dan produksinya menurun.

 B.     Tujuan
       Pembuatan makalah budidaya tanaman tomat bertujuan :
1.      Agar mahasiswa mengerti dan mengetahui cara penanaman atau budidaya tanaman tomat dengan benar.
2.      Agar mahasiswa dapat belajar menanggulangi permasalahan yang timbul dalam budidaya tanaman tomat
(seperti serangan hama, kekurangan unsur hara, dll)
3.      Sebagai pembelajaran bagi semua pihak yang akan mengusahakan komoditas tanaman tomat.

 C.    Manfaat
       Manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah :
1.      Mahasiswa dapat mengetahui cara/praktik budidaya tanaman tomat dengan benar agar memperoleh hasil
produksi yang maksimal.
2.      Mahasiswa dapat mengatasi masalah didalam usaha budidaya tanaman tomat dengan teknik yang benar dan
tepat sasaran
3.      Para pengusaha tomat dapat memahami dan mengetahui cara atau tehnik budidaya tomat yang benar.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
 A.    Sejarah Komoditas
     Kata tomat berasal dari bahasa Aztek, salah satu suku Indian, yaitu xitomate atau xitotomate.
Tanamantomat berasal dari negara Peru dan Ekuador, kemudian menyebar ke seluruh Amerika, terutama ke
wilayahyang beriklim tropik, sebagai gulma. Penyebaran tanaman tomat ini dilakukan oleh burung yang
makan buahtomat dan kotorannya tersebar kemana-mana. Penyebaran tomat ke Eropa dan Asia dilakukan
oleh orangSpanyol. Tomat ditanam di Indonesia sesudah kedatangan orang Belanda. Dengan demikian,
tanaman tomatsudah tersebar ke seluruh dunia, baik di daerah tropik maupun subtropik.
 B.     Karakteristik Komoditas (Klasifikasi Dan Morfologi)
Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas dan kualitas
masih rendah. Tomat sangat bermanfaat bagi tubuh karena mengandung vitamin dan mineral yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan. Buah tomat juga mengandung karbohidrat, protein, lemak
dan kalori. Buah tomat juga adalah komoditas yang multiguna berfungsi sebagai sayuran, bumbu masak,
buah meja, penambah nafsu makan, minuman, bahan pewarna makanan, sampai kepada bahan kosmetik,
obat-obatan dan bahan baku industri saus. Dengan tehnik budidaya tomat yang baik diharapkan kualitas
dan kuntitas produksi tomat dapat ditingkatkan sehingga dapat dijadikan sebagai sebuahpeluang usaha yang
menjanjikan.
 1.      Klasifikasi tanaman tomat
Divisi               : Spermatophyta (tanaman berbiji)
Sub divisi        : Angiospermae (tanaman berbiji tertutup)
Kelas               : Dicotyledoneae (tumbuhan berbiji belah dan berkeping dua)
Ordo                : Solanales (Tubiflorae)
Famili              :Solanaceae
Genus              : Lycopersicon
Spesies            :Lycopersicon esculentum Mill atau Solanum lycopersicum L (Cahyono, 2008).

2.      Morfologi Tanaman Tomat


Tomat mempunyai akar tunggang yang tumbuh menembus kedua tanah dan akar serabut yang tumbuh
menyebar kearah samping. Tetapi dangkal. Batang tanaman tomat berbentuk persegi empat hingga bulat,
berbatang lunak tetapi cukup kuat, berbulu atau berambut halus dan diantara bulu-bulu tersebut terdapat
rambut kelenjar. Batang tanaman berwama hijau. Pada ruas batang mengalami penebalan dan pada ruas
bagian bawah tumbuh akar-akar pendek. Selain itu batang tamanan tomat dapat bercabang dan diameter
cabang lebih besar jika dibanding dengan jenis tanaman sayur lainya. Daun tanaman tomat berbentuk oval
bagian tepi daun bergerigi dan membentuk celah-celah yang menyirip serta agak melengkung kedalam.
Daun berwama hijau dan merupakan daun majemukganjil yang berjumlah sekitar 3-6 cm. Diantara daun
yang berukuran besar biasanya tumbuh 1-2 daun yang berukuran kecil. Daun majemuk pada tanaman tomat
tumbuh berselang-seling atau tersusun spiral mengelilingi batang tanaman. Bunga tomat berukuran kecil,
diameternya sekitar 2 cm dan berwama kuning cerah, kelopak bunga berjumlah 5 buah dan berwarna hijau
terdapat pada bagian terindah dari bunga tomat warnanya kuning cerah berjumlah 6 buah. Bunga tomat
merupakan bunga sempurna karena benang sari atau tepung sari dan kepala putik atau kepala benang sari
terbentuk pada bunga yang sama. Bentuk buah tomat bervariasi, tergantung varietasnya ada yang berbentuk
bulat, agak bulat, agak lonjong dan bulat telur (oval). Ukuran buahnya juga bervariasi, yang paling kecil
memiliki berat 8 gram dan yang besar memiliki berat 180 gram. Buah yang masih muda berwama hijau
muda, bila telah matang menjadi merah. (Cahyono, 1998)

3.      Syarat Tumbuh
a.      Keadaan Iklim
Tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik pada musim kemarau dengan pengairan yang cukup.
Kekeringan banyak mengakibatkan banyak bunga yang gugur, lebih-lebih bila disertai dengan angin kering.
Sebaliknya pada musim hujan pertumbuhannya kurang baik karena kelembaban dan suhu yang tinggi akan
menyebabkan timbulnya banyak penyakit.
Tanaman tomat memerlukan sinar matahari yang cukup. Kekurangan sinar matahari menyebabkan
tanaman tomat terserang penyakit, baik parasit atau non parasit. Intensitas sinar matahari sangat penting
dalam pembentukan vitamin C dan karoten dalam buah tomat. Sinar matahari berintensitas yang tinggi akan
menghasilkan vitamin C dan karoten (provitamin A) yang lebih tinggi. Pertumbuhan tanaman tomat
didataran tinggi lebih baik dari pada didataran rendah karena tanaman menerima sinar matahari lebih
banyak tetapi suhu rendah.
b.      Keadaan Tanah
Tanaman tomat dapat ditanam di segala jenis tanah, mulai tanah pasir sampai tanah lempung. Akan
tetapi tanah yang ideal adalah tanah lempung berpasir  yang subur, gembur, banyak mengandung unsur
organik  serta unsur hara dan mudah merembeskan air. Tanah yang selalu tergenang air menjadi tanaman
yang kerdil dan mati.
Tanaman tomat tumbuh baik dengan tanah ber-pH 6,0-7,0. Bila pH tanah kurang dari 5,5 sebaiknya
tanah ditaburi kapur. Misalnya, kapur bangunan Ca (OH)2 atau dolomit (kapur pertanian) yang
mengandung CaCO3 dan MgCO3. Pemberian kapur jangan keliru dengan kliserit yang mengandung MgSO4,
H2O karena hanya akan menurunkan pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah ber-pH 4,8 yang
diberi kapur dolomit sekitar 7,413 ton/ha akan menaikkan hasil tomat sekitar 10 ton. Untuk memperbaiki
struktur tanah perlu diberi tamabahan pupuk kandang yang telah jadi atau kompos sebanyak 25-50 ton/ha.
Pada tanah yang kurang subur ditanami pupuk hijau misalnya orok-orok (Crotalalia juncea)(Pracaya,1998). 

