Anda di halaman 1dari 89

1

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Tomat cherry ialah stuatu produk hortikultura yang memiliki kelebihan dari
bentuk buah yang kecil dan kandungan vitamin A dan C yang kaya. Tomat cherry
memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan permintaan konsumen yang terus
meningkat. Berdasarkan data pada Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral
Hortikultura (2011) jumlah konsumsi tomat buah pada tahun 2010-2014
mengalami peningkatan dengan presentase perubahan rata-rata sebesar 31,2%.
Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral Hortikultura (2011)
melaporkan bahwa produksi nasional tomat pada tahun 2010-2014 yaitu 915,987
ton/ha hingga 891,616 ton/ha. Berdasarkan pada data tersebut dapat dilihat bahwa
terjadi produksi tomat cherry di Indonesia. Selain produksi tomat yang terus
menurun, ketersediaan lahan penanaman tomat juga mengalami penurunan. Badan
Pusat Statistik dan Direktorat Jendral Hortikultura (2014) menyatakan bahwa luas
panen tomat pada tahun 2014-2015 mengalami penurunan yaitu 61,154 ha- 59,008
ha. Selain itu rendahnya produksi tomat karena penanganan dalam budidaya
tanaman tomat seperti penyiraman yang tidak optimal dan ketersediaan hara
dalam media tanam yang tidak tercukupi.
Dalam upaya meningkatkan produksi tomat cherry perlu diupayakan
peningkatan dengan cara perbaikan dalam teknologi budidaya seperti pemupukan,
pemilihan media tanam untuk pertumbuhan tanaman tomat serta ketersediaan air
yang cukup bagi tanaman tomat cherry, selain itu hiroponik dapat digunakan
untuk meningkatkan produksi tomat cherry sebagai solusi dari masalah lahan
budidaya yang terus berkurang. Hidroponik adalah budidaya tanaman tanpa
menggunakan tanah sebagai media tanamnya.
Hal yang harus diperhatikan dalam hidroponik ialah pemilihan media tanam
dan ketersediaan unsur hara pada tanaman. Nutrisi yang diberikan pada tanaman
dalam sistem hidroponik dibuat dalam bentuk larutan stok A dan Stok B
(Samanhudi dan Harjoko,2010). Pemilihan media tanam harus dilakukan secara
selektif karena mampu mempengaruhi dalam proses mengikat dan menyimpan air.
Menurut Nugraha dan Susila (2015) media tanam yang baik digunakan ialah
bersifat inert, sifat porositas tinggi dan kemampuan dalam menyimpan mengikat
2

air tinggi seperti kompos, pasir, arang sekam dan serbuk gergaji (cocopeat). Arang
sekam memiliki karakterisitik ringan, memiliki tingkat pertukaran oksigen dan
udara ynag baik, kapasitas menahan air tinggi. Hasil penelitian Harjoko dan
Samanhudi (2006) menyaatakan bahwa media arang sekam memiliki pengaruh
terhadap proses pertumbuhan tanaman tomat. Cocopeat merupakan serbuk halus
dari sabut kelapa. Kandungan unsur hara yang banyak dalam cocopeat yang
dibutuhkan tanaman yaitu kalium, fosfor, kalsium dan natrium. Kompos memiliki
kemampuan dalam mengikat air dan kandungan unsur hara tinggi.
Air adalah faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman tomat, kelebihan
ataupun kekurangan air dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu.
Pertumbuhan tanaman akan meningkat apabila kebutuhan air tanaman tercukupi.
Koesriharti et all (2012) menyatakan bahwa kebutuhan air pada tanaman tomat
lebih banyak dibutuhkan pada fase generatif daripada fase vegetatif, selain itu
kebutuhan air pada tanaman dapat diatur sesuai dengan fase pertumbuhan
tanaman tomat. Ismail et all (2007) menyatakan bahwa waktu penyiraman yang
diatur pada fase pertumbuhan tanaman tomat dapat meningkatkan tingkat efisiensi
penggunaan air. Tanaman tidak dapat langsung menyerap pupuk dalam bentuk
padatan sehingga harus dilarutkan terlebih dahulu agar akar tanaman dapat
menyerap unsur hara. Pemupukan yang dilakukan bersamaan dengan penyiraman
disebut fertigasi.
Media tanam dan interval fertigasi merupakan faktor penting dalam
pertumbuhan dan hasil tanaman tomat cherry dalam sistem hidroponik. Sehingga
perlu dilakukan penelitian tentang hal tersebut untuk mendapatkan media tanam
dan interval yang baik untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil tomat
cherry.
I.2 Tujuan
Mempelajari dan mendapatkan interval fertigasi pada media tanam yang
tepat.
I.3 Hipotesis
Perbedaan media tanam membutuhkan respon tertentu pada interval
fertigasi untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil tanaman tomat cherry
(Lycopersicum esculentum Mill.).
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Morfologi Tanaman Tomat Cherry


Tanaman tomat berasal dari Peru Amerika Selatan dan berkembang, asalnya
Lycopersicum esculentum var. Cerasiforme dalam bentuk buah seperti cherry.
Tomat cherry berasal dari keluarga Solanaceae. Tomat dibudidayakan pertama di
Amerika Tengah oleh Mexico. Tanaman tomat dapat tumbuh pada musim panas
maupun dingin. Tomat ialah sayuran yang paling popular dan dibutuhkan oleh
banyak masyarakat (Directorate Agricultural Information Service South Africa,
2001).

Gambar 1. Tomat Cherry (Anonymous,2015a)


II.1.1Bunga
Bunga tomat ialah bunga lengkap dimana benang sari dan putik berada pada
bunga yang sama. Benang sari berwana kuning yang membungkus dan putik
berwarna kehijauan di tengah bunga. Bunga tomat menyerbuk sendiri dengan
tingkat keberhasilan penyerbukan 98% atau lebih. Tipe bunga tomat cherry yaitu
bunga payung (umbel) dengan ibu tangkai bunga yang pendek dan kuntum bunga
yang mekar pada ketinggian yang sama. Bunga tomat tumbuh pada bagian
4

cabang atau batang produktif yang masih muda (Wiryanta, 2008). Bunga tomat
akan gugur dipengaruhi beberapa faktor yaitu tanaman mengalami stres akibat
nutrisi, lingkungan atau gabungan dari kedua faktor tersebut.

Gambar 2. Bunga Tomat (Hampton dan McAvoy, 2015)


II.1.2Buah
Buah tomat memiliki bentuk yang bervariasi tergantung pada varietas tomat.
Buah tomat cherry memiliki bentuk yang kecil dan lonjong. Buah tomat termasuk
buah bumi yang bersandar pada kelopak besar, berubah-ubah selama pertumbuhan
baik bentuk, besar dan warna serta mempunyai biji yang banyak, pipih dan kuning
coklat. Daging buah tomat memiliki kadar air yang banyak dan tebal sedangkan
kulit buah sangat tipis. Buah tomat cherry yang masih muda memiliki rasa yang
getir dan daging buah masih keras karena masih mengandung zat lycopersicin
yang berbentuk lendir. Rasa dan aroma pada buah tomat akan hilang sendiri pada
saat fase pamatanagan hingga matang (Winarto dan Tim Lentera, 2004). Buah
tomat yang belum matang berwarna hijau dan berbulu, saat buah tomat masak
berwarna orange hingga merah (Naika et al, 2005). Berikut bentuk-bentuk buah
tomat tergantung pada varietasnya.

Gambar 3. Delapan Kelas Bentuk Buah Tomat Tergantung Varietas


(Thomas et al, 2009)
5

II.1.3Daun
Daun tomat tumbuh secara berselang-seling atau spiral mengelilingi batang
tanaman tomat. Panjang daun tomat 15-50cm dan lebar daun 10-30cm. Bentuk
daun tomat bulat telur memanjang dan permukaan daun terdapat bulu-bulu halus.
Daun tomat tumbuh di dekat ujung cabang (Naika et al,2005)

II.1.4Batang
Batang tomat cherry berwarna hiaju dan memiliki rambut yang banyak,
diantara rambut biasa juga terdapat rambut kelenjar. Tanaman tomat dapat tumbuh
2 hingga 4 meter. Batang tomat berbulu halus, kasar dan bertekstur lunak dan saat
tua batang mengeras (Naika et al,2005).

II.1.5Akar
Tomat memiliki akar tunggang dengan perakaran yang tidak terlalu dalam
dan menyebar ke segala arah. Dengan sifat akar tomat tersebut, tomat dapat
tumbuh baik di tanah yang gembur dan mengikat air. Akar tomat memiliki fungsi
sebagai penopang berdirinya tanaman, menyerap air serta unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman. Sistem akar tanaman tomat kuat dan dapat menembus
pada kedalam hingga 50cm (Naika et al,2005).

II.2 Syarat Tumbuh Tomat Cherry


Tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik pada kondisi iklim yang sejuk
dan kering, tanaman tomat tidak tahan terhadap hujan atau kondisi air yang
berlebihan. Suhu rata-rata untuk pertumbuhan tanaman tomat optimal, hasil dan
kualitas buah baik berikasar 20ºC sampai 24ºC. Suhu yang tinggi berkisar 35ºC
dan kelembaban yang tinggi berkisar 15ºC dapat menyebabkan bunga mengalami
kelayuan atau proses pembungaan terganggu serta terjadinya penyebaran hama
dan penyakit. Produksi tanaman tomat optimal bila ditanam pada tanah liat
berpasir dan pengolahan budidaya yang baik. Tanah harus kaya akan nutrisi dan
pH berkisar 6 sampai 7 (Hampton dan McAvoy, 2015).

II.3 Pertumbuhan Tomat


Pertumbuhan tomat terbagi atas empat tahapan periode pertumbuhan yaitu
pembentukan bagian tanaman dari awal penanaman ataupun pembibitan selama
pertumbuhan vegetatif samapi muncul bunga pertama, pembentukan bunga
6

pertama hingga pertumbuhan buah pertama, pematangan buah masak pertama


hingga panen pertama dan panen pertama hingga pemanenan terakhir.
Pertumbuhan buah tomat hingga fase masak berkisar 45-75 hari setelah
tanam, hal ini dipengaruhi pada kondisi lingukungan, varietas dan budidaya.
Menurut Haifa (2015) terdapat 3 tahap pematangan buah yaitu buah berwarna
hijau ke orange ataupun kekuning-kuningan, buah tomat berwarna orange ke
kuning-kuningan menjadi warna merah muda dan buah tomat yang telah masak
berwarna merah gelap dan dapat untuk dikonsumsi.

II.4 Fertigasi
Fertigasi adalah penggunaan atau pendistribusian nutrisi dalam perawatan
tanaman dilakukan melalui sistem pengairan. Fertigasi sama dengan penyiraman
hanya saja yang membedakan yaitu dalam fertigasi terdapat pupuk yang sekaligus
diberikan secara penyiraman. Penyiraman dilakukan sesuai dengan kebutuhan
tanaman pada fase pertumbuhannya. Dalam penelitian Desmarina et al. (2009)
didapatkan hasil mengenai frekuensi dan taraf pemberian air pada pertumbuhan
tomat yaitu frekuensi penyiraman berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman tomat. Terdapat interaksi frekuensi penyiraman 2 hari sekali dengan
kapasitas lapang 100% memberikan hasil pertumbuhan, pekembangan dan
kualitas tomat.

A B

a. Tinggi Tanaman b. Jumlah Buah


Gambar 4. Pertumbuhan dan Hasil Tomat (Desmarina et al. 2009)
Kebutuhan air pada setiap tanaman perlu diperhatikan dalam fertigasi,
sehingga frekuensi penyiraman dan fertigasi saling berkaitan. Fertigasi dapat
dilakukan secara manual atau dengan cara irigasi tetes. Penggunaan fertigasi juga
7

perlu dilihat waktu pengaplikasiannya atau interval fertigasi. Interval fertigasi


ialah pengaplikasian fertigasi yang dilakukan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan sehingga efisien dan efektif dalam penggunaan pupuk lebih terjaga dan
juga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air. Fertigasi merupakan cara yang
efisien dan efektif dalam menyuburkan tanaman, menghemat waktu dan uang
untuk meningkatkan hasil tanaman. Hardjoamidjojo et al. (2009) menyatakan
bahwa kelebihan yang didapat dalam pemberian pupuk melalui sistem fertigasi
diantaranya tanaman dapat memanfaatkan unsur hara dengan lebih efisien
terutama pupuk yang pergerakannya lambat dalam tanah, biji dan akar tanaman
tidak rusak, pemberian pupuk dapat sejalan dengan fase pertumbuhan tanaman
dan efisiensi tenaga kerja.
Selain memberikan banyak kelebihan sistem fertigasi juga terdapat
kelemahan yang perlu diperhatikan diantaranya konsentrasi larutan hara yang
diberikan pada tanaman, kondisi air yang digunakan pada fertigasi dan ukuran
pipa yang diguankan untuk menghindari tersumbatnya aliran fertigasi yang
digunakan (Suryani,2015). Berikut ialah tabel perbandingan antara metode
fertigasi dan metode konvensional :
Tabel 1. Perbandingan metode fertigasi dan metode konvensional (Suryani,2015)
Hal yang Fertigasi Konvensional
dibandingkan

Kualitas Tinggi Tidak menentu

Masa Panen Lebih cepat di petik Masa panen lebih lama, terlebih
hasilnya dan pohon saat musim kemarau atau musim
lebih subur, serta hujan yang berkepanjangan serta
periode pemanenan periode hasil panen lebih pendek.
lebih panjang.
Manajemen dan Struktur pelindung Manajemen lebih kepada batas-
Perawatan tanaman, perangkap batas tanaman, drainase dan alat-
tanaman serangga dan sistem alat atau mesin membajak serta
irigasi tetes harus pompa air.
dikelola dan dijaga
secara berkelanjutan.
Dampak terhadap Ramah lingkungan Pencemaran lingkungan udara, air
lingkungan (penggunaan pupuk dan mungkin terkontaminasi. pH dan
sekitar pestisida yang EC yang tidak terkontrol.
terkendali). Memerlukan perbaikan tanah
8

untuk hasil panen yang maksimal.

II.5 Hidroponik
Hidroponik merupakan salah satu budidaya pertanian yang digunakan untuk
memperbaiki kuliatas sayuran yang dihasilkan. Hidroponik dapat didefinisikan
sebagai sistem budidaya tanaman dengan menggunakan media selain tanah, tetapi
menggunakan media bersifat inert seperti kerikil, pasir, gambut, vermikulit, batu
apung atau serbuk gergaji dan ditambahkan larutan hara yang berisi seluruh unsur
yang dibutuhkan pertumbuhan tanaman. Hidroponik mempunyai banyak
keunggulan yaitu perawatan lebih praktis dan terkontrol, pemakaian pupuk lebih
efisien, tanaman yang mati lebih mudah untuk diganti, tidak membutuhkan
banyak tenaga kerja dan tanaman dapat tumbuh lebih pesat dan dengan keadaan
yang tidak kotor dan rusak, hasil produksi tinggi, harga jual lebih tinggi, dapat
dibudidayakan diluar musim dan tanaman hidroponik dapat dilakukan pada lahan
atau ruang yang terabtas (Lingga, 1984). Kelemahan dalam hidroponik ialah biaya
awal yang dikeluarkan saat melakukan hidroponik tinggi dan tenaga profesional
atau ahli saat melakukan budidaya secara hidroponik. Teradapat banyak jenis
hidroponik yaitu hidroponik substrat, wick system, floating system, ebb and flow,
aeroponik dan NFT.
Hidroponik substrat merupakan jenis hidroponik dimana media yang
digunakan media padat (bukan tanah), namun dapat menyerap dan menyediakan
nutrisi air dan oksigen serta mendukung akar tanaman (Roidah,2014). Media yang
digunakan ialah batu apung, pasir, serbuk gergaji atau gambut. Media tanam harus
memiliki sifat memapu menahan air, menyediakan nutrisi, oksigen serta mampu
mendukung pertumbuhan akar. Selain itu media tanam juga harus memilki
drainesae yang baik (Lingga,1984).
9

Gambar 5. Jenis Hidroponik Substart (Syafira,2016)

II.6 Media Tanam


Media tanam berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
tanaman tomat. Media tanam yang baik ialah kemampuan mengikat air yang baik,
kandungan unsur hara tinggi, pertukaran antara udara dan akar baik dan dapat
menyokong tumbuhnya tanaman. Media tanam yang digunakan dalam budidaya
harus sesuai dengan tanaman guna pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak
terganggu. Media tanam memiliki manfaat pada pertumbuhan tanaman yaitu
pendukung fisik agar tanaman dapat tumbuh tegak, memberikan oksigen yang
cukup untuk tanaman karna akan memerlukan resepsi untuk penyerapan unsur
hara dan kemampuan media dalam menyediakan air yang cukup bagi tanaman
(Susila, 2003). Media tanam bukan tanah terdapat berbagai macam yaitu arang
sekam, kompos, cocopeat, rockwool, pasir dan lain-lain.
Arang sekam ialah hasil dari pembakaran sekam padi secara tak sempurna.
Arang sekam berfungsi untuk memperbaiki sistem aerasi dan drainase media
tanam. Arang sekam memiliki poros yang tinggi sehingga struktur media tanam
gembur dan mudah untuk ditembus oleh perakaran tanaman. Penggunaan sekam
terdapat dua yaitu secara mentah dan dibakar. Arang sekam atau sekam bakar
strukturnya gembur dan kandungan karbon dalam media tinggi namun media
arang sekam mudah lapuk. Sekam mentah kemampuan mengikat air tinggi, tidak
mudah lapuk namun ketersediaan unsur hara bagi tanaman rendah (Akmal, 2002).
Kandungan nutrisi dalam arang sekam N, P, K dan Ca berturut-turut ialah 0,18%,
0,08%, 0,30% dan 0,14%. Kemampuan menyimpan air pada sekam padi 12,3%
dibandingkan media pasir yang lebih tinggi yaitu 33,7% (Aurum,2005).