BAB III
PEMBAHASAN

A.    Budidaya Tomat
Tanaman tomat ditanam secara intensif artinya bahwa tomat diusahakan secara sungguh-sungguh hal
ini juga dipengaruhi oleh faktor resiko yang cukup besar dan iklim yang sudah tidak bisa dibaca secara pasti.
Adapun cara-cara budidaya tanaman tomat yang dilakukan sebagai berikut:
1.      Pembibitan
a.      Persyaratan Benih
Kriteria-kriteria teknis untuk seleksi benih tanaman tomat adalah:
1)      Pilih biji yang utuh, tidak cacat atau luka, karena biji yang cacat biasanya sulit tumbuh. 
2)      Pilih biji yang sehat, artinya biji tidak menunjukkan adanya serangan hama atau penyakit.
3)      Benih atau biji bersih dari kotoran.
4)      Pilih benih atau biji yang tidak keriput.

b.      Teknik Penyemaian Benih


Berdasarkan tempat persemaiannya, penyemaian benaih tomat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1)      Persemaian di Bedengan
a)      Olah  lahan yang akan digunakan sebagai bedengan agar gembur dengan cara dicangkul sedalam 30
cm.Lebar bedengan 110-120 cm dan tinggi sekitar 30 cm. Bedengan dibuat secara membujur dari Utara ke
Selatan.
b)      Tambahkan pupuk kandang halus yang telah matang ke dalam lahan bedengan, aduk secara merata.
Untuk ukuran bedengan 1 x 2 m, pupuk kandang yang diberikan sebanyak 10-20 kg. Perbandingan antara
tanahdan pupuk kandang yang biasa digunakan adalah 1 : 3 atau 1 : 4.
c)      Kering anginkan terlebih dahulu bedengan yang akan digunakan sebagai tempat persemaian selama 4-5
hari.Selain itu, bersihkan bedengan dari gulma yang tumbuh
d)     Buat naungan di atas bedengan guna menghindari cahaya matahari yang terlalu terik dan air hujan.
Naungandibuat tidak permanen, sehingga mudah dibuka ketika bibit membutuhkan cahaya matahari dalam
jumlah banyak. Naungan bisa dibuat dari daun pakis, daun kelapa, atau plastik. Naungan di pasang miring
dengantinggi sebelah Timur sekitar 100 cm dan sebelah Barat sekitar 75 cm.
e)      Airi bedengan sehari sebelum persemaian agar basah.
f)       Sebar benih tomat ke dalam bedengan secara merata, kemudian tutup benih dengan tanah tipis-tipis.
g)      Buka naungan saat kecambah mulai tumbuh, sekitar 4-10 hari setelah tanam. Pembukaan
naungansebaiknya dilakukan pada pagi hari (pukul 06.00 - 10.00) dan pada sore hari (pukul 15.00-17.00).
Pada kedua waktu tersebut, pengaruh sinar matahari dan temperature tidak terlalu tinggi. Pada kondisi
hujan,sebaiknya naungan dibiarkan tertutup.

2)      Persemaian dikotak semai


a)      Kotak semai terbuat dari kayu dengan panjang 50-60 cm, lebar 30-40 cm, dan tinggi 25-30 cm. Selain
kayu,kotak juga bisa terbuat dari plastik atau semen dengan ukuran yang sama. Dasar kotak tersebut
harusdilubangi dengan diameter lubang 0,5 cm.
b)      Isi kotak semai dengan media berupa campuran tanah dan pupuk kandang setinggi 12 cm.
Perbandingankomposisi antara tanah dan pupuk kandang adalah 1 : 1 atau 1 : 2. Media semai tersebut
kemudiandipadatkan sedikit demi sedikit.
c)      Basahi media semai sehari sebelum tanam.
d)     Benih ditanam dengan jarak antar baris 5 cm dan kedalaman 0,5 - 1 cm, kemudian ditutup tanah halus.
e)      Bibit yang tumbuh setelah 7-10 hari dapat dipindahkan ke dalam polybag/bumbunan untuk
disemaikanhingga mencapai ukuran tertentu.

2.      Penyapihan
Sebelum ditanam di lahan permanen, bibit yang telah berumur 2 minggu atau telah mempunyai 2-3
helai daun sebaiknya dipindahkan ke tempat penyapihan terlebih dahulu. Penyapihan berperan penting
dalam proses adaptasi bibit. Peluang bibit dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dapat terlihat dari
penyapihan. Wadah yang digunakan untuk penyapihan dapat berupa bumbunan yang terbuat dari daun
pisang atau polybag berukuran 5 cm x 8cm.
Tahapan penyapihan yaitu :
a.       Isi bumbunan dengan media tanam berupa campuran tanah dan pupuk kandang halus, dengan
perbandingan 1 :1.
b.      Pilih bibit yang akan disapih dari tempat persemaian untuk dipindahkan ke kantong plastik atau bumbunan.
c.       Lubangi media dalam bumbunan dengan jari sedalam kurang lebih 1 cm.
Tanam bibit, lalu timbun kembali dengan tanah, serta sedikit ditekan.
d.      Letakkan bibit dalam bumbunan di tempat yang teduh.
e.       Siram bibit dengan air secukupnya setiap pagi dan sore hari.
f.       Penyapihan berlangsung selama 14-21 hari atau setelah bibit memiliki tinggi 15 cm dan berdaun 4 atau 5
helai.