A B

a. Tinggi Tanaman b. Umur berbunga


10

Gambar 5. Hasil Tinggi tanaman dan umur berbunga (Harjoko dan Samanhudi,
2006)
Pada hasil tersebut dalam penelitian Harjoko dan Samanhudi (2009)
menunjukkan bahwa media arang sekam mempengaruhi fase pembungaan tomat
dan pertumbuhan tomat. Media arang sekam memberikan rata-rata umur berbunga
tomat lebih cepat, hal ini karena ketersediaan unsur hara yang tersimpan dan
tersedia pada media tanam dapat mempengaruhi pembentukan bunga. Selain itu
media arang sekam dibandingkan dengan abu sekam memberikan pengaruh yang
baik pada tinggi tanaman, jumlah buah, bobot buah dan diameter buah tomat.
Cocopeat ialah serbuk hasil proses penghancuran sabut kelapa. Proses
penghancuran sabut kelapa dihasilkan serat halus yang disebut fiber, pengancuran
serat halus sabuy kelapa dihasilkan serbuk halus yang disebut cocopeat. Cocopeat
sangat baik digunakan sebagai media tanam karna kamampuan mengikat dan
menyimpan air yang tinggi. Komponen dalam cocopeat dapat mendukung
pertumbuhan tanaman dengan baik. Kemampuan mengikat air pada cocopeat yang
tinggi dapat menyebabkan kapasitas pertukaran oksigen dan air buruk, sistem
aerasi rendah sehingga dapat mempengaruhi difusi oksigen dan air. Unsur hara
yang terdapat pada media cocopeat ialah kalisum (Ca), Magnesium (Mg), Kalium
(K), Nitrat (N) dan Fosfor (P). Kemampuan mengikat air cocopeat tergantung
pada pengelolaan yaitu 11-53% dan 50-81% (Awang et all,2009).
Kompos ialah proses pelapukan seresah-seresah daun tanaman, kotoran
hewan yang mengalami proses dekomposisi oleh mikroorganisme pengurai
sehingga baik untuk memperbaiki kesuburan tanah. Kompos dapat digunakan
sebaga media tanam karna sifat poros, struktur yang gembur serta kandungan
nutrisi dalam kompos yang tinggi. Kelebihan media kompos ialah mampu
mengembalikan kesuburan tanah, mempercepat dan mempermudah penyerapan
unsur nitrogen dan bahan dapat disediakan secara mudah dan cepat
(Aurum,2005).

A B C
11

(a) (b) (c)


Gambar 6. Media Kompos (a) Media Arang sekam (b) Media Cocopeat (c)
(Galih,2015)
III. METODE PENELITIAN

III.1 Tempat dan waktu


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – Mei 2017. Penelitian
dilakukan di Dusun Njetak Ngasri, Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kota
Malang. Ketinggian tempat ialah ±600 meter di atas permukaan laut, dengan suhu
udara rata-rata 20º C dan curah hujan 412 mm per tahun.

III.2 Alat dan bahan


Alat yang digunakan dalam penelitian ialah polybag dengan diameter 30cm,
meteran, ajir, timbangan analitik, tali rafia, papan nama, penggaris, kamera digital,
alat tulis, label, penetrometer, handrefractometer, EC meter, pH meter, oven,
cawan petri, mikroskop cahaya dan gembor.
Bahan yang digunakan ialah benih tomat cherry varietas Juliet F1, media
arang sekam, media kompos, media cocopeat, ZPT Fertifort, pupuk AB mix, cat
kuku bening, selotip bening, kaca preparat, amploop dan air.

III.3 Metode penelitian


Penelitian menggunakan percobaan secara Faktorial yang dirancang dengan
Rancangan Acak Kelompok (RAK), meliputi 2 faktor yang diulang sebanyak 3
ulangan. Faktor 1 (satu) ialah media tanam ditandai dengan huruf (M) terdiri dari
5 taraf yaitu :
M1 : Arang sekam 100%
M2 : Kompos 100%
M3 : Cocopeat 100%
M4 : Arang sekam 50% dan cocopeat 50%
M5 : Arang sekam 50% dan Kompos 50% (Kontrol)
Sedangkan faktor ke 2 (dua) ialah interval fertigasi ditandai dengan huruf (F)
terdiri dari 3 taraf, yaitu
F1 : Interval Fertigasi 3 kali sehari pada jam 07.00, 12.00 dan 16.00 WIB
F2 : Interval Fertigasi 4 kali sehari pada jam 07.00, 10.00, 13.00 dan 16.00
WIB
12

F3: Interval Fertigasi 5 kali sehari pada jam 07.00, 09.00, 12.00, 14.00 dan
16.00 WIB
Dari 2 faktor tersebut diperoleh 15 kombinasi perlakuan disajikan pada tabel
2, perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 45 plot percobaan. Dalam
setiap plot percobaan jumlah tanaman yaitu 9 tanaman dan jumlah tanaman
sampel 7 tanaman. Total tanaman keseluruhan ialah 405 tanaman tomat cherry
dan total tanaman sampel keseluruhan ialah 315 tanaman tomat cherry. Jarak antar
polybag ialah 10x10 cm dan jarak antar petak perlakuan ialah 20x20 cm. Denah
rancangan terlampir.

Tabel 2. Kombinasi Rancangan Penelitian


Faktor 1 Faktor 2

F1 F2 F3
M1 M1F1 M1F2 M1F3
M2 M2F1 M2F2 M2F3
M3 M3F1 M3F2 M3F3
M4 M4F1 M4F2 M4F3
M5 M5F1 M5F2 M5F3

III.4 Pelaksanaan percobaan

III.4.1 Penelitian pendahuluan


Penelitian pendahuluan dilakukan dengan pengukuran kapasitas lapang pada
setiap media untuk mengetahui kemampuan media tanam dalam mengikat air.
Pengukuran kapasitas lapang dilakukan pada 5 media yaitu arang sekam, kompos,
cocopeat, arang sekam + kompos dan arang sekam+cocopeat. Media tanam
dimasukkan pada polybag berukuran 30x30cm. Media tanam kemudia diambil
sampel dan di analisis tanah di Laboratorium Fisika Jurusan Tanah Fakultas
Pertanian Univeristas Brawijaya. Hasil analisa tanah kemudian dihitung jumlah
kebutuhan air tiap polybag, perhitungan kebutuhan air terlampir.

Tabel 3. Hasil kadar air media tanam yang didapat ialah sebagai berikut :
No Media Tanam Jumlah Kebutuhan Air (ml)

1 Arang Sekam 330


13

2 Kompos 660
3 Cocopeat 1260
4 Arang sekam + Cocopeat 600
5 Arang sekam + Kompos (Kontrol) 660

III.4.2 Persiapan media tanam


Media tanam yang digunakan ialah arang sekam, kompos dan cocopeat.
Media tanam dicampur sesuai dengan perlakuan. Ukuran polybag yang
digunakan berdiameter 30cm x 30cm. Media tanam diisi sampai batas 5cm dari
mulut polybag bagian atas. Media tanam yang telah terisi pada polybag kemudian
di timbang dengan berat 3kg tiap media tanam.

III.4.3 Persiapan bahan tanam


Bahan tanam yang digunakan dalam penelitian ini ialah benih tomat cherry
dengan ciri benih tidak keriput, cacat dan terbebas dari hama dan penyakit. Benih
diberikan perlakuan terlebih dahulu sebelum dilakukan persemaian. Benih
direndam dengan ZPT Fertifort 1 ml/liter yang dicampurkan dengan air hangat
selama 30-60 menit. ZPT Fertifort berfungsi untuk mempercepat perkecambahan
benih tomat cherry, sedangkan air hangat berfungsi untuk mempercepat dormansi
benih tomat cherry.

III.4.4 Persemaian
Benih yang telah direndam kemudian disemaikan dengan media sesuai
dengan perlakuan masing-masing, selama persemaian benih disiram 2 kali sehari
yaitu pagi dan sore menggunakan gembor. Persemaian pada setiap 1 lubang kotak
tray 1 benih tomat cherry. Persemaian dilaksanakan selama ±14 hari persemaian
dan kemudian akan dilakukan penanaman.

III.4.5 Penanaman
Penanaman dilakukan ketika bibit tomat cherry telah berumur 30 hari
setelah persemaian atau dilihat jumlah daun sejati yaitu 3-4 helai daun. Polybag
yang telah terisi media kemudian dilubang sedalam 5cm untuk ditanam bibit
tomat cherry. Bibit tomat cherry dimasukkan hingga seluruh akar tanaman
14

kemudian tanaman dipadatkan. Pemindahan bibit dilakukan secara berhati-hati


guna tidak merusak akar dan batang bibit tomat cherry sehingga pertumbuhannya
tidak terganggu. Penanaman dilakukan saat siang atau sore hari untuk mengurangi
stres pada tanaman, sedangkan jika dilakukan siang hari kondisi cuaca yang panas
dapat menyebabkan tanaman layu dan mati. Penanaman tomat cherry pada 1
polybag 1 lubang ditanam 1 bibit tomat cherry.

III.4.6 Pemeliharaan tanaman


Pemeliharaan tanaman tomat cherry meliputi penyiraman, penyulaman,
pelilitan, pewiwilan, pengajiran, pemangkasan, pemupukan dan pengendalian
hama dan penyakit tanaman.
a. Penyiraman
Tanaman tomat cherry sangat peka terhadap air sehingga kekurangan atau
kelebihan air pada tanaman tomat cherry akan mempengaruhi pertumbuhan
tanaman tomat cherry. Penyiraman dilakukan bersama nutrisi sesuai dengan
perlakuan yang diberikan dan kebutuhan air tiap media tanam. Penyiraman
dilakukan setiap hari pada permukaan polybag hingga merata keseluruhan dengan
menggunakan gembor dan dilakukan secara manual.
b. Penyulaman
Penyulaman dilakukan ketika tanaman mati, kerdil, tumbuh tidak normal atau
rusak, atau saat terserang penyakit. Penyulaman dilakukan 7-14 hst. Penyulaman
dilakukan dengan berhati-hati agar tanaman tidak mengalami stress sehingga
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
c. Pelilitan, pewiwilan dan pengajiran
Pelilitan dilakukan bersamaan pengajiran pada tanaman tomat cherry.
Pengajiran dan pelilitan dilakukan saat tanaman berumur 30-45 hari setelah
tanam. Pengajiran berfungsi sebagai penegak tanaman agar tanaman tidak roboh,
barisan rapi dan mempermudah dalam perawatan. Pengajiran dilakukan
menggunakan tali yang diikat diatas tiang greenhouse kemudian tanaman tomat
cherry dilakukan pelilitan pada tali tersebut.
Pewiwilan ialah pembuangan tunas air pada ketiak daun untuk
mengoptimalkan penyerapan nutrisi dalam tanaman sehingga pertumbuhan
tanaman tomat cherry dapat optimal. Tunas air bersifat tidak produktif dan banyak
15

tumbuh diketiak daun sehingga akan mengganggu pertumbuhan tanaman.


Pewiwilan dilakukan 2 minggu sekali dengan cara manual yaitu dicabut atau
menggunakan gunting dalam keadaan steril.
d. Pemangkasan
Pemangkasan sering disebut juga devoliasi. Pemangkasan dilakukan saat
tanaman mulai berbuah dan berbunga yaitu ±30hst. Pemangkasan bertujuan untuk
mempercepat pematangan buah dan pembungaan. Pemangkasan dilakukan pada
daun bawah sampai batas buah yang yang telah masak atau sampai batas bunga
yang telah muncul, selain itu daun yang rimbun dan menguning juga dilakukan
pemangkasa. Proses pemangkasan dilakukan dengan menggunakan gunting daun
dalam keadaan steril.
e. Pembuatan nutrisi
Pupuk yang diguanakan dalam penelitian ialah pupuk ABmix. Kandungan
unsur hara pada pupuk ABmix berbeda-beda. Pada pupuk A yaitu Kalsium nitrat,
kalium nitrat dan pengkelat Fe, sedangkan pada pupuk B yaitu mengandung
campuran kalium di-hidro fosfat, amonium sulfat, kalium sulfat, kalium nitrat,
magnesium sulfat, mangan sulfat, tembaga sulfat, seng sulfat dan beragam unsur
hara mikro (Syariefa et all, 2014). Pembuatan pupuk ABmix dilakukan dengan
cara melarutkan pupuk ABmix A dan pupuk ABmix B dilarutkan masing-masing
kedalam 5 liter air. Sebelum dicampurkan kedua nutrisi tersebut diukur EC dan
pH meter terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhan tanaman tomat cherry. Nutrisi
tersebut kemudian diambil 5ml dicampurkan pada 1 1liter air kemudian diaduk
hingga tercampur dan disimpan pada ember plastik.
f. Pemupukan
Pemupukan sangat penting dalam pertumbuhan tanaman untuk menunjang
kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Pemupukan dalam hidroponik diberikan
bersamaan dengan penyiraman yang disebut fertigasi. Fertigasi dilakukan dengan
penyiraman pada permukaan polybag hingga merata dengan gembor. Volume
fertigasi yang diberikan pada setiap tanaman yaitu 1200 ml yang diberikan sesuai
dengan kadar air kapasitas lapang media tanam.
g. Pengendalian hama dan penyakit tanaman
16

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan untuk mencegah adanya hama


dan penyakit yang mengganggu tanaman. Pengendalian dilakukan secara kimia
jika serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) telah mencampai ambang
kendali. Pengendalian dilakukan secara mekanis jika serangan OPT rendah.

III.4.7 Panen
Panen tanaman tomat cherry dilakukan setelah tanaman berumur ±80 hari
setelah tanam dan telah memenuhi kriteria panen yaitu warna buah berubah dari
warna buah hijau ke merah atau 50% berwarna merah. Pemanenan dilakukan
dengan menggunakan gunting untuk memotong pada pangkal batang buah jika
buah merata dan jika buah tidak merata maka tangkai buah yang sudah matang
saja di panen. Panen hingga akhir umur tanaman yaitu ±100 hst dan setiap
perlakuan interval waktu panen 5 hari sekali.

III.5 Pengamatan Percobaan


Pengamatan pertumbuhan dilakukan pada parameter non destruktif sebagai
berikut ;
a. Tinggi tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada setiap tanaman dan setiap
perlakuan menggunakan meteran dari pangkal batang hingga titik tumbuh
tanaman. Pengukuran dilakukan saat umur tanaman 1- 9 mst.
b. Jumlah daun (helai)
Pengukuran jumlah daun pada setiap tanaman dan setiap perlakuan dihitung
pada daun sejati, dilakukan saat umur tanaman 1 mst-9mst.
c. Umur berbunga (HST)
Umur bunga dilihat dari 50% populasi tanaman berbunga yang sudah mekar
sempurna pada tanaman setiap perlakuan tanaman.
d. Jumlah Bunga Mekar
Pengamatan dilakukan dengan mencatat jumlah hari bunga mekar sempurna
setelah penanaman (4-5 mst) setiap tanaman pada setiap perlakuan hingga 9 mst.
e. Fruit Set (%)
Jumlah buah dihitung dari presentase buah terbentuk setiap tanaman pada
setiap perlakuan sebagai berikut :
17

Jumlah Buah Terbentuk


% fruit set= x 100 % .
Jumlah Total Bunga mekar
(Kusumayati et all, 2015)
f. Jumlah Tandan Buah Tiap Tanaman
Pengamatan dilakukan dengan mencatan jumlah tandan buah tiap tanaman
setelah penanaman (4-5 mst) setiap tanaman pada setiap perlakuan hingga 9 mst.

g. Jumlah buah terbentuk


Pengamatan dilakukan dengan mencatan jumlah buah terbentuk tiap tanaman
setelah penanaman (4-5 mst) setiap tanaman pada setiap perlakuan hingga 9 mst.
h. Umur Panen (HST)
Penghitungan umur panen tanaman tomat dihitung 90% buah masak
fisiologis saat panen pertama setiap tanaman pada setiap perlakuan.
Panen dilakukan sebanyak 3 kali pemanenan dengan selang 5 hari setelah
panen pertama. Parameter panen yang diamati pada saat tanaman berumur ±85
hst. Parameter saat panen sebagai berikut
a. Bobot buah pertanaman (g)
Bobot buah dihitung dengan mengambil 5 buah tomat cherry pada setiap
tanaman sesuai perlakuan kemudian ditimbang dengan timbangan analitik.
b. Bobot buah total tanaman (g)
Bobot buah dihitung dari bobot buah secara keseluruhan pada tanaman sesuai
dengan perlakuan menggunakan timbangan analitik.
c. Kerapatan Stomata
Kerapatan stomata dalah perbandingan jumlah luas stomata per satuan luas
daun sehingga dalam unit per cm3. Parameter kerapatan stomata dilakukan dengan
mengolesi bagian bawah daun dengan cat kuku yang transparan dan di diamkan
selama 1 menit. Setelah cat kuku kering, selotip diletakan pada bagian daun
tersebut. Selotip dilepas dan ditempelkan pada kaca preparat untuk diamati di
bawah mikroskop dengan perbesaran 400x. Parameter yang diamati ialah jumlah
stomata pada tiap bidang pandang. Perhitungan dilakukan pada 4 bidang pandang
18

yang berbeda. Perhitungan kerapatan stomata menggunakan rumus sebagai


berikut :
Kerapatan stomata
S 1+S 2+ S 3+ … … … … . Sn RS
RS= KS= (3)
n LBP
Keterngan :
RS : Rata-rata stomata S2 : Stomata bidang pandang 2
LBP : Luasan bidang pandang (mm2) S3 : Stomata bidang pandang 3
KS : Kerapatan stomata Sn : Stomata bidang pandang n
S1 : Stomata bidang pandang 1 n : Banyaknya bidang pandang
( Hidayati, 2009)
d. Kadar gula setiap tanaman (ºbrix)
Kadar gula terlarut dalam tanaman tomat cherry diukur menggunakan alat
handrefractometer, dengan cara menghancurkan buah tomat kemudian disaring
dan meneteskan cairan buah tomat pada lensa handrefractometer. Lalu melihat
angka yang ditunjukkan warna biru pada monitor handrefractometer. Pengukuran
kadar gula terlarut diambil 3 buah tanaman panen pada setiap perlakuan.
e. Kekerasan buah (kg.cm-1)
Pengukuran kekerasan buah dihitung menggunakan alat penetrometer yaitu
dengan menekankan buah pada tiga tempat yang berbeda. Pengukuran kekerasan
buah dilakukan pada 3 buah tanaman sampel panen pada setiap perlakuan.

III.6 Analisis data


Data pengamatan selanjutnya dilakukan analisis dengan menggunakan
analisis ragam (uji F) dengan taraf 5%. Hasil pengujian terdapat perbedaan yang
nyata antar perlakuan maka dilanjutkan dengan uji perbandingan antar perlakuan
menggunakan Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Analisa data ini
menggunakan apliksi DSAASTAT 1.101 (Onifri, 2011).
19

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Tinggi Tanaman


Hasil analisa ragam menunjukkan bahwa perlakuan media tanam
dengan interval fertigasi tidak menunjukkan adanya interaksi terhadap
tinggi tanaman pada umur pengamatan 1 mst hingga 9 mst. Rata-rata
tinggi tanaman tomat cherry disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Rerata Tinggi Tanaman Tomat Cherry Akibat Perlakuan Media Tanam
dan Interval Fertigasi pada berbagai Umur Pengamatan
Perlakuan Tinggi Tanaman (cm)
1mst 2mst 3mst 4mst 5mst 6mst 7mst 8mst 9mst
M1 3
1
,
18,89 70,22 a 105,33 ab 136,6 ab 166,81 a 187,57 b 208,41 b 230,62 b
6
3
a
M2 3
0
,
19,56 8 69,85 a 105,96 ab 136,01ab 167,74 a 185,7 ab 205,71 b 227,33 b
1

a
M3 3
0
,
19,48 7 70,52 a 101,19 a 132,22 a 161,44 a 174,78 a 192,69 a 212,96 a
0

a
M4 3
0
,
18,93 1 69,63 a 106,89 b 137,37 b 169,70 a 190,37 b 210,87 b 233,44 b
5

a
M5 2
8
,
17,78 4 68,52 a 108,33 ab 140,26 b 171,52 a 191,52 b 211,85 b 233,51 b
1

a
BNT 5% tn 5,11 2,52 5,95 6,08 10,08 11,34 12,79 13,40
F1 18,97 30,60 70,06 106,13 137,06 168,46 187,66 208,29 230,02
F2 19,04 29,75 69,24 104,95 136,57 167,04 185,31 204,84 227,00
F3 18,75 30,66 69,93 105,53 135,84 166,82 185,02 204,57 225,71
BNJ 5% tn tn tn tn tn tn tn tn tn
KK (%) 6,45 7,08 1,52 2,37 1,87 2,53 2,56 2,61 2,47
Keterangan: Angka pada tabel yang didampingi huruf yang sama pada kolom sama menunjukkan tidak berbeda nyata
pada uji BNJ dengan taraf kesalahan 5% ; mst = minggu setelah tanam; M=media tanam; F= Interval
20

Fertigasi
Berdasarkan hasil pada Tabel 4. menunjukkan bahwa perbedaan media
tanam memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman. Media arang sekam 50%
+kompos 50% (M5) menunjukkan hasil rerata tinggi tanaman tomat cherry
tertinggi dibandingkan dengan media lainnya. Pada media arang sekam 100%
(M1), media kompos 100% (M2), media cocopeat 100% (M3), media arang
sekam 50%+cocopeat 50% (M4) dan media arang sekam 50%+kompos 50%
pengamatan 1 mst menunjukkan tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman.
Pada media arang sekam 100% (M1) pengamatan 2 mst, 3 mst dan 6 mst
terhadap tinggi tanaman menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada umur 7
mst, 8 mst dan 9 mst. Media kompos 100% (M2) menunjukkan bahwa tinggi
tanaman pengamatan 2 mst, 3 mst dan 6 mst terdapat pengaruh berbeda nyata
pada tinggi tanaman. Pada media cocopeat 100% (M3) menunjukkan hasil
pengamatan 2 mst, 3 mst, 4 mst, 5 mst, 6 mst, 7 mst, 8 mst dan 9 mst tidak
berbeda nyata terhadap tinggi tanaman. Media arang sekam 50%+cocopeat 50%
(M4) menunjukkan hasil pada pengamatan 2 mst, 3 mst dan 6 mst yang berbeda
nyata terhadap tinggi tanaman umur 4 mst, 5 mst, 7 mst dan 9 mst. Media arang
sekam 50%+kompos 50% menunjukkan hasil pengamatan 2 mst, 3 mst dan 6 mst
bahwa berbeda nyata terhadap umur pengataman 5 mst, 7 mst, 8 mst dan 9 mst.
Pada perlakuan interval fertigasi saat pengamatan 1 mst, 2 mst, 3 mst, 4 mst,
5mst, 6 mst, 7 mst, 8 mst dan 9 mst menunjukkan hasil tidak berbeda nyata
terhadap tinggi tanaman tomat cherry, sedangkan interval fertigasi 4 kali (F2)
menunjukkan hasil tinggi tanaman tertinggi yaitu 227 cm dibandingkan dengan
interval fertigasi lainnya.
4.1.2 Jumlah Daun (Helai)
Analisa ragam pada pengamatan jumlah daun menunjukkan bahwa
pada perlakuan media tanam dengan interval fertigasi tidak menunjukkan
adanya interaksi terhadap rerata jumlah daun pada pengamatan 1 mst
hingga 9 mst.
Tabel 5. Rerata Jumlah Daun Akibat Perlakuan Media Tanam dan Interval
Fertigasi Terhadap Jumlah Daun pada berbagai Umur Pengamatan
Perlakuan Jumlah Daun (helai)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
m m m m m m m m m
s s s s s s s s s
21

t t t t t t t t t
M1 4,77 8,55 a 11,66 a 15,48 a 18,96 a 23,96 a 30,59 a 38,62 a 50,14 a
M2 4,85 8,37 a 11,62 a 15,77 a 19,48 a 23,48 a 29,85 a 37,29 a 49,88 a
M3 4,29 7,59 a 10,48 a 14,66 a 18,11 a 22,18 a 28,77 a 36,48 a 47,85 a
M4 4,55 8,25 a 11,48 a 15,85 a 19,85 a 23,37 a 30,33 a 37,66 a 49,14 a
M5 4,66 8,11 a 11,44 a 15,70 a 19,29 a 24,11 a 30,22 a 37,81 a 49,37 a
BNJ 5% tn 1,46 1,91 1,93 2,51 3,14 2,98 3,02 3,24
F1 4,51 8,15 11,31 15,33 19,06 23,24 30,00 37,35 59,37
F2 4,68 8,31 11,44 15,73 19,11 23,75 30,06 37,88 49,46
F3 4,68 8,06 11,26 15,42 19,24 23,26 29,77 37,48 49,00
BNJ 5% tn tn tn tn tn tn tn tn tn
KK (%) 10,3 7,50 7,09 5,25 5,51 5,6 4,18 3,3 2,76
Keterangan: Angka pada tabel yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata pada uji BNJ dengan taraf kesalahan 5% ; mst = minggu setelah tanam. M= media
tanam; F= interval fertigasi

Hasil pengamatan jumlah daun menunjukkan bahwa perlakuan


media tanam dan interval fertigasi tidak berbeda nyata. Media arang sekam
100% (M1) menunjukkan rerata jumlah daun tertinggi yaitu 50,14 helai
daun diantara media tanam lainnya, sedangkan pada interval feritigasi 3
kali (F1) menunjukkan hasil rerata jumlah daun tertinggi yaitu 59,37 helai
daun.

4.1.3 Umur Berbunga Mekar (HST)


Hasil analisa ragam terhadap umur berbunga mekar menunjukkan bahwa
perlakuan media tanam dan interval fertigasi memberikan pengaruh nyata, namun
tidak menunjukkan adanya interaksi.
Tabel 6. Pengaruh Perlakuan Media Tanam dan Interval Fertigasi Terhadap Umur
Berbunga Mekar Tomat Cherry (hst)
Perlakuan Umur Berbunga Mekar (hst)
M1 34,11 a
M2 38,77 ab
M3 58,33 cd
M4 62,88 d
M5 48,22 bc
BNJ 5% 10,34
F1 44,13 a
F2 50,20 a
F3 51,06 a
BNJ 5% 8,78
KK (%) 8,96
Keterangan: Angka pada tabel yang didampingi huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan
tidak berbeda nyata pada uji BNJ dengan taraf kesalahan 5%. HST = hari setelah tanam;
M=media tanam; F=interval fertigasi
22

Media arang sekam 50%+cocopeat 50% (M4) menunjukkan hasil umur


berbunga mekar lebih cepat dibandingkan media tanam lainnya. Perlakuan media
tanam arang sekam 100% (M1) menunjukkan hasil berbeda nyata terhadap umur
berbunga mekar pada media cocopeat 100% (M3), media arang sekam 50%
+cocopeat 50% (M4) dan media arang sekam 50%+kompos 50% (M5). Media
arang sekam 50%+cocopeat 50% (M4) menunjukkan hasil yang berbeda nyata
terhadap media arang sekam 100% (M1) dan media kompos 100% (M2).
Perlakuan interval fertigasi tidak berbeda nyata terhadap umur berbunga
mekar, sedangkan pada interval fertigasi 3 kali (F3) menunjukkan hasil umur
berbunga lebih cepat yaitu 51,06 dibandingkan dengan interval fertigasi lainnya.
4.1.4 Jumlah Bunga Mekar
Pada hasil analisa ragam jumlah bunga mekar tanaman tomat cherry
menunjukkan interaksi antara perlakuan media tanam dengan interval fertigasi
pada pengamatan 5 mst hingga 9 mst. Rerata jumlah bunga mekar tanaman tomat
cherry disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Rerata Bunga Mekar Akibat Interaksi Media Tanam dan Interval
Fertigasi terhadap Tanaman Toamt Cherry pada berbagai Umur
Pengamatan
Rata-Rata Jumlah Bunga Mekar
Umur Perlakuan
F1 F2 F3
M1 3,33 ab 3,22 ab 3,11 ab
M2 3,66 b 2,55 ab 3,00 ab
M3 2,00 a 1,88 a 2,22 ab
5 mst M4 1,88 a 3,00 ab 2,66 ab
M5 1,88 a 2,22 ab 2,66 ab
BNJ 5% 1,53
KK (%) 19,29
M1 18,44 cd 17,88 bcd 14,55 abcd
M2 17,88 bcd 19,00 d 17,44 bcd
M3 14,11 abc 14,00 abc 12,22 a
6 mst M4 12,33 a 13,22 ab 12,55 a
M5 13,66 abc 13,77 abc 16,88 abcd
BNJ 5% 4,87
KK (%) 10,58
M1 30,55 c 31,22 c 28,77 bc
M2 27,33 abc 30,22 c 30,44 c
7 mst M3 27,66 abc 28,00 abc 27,33 abc
M4 25,11 ab 23,44 a 23,11 a
M5 23,77 ab 24,44 ab 27,55 abc
23

BNJ 5,01
KK(%) 6,07
M1 42,44 b 41,22 b 39,77 ab
M2 39,44 ab 40,22 ab 41,66 b
M3 38,33 ab 34,77 a 37,44 ab
8 mst M4 37,44 ab 34,88 a 34,22 a
M5 34,44 a 37,33 ab 38,22 ab
BNJ 5% 6,13
KK (%) 5,30
M1 52,22 bc 52,44 bc 52,44 bc
M2 49,22 abc 51,77 bc 54,33 c
M3 48,33 abc 48,22 abc 47,11 ab
9 mst M4 49,33 abc 46,44 ab 44,22 a
M5 46,11 ab 46,66 ab 48,44 abc
BNJ 5% 6,65
KK (%) 4,47
Keterangan: Angka pada tabel yang didampingi huruf yang berbeda pada kolom dan baris yang
sama menunjukkan berbeda nyata pada uji BNJ dengan taraf kesalahan 5%. mst =
minggu setelah tanam; M= media tanam; F= Interval Fertigasi
Pada pengamatan bunga mekar umur 5 mst, perlakuan media tanam dengan
interval fertigasi 3 kali (F1), interval fertigasi 4 kali (F2) dan interval fertigasi 5
kali (F3) menunjukkan rerata bunga mekar tidak berbeda nyata. Media kompos
100% (M2) dengan interval fertigasi 3 kali (F1) menunjukkan hasil yang berbeda
nyata dengan media cocopeat 100% (M3), media arang sekam 50%+cocopeat
50% (M4) dan media arang sekam 50% +kompos 50% (M5).
Rerata bunga mekar pada pengamatan 6 mst, perlakuan media tanam dengan
interval fertigasi 3 kali (F1),interval fertigasi 4 kali (F2) dan interval fertigasi 5
kali (F3) menunjukkan rerata bunga mekar tidak berbeda nyata. Media arang
sekam 100% (M1) dengan interval fertigasi 3 kali (F1) dan media kompos 100%
(M2) dengan interval fertigasi 3 kali (F1) menunjukkan hasil berbeda nyata
dengan media arang sekam 50%+cocopeat 50% (M4). Pada perlakuan media
kompos 100% (M2) dengan interval fertigasi 4 kali (F2) menunjukkan berbeda
nyata dengan media cocopeat 100% (M3), media arang sekam 50%+cocopeat
50% (M4) dan media arang sekam 50% + kompos 50% (M5). Media kompos
100% (M2) dengan interval fertigasi 5 kali (F3) menunjukkan berbeda nyata
dengan media cocopeat 100% (M3) dan media arang sekam 50%+cocopeat 50%
(M4).
Pada pengamatan 7 mst rerata bunga mekar, perlakuan media tanam dengan
interval fertigasi 3 kali (F1),interval fertigasi 4 kali (F2) dan interval fertigasi 5
kali (F3) menunjukkan rerata bunga mekar tidak berbeda nyata. Pada media tanam
24

arang sekam 100% (M1) dengan interval fertigasi 3 kali (F1) menunjukkan hasil
berbeda nyata terhadap media tanam arang sekam 50%+cocopeat 50% (M4) dan
media arang sekam 50%+ kompos 50% (M5). Media tanam arang sekam 100%
(M1) dengan interval fertigasi 4 kali (F2) dan media kompos 100% (M2) dengan
interval fertigasi 4 kali (F2) menunjukkan hasil berbeda nyata terhadap media
arang sekam 50% + cocopeat 50% (M4) dan media arang sekam 50%+kompos
50% (M5). Perlakuan media arang sekam 100% (M1) dengan interval fertigasi 5
kali (F3) dan media kompos 100% (M2) dengan interval fertigasi 5 kali (F3)
menunjukkan hasil berbeda nyata terhadap media arang sekam 50%+cocopeat
50% (M4).
Rerata bunga mekar pada 8 mst, perlakuan media tanam dengan interval
fertigasi 3 kali (F1),interval fertigasi 4 kali (F2) dan interval fertigasi 5 kali (F3)
menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Pada media arang sekam 100%
(M1) dengan interval fertigasi 3 kali (F1) menunjukkan hasil berbeda nyata
terhadap media arang sekam 50%+cocopeat 50% (M4). Media arang sekam 100%
(M1) dengan interval fertigasi 4 kali (F2) menunjukkan hasil yang berbeda nyata
terhadap media cocopeat 50% (M3) dan media arang sekam 50+cocopeat 50%
(M4). Sedangkan pada media kompos 100% (M2) dengan interval fertigasi 5 kali
(F3) menunjukkan hasil yang berbeda nyata dengan media arang sekam 50%
+cocopeat 50% (M4).
Rerata bunga mekar pada pengamatan 9 mst, perlakuan media tanam dengan
interval fertigasi 3 kali (F1),interval fertigasi 4 kali (F2) dan interval fertigasi 5
kali (F3) menunjukkan hasil yang tidak berbeda. Pada media kompos 100% (M2)
dengan interval fertigasi 5 kali (F2) menunjukkan hasil berbeda nyata terhadap
media arang sekam 50%+cocopeat 50% (M4).
Secara terpisah pada hasil analisa ragam menunjukkan bahwa perlakuan
media tanam menunjukkan hasil yang berbeda nyata terhadap rerata jumlah bunga
mekar pada tanaman tomat cherry pada 5 mst hingga 9 mst.