3.      Pemindahan Bibit
Bibit tomat dapat dipindahkan ke kebun setelah berumur 30-35 hari di persemaian. Bibit yang
dipilihsebaiknya yang berpenampilan menarik dan baik, yaitu penampakannya segar dan daun-daunnya
tidak rusak. Pilihlah bibit yang kuat, yaitu tegak pertumbuhannya, dan pilihlah bibit yang sehat, artinya bibit
tidak terserang hama dan penyakit.
Waktu yang baik untuk menanam bibit tomat di kebun adalah pagi atau sore hari. Pada saat itu keadaan
cuacatidak panas sehingga mencegah kelayuan pada tanaman.Ketika memindah bibit di kebun, hendaknya
memperhatikan cara-cara yang baik dan benar. Pemindahan bibit yang  ceroboh dapat merusak perakaran
tanaman, sehingga pada saat bibit telah ditanam maka akan mengalami hambatandalam pertumbuhan,
bahkan mati.
Ada beberapa cara pemindahan bibit dari persemaian, yaitu :
a.       Sistem cabut, yaitu bibit yang telah tumbuh di persemaian dan cukup umur dicabut dengan hati-hati.
Namunsebelum dilakukan pencabutan, bedeng persemaian harus dibasahi dengan air untuk memudahkan
pencabutandan tidak merusak akar.
b.      Sistem putaran, yaitu bibit diambil beserta tanahnya. Namun sebelum bibit diambil,tanah dibasahi dengan
air terlebih dahulu.
c.       Kedua cara tersebut terutama ditujukan untuk pembibitan yang secara langsung dilakukan pada bedeng
tanah persemaian, sedangkan untuk bibit yang disemaikan dalam bumbunan atau polybag cara
pemindahannya adalah: basahi bumbunan/polybag terlebih dahulu, kemudian keluarkan bibit dari
bumbunan/polibag beserta tanahnyadengan menyobek bumbunan/kantong polybag.

4.      Pengolahan Media Tanam


a.      Persiapan
Pengolahan tanah untuk penanaman bibit di kebun produksi harus memperhitungkan waktu, antara
lainlamanya bibit di persemaian hingga dapat dipindah untuk ditanam ke kebun dengan lamanya proses
pengolahantanah sampai siap tanam. Lamanya waktu pembibitan sekitar 30-35 hari, sedangkan lamanya
pengolahan tanah yangintensif sampai siap tanam adalah 21 hari. Oleh karena itu, agar tepat waktu
penanamannya di kebun, jadwal pengolahan tanahnya sebaiknya dilakukan 1-2 minggu setelah benih
disemaikan.

b.      Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah yang intensif pada dasarnya melalui 3 tahap, yaitu :
1)      Tahap pertama adalah membalik agregat tanah sehingga tanah yang berada pada lapisan dalam dapat
terangkat ke permukaan. Pengolah tanah tahap ini sebaiknya dilakukan dengan bajak yang ditarik oleh
tenaga hewan ataudengan menggunakan traktor. Tanah diolah dengan kedalaman 25 cm-30 cm. Setelah
dibajak, tanah dibiarkanselama 1 minggu agar bongkahan-bongkahan tanah hasil pembajakan cukup terkena
angin, terkena cahayamatahari, dan supaya terjadi proses oksidasi (pemasaman) zat-zat beracun dari dalam
tanah, seperti asam sulfidayang sangat membahayakan kehidupan tanaman.
2)      Tahap kedua, tanah digemburkan dengan cara dicangkul tipis-tipis sehingga diperoleh struktur tanah
yanggembur atau remah, sekaligus untuk meratakannya. Selanjutnya, tanah hasil pengolahan tahap ini
dibiarkanselama 1 minggu.
3)      Tahap ketiga, dilakukan pemupukan dasar dengan pupuk kandang yang matang sebanyak 15-20 ton/ha.
Pemberian pupuk kandang yang belum matang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, bahkan dapat
mematikan tanaman karena akar tanaman tidak kuat menahan panas. Pada tahap ini, tanah yang telah
ditaburipupuk kandang dicangkul kembali tipis-tipis dan diratakan.

c.       Pembentukan Bedengan
Setelah pengolahan tanah selesai dilakukan, selanjutnya dibuat bedeng-bedeng membujur ke arah
Timur Barat agar penyebaran cahaya matahari dapat merata ke seluruh tanaman. Disamping pembuatan
bedeng, juga dibuat parit-parit atau selokan untuk irigasi. Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 1-1,2 m,
panjang disesuaikan dengankeadaan lahannya dan tinggi bedeng 30 cm. Jika penanaman tomat dilakukan
pada musim penghujan, bedengandapat dibuat lebih tinggi yaitu 40-45 cm. Sedangkan ukuran parit dibuat
lebar 20-30 cm dan kedalamannya 30 cm.Dengan demikian jarak antar bedeng adalah 20-30 cm. Kemudian
pada sekeliling petak-petak bedengan dibuatsaluran pembuangan air dengan ukuran lebar 50 cm, dan
kedalamannya 50 cm.

d.      Pemupukan
Sebelum bibit tomat ditanam, lahan harus diberi pupuk dasar. Pemupukan dapat dilakukan dengan
2 carayaitu:a. Kompos atau pupuk kandang yang telah matang dan SP36 ditabur secara merata ke seluruh
bedengan.Selanjutnya, tanah dicangkul sampai homogen agar kompos atau pupuk kandang dan SP36
tercampur meratadengan tanah. b. Pada jarak yang telah ditentukan dibuat lubang sedalam + 15 cm dan
bergaris tengah + 20 cm. Lubang-lubangtersebut kemudian diberi pupuk kandang atau kompos sebanyak 0,5
kg (satu genggam besar). Lubang ditimbuntanah, kemudian diaduk-aduk sehingga kompos atau pupuk
kandang dan tanah tercampur rata.

e.       Pemberian Mulsa
Dewasa ini, penggunaan plastik hitam-perak sebagai mulsa (penutup tanah) telah banyak
dipergunakan oleh para petani. Penggunaan plastik hitam-perak sebagai mulsa lebih praktis dibandingkan
dengan penggunaan sisa-sisatanaman yang telah mati, misalnya jerami padi.

5.      Teknik Penanaman
a.      Penentuan Pola Tanam
Tomat dapat ditanam dengan 2 macam jarak tanam, yaitu dengan sistem dirempel dan sistem bebas.
1)      Sistem dirempel
Jarak tanam sistem ini adalah 50 cm x 50 cm atau 60 cm x 60 cm, bujur sangkar atau segitiga sama sisi.
Caramenanam dengan sistem ini maksudnya yaitu tunas-tunas yang tumbuh diambil (dipotong) sedini
mungkin,sehingga tanaman hanya memiliki satu batang tanpa cabang.