Tabel 8. Rerata Bunga Mekar Akibat Perlakuan Media Tanam dan Interval
Fertigasi terhadap Tanaman Tomat Cherry pada berbagai Umujr
Pengamatan
Perlakuan Rata-Rata Jumlah Bunga Mekar
5 mst 6 mst 7 mst 8 mst 9 mst
M1 3,22 a 16,96 bc 30,18 b 41,14 b 52,37 b
25

M2 3,07 a 18,11 c 29,33 b 40,44 b 51,77 ab


M3 2,03 a 13,44 ab 27,66 ab 36,85 ab 47,88 ab
M4 2,51 a 12,70 a 23,88 a 35,51 a 46,66 a
M5 2,25 a 14,77 abc 25,25 a 36,66 ab 47,07 a
BNJ 5% 1,20 3,83 3,94 4,81 5,23
F1 2,55 15,28 26,88 38,42 49,04
F2 2,57 15,57 27,46 37,68 49,11
F3 2,73 14,73 27,44 38,26 49,31
BNJ 5% tn tn tn tn tn
KK (%) 19,29 10,58 6,07 5,30 4,47
Keterangan: Angka pada tabel yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan
tidak berbeda nyata pada uji BNJ dengan taraf kesalahan 5%. mst = minggu setelah
tanam; M=media tanam; F = interval fertigasi
Pada Tabel 8. media arang sekam 100% (M1) menunjukkan hasil rerata
jumlah bunga mekar tertinggi dibandingkan media tanam lainnya. Pengamatan 5
mst media arang sekam 100% (M1) menunjukkan hasil rerata bunga mekar
berbeda nyata terhadap pengamatan 6 mst, 7 mst, 8 mst dan 9 mst. Rerata bunga
mekar media kompos 100% (M2) pada umur pengamatan 5 mst berbeda nyata
terhadap pengamatan 6 mst, 7 mst dan 8 mst. Media tanam cocopeat 100% (M3),
media tanam arang sekam 50%+ cocopeat 50% (M4) dan media tanam arang
sekam 50%+kompos 50% (M5) pada pengamatan 5 mst,6 mst, 7 mst, 8 mst dan 9
mst menunjukkan hasil rerata bunga mekar yang tidak berbeda nyata.
Interval fertigasi menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata, namun hasil
rerata bunga mekar tertinggi pada interval fertigasi 5 kali.

4.1.5 Jumlah Tandan Buah Tiap Tanaman


Pada analisa ragam menunjukkan bahwa terjadi interaksi jumlah tandan
buah tiap tanaman tomat cherry pada pengamatan 8 mst dan 9 mst akibat
perlakuan media tanam dengan interval fertigasi.

Tabel 9. Rerata Tandan Buah Tiap Tanaman Akibat Interaksi Media Tanam
dengan Interval Fertigasi terhadap Tanaman Tomat Cherry pada
berbagai umur Pengamatan
Rata-Rata Jumlah Tandan Buah Tiap Tanaman
Umur Perlakuan
F1 F2 F3
M1 8,22 a 7,66 a 7,11 a
M2 7,33 a 8,00 a 7,66 a
8 mst M3 7,77 a 7,11 a 7,22 a
M4 7,66 a 7,88 a 7,33 a
M5 7,55 a 7,33 a 7,55 a
BNJ 5% 1,21
KK (%) 5,29
M1 9,44 a 9,33 a 10,22 a
M2 9,11 a 9,66 a 9,55 a
9 mst
M3 9,55 a 9,11 a 10,44 a
M4 9,88 a 9,77 a 9,22 a
26

M5 9,55 a 9,22 a 9,5 a


BNJ 5% 1,42
KK (%) 4,92
Keterangan: Angka pada tabel yang didampingi huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNJ dengan taraf kesalahan 5%. Mst = minggu
setelah tanam

Pada pengamatan tandan buah tanaman tomat cherry Tabel 9.


menunjukkan bahwa perlakuan media tanam dengan interval fertigasi 3
kali (F1), interval fertigasi 4 kali (F2) dan interfval fertigasi 5 kali (F3)
saat 8 mst dan 9 mst tidak menunjukan hasil berbeda nyata.
Pada Tabel 10. secara terpisah pengamatan rerata tandan buah tiap
tanaman tomat cherry menunjukkan perlakuan media tanam dan interval
fertigasi saat pengamatan 5 mst dan 6 mst tidak berpengaruh nyata,
sedangkan pada pengamatan 7 mst menunjukkan pengaruh nyata terhadap
rerata tandan buah tanaman. Perlakuan media tanam 5 mst menghasilkan
rerata tandan buah tiap tanaman tertinggi pada media tanam arang sekam
50%+kompos 50% (M5). Perlakuan interval fertigasi yang menunjukkan
rerata tandan buah tiap tanaman tertinggi pada interval fertigasi 5 kali
(F3).

Tabel 10. Rerata Tandan Buah Akibat Media Tanam dan Interval Fertigasi
Terhadap Tanaman Tomat Cherry pada berbagai Umur Pengamatan.
Rata-Rata Tandan Buah Tiap Tanaman
Perlakuan
5 mst 6 mst 7 mst

2,00 5,03 6,59 a


M1
2,03 4,59 5,92 a
M2
2,03 4,66 6,14 a
M3
1,92 4,51 6,37 a
M4
2,07 4,37 5,96 a
M5
BNJ 5% tn tn 0,91

1,93 4,68 6,26 a


F1
2,04 4,77 6,35 a
F2
2,06 4,44 5,97 a
F3
BNJ 5% tn tn 0,78

KK (%) 18,91 11,18 6,23

Keterangan: Angka pada tabel yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan
tidak berbeda nyata pada uji BNJ dengan taraf kesalahan 5%. mst = minggu setelah tanam;
27

M=media tanam; F=interval fertigasi.

Pengamatan 7 mst perlakuan media tanam dan interval fertigasi tidak


memberikan pengaruh nyata terhadap rerata tandan buah tanaman tomat cherry.
Media tanam arang sekam 100% (M1) menunjukkan hasil rerata tandan buah
tanaman tertinggi dibandingkan dengan media lainnya, sedangkang pada interval
fertigasi 4 kali (F2) menunjukkan hasil rerata tandan buah tertinggi.
4.1.6 Umur Berbuah (HST)
Analisa ragam menunjukkan bahwa terjadi interaksi terhadap umur berbuah
antara perlakuan media tanam dengan interval fertigasi.
Tabel 11. Umur Berbuah Akibat Interaksi Media Tanam dan Interval Fertigasi
terhadap Tanaman Tomat Cherry .
Umur Berbuah
Perlakuan
F1 F2 F3
M1 42, 00 a 48,33 a 50 abc
M2 48,66 ab 47,00 a 49,33 ab
M3 64,33 bcde 69,00 de 74,00 e
M4 65,66 cde 72,00 e 71,33 e
M5 51,00 abc 69,33 de 54,33 abcd
BNJ 5% 15,94
KK (%) 9,01
Keterangan: Angka pada tabel yang didampingi huruf yang berbeda pada kolom dan baris yang
sama menunjukkan berbeda nyata pada uji BNJ dengan taraf kesalahan 5%;
M=media tanam; F=interval fertigasi.
Berdasarkan Tabel 10. pada pengamatan umur berbuah perlakuan
media tanam dengan interval fertigasi 3 kali (F1), interval fertigasi 4 kali
(F2) dan interval fertigasi 5 kali (F3) menunjukkan hasil tidak berbeda
nyata. Pada media arang sekam 100% (M1) dengan interval fertigasi 3 kali
(F1) berbeda nyata dengan media cocopeat 100% (M3) dan media arang
sekam 50%+cocopeat 50% (M4). Media arang sekam 100% (M1) dengan
Interval Fertigasi 4 kali (F2) dan media Kompos 100% (M2) dengan
Interval fertigasi (F2) menunjukkan hasil berbeda nyata dengan media
cocopeat 100% (M3), media arang sekam 50%+cocopeat 50% (M4) dan
media arang sekam 50%+kompos 50% (M5). Rerata tandan buah tanaman
tomat cherry pada media tanam kompos 100% (M2) dengan interval
fertigasi 5 kali (F3) berbeda nyata terhadap media cocopeat 100% (M3)
dan media arang sekam 50%+cocopeat 50% (M4).
28

Berdasarkan pengamatan pada Tabel 12. menunjukkan adanya


pengaruh perlakuan media tanam dan interval fertigasi terhadap umur
berbuah tanaman tomat cherry, namun tidak terdapat interaksi antar
perlakuan.
Tabel 12. Umur Berbuah Akibat Media Tanam dan Interval Fertigasi terhadap
Tanaman Tomat Cherry (hst)
Perlakuan Umur Berbuah (hst)
M1 46,77 a
M2 48,33 a
M3 69,11 b
M4 69,66 b
M5 58,22 ab
BNJ 5% 12,53
F1 54,33 a
F2 61,13 a
F3 59,80 a
BNJ 5% 10,64
KK (%) 9,01
Keterangan: Angka pada tabel yang didampingi huruf yang sama pada baris yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNJ dengan taraf kesalahan 5%. Hst =hari
setelah tanam; M= Media tanam; F: interval fertigasi

Media tanam arang sekam 100% (M1) dan media tanam kompos 100%
(M2) menunjukkan umur berbuah berbeda nyata dengan media cocopeat 100%
(M3) dan media arang sekam 50%+cocopeat 50% (M4). Media tanam yang
menunjukkan umur berbuah lebih cepat yaitu media tanam arang sekam 50%
+cocopeat 50% (M4).
Perlakuan interval fertigasi tidak menunjukkan perbedaan nyata terhadap
umur berbuah tanaman tomat cherry, namun interval fertigasi yang menujukkan
umur berbuah lebih cepat yaitu interval fertigasi 4 kali (F2).

4.1.7 Jumlah buah terbentuk


Hasil pada analisa ragam menunjukkan bahwa perlakuan media tanam
memberikan pengaruh nyata terhadap rerata buah terbentuk tiap tanaman, namun
tidak terdapat interaksi antara media tanam dengan interval fertigasi terhadap
rerata buah terbentuk pada pengamatan 6 mst hingga 9 mst.
Tabel 13. Rerata Buah Terbentuk Tiap Tanaman Akibat Media Tanam dan
Interval Fertigasi Terhadap Tanaman Tomat Cherry pada berbagai
Umur Pengamatan
Perlakuan Rerata Buah Terbentuk Tiap Tanaman
29

6mst 7mst 8mst 9mst


M1 8,66 ab 19,44 a 32,74 a 43,92 a
M2 9,29 b 21,03 a 32,35 a 43,92 a
M3 6,25 ab 20,22 a 29,59 a 40,74 a
M4 5,48 a 16,14 a 28,18 a 40,00 a
M5 6,62 ab 17,29 a 28,59 a 40,96 a
BNJ 5% 3,39 4,96 6,38 6,41
F1 7,24 18,06 29,93 41,44
F2 7,44 18,80 30,17 42,15
F3 7,11 19,62 30,71 42,13
BNJ 5% tn tn tn tn
KK (%) 19,51 11,08 8,85 6,43
Keterangan: Angka pada tabel yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNJ dengan taraf kesalahan 5% ; mst =
minggu setelah tanam; M=media tanam; F=Interval fertigasi.
Media tanam yang menunjukkan hasil buah terbentuk tertinggi yaitu media
tanam arang sekam 100% (M1) dan media tanam kompos 100% (M2). Media
tanam kompos 100% (M2) pada pengamatan 6 mst menunjukkan perbedaan nyata
pada pengamatan 7 mst, 8 mst dan 9 mst, sedangkan pada media tanam arang
sekam 100% (M1), media cocopeat 100% (M2), media arang sekam 50%
+cocopeat 50% (M4) dan media arang sekam 50%+kompos 50% (M5) pada
pengamatan 6 mst, 7 mst, 8 mst dan 9 mst tidak berbeda nyata terahadap buah
terbentuk tanaman tomat cherry.
30

4.1.8 Umur Panen (HST)


Hasil analisa ragam menunjukkan terjadi interaksi terhadap umur panen
antara perlakuan media tanam dengan interval fertigasi.
Tabel 14. Umur Panen Akibat Interaksi Media Tanam dan Interval Fertigasi
tehadap Tanaman Tomat Cherry
Umur Panen (hst)
Perlakuan
F1 F2 F3
M1 77,33 a 83,33 ab 85,33 ab
M2 77,33 a 94,33 ab 104,00 b
M3 95,66 ab 90,33 ab 106,00 b
M4 103,00 ab 87,00 ab 104,00 b
M5 99,66 ab 107,00 b 95,66 ab
BNJ 5% 26,49
KK (%) 9,30
Keterangan: Angka pada tabel yang didampingi huruf yang berbeda pada kolom dan baris yang
sama menunjukkan berbeda nyata pada uji BNJ dengan taraf kesalahan 5%;
M=media tanam; F=interval fertigasi.
Berdasarkan hasil pengamatan pada Tabel 14. terhadap umur panen
perlakuan media arang sekam 100% (M1), media cocopeat 100% (M3), media
arang sekam 50%+cocopeat 50% (M4) dan media arang sekam 50%+kompos
50% (M5) dengan interval fertigasi 3 kali (F1),interval fertigasi 4 kali (F2) dan
interval fertigasi 5 kali (F3) tidak berbeda nyata, sedangkan media kompos 100%
(M2) dengan interval fertigasi 3 kali (F1) menunjukkan hasil yang berbeda nyata
dengan interval fertigasi 5 kali (F3).
Pada hasil analisa ragam, secara terpisah menujukkan bahwa perlakuan
media tanam dan interval fertigasi memberikan pengaruh terhadap umur panen
tanaman tomat cherry.
Tabel 15. Umur Panen Akibat Media Tanam dan Interval Fertigasi pada Tanaman
Tomat Cherry
Perlakuan Umur Panen (hst)
M1 82,00 a
M2 91,88 a
M3 97,33 a
M4 98,00 a
M5 100,77 a
BNJ 5% 20,81
F1 90,60 a
F2 92,40 a
F3 99,00 a
BNJ 5% 17,67
KK (%) 9,30
Keterangan: Angka pada tabel yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNJ dengan taraf kesalahan 5%. hst = hari
setelah tanam; M=media tanam; F=interval fertigasi.
31

Pada media tanam arang sekam 50%+kompos 50% (M5) menunjukkan hasil
umur panen tomat cherry lebih cepat dibandingkan dengan media tanam arang
sekam 100% (M1), media cocopeat 100% (M2), media kompos 100% (M3) dan
media arang sekam 50%+cocopeat 50% (M4). Interval fertigasi 5 kali
menunjukkan hasil umur panen lebih cepat dibandingkan dengan interval fertigasi
3 kali (F1) dan interval fertigasi 4 kali (F2).

4.1.9 Fruit Set (%)


Pada hasil analisa ragam, perlakuan media tanam dengan interval fertigasi
pada pengamatan umur 6 mst hingga 9 mst tidak terjadi interaksi terhadap fruit
set. Pada pengamatan 8 mst dan 9 mst perlakuan media tanam dan interval
fertigasi menunjukkan hasil tidak berbeda nyata terhadap rerata fruit set tanaman
tomat cherry.
Tabel 16. Rerata Fruit Set Akibat Media Tanam dan Interval Fertigasi Terhadap
Tanaman Tomat Cherry pada berbagai Umur Pengamatan
Perlakuan Rerata Fruit Set (%)
6mst 7mst 8mst 9mst
M1 50,01 a 64,05 a 79,33 83,59
M2 50,81 a 71,28 a 79,45 84,65
M3 45,97 a 72,48 a 80,48 85,61
M4 43,07 a 67,38 a 79,32 85,66
M5 44,07 a 67,54 a 77,84 86,97
BNJ 5% 14,93 11,90 tn tn
F1 46,29 66,90 77,81 84,38
F2 46,63 67,88 79,72 85,70
F3 47,45 70,85 80,32 85,82
BNJ 5% tn tn tn tn
KK (%) 14,38 8,29 7,70 3,62
Keterangan: Angka pada tabel yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNJ dengan taraf kesaahan 5% ; mst =
minggu setelah tanam.
Perlakuan media arang sekam 50%+kompos 50% (M5) menunjukkan rerata
fruit set tertinggi dibandingkan media arang sekam 100% (M1), media kompos
100% (M2), media cocopeat 100% (M3) dan media arang sekam 50%+cocopeat
50% (M4). Perlakuan interval fertigasi 5 kali (F3) menunjukkan hasil fruit set
tertinggi yaitu 85,82% dibandingkan dengan interval fertigasi 3 kali (F1) dan
interval fertigasi 4 kali (F2).
32

4.1.10 Bobot Buah Tiap Tanaman (gram)


Analisa ragam menunjukkan bahwa perlakuan media tanam dengan interval
fertigasi terjadi interaksi terhadap rerata bobot buah tiap tanaman saat pengamatan
panen 1 hingga panen 3.
Tabel 17. Rerata Boboh Buah Tiap Tanaman Akibat Interaksi Media Tanam
dengan Interval Fertigasi terhadap Tanaman Tomat Cherry pada
berbagai Pengamatan Panen
Rata-Rata Bobot Buah Tiap Tanaman (g)
Panen Perlakuan
F1 F2 F3
M1 81,70 a 74,55 a 89,17 a
M2 71,84 a 59,76 a 84,42 a
M3 72,91 a 75,81 a 83,77 a
1 M4 83,68 a 91,05 a 64,16 a
M5 78,80 a 67,29 a 73,94 a
BNJ 5% 32,21
KK (%) 13,83
M1 97,37 a 90,38 a 105,78 a
M2 87,47 a 81,30 a 100,90 a
M3 90,35 a 92,90 a 100,71 a
2 M4 100,41 a 107,39 a 79,54 a
M5 95,30 a 84,64 a 90,39 a
BNJ 5% 32,48
KK (%) 11,45
M1 112,03 a 105,50 a 121,45 a
M2 101,52 a 99,77 a 115,92 a
M3 106,68 a 107,50 a 116,79 a
3 M4 116,81 a 123,65 a 96,00 a
M5 111,75 a 100,48 a 104,29 a
BNJ 5% 32,23
KK (%) 9,72
Keterangan: Angka pada tabel yang didampingi huruf yang sama pada kolom dan baris yang
sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNJ dengan taraf kesalahan 5%;
M= media tanam; F= Interval fertigasi.
Pada Tabel 17, menunjukkan bahwa rerata bobot buah tiap tanaman tomat
cherry terhadap perlakuan media tanam dengan interval fertigasi 3 kali
(F1),interval fertigasi 4 kali (F2) dan interval fertigasi 5 kali (F3) menunjukkan
hasil yang tidak berbeda nyata pada pengamatan panen 1, panen 2 dan panen 3.