2)      Sistem bebas
Ukuran jarak tanam sistem bebas adalah 80 cm x 100 cm; 80 cm x 80 cm; 80 cm x 100 cm; 100 cm x 100
cm.Bentuk yang digunakan dapat berupa bujur sangkar, segi panjang atau segitiga sama sisi. Selain itu dapat
jugadibuat antar barisan berjarak 100 cm, dan dalam barisan berjarak 50-60 cm. Cara menanam dengan
sistem ini bertujuan membiarkan tunas-tunas yang tumbuh menjadi cabang-cabang besar dan dapat
berubah.

b.      Pembuatan Lubang Tanam 


Bedengan yang telah dipersiapkan untuk penanaman bibit, sehari sebelumnya hendaknya diairi
terlebihdahulu supaya basah. Kemudian pada bedeng yang telah tertutup mulsa plastik dibuat lubang tanam
dengan diameter 7-8 cm sedalam 15 cm. Lubang-lubang tanam dibuat sesuai dengan jarak tanam yang telah
ditentukan.

c.       Cara Penanaman
Penanaman dapat dilakukan pada musim kemarau dan musim hujan. Apabila penanaman dilakukan
padamusim kemarau pakailah mulsa plastik hitam perak. Mulsa tersebut harus sudah dipasang di bedengan
sebelum bibitditanam. Apabila tomat ditanam pada musim hujan pasanglah lebih dahulu atap plastik
transparan (tembus cahaya) pada bedengan yang akan ditanami.
  
6.      Pemeliharaan Tanaman
a.      Penyulaman
Penyulaman adalah mengganti tanaman yang mati, rusak atau yang pertumbuhannya tidak normal,
misalnyatumbuh kerdil. Penyulaman sebaiknya dilakukan seminggu setelah tanam. Namun jika satu minggu
sudah terlihatadanya tanaman yang mati, layu, rusak atau pertumbuhannya tidak normal, penyulaman
sebaiknya segera dilakukan.Hal lain yang juga harus diperhatikan dalam penyulaman adalah bibit yang
digunakan. Bibit yang digunakan untuk menyulam diambil dari bibit cadangan yang telah dipersiapkan
sebelumnya bersamaan dengan bibit lain yang bukan bibit cadangan. Cara penyulamannya adalah tanaman
yang telah mati, rusak, layu, atau pertumbuhannya tidak normaldicabut, kemudian dibuat lubang tanam
baru ditempat tanaman terdahulu, dibersihkan dan diberi Furadan 0,5 gram bila dipandang perlu. Setelah
itu, bibit yang baru ditanam pada tempat tanaman terdahulu dengan cara penanamanbibit terdahulu.

b.      Penyiangan
Gulma yang tumbuh di areal penanaman tomat harus disiangi agar tidak menjadi pesaing dalam
menyerapunsur hara. Gulma yang terlalu banyak dapat mengurangi unsur hara sehingga tanaman tomat
menjadi kerdil. Gulma juga dapat menjadi inang hama dan penyakit yang akan menyerang tanaman tomat.
Pemberian mulsa plastik ataudaun-daunan dapat mengurangi pertumbuhan gulma. Waktu penyiangan
dapat dilakukan 3-4 kali tergantung kondisi kebun.

c.       Pembubunan
Tujuan pembubunan adalah memperbaiki peredaran udara dalam tanah dan mengurangi gas-gas atau
zat-zat beracun yang ada di dalam tanah sehingga perakaran tanaman akan menjadi lebih sehat dan
tanaman akan menjadicepat besar. Tanah yang padat harus segera digemburkan. Pembubunan dilakukan
dengan hati-hati dan tidak terlaludalam agar tidak merusak perakaran tanaman. Luka pada akar akan
menjadi tempat penyakit yang berbahaya.

d.      Perempelan
1)      Tunas yang tumbuh di ketiak daun harus segera dirempel/dipangkas agar tidak menjadi cabang.
Perempelan paling lambat dilakukan 1 minggu sekali. Pada tanaman tomat yang tingginya terbatas,
perempelannya harusdilakukan dengan hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut dirempel, supaya tanaman
tidak terlalu pendek. 
2)      Perempelan yang baik dilakukan pada pagi hari agar luka bekas rempelan cepat kering dengan cara: ujung
tunasdipegang dengan tangan yang bersih, lalu digerakkan ke kanan kiri sampai tunas tersebut lepas.
Apabilaterlambat merempel, tunas akan menjadi cabang yang besar dan sukar putus.
3)      Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau atau gunting tajam yang bersih.
4)      Ketinggian tanaman tomat dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah dompolan buah
sudahmencapai 5-7 buah.

e.       Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menambah unsure hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Kebutuhan
pupuk anorganik untuk tanaman tomat adalah 100-180 kg N per hektar, 50-150 kg P2O5  dan 50-100 kg
K2O per hektar.Dosis akan semakin tinggi apabila budidaya dilaksanakan pada musim hujan.
Untuk tanaman tomat dan tanaman lain dari famili Solanacearum, sebaiknya tidak menggunakan
pupuk yangkandungan N-nya berasal dari Urea, tetapi lebih disarankan untuk menggunakan ZA, karena
tanaman ini sudah bisamengikat N dari udara.
Adapun kebutuhan pupuk anorganik untuk tanaman tomat adalah 500 kg/ha Za, 170 kg/ha SP36,
dan 220kg/ha KCl. ZA diberikan sebanyak 4 tahap, yaitu 200 kg/ha pada saat tanam, dan 100 kg/ha masing-
masing padaumur 10 hst, 24 hst, dan 44 hst. SP36 diberikan seluruhnya pada saat tanam. KCl diberikan
dengan 3 tahapan, yaitu120 kg/ha pada saat tanam, 60 kg/ha pada umur 24 hst, dan 40 kg/ha pada umur 44
hst.

f.        Penyiraman
Kebutuhan air pada budidaya tanaman tomat tidak terlalu banyak, namun tidak boleh kekurangan
air.Pemberian air yang berlebihan pada areal tanaman tomat dapat menyebabkan tanaman tumbuh
memanjang, tidak mampu menyerap unsur-unsur hara dan mudah terserang penyakit. Kelembaban tanah
yang tinggi dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan patogen sehingga tanaman tomat dapat mati
keracunan karena kandungan oksigendalam tanah berkurang. Pori-pori yang terisi oleh air mendesak
oksigen keluar dari dalam tanah sehingga tanahmenjadi anaerob yang menyebabkan proses oksidasi
berubah menjadi proses reduksi. Keadaan tanah yang demikianmenyebabkan kerontokan bunga dan
menyebabkan pertumbuhan vegetatif berlebihan, sehingga mengurangi pertumbuhan dan perkembangan
generatif (buah).
Kekurangan air yang berkepanjangan pada pertanaman tomat dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman padastadia awal, mengakibatkan pecah-pecah pada buah apabila kekurangan air terjadi pada stadia
pembentukan hasil dandapat menyebabkan kerontokan bunga apabila kekurangan air terjadi selama periode
pembungaan.

g.      Pemasangan Ajir
Pemasangan ajir dimaksudkan untuk mencegah tanaman tomat roboh. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1)      Ajir (lanjaran) terbuat dari bambu atau kayu dengan panjang antara 100-175 cm, tergantung dari varietasnya
2)      Pemasangan ajir dilakukan sedini mungkin, ketika tanaman masih kecil, akar masih pendek, sehingga akar
tidak  putus tertusuk ajir. Akar yang luka akan memudahkan tanaman terserang penyakit yang masuk lewat
luka. Jarak ajir dengan batang tomat ± 10-20 cm.
3)      Cara memasang ajir bermacam-macam, misalnya ajir dibuat tegak lurus atau ujung kedua ajir diikat
sehinggamembentuk segitiga. Agar tidak dimakan rayap, ajir diolesi dengan ter atau minyak tanah.
4)      Tanaman tomat yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera diikat pada ajir. Pengikatan
janganterlalu erat yang penting tanaman tomat dapat berdiri. Pengikatan dilakukan dengan model angka 8
sehinggatidak terjadi gesekan antara batang tomat dengan ajir yang dapat menimbulkan luka. Tali pengikat,
misalnya tali plastik harus dalam keadaan bersih. Setiap bertambah tinggi ± 20 cm, harus dilakukan
pengikatan lagi agar  batang tomat selalu berdiri tegak (Anonymous, 2011)

h.      Pemangkasan cabang
Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil buah tomat adalah dengan cara pemangkasan. Pemangkasan
cabang dengan meninggalkan satu cabang utama per tanaman akan menghasilkan buah tomat dengan
diameter yang lebih besar dibandingkan dengan tanpa pemangkasan. Jumlah cabang yang harus
dipertahankan per tanaman tergantung pada kultivar yang ditanam. Tanaman tomat memerlukan air dalam
jumlah yang banyak untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Semakin sering frekuensi pemberian air
semakin baik pula sifat fisik buah tomat yang dihasilkan.

7.      Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Tomat


Kerusakan pada suatu tanaman biasa disebabkan oleh faktor biotis, seperti sbangsa jamur, bakteri,
insekta, virus dan gulma.  Untuk memberantas jamur digunakan fungisida, memberantas bakteri digunakan
bakterisida dan memberantas insekta digunakan insektisida.  Untuk memberantas virus umumnya masih
dilakukan dengan pencabutan kemudian dimusnahkan, sedangkan untuk memberantas gulma digunakan
herbisida.
a.      Hama
Hama adalah hewan yang merusak tanaman atau hasil tanaman karena aktivitas hidupnya, terutana
aktivitas untuk memperoleh makanan.  Hama tanaman memiliki kemampuan merusak yang sangat hebat. 
Akibatnya tanamana dapat rusak atau bahkan tidak dapat menghasilkan sama sekali. Hama pada tanaman
terdiri dari atas hewan mamalia, serangga dan burung.  Hama tanaman berupa hewan mamalia terdiri dari
tikus, babi hutan dan kera.  Hama tanaman berupa burung terdiri dari burung gelatik dan burung pipit. 
Hama tanaman berupa serangga misalnya wereng, kutu daun, walang sangit, belalang, berbagai ulat dan
berbagai kumbang.  Diantara hama-hama tersebut yang paling menimbulkan kerugian besar pada tanaman
adalah kelompok serangga.
1)      Hama Gurem
Hama Gurem (Thrips atau Myten) biasanya menyerang daun, bunga dan buah pada tanaman sayuran
tomat.  Untuk mengatasi hama gurem ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pembibitan/pesemaian
disemprotkan dengan obat Dieldrin dan pada areal yang tetap atau lahan pertanaman dapat disemprotkan
dengan antara copper fungisida dan Dieldrin.
2)      Ulat Tanah
Ulat Tanah (Agrotis ipsilon) ini menyerang tanaman sayuran tomat pada bagian batangnya.  Warna
ulatnya hitam mengkilat.  Untuk pemberantasan hama ulat tanah ini dapat dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a)      Memasang umpan dengan perbandingan bahan campuran 1000 gr dedak : 100 gr gula dan paris green,
dicampur dengan air secukupnya.
b)      Dilakukan penyemprotan seminggu sekali
c)      Secara preventif yaitu menaman jenis tanaman tomat yang resisten serta tepat pada waktunya.
3)      Hama Cacing
Hama Cacing (Melodogyna sp.) ini menyerang tanamans ayuran tomat pada bagian akar, baik itu di
lahan pesemaian maupun pada lahan pertanaman.  Pemberantasan hama cacing ini dapat dilakukan dengan
menggunakan Nematisida.
4)      Siput atau Bekicot
Siput atau bekicot (Achatina fulica) menyerang pada waktu malam hari den menyerang pada daun
tanaman.  Cara pemberantasannya dilakukan dengan cara:
a)      Cara mekanik : mencari siput yang menyerang daun kemudian langsung dibasmi/dibunuh.
b)      Cara kuratif : memberi umpan, yang merupakan campuran antara Metadex dan bekatul.
c)      Cara preventif : membuat got keliling, dan got tersebut harus ada airnya.
  