4.1.11 Bobot Buah Total Tanaman (g)


Pada hasil analisa ragam, perlakuan media tanam dengan interval fertigasi
menunjukkan terjadi interaksi terhadap rerata bobot total buah tanaman pada
tanaman tomat cherry. Rerata boboth buah total tanaman disajikan pada Tabel 18.
33

Pengamatan panen 1 pada Tabel 18. perlakuan media arang sekam


100% (M1), media kompos 100% (M2), media cocopeat 100% (M3) dan
media arang sekam 50%+kompos 50% dengan interval fertigasi 3 kali
(F1), interval fertigasi 4 kali (F2) dan interval fertigasi 5 kali (F3)
menunjukkan hasil tidak berbeda nyata terhadap bobot buah total tanaman
tomat cherry. Sedangkan pada media arang sekam 50%+cocopeat 50%
(M4) dengan interval fertigasi 3 kali (F1) berbeda nyata dengan interval
fertigasi 5 kali (F3). Media arang sekam 50%+cocopeat 50% (M4) dengan
interval fertigasi 3 kali (F1) berbeda nyata terhadap media arang sekam
100% (M1), media kompos 100% (M2), media cocopeat 50% (M3) dan
media arang sekam 50%+kompos 50% (M5).
Tabel 18. Rerata Bobot Buah Total Tanaman Akibat Interaksi Media Tanam dan
Interval Fertigasi terhadap Tanaman Tomat Cherry pada berbagai
Pengamatan Panen
Rata-Rata Bobot Buah Total Tanaman
Panen Perlakuan (gram)
F1 F2 F3
M1 619,66 ab 639,03 ab 724,96 bc
M2 529,90 ab 467,63 a 672,40 abc
M3 584,43 ab 579,30 ab 763,33 bc
1 M4 886,60 c 665,06 abc 571,90 ab
M5 662,76 abc 656,10 abc 668,56 abc
BNJ 5% 235,35
KK (%) 11,94
M1 939,73ab 850,86 ab 935,26 ab
M2 781,76 a 840,23 ab 844,53 ab
M3 786,10 a 880,43 ab 955,06 ab
2 M4 1079,63 b 949,40 ab 844,86 ab
M5 905,23 ab 795,70 a 863,23 ab
BNJ 5% 274,87
KK (%) 10,27
M1 1038,46 ab 980,16 ab 1041,90 ab
M2 838,30 a 939,80 ab 963,50 ab
M3 861,83 a 971,90 ab 1041,33 ab
3 M4 1168,83 b 1017,63 ab 927,70 ab
M5 961,76 ab 929,36 ab 963,56 ab
BNJ 5% 282,61
KK (%) 9,55
Keterangan: Angka pada tabel yang didampingi huruf yang berbeda pada kolom dan baris yang
sama menunjukkan berbeda nyata pada uji BNJ dengan taraf kesalahan 5%;
M=media tanam; F=interval fertigasi
Pengamatan panen 2 dan panen 3 bobot buah total tanaman
perlakuan media tanam dengan interval fertigasi 3 kali (F1),interval
fertigasi 4 kali (F2) dan interval fertigasi 5 kali (F3) tidak berbeda nyata.
34

Pada media tanam kompos 100% (M2) dengan interval fertigasi 3 kali
(F1) dan media tanam cocopeat 100% (M3) dengan interval fertigasi 3 kali
(F1) menunjukkan perbedaan nyata dengan media arang sekam 50%
+cocopeat 50% (M4).
Pada hasil analisa ragam secara terpisah perlakuan media tanam
memberikan pengaruh terhadap rerata bobot buah total tanaman pada
tanaman tomat cherry saat pengamatan panen 1 hingga panen 3.
Tabel 19. Pengaruh Setiap Media Tanam dan Interval Fertigasi Terhadap Bobot
Buah Total Tanaman (gram)
Perlakuan Rata-rata Bobot Buah Total Tanaan (g)
Panen ke-
1 2 3
M1 661,22 a 908,62 a 1020,17 a
M2 577,64 a 822,17 a 913,86 a
M3 642,48 a 873,86 a 958,35 a
M4 707,85 a 957,96 a 1038,05 a
M5 662,47 a 854,72 951,56 a
BNJ 5% 184,95 216,01 222,09
F1 669,37 a 898,49 973,84
F2 601,42 a 863,32 967,77
F3 680,31 a 888,59 987,60
BNJ 5% 157,05 tn tn
KK (%) 11,94 10,27 9,55
Keterangan: Angka pada tabel yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNJ dengan taraf kesaahan 5% ;
M=media tanam; F=interval fertigasi.
Hasil pengamatan yang disajikan pada Tabel 19. menunjukkan
media tanam pada panen 1, panen 2 dan panen 3 tidak berbeda nyata
terhadap rerata bobot buah total tanaman tomat cherry. Media tanam arang
sekam 50%+cocopeat 50% (M4) menunjukkan hasil panen tertinggi
berturut-turut pada panen 1, panen 2 dan panen 3 dibandingkan dengan
media arang sekam 100% (M1), media kompos 100% (M2), media
cocopeat 100% (M3) dan media arang sekam 50%+kompos 50% (M5).
Sedangkan pada perlakuan interval fertigasi 5 kali (F3) menunjukkan
hasil rerata bobot buah total tertinggi dibandingkan dengan interval
fertigasi 3 kali (F1) dan interval fertigasi 4 kali (F2) pada panen 1, panen 2
dan panen 3.
35

4.1.12 Kadar gula (ºbrix)


Pada hasil analisa ragam menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara
perlakuan media tanam dengan perlakuan interval fertigasi terhadap kadar gula
pada buah tomat cherry. Nilai kadar gula buah tomat tertinggi pada media kompos
100% (M2), sedangkan pada perlakuan interval fertigasi yaitu ingterval fertigasi 4
kali (F2).
Tabel 20. Rerata Kadar Gula Buah Tomat Cherry Akibat Perlakuan Media Tanam
dan Interval Fertigasi
Perlakuan Kadar Gula Buah Tomat
M1 5,89
M2 5,97
M3 5,62
M4 5,41
M5 5,79
BNJ 5% tn
F1 5,70
F2 5,86
F3 5,63
BNJ 5% tn
KK (%) 8,70

4.1.13 Kekerasan buah (kg.cm-1)


Hasil analisa ragam menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara perlakuan
media tanam dengan interval fertigasi terhadap kekerasan buah pada tanaman
tomat cherry.
Tabel 21. Rerata Kekerasan Buah Tomat Cherry Akibat Interaksi Perlakuan
Media Tanam dan Inteval Fertigasi
Rata-Rata Kekerasah Buah Tomat Cherry (kg.cm-
1
Perlakuan )
F1 F2 F3
M1 2,71 a 3,80 abcd 4,09 abcd
M2 4,31 abcd 3,91 abcd 5,18 bcd
M3 2,88 a 3,90 abcd 3,35 abc
M4 5,46 cd 3,80 abcd 3,27 ab
M5 3,59 abcd 4,46 abcd 5,51 d
BNJ 5% 2,11
KK (%) 1,73
Keterangan: Angka pada tabel yang didampingi huruf yang berbeda pada kolom dan baris
yang sama menunjukkan berbeda nyata pada uji BNJ dengan taraf kesalahan 5%;
M=media tanam; F=interval fertigasi.
Pada hasil pengamatan rerata kekerasan buah Tabel 21. perlakuan
media arang sekam 100% (M1), media kompos 100% (M2), media
cocopeat 100% (M3), media arang sekam 50%+cocopeat 50% (M4) dan
36

media arang sekam 50%+kompos 50% (M5) dengan interval fertigasi 3


kali (F1),interval fertigasi 4 kali (F2) dan interval fertigasi 5 kali (F3) tidak
menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Media arang sekam 100% (M1)
dengan interval fertigasi 3 kali (F1) menunjukkan pengaruh berbeda nyata
dengan media arang seakm 50%+cocopeat 50% (M4), sedangkan pada
media arang sekam 50%+kompos 50% (M5) dengan interval fertigasi 5
kali (F1) berpengaruh nyata terhadap media cocopeat 100% (M3) dan
media arang sekam 50%+cocopeat 50% (M4).
Pada analisa ragam Tabel 22. menunjukkan hasil secara terpisah
bahwa perlakuan media tanam bepengaruh nyata pada kekerasan buah
tanaman tomat cherry.
Tabel 22. Rerata Kekerasan Buah Tomat Cherry Akbiat Perlakuan Media tanam
dan Interval Fertigasi
Perlakuan Kekerasan Buah Tomat Cherry
M1 3,53 a
M2 4,47 a
M3 3,38 a
M4 4,17 a
M5 4,52 a
BNJ 5% 1,65
F1 3,79
F2 3,97
F3 4,28
BNJ 5% tn
KK (%) 17,3
Keterangan: Angka pada tabel yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNJ dengan taraf kesalahan 5%.
Media tanam arang sekam 50%+kompos 50% (M5) menunjukkan hasil
kekerasan buah tertinggi dibandingkan dengan media tanam lainnya, sedangkan
pada interval fertigasi 5 kali (F3) menunjukkan hasil kekerasan buah tanaman
tomat cherry tertinggi dibandingkan dengan interval fertigasi 3 kali (F1) dan
interval fertigasi 4 kali (F2).

4.1.14 Kerapatan Stomata


Hasil analisa ragam menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi terhadap
kerapatan stomata daun tanaman tomat cherry antara perlakuan media tanam
dengan interval fertigasi.
Pada Tabel 23. media tanam arang sekam 50%+cocopeat 50% (M4)
menunjukkan kerapatan stomata yang rapat dibandingkan dengan media arang
37

sekam 100% (M1), media kompos 100% (M2), media cocopeat 100% (M3) dan
media arang sekam 50%+kompos 50% (M5).
Tabel 23. Rerata Kerapatan Stomata Daun Tanaman Tomat Cherry Akibat
Perlakuan Media Tanam dan Inteval Fertigasi
Perlakuan Kerapatan Stomata Daun
M1 46,85 a
M2 39,53 a
M3 40,85 a
M4 48,83 a
M5 44,21 a
BNJ 5% 15,72
F1 50,60 a
F2 44,11 a
F3 37,45 a
BNJ 5% 13,34
KK (%) 14,98
Keterangan: Angka pada tabel yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNJ dengan taraf kesalahan 5%;
M=media tanam; F=interval fertigasi.
Sedangkan pada pelakuan interval fertigasi 3 kali (F2) menunjukkan
kerapatan stomat pada daun tanaman tomat cherry lebih rapat
dibandingkan dengan interval fertigasi 4 kali (F2) dan interval fertigasi 5
kali (F3).

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengaruh Interaksi antara Media Tanam dengan Interval Fertigasi


terhadap Komponen Pertumbuhan Tanaman Tomat Cherry
Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran sel atau
organisme dari hasil metabolisme yang bersifat kuantitatif atau dapat
diukur, pertumbuhan juga bersifat irreversible yang tidak dapat kemabali
seperti semula. Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor
lingkungan ataupun faktor internal seperti ketersediaan air, kelembaban,
temperatur dan cahaya matahari. Pada fase vegetatif tanaman tomat cherry
dalam penelitian ini yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun,
jumlah bunga mekar, jumlah buah terbentuk, jumlah tandan buah tiap
tanaman, fruit set, umur berbunga, umur berbuah dan umur panen.
Media tanam dan interval fertigasi suatu faktor penting yang
mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman tomat. Media tanam mampu
mempengaruhi dalam proses penyerapan dan mengikat nutrisi pada
tanaman. Dalam hasil peneltian ini menunjukkan bahwa terdapat interaksi
38

antara perlakuan media tanam dengan interval fertigasi yang berpengaruh


nyata terhadap jumlah bunga mekar tanaman. Jumlah bunga mekar saat
umur 5 mst pada media arang kompos 100% (M2) dengan interval
fertigasi 3 kali (F1) menunjukkan hasil yang optimal dibandingkan dengan
ke 4 media tanam lainnya yaitu arang sekam 100% (M1), media cocopeat
100% (M3), media arang sekam 50%+cocopeat 50% (M4) dan media
arang sekam+kompos 100% (M5), sedangkan pada pengamatan 6 mst,
7mst, 8 mst dan 9 mst interval fertigasi pada tanaman tomat cherry terus
meningkat. Hal ini karena kebutuhan air pada tanaman tomat cherry yang
terus meningkat. Koesriharti et all (2012) menyatakan bahwa kebutuhan
air pada tanaman tomat lebih banyak dibutuhkan pada fase generatif
daripada fase vegetatif. Selain itu kandungan hara dalam media kompos
mampu mempengaruhi jumlah bunga mekar pada tanaman tomat cherry.
Media arang sekam 100% (M1) dengan interval fertigasi 3 kali (F1)
menunjukkan hasil yang optimal pada jumlah bunga mekar tanaman tomat
pada pengamatan 6 mst hingga 9 mst dibandingkan dengan ke 4 media
tanam lainnya yaitu arang kompos 100% (M1), cocopeat 100% (M3),
media arang sekam 50%+cocopeat 50% (M4) dan media arang
sekam+kompos 100% (M5). Media arang sekam memiliki poros yang
tinggi dan ketersediaan unsur hara dapat mempengaruhi pembentukan
bunga. Harjoko dan Samanhudi (2009) menyatakan bahwa media arang
sekam mempengaruhi fase pembungaan dan pertumbuhan tanaman tomat,
media arang sekam memberikan rata-rata berbunga lebih cepat
dibandingkan media lain, sehingga mempengaruhi jumlah bunga pada
tanaman tomat. Wijayanti dan Susila (2012) menyatakan bahwa media
tanam arang sekam mampu mempengaruhi jumlah bunga mekar pada
tanaman tomat, selain itu kemampuan dari media tanam arang sekam
dalam mengikat air tinggi.
Pengamatan umur berbuah pada media arang sekam 100% (M1)
dengan interval fertigasi 3 kali (F1) menunjukkan adanya interaksi pada
umur berbuah tanaman tomat cherry. Hal ini karena media arang sekam
yang memiliki karakteristik menyimpan air dan mengikat air tinggi. Sifat
39

pada media arang sekam memiliki jumlah rongga yang banyak sehingga
aerasi dan draninase baik dan berpengaruh terhadap perakaran tanaman
(Wuryaningsih, 2008). Pada media kompos 100% (M2) dengan interval
fertigasi 4 kali (F2) menunjukkan adanya interaksi terhadap umur berbuah
tanaman tomat cherry. Media cocopeat 100% (M3) dengan interval
fertigasi 5 kali (F3) menunjukkan adanya interaksi terhadap umur berbuah
tanaman tomat cherry. Media arang sekam 50%+cocopeat 50% (M4)
dengan interval fertigasi 5 kali (F3) menunjukkan adanya interaksi
terhadap umur berbuah tanaman tomat cherry. Sedangkan media arang
sekam 50%+kompos 50% (M5) dengan interval fertigasi 4 kali (F2)
menunjukkan interaksi terhadap umur berbuah tanaman tomat cherry.
Perbedaan interval fertigasi pada media tanam menunjukkan bahwa
kemampuan dalam mengikat air dan menyimpan air berbeda-beda pada
setiap media tanam, namun dilihat dari tingkat efisien penggunaan air ialah
media arang sekam.
Pengamatan umur panen pada media kompos 100% (M2) dengan
interval fertigasi 3 kali (F1) menunjukkan interaksi. Hal ini diduga karena
kandungan hara dalam media tanam kompos mempengaruhi umur panen
sehingga proses pematangan buah lebih cepat dan aerasi pada media
kompos baik. Media kompos ialah pelapukan seresah-seresah daun
tanaman, kotoran hewan yang mengalami dekomposisi oleh
mikroorganisme pengurai sehingga kandungan hara yang terkandung
tinggi (Aurum,2005). Media kompos sebagai pertumbuhan hidroponik
mempunyai kemampuan aerasi, menyerap dan menahan air dengan baik
karena mempunyai pori yang banyak (Asrodiah, 2005).
4.2.2 Pengaruh Interaksi antara Media Tanam dengan Interval Fertigasi
terhadap Komponen Hasil Tanaman Tomat Cherry
Pertumbuhan suatu taman dipengaruhi oleh media tanam dan unsur
hara tanaman. Jenis media tanam yang digunakan sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan hasil suatu tanaman. Media yang baik digunakan ialah
media yang menyediakan air, zat hara dan oksigen serta tidak mengandung
zat yang beracun bagi tanaman. Media tanam yang baik digunakan
40