5)      Hama Kutu Pucuk
Jenis kutu ini ada yang berwarna hitam ada juga yang berwarna putih.  Kedua jenis ini menyerang
menghisap sari-sari makanan lewat pucuk tanaman secara bergerombol.  Untuk memberantas hama kutu
pucuk ini dapat dilakukan dengan cara-cara penyemprotan dengan Folidol dan  Dieldrin, serta mengadakan
rotasi tanaman secara sempurna.

b.      Penyakit
Penyakit tanaman adalah gangguan pada tanaman yang disebabkan oleh mikroorganisme.
Mikroorganisme tersebut adalah virus, bakteri, protozoa, jamur dan cacang nematode.  Mikroorganisme itu
dapat menyerang organ tumbuhan seperti pada akar, batang, daun atau buah.
1)      Penyakit Jamur Phythophthora infestans
Penyakit busuk daun pada tanaman sayuran tomat yang disebabkan oleh jamur Phythophthora
infestans biasanya berjangkit pada musim hujan dan dapat menyerang semua stadia pertumbuhan tanaman
tomat sehingga perlindungannya harus dimulai sejak pindah pada lahan pertanaman.
Kebiasaan petani penyemprot pestisida secara serampangan menyebabkan timbulnya strain baru
dari Phythophthora infestans yang ditunjukkan adanya kekebalan jamaur Phythophthora
infestans terhadap fungisida tertentu atau dosis efektif. 
Fungisida yang dapat dianjurkan sebagai elternatif untuk mengendalikan jamur Phythophthora
infestans pada tomat antara lain:
a)      Fungisida protektan Kocide 54WDG
b)      Fungisida sistemik Starmyl 25WP
Fungisida Kocide 54 WDG dan Starmyl 25WP dalam pemakaiannya dapat dipakai secara bergantian
maupun secara bersama-sama (dicampur), karena kedua fungisida ini sudah teruji efektivitasnya dan tidak
terjadi reaksi yang bersifat saling melemahkan.

2)      Penyakit Layu
Penyakit layu pada tanaman sayuran tomat disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporium.  Penyakit layu
ini bisa menular melalui luka.  Untuk menanggulangi penyakit layu dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a)      Tanaman diusahakan agar jangan sampai terjadi luka.
b)      Benih tanaman didesinfektan dengan air panas bersuhu 550 C selama   10 – 17 menit.
c) Tanaman yang terserang dicabut kemudian dimusnahkan dengan cara membakarnya.

3)      Penyakit Akar
Penyakit akar pada tanaman sayuran tomat disebabkan oleh bakteri, yaitu Bacterium solanacearum. 
Bakteri ini biasanya meneyrang tanaman tanaman yang ditanam di lahan pertanaman yang berwarna
merah.  Penanggulangan penyakit akar yang sudah terserang dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a)      Perlu diadakan rotasi tanam dengan tanaman lain dengan teratur.
b)  Perlu diperhatikan bahwa adajuga tanaman lain yang mudah terserang oleh penyakit ini misalnya terong,
kentang dan lombok.
c)      Bila ada tanaman yang sudah terserang segera cabut dan dimusnahkan dengan cara membakarnya.

4)      Penyakit Virus Mozaik


Penyakit mosaic pada tanaman sayuran tomat disebabkan virus.  Penyakit ini menyerang daun
tanaman.  Untuk mencegah tanaman terserang penyakit virus ini adalah dengan cara menanam tanaman
tomat tidak pada musim penghujan.  Bila tanaman sudah sempat terserang penyakit virus ini, segeralah
dicabut kemudian dimusnahkan dengan cara membakarnya.

5)      Penyakit Bakteri Xanthomonas solanacearum
Penyakit bakteri yang menyerang tanaman sayuran tomat adalah Xanthomonas solanacearum. 
Tanaman sayuran tomat yang sudah sempat terserang penyakit bakteri ini dapat ditanggulangi dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a)    Mengadakan rotasi tanaman dengan tanaman yang bukan merupakan familinya.
b)      Dianjurkan untuk menanam jenis yang resisten.
c)      Tanaman yang sakit segera dicabut dan dimusnahkan.
  
6)      Penyakit Bengkak Akar
Penyakit bengkak akar pada tanaman sayuran tomat disebabkan oleh nematoda Meloidogynesp. 
Kebanyakan nematode hidup didalam tanah dikelilingi oleh jamur, bakteri atau virus yang banyak diantara
jenisnya dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan.
Pengendalian secara kimiawi masih diperlukan untuk melindungi tanaman tomat dari serabngan
nematoda bengkak akar, terutama bila metode pengendalian yang lain kurang efektif menekan populasi
nematoda.  Salah satu jenis nematoda yang efektif menurunkan keganasan serangan nematoda parasitik ini
adalah corbofuran.
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemakaian nematisida, maka perlu dilakukan optimalisasi
kondisi lingkungan tanah yang mendukung aksi kerja bahan aktif nematisida.  Caranya adalah dengan
pengaturan pengairan.

7)      Busuk Ujung Buah Tomat


Sistem pertanian intensif yang disertai pemupukan tidak berimbang sering menyebabkan gejala penyakit
fisiologis akibat kekurangan unsur hara tertentu.  Salah satu diantaranya yang sering ditemukan pada
tanaman tomat adalah busuk ujung buah.  Penyakit ini sangat merugikan petani tomat karena dapat
menggagalkan panen.  Kalaupun bisa, kualitas buah akan sangat menurun, sehingga sulit dipasarkan.
Untuk mengatasi serangan penyakit fisiologis ini dianjurkan memilih varietas tomat yang tahan,
misalnya saja tomat hibrida varietas kada.  Namun akan lebih baik lagi bila anjuran-anjuran berikut ini
dapat dilakukan:
a)      Lakukan pengapuran tanah pada saat pengolahan tanah, terutama lahan yang mudah kekurangan Ca atau
pH-nya rendah.
b)      Lakukan pemupukan berimbang sesuai anjuran (rekomendasi) setempat.  Hindari pemupukan nitrogen dan
kalium yang berlebihan, karena dapat mempengaruhi penyerapan unsur Ca.
c)      Pengairan (penyiraman) harus merata, jangan membiarkan tanah terlalu basah atau kekeringan.
d)     Bila ditemukan ada gejala awal kurang Ca, segera semprot dengan CaCl 2 pada seluruh permukaan daun 5 – 7
hari sekali secara berulang-ulang sampai sembuh.
e)      Buah tomat yang terserang segera dikumpulkan dan dibuang.
Dalam dunia pertanian, nama lain dengan istilah yang populer untuk rumput pengganggu tanaman
budidaya adalah gulma.  Di sawah, ladang, huma, kebun atau lahan pertanaman lainnya banyak sekali jenis
rumput yang mengganggu tanaman pokok.  Jadi, gulma adalah tanaman liar yang mengganggu
pertumbuhan tanaman yang diusahakan manusia sehingga manusia berusaha untuk mengatasi.

c.       Gulma
Gulma perlu diberantas karena sangat mengganggu tanaman adan mengambil makan (zat hara) dari
dalam tanah yang mengakibatkan penderitaan pada tumbuhan pokok dan juga mengakibatkan turunnya
hasil pertanian yang dibudidayakan.  Selain itu juga dapat merugikan manusia karena sebagian gulma ada
yang mengandung racun.
Penyiangan pertama sebaiknya dilakukan pada saat tanamn sayuran tomat berumur 2 minggu. 
Penyiangan ini dapat dilakukan dua kali.  Tujuannya adalah menghilangkan gulma-gulma yang menjadi
saingan dalam mencari zat makanan dari dalam tanah.  Selain itu juga bertujuan menggemburkan tanah. 
Penyiangan selanjutnya dapat dilakukan pada saat umur tanaman sudah sekitar 5 minggu.