mempunyai aerasi dan drainase yang baik dan proses respirasi dalam
perakaran tanaman (Yuhasnita,2007). Dalam parameter hasil yang
menunjukkan terjadi interaksi yaitu parameter pengamatan bobot buah tiap
tanaman, bobot total buah dan kekerasan buah.
Pada parameter bobot buah total tanaman panen 1 dan panen 3, media
arang sekam 50%+cocopeat 50% (M4) dengan interval fertigasi 4 kali (F2)
menunjukkan adanya interaksi terhadap bobot buah total tanaman. Hal ini
diduga pada media cocopeat mengandung unsur hara yang lebih tinggi
dibandingkan dengan media arang sekam, selain itu kemampuan mengikat
dan menyimpan air pada media cocopeat lebih baik dibanding arang
sekam. Menurut Creewell (2009) menyatakan bahwa media tanam
cocoepat memiliki kapasitas menahan air 73% dan mampu mengikat air
dengan kuat. Sesuai dengan penelitian Indrawati et all (2012) yang
menunjukkan bahwa kombinasi arnag sekam dan cocopeat lebih banyak
menahan nutrisi dan air. Sedangkan pada panen ke 2 media kompos 100%
(M2) dengan interval fertigasi 3 kali (F1) dan media cocopeat 100% (M3)
dengan interval 3 kali (F1) menunjukkan adanya interaksi terhadap bobot
total buah. Hal ini diduga pada media kompos dan media arang sekam
memiliki kandungan hara yang tinggi sehingga mempengaruhi bibit buah
tanaman tomat cherry dan kemampuan mengikat dan menyimpan air
tinggi. Selain itu ketersediaan air yang cukup bagi tanaman memepngaruhi
proses laju fotosintesa. Ketersediaan air pada tanaman menurun maka akan
mengakibatkan proses laju fotosintesa akan terganggu, sehingga terjadi
penumpukan pada organ tanaman lain dan membuat pemasakan buah
menjadi lambat. Hal ini sesuai dengan peneltian Desmarina et all (2009)
yang menyatakan bahwa terganggunya ketersediaan air pada tanaman
tomat akan menyebabkan pertumbuahn vegetatif terganggu, sehingga
mempengaruhi pertumbuhan generatifnya. Unsur hara yang terakandung
dalam media cocopeat tinggi yaitu Kasium (Ca), Magnesium (Mg),
Kalium (K), Natrium (N) dan Fosfor (P).
Pada parameter kekerasan buah tanaman tomat cherry, perlakuan
media arang sekam 100% (M1) dan media arang sekam 50%+kompos
41

50% (M5) dengan interval fertigasi 3 kali (F1) menunjukkan kekerasan


buah yang optimal. Kekerasan buah berkaitan dengan ketersediaan air
pada tanaman. Media arang sekam 50% + kompos 50% (M5) memiliki
tingkat menyimpan dan mengikat air lebih tinggi dibandingkan dengan
media arang sekam 100% (M1). Semakin tinggi daya ikat dan simpan
suatu media maka akan semakin tinggi ketersediaan air pada media
tersebut dan mempengaruhi kekerasan buah pada tanaman tomat cherry.
Menurut Ridho (2007) kekerasan buah yang tinggi pada kematangan yang
sama mengindikasi bahwa buah tomat cherry tersebut memiliki kualiatas
buah yang baik, sehingga daya simpan buah semakin lama.

4.2.3 Pengaruh Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman


Tomat Cherry
Pada hasil penelitian perlakuan media tanam memberikan pengaruh
tersendiri pada tinggi tanaman, jumlah daun, umur berbunga mekar,
jumlah bunga mekar, tandan buah tiap tanaman, umur berbuah, buah
terbentuk, umur panen, presentase fruit set, bobot buah total, kekrasan
buah dan kerapatan stomata daun tanaman tomat cherry tanaman tomat
cherry.
Pada pengamatan 1 mst perlakuan media tanam tidak menunjukkan
adanya pengaruh terhadap tinggi tanaman, hal ni diduga tanaman masih
dalam penyesuaian dengan lingkungan tumbuh sekitarnya. Media arang
sekam 50%+kompos 50% (M5) menunjukkan hasil tertinggi pada tinggi
tanaman, umur panen, presentase fruit set dan kekerasan buah tanaman
tomat cherry. Hal ini karena sifat dari media arang sekam yang gembur
sehingga mudah untuk ditembus oleh perakaran tanaman, selain itu
kandungan hara pada media kompos dan arang sekam tersedia untuk
tanaman tomat cherry. Sedangkan pada media kompos 100% (M2)
menunjukkan nilai tertinggi pada buah terbentuk tomat dan kadar gula
buah tomat dibandingkan dengan media cocopeat 100% (M3), media
arang sekam 50%+cocopeat 50% (M4) dan media arang sekam 50%
+kompos 50% (M5). Hal ini diduga media kompos memiliki kandungan
42

hara yang dibutuhkan saat fase pembentukan buah pada tanaman tomat.
Hal ini sesuai dengan penilitian Harjoko dan Samanhudi (2006) yang
menunjukkan bahwa media arang sekam mempengaruhi tinggi tanaman
tomat yang relatif cepat dibandingkan media lainnya. Media kompos
sebagai pertumbuhan hidroponik mempunyai kemampuan aerasi,
menyerap dan menahan air dengan baik karena mempunyai pori yang
banyak (Asrodiah, 2005).Pertumbuhan tinggi tanaman berlangsung pada
fase vegetatif yang berkaitan dengan proses pemanjangan sel,
pembelahan sel dan merupakan tahap pertama dari diferensial sel. Pada
fase vegetatif membutuhkan karbohidrat yang akan membentuk senyawa
dengan pesenyawaan nitrogen untuk membentuk protoplasma pada titik
tumbuh yang mempengaruhi tinggi tanaman. Hal ini sesuai dengan Harlina
(2003) yang menyatakan ketersediaan karbohidrat dalam tanaman
dipengaruhi oleh hara bagi tanaman.
Pada jumlah daun, tandan buah tiap tanaman, buah terbentuk dan
kerapatan media arang sekam 100% (M1), menunjukkan hasil lebih tinggi
dibandingkan media tanam lainnya. Hal ini sesuai dengan penilitian
Harjoko dan Samanhudi (2006) yang menunjukkan bahwa media arang
sekam mempengaruhi pertumbuhan tanaman tomat yang relatif cepat
diduga karena kandungan hara khususnya nitrogen pada media arang
sekam yang tercukupi. Marsono (2001) menyatakan bahwa unsur nitrogen
tersebut yang diduga diserap oleh perakaran tanaman untuk pertumbuhan
khususnya batang, cabang dan daun.
Parameter pengamaan umur berbunga, umur berbuah dan bobot buah
total tanaman tomat cherry menunjukkan bahwa campuran media arang
sekam 50%+cocopeat 50% (M4) menunjukkan hasil tertinggi dibanding
media lainnya. Hal ini diduga karena ketersedian hara pada media arang
sekam yang tinggi dan media cocopeat yang tinggi mempengaruhi dalam
pembentukan bunga tanaman tomat cherry. Menurut Hukom (2000)
menyatakan bahwa hara sangat berguna dalam proses fotosintesis selama
fase vegetatif maupun saat tanaman mengalami peralihan fase vegetatif ke
generatif, sehingga memacu peningkatan akumulasi fotosintat sebagai
43

bahan cadangan karbohidrat dari organ sumber (daun) ke organ penerima


(bunga) yang digunakan sebagai bahan utama pembentukan bunga.
4.2.4 Pengaruh Interval Fertigasi terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Tomat Cherry
Pada hasil penelitian perlakuan interval fertigasi memberikan
pengaruh tersendiri pada umur berbunga mekar, jumlah bunga mekar,
jumlah tandan buah tiap tanaman, umur berbuah, umur panen, bobot buah
total tanaman dan kerapatan stomata daun. Pada parameter umur berbunga,
jumlah bunga mekar, umur panen, presentase fruit set, bobot total tanaman
dan kekerasan buah perlakuan interval fertigasi 5 kali (F3) menunjukkan
hasil lebih tinggi dibandingkan dengan interval fetrigasi 3 kali (F1) dan
interval fertigasi 4 kali (F2). Sedangkan interval fertigasi 3 kali (F1)
menunjukkan nilai tertinggi terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan
kerapatan stomata. Interval fertigasi 4 kali (F2) pada parameter
pengamatan tandan buah tiap tanaman, umur berbuah, buah terbentuk dan
kekerasan buah menunjukkan nilai tertinggi dibandingkan dengan interval
fertigasi 3 kali (F1) dan interval fertigasi 5 kali (F3). Hal ini disebabkan
karena kebutuhan air pada fase vegetatif ataupun fase peralihan tanaman
yaitu fase vegetatif ke generatif memerlukan tingkat ketersediaan air yang
tinggi. Hal ini sesuai dengan penelitian Desmarina et all (2009) yang
menyatakan bahwa semakin tinggi ketersediaan air pada tanaman tomat
maka pertumbuhan tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah tandan buah,
bobot buah dan bobot total buah akan semakin besar. Hal ini sesuai
dengan Boland et all (1993) yang menyatakan bahwa jumlah air
mempercepat pertumbuhan sampai pada pembentukan ukuran buah. Pada
kerapatan stomata dipengaruhi oleh ketersediaan air pada tanaman.
Kerapatan stomata mempengaruhi dua proses penting yaitu fotosintesis
dan tranpirasi. Miskin et all (1972) menyatakan bahwa tanaman yang
mempunyai kerapatan stomata tinggi maka laju tranpirasi yang lebih tinggi
dibandingkan kerapatan stomat yang rendah.
44

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
1. Terdapat interaksi antara media tanam dengan interval fertigasi pada
parameter pengamatan jumlah bunga mekar pada umur pengamatan 5 mst.
Media tanam kompos 100% dengan interval fertigasi 3 kali menunjukkan
jumlah bunga mekar terbaik, pada umur 6 mst hingga 9 mst interval fertiagsi
pad amedia kompos 100% terus meningkat. Hal ini karena kebutuhan air
selama proses pertumbuhan terus meningkat. Media kompos 100% dengan
interval fertigasi 3 kali menunjukkan umur panen lebih cepat. Pada bobot
buah total tanaman media tanam arang sekam 50%+cocopeat 50% dengan
interval fertigasi 4 kali, media cocopeat 100% dengan interval fertigasi 3 kali
dan media kompos dengan interval fertigasi 3 kali menunjukkan adanya
interaksi terhadap bobot buah total tanaman pada panen 1 hingga panen 3.
Kekerasan buah tanamna tomat cherry dipengaruhi oleh interaksi antara
perlakuan media arang sekam 50%+kompos 50% dengan interval fertigasi 3
kali.
2. Media tanam arang sekam 100% menghasilkan jumlah daun, tandan buah tiap
tanaman dan kerapatan stomata lebih tinggi dibandingkan dengan media
tanam lainnya. Media arang sekam 100% (M1) dan media kompos 100%
(M2) menunjukkan hasil lebih tinggi terhadap buah terbentuk. Media arang
sekam 50%+kompos 50% (M5) menghasilkan nilai lebih tinggi pada tinggi
tanaman, umujr panen, presentase fruit set dan kekerasan buah tanaman tomat
cherry.
3. Interval fertigasi 5 kali (F3) menghasilkan umur bunga mekar lebih cepat,
umur panen lebih cepat, presentase fruit set tinggi, kekerasan buah dan bobot
buah total tanaman. Interval fertigasi 4 kali (F2) mengahasilkan jumlah
tandan buah tiap tanaman tertinggi, buah terbentuk tinggi, kekerasan buah
dan umur berbuah lebih cepat. Interval fertigasi 3 kali (F1) menunjukkan
kerapatan stomata yang semakin rapat, tinggi tanaman dan jumlah daun
tanaman tomat cherry.
5.2 Saran
45

Media tanam kompos 100% dengan interval fertigasi 3 kali dapat


dijadikan sebagai cara untuk meningkatkan hasil tanaman tomat cherry.
46

DAFTAR PUSTAKA

A.Safitri. 2011. Pengaruh Kadar Air Media dan Paclobutrazol Terhadap


Pertumbuhan dan Pembungaan Jaheh (Zingiber officinale Roxb.). Skripsi.
Fakultas Pertanian Institut Bogor. Bogor. p.38.
Akmal, I. 2002. Rumah Ide : Indoor Pot Plant. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta. pp 20-23
Anonymous. 2015a. Anatomi Tanaman Tomat. Online diakses tanggal 23 Januari
2017. (http://universe-review.ca/index.htm)
Asrodiah, R. 2005. Pemanfaatan Serasah Kompos Daun Bambu sebagai Media
Pertumbuhan Stroberi (Fragaria ananassa Duch) yang Ditana Secara
Hidroponik. Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Intitus
Pertanian Bogor. Bogor.
Aurum, M. 2009. Pengaruh Jenis Media Tanam dan Pupuk Kandang Terhadao
Pertumbuhan Setek Sambang Colok (Aerva sanguinolenta Blume.) Skripsi,
Intitut Pertanian Bogor.
Awang, Y., Shaharom, A.S., Muhamad, R. B., dan A. Selamat. 2009. Chemical
and Physical Charactristic of Cocopeat-Based Media Mixtures and Their
Effect on The Growth and Development of Celosia cristata. American J. of
Agrc and Biol Sci. 4 (1) : 63-71
Beyrouty, C. A, B. C. Grigg, R. J. Norman, and B. R. Wells. 1994. Nutrient
uptake by rice in response to water management. Journal of plant nutrition. 17
(1): 39-55.
Boland, A.M., Mitchell P.D Jerie, P.H., and Goodwin, I. 1993. The effects of
regulated deficit irrigation on tree water use and growth of peach. Journal
hort. Science 68 (2): 261- 274.
Desmarina, R., Adiwirman dan W.D. Winarso. 2009. Respon Tanaman Tomat
Terhadap Frekuensi dan Taraf Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan dan
Perkembangan Tanaman Tomat. Makalah Seminar Departemen Agronomi
dan Hortikultura. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Directorate Agricultural Information Service South Africa. 2001. Production
Guidelines for Tomato. South Africa. Pp 1
Fahmi, Z. I. 2015. Media Tanam Sebagai Faktor Ekternal Yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Tanaman. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman
Perkebunan Surabaya. Surabaya
Galih. 2015. Karakteristik Media Tanam. Online diakses tanggal 18 Januari 2017
(http://www.kompasiana.com/napi.plur/bertani-di-rumah-sendiri-bagian-2-
media-tanam_552b00b2f17e616860d623ab)
H. Mas’ud. 2009. Sistem Hidroponik Dengan Nutrisi dan Media Tanama Berbeda
Terahdap Pertumbuhan dan Hasil Selada. J. Media Litbang Sulawesi Tengah
2 (2) : 131-136.
Haifa.2015. Nutritional Recommendations For Tomato. pp 4-10
Hardjoamidjojo, N., A., Pandjaitan, N., H. Dan H. Pawitan. 2009. Efektivitas
Sistem Fertigasi Mikro untuk Lahan Sempit. Jurnal Forum Pascasarjana 32
(1) : 45-54
47

Harjoko, D. dan Samanhudi. 2006. Pengaturan Komposisi Nutrisi dan Media


dalam Budidaya Tanaman Tomat dengan Sistem Hidroponik. Jurusan
Agronomi Fakultas Pertanian UNS. Solo.
Harjoko, D. Dan Samanhudi. 2006. Pengaturan Komposisi Nutrisi ddan Media
Dalam Budidaya Tanaman Tomat Dengan Sistem Hidroponik. Jurusan
Agronomi Fakulter Pertabian UNS.
Harlina, N. 2003. Pemanfaatan Pupuk Majemuk sebagai Sumber Hara Budidaya
Terung secara Hidroponik. Skripsi. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Hal 35.
Hartati. 2000. Penampilan genotip tanaman tomat (Lycopersicum esculentum
mill.) Hasil mutasi buatan pada kondisi stress air dan kondisi optimal.
Agrosains 2 (2):35-42.
Hendra, H., A. Dan A. Andoko. 2014. Bertanam Sayur Hidroponik Ala Paktani
Hydrofarm. Jakarta Selatan. PT. Agromedia Pustaka. pp.7-11
Hukom, Z.F.S. 2000. Pengaruh Kadar Larutan Landeto dan Gandasil terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Buncis Tegak (Phaseolus vulgaris) yang
Dibudidayakan secara Hidroponik. Tesis. Program Pascasarjana UGM.
Yogyakarta.110 hal.
I.Valentino. 2012. Pengaruh Perlakuan Kombinasi Media terhadap Pertumbuhan
Anakan Tumih (Combretocaprus rotundatus (Miq.) Danser). Jurnal Silvikatur
Tropika 3 (2): 81-84
Indrawati, R. Indradewa dan Utami. 2012. Pengaruh Komposisi Media dan Kadar
Nutrisi Hidroponik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tomat (Lycopersicon
Esculentum Mill.). Alumni Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta. J. Agrotekbis, 3(3):190-296
Kusmarwiyah R. dan Erni. 2011. Pengaruh media tumbuh dan pupuk organik cair
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman seledri (Apium graveolens L.). Crop
Agro 4 (2):7-12
Kusumayati, N., Nurlaelih, E.E. dan L. Setyobudi. 2015. Tingkat Keberhasilan
Pembentukan Buah Tiga Varietas Tanaman Tomat (Lycopersicum
esculentum Mill.) Pada Lingkungan Yang Berbeda.J. Produksi Tanaman 3 (8)
: 683-688
Lestari, E. 2003. Simulasi Potensi Hasil dan Pengaruh Cekaman Air pada
Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) di Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung. Skripsi. IPB. Bogor. 26 hal.
Lingga, P. 1984. Hidroponik Bercocok Tanaman Tanpa Tanah. Ebook (online)
(https://books.google.co.id/books?
id=KRaiQ8qNticC&printsec=frontcover&dq=Hidroponik+Bercocok+Tanam
Tanpa+Tanah&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=Hidroponik
%20Bercocok%20TanamTanpa%20Tanah&f=false) diakses tanggal 15
Februari 2017
Miskin, K.E., D.C Rasmusson dan D.N. Moss. 1972. Inheritance and
Physiological Effect of Stomatal Frequency in Barley. Journal of Crop
Science 12 (6): 780-783
Naika, S., Juede, Jv.Ld., Goffau,M., Hilmi, M. Dan Bv. Dam. 2005. Cultivation
Of Tomato. PROTA. Netherlands. pp 9
48