8.      Ciri dan Umur Panen


Pemetikan buah tomat dapat dilakukan pada tanaman yang telah berumur 60-100 hari setelah tanam
tergantung pada varietasnya. Kriteria masak petik yang optimal dapat dilihat dari warna kulit buah, ukuran
buah, keadaan daun tanaman dan batang tanaman, yakni sebagai berikut:
a)      Kulit buah berubah, dari warna hijau menjadi kekuning-kekuningan.
b)      Bagian tepi daun tua telah mengering.
c)      Batang tanaman menguning/mengering.
  
a.      Waktu Pemetikan Tomat
Waktu pemetikan (pagi, siang, sore) juga berpengaruh pada kualitas yang dipanen. Saat pemetikan buah
tomat yang baik adalah pada pagi atau sore hari dan keadaan cuaca cerah. Pemetikan yang dilakukan pada
siang hari dari segi teknis kurang menguntungkan karena pada siang hari proses fotosintesis masih
berlangsung sehingga mengurangi zat-zat gizi yang terkandung. Disamping itu, keadaan cuaca yang panas di
siang hari dapat meningkatkan temperatur dalam buah tomat sehingga dapat mempercepat proses
transpirasi (penguapan air) dalam buah. Keadaan ini dapat dapat menyebabkan daya simpan buah tomat
menjadi lebih pendek.

b.      Cara Pemanenan Buah Tomat


Cara memetik buah tomat cukup dilakukan dengan memuntir buah secara hati-hati hingga tangkai buah
terputus. Pemutiran buah harus dilakukan satu per satu dan dipilih buah yang sudah matang. Selanjutnya,
buah tomat yang sudah terpetik dapat langsung dimasukkan ke dalam keranjang untuk dikumpulkan di
tempat penampungan. Tempat penampungan hasil panen tomat hendaknya dipersiapkan di tempat yang
teduh atau dapat dibuatkan tenda di dalam kebun.

c.       Periode Panen Buah Tomat


Pemetikan buah tomat tidak dapat dilakukan sampai 10 kali pemetikan karena masaknya buah
tomat tidak bersamaan waktunya. Pemetikan buah tomat dapat dilakukan setiap selang 2-3 hari sekali
sampai seluruh tomat habis terpetik.

 B.    Pembiayaan Agribisnis Tomat


Untuk lebih memahami prospek bertanam tomat, akan lebih baik jika dilihat dari aspek
ekonominya. Dengan melihat tingkat keuntungan tanaman tomat para petani akan semakin mantap dengan
komoditi pilihannya. Apalagi tomat merupakan sayur dan buah yang setiap hari dibutuhkan, baik oleh
kalangan rumah tangga, restoran, hotel, maupun pabrik. Bagi pemula, analisis ini akan membantu
mempermudah menentukan pilihan.
Sesuai dengan perkembangan dunia tomat dalam hal budidaya, maka untuk mengetahui untung
tidaknya budidaya tersebut diperlukan analisis ekonominya. Menyenangkan secara teknis, belum tentu
menjamin menyenangkan juga secara ekonomi tanpa melihat perhitungannya lebih dahulu. Untuk itu dalam
bab ini akan ditampilkan nalisi usaha tani tomat secara hidroponik dan analisis usaha tani tomat di kebun.
Bagaimana prospek usaha tani tomat yang dikembangkan dikebun? Budidaya di kebun selain
biayanya lebih murah, hasilnya jua tidak mengecewakan. Berikut ini adalah paparan usaha tani tomat di
kebun yang dibuat berdasarkan pengalaman petani tomat di Cikole, Lembang. Dalam analisis ini, angka
produksi yang digunakan adalah angka produksi yang minimum, sedang biaya adalah biaya normal. Maksud
penggunaan angka tersebut adalah untuk menjaga kemungkinan munculnya resiko.

Musim
Harga Musim Hujan
Jumlah Kemarau
Uraian Satuan (MH)
(MK) (dalam
Rp (dalam Rp)
Rp)
A. Biaya Tetap
1 Sprayer 2 buah 80.000,00
160.000 160.000
.
2 Ajir 20.000 btg = Rp 20.000 btg 150,00
300.000 300.000
.
3 Penyusutan :
.
a. Sprayer 2 buah 4.700 4.700
b. Ajir 150.000 150.000
4 Sewa tanah
170.000 170.000
.
5 Pajak
8.000 8.000
.
Total Biaya Tetap 332.700 332.700
B. Biaya Variabel
1 Benih 200 gr
250.000 250.000
.
2 Pupuk:
.
a. Pupuk kandang 28 ton 250,00 700.000 700.000
b. ZA 125 kg 250,00 31.250 31.250
c. TSP 125 kg 250,00 31.250 31.250
d KCl 200 300,00 60.000 60.000
3 Pestisida
.
140 kg MH 8.200,00 1.148.000
a. Polyram
100 kg MK 8.200,00 820.000
10 L MH 32.000,00 320.000
b. Curacron
6 L MK 32.000,00 192.000
40 kg MH 320.000
c. Nutraphos
20 kg MK 160.000
5 kg MH 180.000
d. Ridomil
0 kg MK -
3 Tenaga Kerja:
.
a. Pengolahan tanah 700.00 700.00
b. Pembuatan ajir 67.500 67.500
c. Penyemaian 2.500 2.500
d. Penyapihan dan pemeliharaan 300.000 300.000
e. Pemeliharaan 472.500 887.500
f. Panen dan angkut 30.000 30.000
Total Biaya Variabel 4.613.000 4.232.000
C. Biaya tetap + variabel 4.945.700 4.564.700
D. Biaya tak terduga 10% 494.570 456.470
E. Biaya total 5.107.570 4.688.470
F. Penerimaan
G Produksi minimum 20 ton
Harga jual Rp 400,00/kg (MK) 8.000.000
Harga jual Rp 450,00/kg (MH) 9.000.000
Keuntungan
Penerimaan – biaya 3.892.430 3.311.530
Keterangan:
-          Sprayer dapat dipakai selama 10 tahun
-          Ajir dapat digunakan 2 musim tanam
Perhitungan:
a.       Budidaya musim hujan
BEP = Rp 332.700,00
1 – Rp 5.107.570,00/Rp 9.000.000,00
= Rp 143.890,00

R/C = Rp 9.000.000,00/Rp 5.107.570,00

= 1,76
B/C = Rp 3.892.430,00/Rp 5.107.570,00
= 0,76
  
 b.      Budidaya musim kemarau
BEP = Rp 332.700,00
1 – Rp 4.232.000,00/Rp 8.000.000,00
= Rp 156.702,00

R/C = Rp 8.000.000,00/Rp 4.688.470,00

= 1,71
B/C = Rp 3.311.530,00/Rp 4.688.470,00
= 0,71

Hasil perhitungan menunjukkan nilai titik impas pada musim hujan adalah Rp 143.890,00. Jika
harga jual tomat pada musim itu adalah Rp 450,00, maka kondisi impas sudah tercapai dengan produksi
tomat sebanyak 319,7 kg/ha. Sedang pada musim kemarau nilai titik impasnya sebesar Rp 156.702,00. Nilai
ini menunjukkan bahwa kondisi impas akan dicapai ketika produksi telah mencapai 391,7 kg. Dengan asumsi
harga pada musim kemarau sebesar Rp 400,00.
Nilai rasio penerimaan dengan biaya pada musim hujan sebesar 1,76, sedang pada musim kemarau
hanya 1,71. Hal ini berarti untuk setiap Rp 1,00 biaya yang ditanamkan akan diperoleh penerimaan sebesar
Rp 1,76 pada musim hujan dan Rp 1,71 pada musim kemarau. Dengan kata lain, tiap rupiah yang
diinvestasikan akan mendatangkan keuntungan sebesar 76% pada musim hujan dan 71% pada musim
kemarau.
Dalam paparan ini sengaja ditampilkan penanaman pada musim hujan dan kemarau karena ada
perbedaan biaya antar kedua musim tanam ini. Pada musim hujan, banyak menggunakan pestisida karena
pada saat itu tanaman sangat peka hama dan penyakit, termasuk penyakit fisiologis. Sedangkan pada musim
kemarau yang banyak membutuhkan biaya adalah saat pemeliharaan. Tanaman harus lebih diintensifkan
pengairannya.
Budidaya pada musim hujan lebih tinggi untungnya karena harga jual bisa lebih baik. Meningkatnya
harga jual karena produsen cenderung menghindari risiko musim yang kurang disukai tanaman tomat.
Akibatnya, suplai di pasar rendah dan harga meningkat.

BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
      Budidaya tanaman tomat dapat dilakukan dengan baik, pencegahan dan pengendalian hama penyakit
sudah dilakukan dengan maksimal. Situasi dan kondisi cuaca juga mendukung dan pencegahan serta
pengendalian dapat bekerja secara efektif dan efisien walaupun belum sempurna.
Tanaman tomat adalah jenis tanaman sayuran buah yang memiliki peranan yang cukup penting
dalam pemenuhan gizi yang diperlukan manusia. Agar tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik,
hendaknya jenis dan varietasnya ditentukan terlebih dahulu sesuai dengan kondisi dan keadaan alam tempat
yang akan dijadikan lahan. Selain di ladang atau di kebun, tanaman tomat juga bisa di budidayakan di dalam
pot-pot bunga yang tentunya memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai tanaman sayur dan sebagai tanaman hias.
Pada saat proses penyemaian benih dilakukan, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan, seperti
ciri-ciri benih yang sehat, tempat penyemaian dan pemeliharaan tanaman tomat tersebut Tanaman tomat
yang dibudidayakan tidak gagal dan cukup berhasil walaupun belum maksimal. Mengetahui bagaimana
pembudidayaan tomat, pengendalian hama dan penyakit, proses memanen, sampai memasarkan tanaman
tomat ini.

B.     Kritik dan Saran


Untuk menanam tanaman tomat, diperlukan kesabaran, keuletan serta ketlatenan karena tanaman
tomat ini sangat rentan terhadap hama, penyakit, yang disebabkan kondisi iklim dan cuaca, sehingga
tanaman ini harus di perhatikan dan jika ada salah satu tanaman yang terserang jamur, harus segera dicabut
dan dibuang jauh dari lahan tanaman tomat tersebut.
Setelah dicabut, lubang yang kosong tersebut tidak boleh langsung ditanami tomat kembali, tetapi
dibiarkan terlebih dahulu agar jamur yang tersisa menghilang dan tidak menular ke tanaman tomat yang
lain.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, maka dari itu kami menerima
saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini dan makalah-makalah yang akan
dibuat selanjutnya. Sekian dan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Annonymous, 2012. http://www.nuryety.co.cc/2010/03/tomat-adalah-komoditas-


Astarini, I.D. 2009. Pemuliaan Tanaman Sayuran.
Hartati, Sri. 2000. Penampilan Genotip Tanaman Tomat Hasil Mutasi Buatan Pada Kondisi
http://ahmad-nasir.blogspot.com/2010/05/laporan-praktikum-budidaya-tanaman.html diakses
pada tanggal 10 Desember 2014
http://bobtin149.blogspot.com/2009/06/kesimpulan-dan-saran.html hortikultura.html  Diakses
pada tgl 27 Maret 2012
http://fikironafifin.heck.in/budidaya-tomat.xhtml Diakses pada tanggal 10 Desember 2014
http://kickfahmi.blogspot.com/2012/05/budidaya-tanaman-tomat.html diakses pada tanggal
10 Desember 2014
http://pertanianunpad.wordpress.com/2012/12/21/pembiayaan-agribisnis-tanaman-buah-
tomat/ diakses pada tanggal 11 Desember 2014
http://serbatani.blogspot.com/2012/10/makalah-tanaman-tomat.html diakses pada tanggal 11
Desember 2014
Stress Air dan Kondisi Optimal. Agrosains. 2 (2) : 35-42
Saragih, W.C. 2008. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tomat Terhadap Pemberian Pupuk Phospat dan
Bahan Organik. Skripsi. Universitas Sumatera 

Anda mungkin juga menyukai