Nugraha, R.,A. Dan A. D. Susiala. 2015. Sumber Sebagai Hara Pengganti AB mix
pada Budidaya Sayuran Daun Secara Hidroponik. J. Hort. Indonesia 6 (1) :
11-19
Onofri, A. 2011. Excel macros to perform basic statistic analyses on routine
agricultural experiments. Perugia, Italy
Ridho, H. 2007. Pengaruh Aplikasi CaCl2 Prapanen Terhadap Kuliatas Buah
Tomat. Skripsi. Program Studi Hortikultura. Intitus Pertanian Bogor. Bogor.
S. R. Hidayati. 2009. Analisis Karakteristik Stomata, Kadar Klorofil dan
Kandungan Logam Berat Pada Daun Pohon Pelindung Jalan Kasan Lumpur
Porong Sidoarjo. Skripsi. Jurusan Bilogi Fakultas Sains Universitas Islam
Negeri Malang. Malang. p.35
Siswadi dan Yuwono T. 2015. Pengaruh macam media terhadap pertumbuhan dan
hasil selada (Lactuca sativa L.) hidroponik. Jurnal Agronomika 9(3): 257-
264.
Sitompul, S. M. 2015. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Fakultas Pertanian
Universitas Brawiaya. Ub Press. Malang. p: 73-84
Suryani, R. 2015. Hidroponik Budidaya Tanaman Tanpa Tanah.yogyakarta.
Arcitra. pp.85-88
Susila, A.D., dan E. Wijayanti. 2013. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas
Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) Secara Hidroponik Dengan Beberapa
Komposisi Media Tanam. Bul Agrohorti 1(1) : 104-112
Syafira, A. 2016. Budidaya Tanaman Sayuran Dengan Kultur Hidroponik
(Online)http://petanidota.blogspot.com/2016/02/budidaya-tanaman-sayuran-
dengan-sistem.html. diakses tanggal 24 April 2016
Thomas, J., Lambert, M., dan S. Visa. 2009. Learning Morphological Data of
Tomato Fruits. Computer Science Departemen
Wijayanti, E. dan A.D. Susila. 2013. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietaas
Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) secara Hidroponik dengan Beberapa
Komposisi Media Tanam. J. Bul. Agrohorti 1 (1) : 104-112
Winarto, W. P dan Tim Lentera. 2004. Memanfaatkan Tanaman Sayur Untuk
Mengatasi Aneka Penyakit.PTN Agro Media Pustaka. Jakarta
Wiryanta. B. 2008. Bertanam Tomat. PT Agro Media Pustaka. Jakarta
Yuhasnita, R, M. 2007. Pengaruh jenis media tanam dan dosis pupuk urea
terhadap pertumbuhan bibit salam (Eugenia polyantha Wight). Skripsi Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
49

LAMPIRAN
50

Lampiran 1. Deskripsi Tomat Cherry Varietas Juliet F1


Asal tanaman : Dalam Negeri (PT. Known-You Seed Indonesia)
Golongan : Hibrida F1
Tipe pertumbuhan : Indeterminate
% Daya Berekcambah : 85
% kemurnian : 98
Warna daun : Hijau sedang
Warna mahkota bunga : Kuning
Berat per buah : 30 g
Warna buah masak : Merah
Rasa buah : Manis ( 7,5 briks )
Tekstur daging buah : Keras
Bentuk Buah : Lonjong
Ketahanan terhadap penyakit : Tahan terhadap Bacterial wilt dan fusarium wikt
51

Lampiran 2. Denah Petak Percobaan


U1 U2 U3

M1F2 M5F1 M1F3 M1F3 U


M4F2 M1F3
a
b
M1F1 M5F3 M1F2 M43 M3F1 M1F2

M1F3 M5F2 M1F1 M4F1 M3F1 M3F2

M2F1 M2F2 M3F3 M2F2 M4F3 M4F2


S
10m
M2F3 M3F3 M3F1 M2F1 M4F1 M2F1

M4F3 M3F1 M3F2 M2F3 M5F3 M2F3

M4F1 M3F2 M5F2 M5F1 M5F1 M2F2

M4F2 M5F3 M5F2

7,5m
Keterangan :
a: Jarak Atar Petak Plot 20cm b: Jarak Antar Ulangan 20cm
52

Lampiran 3. Denah Tanaman Per Plot

105 cm

Keterangan :

5cm : Petak Panen


X 10cm X X

105 cm : Tanaman Sampel Non Destruktif


10cm

X X X

X X X
53

Lampiran 4. Pengamatan Struktur dan Tekstur Media Tanam (hasil dari


tanah)
54

Lampiran 5. Hasil Analisa Ragam Tinggi Tanaman


a. Tabel analisis ragam tinggi tanaman pada umur 1 mst

EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)


8,45229777 4,22614888 0,07919
Ulangan 8 2 9 2,77995333 9
24,1288928 3,96798585 0,01128 0,41099
Media 4 4 6,03222321 3 3 * 1 0,58122915 1,190593927 1,606088681
2,32592592 1,16296296 0,76499499 0,47481 0,31835
Fertigasi 6 2 3 8 7 2 0,450218164 0,92223009 1,244070943
Media x 11,8511160 1,48138950 0,47560 0,71185
Fertigasi 5 8 6 0,97445542 1 7 1,006718419 2,062169172 2,781827198
42,5662429 1,52022296
Residual 6 28 3
89,3244755 2,03010171
Total 6 44 7
C.V. (%) = 6,45152904401964                

b. Tabel analisis ragam tinggi tanaman pada umur 2 mst


L.S.D.
EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) (0.01)
Ulangan 13,723457 2 6,8617284 1,485755747 0,243635
Media 52,133333 4 13,0333333 2,822080501 0,043797 * 0,71634428 1,013063797 2,075167089 2,79936114
Fertigasi 7,738272 2 3,8691358 0,837775911 0,44323 0,554877894 0,784715843 1,607417515 2,16837581

Media x
Fertigasi 27,422222 8 3,4277778 0,742209578 0,654271 1,240744689 1,754677967 3,594294831 4,84863572
Residual 129,313580 28 4,6183422
Total 230,330864 44 5,2347924
55

C.V. (%) = 7,08299398277248                

c. Tabel analisis ragam tinggi tanaman pada umur 3 mst


EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)
8,24197530 4,12098765
Ulangan 9 2 4 3,65036713 0,039016 *
21,1950617 5,29876543 4,69364161 0,35416947 0,50087127
Media 3 4 2 9 0,005022 ** 6 7 1,025988287 1,384038788
5,84197530 2,92098765 2,58740821 0,27433849 0,38797322
Fertigasi 9 2 4 7 0,093088 7 3 0,79472711 1,072071835
Media x 0,36543209 0,32369942 0,61343952
Fertigasi 2,92345679 8 9 2 0,94998 8 0,8675345 1,777063841 2,397225501
31,6098765 1,12892416
Residual 4 28 2
69,8123456
Total 8 44 1,58664422
C.V. (%) = 1,52335002071146                

d. Tabel analisis ragam tinggi tanaman pada umur 4 mst

EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)


32,1827160 16,0913580 2,56914369
Ulangan 5 2 2 4 0,094535
259,274074 64,8185185 10,3489144
Media 1 4 2 8 2,83E-05 ** 0,834221 1,17976605 2,41664117 3,260003217
10,4049382 5,20246913 0,83062540 0,91384285
Fertigasi 7 2 6 5 0,446231 0,646184 3 1,871922201 2,525187633
Media x 56,3851851 7,04814814 1,12530622
Fertigasi 9 8 8 6 0,377135 1,444912 2,04341474 4,185745291 5,646491204
Residual 175,372839 28 6,26331569
56

5 7
533,619753 12,1277216
Total 1 44 6
C.V. (%) = 2,37127549495075                
57

e. Tabel analisis ragam tinggi tanaman pada umur 5 mst

EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)


364,110814 182,055407 27,9092006
Ulangan 8 2 4 3 2,16E-07 **
301,035456 11,5372279 0,85134 1,20398710
Media 8 4 75,2588642 8 1,16E-05 ** 7 5 2,466255753 3,32693235
11,2663703 5,63318518 0,43258 0,65945 0,93260440
Fertigasi 7 2 5 0,86357059 2 1 2 1,910353492 2,577030717
Media x 49,9938765 6,24923456 0,95801132 0,48729 1,47457 2,08536683
Fertigasi 4 8 8 1 3 7 8 4,271680268 5,762415863
182,647703 6,52313227
Residual 7 28 5
909,054222 20,6603232
Total 2 44 3
C.V. (%) = 1,8711237513892                

f. Tabel analisis ragam tinggi tanaman pada umur 6 mst

EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)


453,377777 226,688888 12,6264882 0,00012
Ulangan 8 2 9 7 3 **
523,679012 130,919753 7,29218240 0,00037 1,41238 1,997411
Media 3 4 1 4 2 ** 3 6 4,091512156 5,519372488
23,8814814 11,9407407 0,66509489 0,52216 1,09402 1,547188
Fertigasi 8 2 4 6 1 7 4 3,169271688 4,275287545
Media x 55,9209876 6,99012345 0,38934732 0,91710 3,459618
Fertigasi 5 8 7 2 2 2,44632 4 7,086706933 9,559833575
502,696296 17,9534391
Residual 3 28 5
1559,55555 35,4444444
Total 6 44 4
58

C.V. (%) = 2,53048101996253                

g. Tabel analisis ragam tinggi tanaman pada umur 7 mst

EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)


Ulangan 354,6844938 2 177,3422469 7,804076064 0,002024 **
Media 1601,996642 4 400,4991605 17,62426025 2,48E-07 ** 1,589001 2,247186 4,603153 6,209566
Fertigasi 62,7668642 2 31,3834321 1,381051022 0,26791 1,230835 1,740663 3,565587 4,809909
Media x
Fertigasi 128,0190617 8 16,00238272 0,704196626 0,685289 2,75223 3,892241 7,972894 10,75528
Residual 636,2806914 28 22,72431041
Total 2783,747753 44 63,26699439
C.V. (%) = 2,56289422622857                

h. Tabel analisis ragam tinggi tanaman pada umur 8 mst


L.S.D.
EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. (0.05) L.S.D. (0.01)
Ulangan 299,1224198 2 149,5612099 5,175532335 0,012227 *
Media 2169,404099 4 542,3510247 18,76793634 1,33E-07 ** 1,791887 2,534111 5,190892 7,002415
Fertigasi 129,3524938 2 64,67624691 2,23810711 0,1254 1,38799 1,962914 4,020848 5,424047
Media x
Fertigasi 121,0129383 8 15,12661728 0,52345322 0,828651 3,10364 4,38921 8,990889 12,12854
Residual 809,1368395 28 28,89774427
Total 3528,02879 44 80,1824725
59

C.V. (%) = 2,61074640343373                

i. Tabel analisis ragam tinggi tanaman pada umur 9 mst

EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)


Ulangan 259,2592593 2 129,6296296 4,086057372 0,027732 *
Media 2634,088889 4 658,5222222 20,75728819 4,83E-08 ** 1,877494 2,655178 5,438886 7,336954
Fertigasi 146,9037037 2 73,45185185 2,315276851 0,117347 1,454301 2,056692 4,212943 5,68318
Media x
Fertigasi 148,4296296 8 18,5537037 0,584831554 0,781688 3,251916 4,598903 9,420426 12,70798
Residual 888,2962963 28 31,72486772
Total 4076,977778 44 92,65858586
C.V. (%) = 2,47497067574072                

Lampiran 6. Hasil Analisa Ragam Jumlah Daun


a. Tabel analisis ragam jumlah daun pada umur 1 mst
EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)
Ulangan 1,101234568 2 0,550617284 2,259044863 0,123158
Media 3,096296296 4 0,774074074 3,175832127 0,028531 * 0,164566 0,232732072 0,476730031 0,643099792
Fertigasi 0,138271605 2 0,069135802 0,283646889 0,755171 0,127473 0,180273487 0,369273494 0,498142957
Media x
Fertigasi 2,577777778 8 0,322222222 1,321997106 0,273432 0,285037 0,403103772 0,825720635 1,113881515
Residual 6,824691358 28 0,243738977
Total 13,7382716 44 0,312233446
C.V. (%) = 10,3492861066021                
60
61

b. Tabel analisis ragam jumlah daun pada umur 2 mst


L.S.D.
EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. (0.05) L.S.D. (0.01)
Ulangan 4,044444444 2 2,022222222 5,367977528 0,010632 *
Media 4,8 4 1,2 3,185393258 0,028206 * 0,204592 0,289336 0,592678419 0,799511973
Fertigasi 0,459259259 2 0,22962963 0,609550562 0,550651 0,158476 0,224119 0,459086729 0,619299312
Media x
Fertigasi 3,17037037 8 0,396296296 1,051966292 0,422974 0,354363 0,501145 1,026549134 1,384795359
Residual 10,54814815 28 0,376719577
Total 23,02222222 44 0,523232323
C.V. (%) = 7,50539908285529                

c. Tabel analisis ragam jumlah daun pada umur 3 mst

EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)


3,42469135 0,01121
Ulangan 6,849382716 2 8 5,29389313 8 *
2,15679012 0,02362 0,37915
Media 8,627160494 4 3 3,333969466 2 * 0,268103 5 0,77666396 1,04770499
0,12839506 0,82112 0,29369
Fertigasi 0,256790123 2 2 0,198473282 5 0,207672 2 0,601601316 0,81154879
Media x 0,44938271 0,69308 0,65671
Fertigasi 3,595061728 8 6 0,694656489 6 0,464368 6 1,345221439 1,81467827
Residual 18,11358025 28 0,64691358
0,85095398
Total 37,44197531 44 4
C.V. (%) = 7,09221204605666                
62
63

d. Tabel analisis ragam jumlah daun pada umur 4 mst

EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)


0,03456790 0,01728395
Ulangan 1 2 1 0,026077701 0,974283
8,43456790 2,10864197
Media 1 4 5 3,18147951 0,028338 * 0,271372 0,383778 0,786134538 1,060480619
0,66172839
Fertigasi 1,32345679 2 5 0,998403406 0,381208 0,210204 0,297274 0,608937195 0,821444755
Media x 7,12098765 0,89012345
Fertigasi 4 8 7 1,343001597 0,263952 0,470031 0,664724 1,361624962 1,836806312
18,5580246 0,66278659
Residual 9 28 6
35,4716049
Total 4 44 0,80617284
C.V. (%) = 5,25362350977092                

e. Tabel analisis ragam jumlah daun pada umur 5 mst

EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)


Ulangan 0,627111605 2 0,313555802 0,281781513 0,756553
Media 15,63264296 4 3,908160741 3,512125871 0,019136 * 0,351625 0,497273 1,018618 1,374096
Fertigasi 0,25629679 2 0,128148395 0,115162431 0,891641 0,272368 0,385186 0,789018 1,06437
Media x
Fertigasi 19,99432296 8 2,49929037 2,246023884 0,054161 0,609033 0,861302 1,764298 2,380004
Residual 31,15734025 28 1,112762152
Total 67,66771457 44 1,537902604
C.V. (%) = 5,51113121455183                
64
65

f. Tabel analisis ragam jumlah daun pada umur 6 mst

EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)


6,57777777 3,28888888 1,88878760 0,17002
Ulangan 8 2 9 3 9
5,18271604 2,97640028 0,03629 0,43985 0,62205
Media 20,7308642 4 9 4 1 * 7 2 1,274216011 1,718893291
2,50370370 1,25185185 0,71893041 0,49604 0,34071
Fertigasi 4 2 2 6 9 2 0,48184 0,987003478 1,331449018
Media x 9,29876543 1,16234567 0,66752760 0,71523 0,76185 1,07742
Fertigasi 2 8 9 1 5 5 6 2,20700687 2,977210512
48,7555555 1,74126984
Residual 6 28 1
87,8666666 1,99696969
Total 7 44 7
C.V. (%) = 5,63384561726253                

g. Tabel analisis ragam jumlah daun pada umur 7 mst

EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)


Ulangan 0,933333333 2 0,466666667 0,296271414 0,745888
Media 18,15802469 4 4,539506173 2,8819841 0,040707 * 0,418348 0,591633 1,211904879 1,634836753
Fertigasi 0,725925926 2 0,362962963 0,230433322 0,795681 0,324051 0,458277 0,938737483 1,266339104
Media x
Fertigasi 6,656790123 8 0,832098765 0,52827231 0,825073 0,724599 1,024738 2,099080825 2,831620318
Residual 44,1037037 28 1,575132275
Total 70,57777778 44 1,604040404
C.V. (%) = 4,18968273194333                
66
67

h. Tabel analisis ragam jumlah daun pada umur 8 mst

EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)


1,97776324 0,15724
Ulangan 6,4 2 3,2 4 2
22,0641975 5,51604938 3,40919991 0,02160 0,42400
Media 3 4 3 3 6 * 1 0,599628 1,228281349 1,656928301
2,31111111 1,15555555 0,71419228
Fertigasi 1 2 6 3 0,49829 0,32843 0,46447 0,951422642 1,283451143
Media x 15,1209876 1,89012345 1,16819271 0,35215 0,73439
Fertigasi 5 8 7 9 2 1 1,038585 2,127445702 2,869884001
1,61798941
Residual 45,3037037 28 8
2,07272727
Total 91,2 44 3
C.V. (%) = 3,3849849696624                

i. Tabel analisis ragam jumlah daun pada umur 9 mst


EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)
4,81975308 2,40987654 1,29406193
Ulangan 6 2 3 8 0,29005
28,7061728 3,85367932 0,01286 0,45488
Media 4 4 7,17654321 6 3 * 2 0,6433 1,31774047 1,777606963
1,84197530 0,92098765 0,49455440 0,49829
Fertigasi 9 2 4 9 0,61507 0,35235 8 1,020717379 1,376928433
Media x 10,2567901 1,28209876 0,68846481 0,69814 0,78787 1,11422
Fertigasi 2 8 5 7 6 8 8 2,282393446 3,078905576
52,1432098 1,86225749
Residual 8 28 6
97,7679012 2,22199775
Total 3 44 5
C.V. (%) = 2,76908387438517                
68
69

Lampiran 7. Hasil Analisa Ragam Umur Berbunga Mekar


a. Tabel analisis ragam umur berbunga mekar tanaman tomat cherry

EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)


3,73333333 1,86666666 0,09881522 0,90622
Ulangan 3 2 7 6 5
5448,31111 1362,07777 72,1039408 1,44877 2,04887
Media 1 4 8 5 2,48E-14 ** 3 4 4,196927544 5,661575852
428,133333 214,066666 11,3319889 0,00024 1,12221 1,58705
Fertigasi 3 2 7 1 8 ** 4 1 3,250926096 4,385437798
Media x 324,088888 40,5111111 0,06482 2,50934 3,54875
Fertigasi 9 8 1 2,14452567 3 8 3 7,269291742 9,806137026
528,933333 18,8904761
Residual 3 28 9
153,027272
Total 6733,2 44 7
C.V. (%) = 8,96764279988421                

Lampiran 8. Hasil Analisa Ragam Jumlah Bunga Mekar


a. Tabel analisis ragam jumlah bunga mekar tanaman tomat cherry pada umur 5 mst
EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)
2,31111111 1,15555555 4,51239669 0,02001
Ulangan 1 2 6 4 3 *
9,44197530 2,36049382 9,21763085 0,23855
Media 9 4 7 4 6,98E-05 ** 0,168683 3 0,488654382 0,659185516
0,28148148 0,14074074 0,54958677 0,58328 0,18478
Fertigasi 1 2 1 7 8 0,130661 3 0,378510057 0,510602905
Media x 0,58827160 2,29717630 0,04948 0,41318
Fertigasi 4,70617284 8 5 9 1 * 0,292167 7 0,846374217 1,141742805
70

0,25608465
Residual 7,17037037 28 6
23,9111111 0,54343434
Total 1 44 3
C.V. (%) = 19,2984436087275                
b. Tabel analisis ragam jumlah bunga mekar tanaman tomat cherry pada umur 6 mst

EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)


120,548148 60,2740740 23,2818311
Ulangan 1 2 7 9 1,11E-06 **
189,669135 47,4172839 18,3156890 0,53633 0,75849
Media 8 4 5 8 1,7E-07 ** 4 1 1,553698421 2,095909775
5,52592592 2,76296296 1,06723891 0,35753 0,41544 0,58752
Fertigasi 6 2 3 3 7 3 5 1,203489622 1,623484731
Media x 52,9679012 6,62098765 2,55746304 0,03132 0,92895 1,31374
Fertigasi 3 8 4 2 8 * 8 5 2,691084606 3,630222218
72,4888888 2,58888888
Residual 9 28 9
10,0272727
Total 441,2 44 3
C.V. (%) = 10,585542443988                

c. Tabel analisis ragam jumlah bunga mekar tanaman tomat cherry pada umur 7 mst
L.S.D.
EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. (0.05) L.S.D. (0.01)
32,5333333 16,2666666 5,93628113 0,00709
Ulangan 3 2 7 5 2 **
63,8728395 23,3094548 0,55178 0,78034
Media 255,491358 4 1 5 1,45E-08 ** 6 3 1,5984611 2,156293783
3,21481481 1,60740740 0,56290 0,42741 0,60445
Fertigasi 5 2 7 0,58659973 6 2 1 1,23816264 1,670257982
71

Media x 56,3901234 7,04876543 2,57234343 0,03052 0,95572 1,35159


Fertigasi 6 8 2 8 5 * 2 5 2,76861584 3,734810388
76,7259259
Residual 3 28 2,74021164
424,355555 9,64444444
Total 6 44 4
C.V. (%) = 6,07099680716615                

d. Tabel analisis ragam jumlah bunga mekar tanaman tomat cherry pada umur 8 mst

EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)


29,9604938 14,9802469 3,65670742
Ulangan 3 2 1 2 0,03882 *
56,3864197 13,7640347 0,67467 0,95413
Media 225,545679 4 5 9 2,52E-06 ** 3 1 1,95444925 2,636515061
4,47901234 2,23950617 0,54666781 0,58492 0,52259 0,73906
Fertigasi 6 2 3 5 9 9 7 1,51390988 2,042235785
Media x 75,1506172 0,04984 1,16856 1,65260
Fertigasi 8 8 9,39382716 2,29305149 2 * 7 4 3,3852054 4,566578041
114,706172
Residual 8 28 4,09664903
449,841975 10,2236812
Total 3 44 6
C.V. (%) = 5,30877084757179                

e. Tabel analisis ragam jumlah bunga mekar tanaman tomat cherry pada umur 9 mst
Sign
EFFECT SS DF MS F ProbF . S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)
69,7333333 34,8666666 7,21537282 0,00296
Ulangan 3 2 7 4 9 **
72

264,083950 66,0209876 13,6625059 0,73274 1,03626


Media 6 4 5 3 2,69E-06 ** 8 2 2,122686439 2,863463846
0,57777777 0,28888888 0,05978320 0,94208 0,56758 0,80268
Fertigasi 8 2 9 4 9 4 5 1,644225846 2,218029558
Media x 89,7679012 11,2209876 2,32209204 0,04735 1,26915 1,79485
Fertigasi 3 8 5 7 2 * 7 8 3,676600761 4,959664867
135,303703 4,83227513
Residual 7 28 2
559,466666 12,7151515
Total 7 44 2
C.V. (%) = 4,47201465289854                

Lampiran 9. Hasil Analisa Ragam Umur Berbuah


a. Tabel analisis ragam umur berbuah tanaman tomat cherry

EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)


15,2444444 7,62222222 0,27499713
Ulangan 4 2 2 7 0,761602
4302,97777 1075,74444 38,8110754 2,48182
Media 8 4 4 8 4,86E-11 ** 1,754912 1 5,083779856 6,857922842
389,511111 194,755555
Fertigasi 1 2 6 7,02645745 0,003366 ** 1,359349 1,92241 3,937878943 5,312124191
Media x 511,155555 63,8944444 2,30520558
Fertigasi 6 8 4 9 0,048784 * 3,039598 4,29864 8,805365004 11,8782708
776,088888 27,7174603
Residual 9 28 2
5994,97777 136,249494
Total 8 44 9
C.V. (%) = 9,01153232494307                
73

Lampiran 10. Hasil Analisa Ragam Jumlah Tandan Buah Tiap Tanaman
a. Tabel analisis ragam jumlah tandan buah tiap tanaman pada umur 5 mst

EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)


Ulangan 0,449432593 2 0,224716296 1,547149178 0,230506
Media 0,113729383 4 0,028432346 0,19575385 0,938541 0,127037 0,179657 0,368011345 0,496440342
Fertigasi 0,152543704 2 0,076271852 0,525124056 0,597193 0,098402 0,139162 0,285060362 0,384541035
Media x
Fertigasi 0,760792099 8 0,095099012 0,654747169 0,725639 0,220034 0,311176 0,637414348 0,859859895
Residual 4,066871111 28 0,145245397
Total 5,543368889 44 0,125985657
C.V. (%) = 18,9147274073747                
b. Tabel analisis ragam jumlah tandan buah tiap tanaman pada umur 6 mst
L.S.D.
EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) (0.01)
0,98271604 0,49135802 1,82568807
Ulangan 9 2 5 3 0,17977
2,23209876 0,55802469 2,07339449 0,11111 0,17292 0,24455
Media 5 4 1 5 2 8 7 0,500951586 0,675774212
1,66055045 0,20820 0,13394 0,18943
Fertigasi 0,89382716 2 0,44691358 9 6 9 3 0,38803543 0,523452454
Media x 1,20493827 0,15061728 0,55963302 0,80130 0,42358
Fertigasi 2 8 4 8 4 0,29952 5 0,867673599 1,170475269
7,53580246 0,26913580
Residual 9 28 2
12,8493827 0,29203142
Total 2 44 5

C.V. (%) = 11,1878123290045                


74

c. Tabel analisis ragam jumlah tandan buah tiap tanaman pada umur 7 mst

EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)


0,01849
Ulangan 1,377777778 2 0,688888889 4,617021277 5 *
0,12875 0,18209
Media 2,854320988 4 0,713580247 4,78250591 0,00456 ** 7 1 0,372996 0,503164
0,03150 0,09973 0,14104
Fertigasi 1,17037037 2 0,585185185 3,921985816 6 * 5 7 0,288921 0,389749
Media x 0,60885 0,22301
Fertigasi 0,95308642 8 0,119135802 0,798463357 2 4 0,31539 0,646047 0,871506

Residual 4,177777778 28 0,149206349

Total 10,53333333 44 0,239393939

C.V. (%) = 6,23019962846982                


d. Tabel analisis ragam jumlah tandan buah tiap tanaman pada umur 8 mst

EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)


0,53827160 0,26913580 1,67508232
Ulangan 5 2 2 7 0,20552
0,62716049 0,15679012 0,97585071 0,43644 0,13361 0,18895
Media 4 4 3 4 5 2 6 0,387059452 0,522135878
0,86419753 0,43209876 0,08543 0,10349 0,14636
Fertigasi 1 2 5 2,68935236 6 6 5 0,299814963 0,404444712
Media x 2,98765432 2,32436882 0,04716 0,23142 0,32728
Fertigasi 1 8 0,37345679 5 3 * 3 2 0,670406637 0,904365869
4,49876543 0,16067019
Residual 2 28 4
9,51604938
Total 3 44 0,21627385
75

C.V. (%) = 5,29999775265643                

e. Tabel analisis ragam jumlah tandan buah tiap tanaman pada umur 9 mst

EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)

Ulangan 0,281481481 2 0,140740741 0,631828979 0,539029

Media 0,558024691 4 0,139506173 0,626286619 0,647692 0,157322 0,222487 0,455743 0,614789

Fertigasi 1,17037037 2 0,585185185 2,627078385 0,090026 0,121861 0,172337 0,353017 0,476213


Media x
Fertigasi 4,508641975 8 0,563580247 2,530087094 0,032862 * 0,272489 0,385358 0,78937 1,064846

Residual 6,237037037 28 0,222751323

Total 12,75555556 44 0,28989899

C.V. (%) = 4,92771281555195                


Lampiran 11. Hasil Analisa Ragam Jumlah Buah Terbentuk
a. Tabel analisis ragam jumlah buah terbentuk pada umur 6 mst
L.S.D. L.S.D.
EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. (0.05) (0.01)
75,3530864 37,6765432 18,5745587 7,34E-
Ulangan 2 2 1 3 06 **
100,074074 25,0185185 12,3341448 0,47473 0,67138 1,37526 1,85520
Media 1 4 2 6 6,6E-06 ** 9 2 5 6
0,50864197 0,25432098 0,12538040 0,88265 0,36773 0,52005 1,06527 1,43703
Fertigasi 5 2 8 2 4 1 1 5 6
76

Media x 9,31851851 1,16481481 0,57425441 0,78997 0,82227 1,16286 2,38202 3,21331


Fertigasi 9 8 5 3 1 2 9 8 1
56,7950617 2,02839506
Residual 3 28 2
242,049382 5,50112233
Total 7 44 4
C.V. (%) = 19,5197301857841                

b. Tabel analisis ragam jumlah buah terbentuk pada umur 7 mst


L.S.D. L.S.D.
EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. (0.05) (0.01)
468,879012 234,439506 53,8014327 2,56E-
Ulangan 3 2 2 9 10 **
37,6456790 8,63929250 0,00011 0,69582 0,98403 2,01571 2,71915
Media 150,582716 4 1 8 3 ** 1 9 2 7
18,1679012 9,08395061 0,14322 0,76223 1,56136
Fertigasi 3 2 7 2,08467236 6 0,53898 3 4 2,10625
Media x 62,7209876 7,84012345 0,11956 1,20519 1,70440 3,49131 4,70971
Fertigasi 5 8 7 1,79922694 3 6 5 6 9
122,009876 4,35749559
Residual 5 28 1
822,360493 18,6900112
Total 8 44 2
C.V. (%) = 11,0860466162437                

c. Tabel analisis ragam jumlah buah terbentuk pada umur 8 mst

EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. L.S.D.


77

(0.05) (0.01)
70,5530864 35,2765432 4,91046571 0,01485
Ulangan 2 2 1 6 8 *
159,125925 39,7814814 5,53754940 0,00205 2,58816 3,49138
Media 9 4 8 7 5 ** 0,89343 1,2635 3 3
4,74567901 2,37283950 0,33029730 0,72147 0,69204 0,97870 2,00478 2,70441
Fertigasi 2 2 6 2 2 8 3 3 4
Media x 55,8222222 6,97777777 0,97130091 1,54746 2,18844 6,04725
Fertigasi 2 8 8 1 0,47783 6 7 4,48283 3
201,150617 7,18395061
Residual 3 28 7
491,397530
Total 9 44 11,1681257
C.V. (%) = 8,85341454902562                

d. Tabel analisis ragam jumlah buah terbentuk pada umur 9 mst


L.S.D. L.S.D.
EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. (0.05) (0.01)
212,577777 106,288888 14,6194600
Ulangan 8 2 9 1 4,49E-05 **
126,360493 31,5901234 4,34505009 0,00737 0,89878 1,27107 2,60368
Media 8 4 6 3 3 ** 7 7 4 3,512321
4,90370370 2,45185185 0,71659 0,69619 0,98457 2,01680
Fertigasi 4 2 2 0,33723892 7 8 2 5 2,720632
Media x 43,1209876 5,39012345 0,74138223 0,65494 1,55674 2,20157 4,50971
Fertigasi 5 8 7 8 4 6 1 3 6,083518
203,570370
Residual 4 28 7,27037037
Total 590,533333 44 13,4212121
78

3 2
C.V. (%) = 6,43352648395315                

Lampiran 12. Hasil Analisa Ragam Fruit Set


a. Tabel analisis ragam presentase fruit set tanaman tomat cherry umur 6 mst

EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)


0,04910078
Ulangan 9 2 0,024550394 5,368646489 0,010627 *
0,05114569 0,03187
Media 6 4 0,012786424 2,796117602 0,045211 * 0,022541 8 0,065299 0,088087
0,00284686 0,02469
Fertigasi 9 2 0,001423435 0,311274727 0,735015 0,01746 3 0,05058 0,068232
Media x 0,01561562 0,05521
Fertigasi 9 8 0,001951954 0,426850529 0,894903 0,039042 4 0,113101 0,152571
0,12804177
Residual 8 28 0,004572921
0,24675076
Total 1 44 0,005607972
C.V. (%) = 14,3816145233712                

b. Tabel analisis ragam presentase fruit set tanaman tomat cherry umur 7 mst
Sign
EFFECT SS DF MS F ProbF . S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)
0,31132779
Ulangan 8 2 0,155663899 46,70033504 1,21E-09 **
0,03641760 0,02721
Media 8 4 0,009104402 2,73138879 0,048947 * 0,019245 6 0,05575 0,075206
79

0,02091227 0,02108
Fertigasi 4 2 0,010456137 3,136919321 0,058984 0,014907 2 0,043184 0,058254
Media x 0,04644782
Fertigasi 8 8 0,005805978 1,741836999 0,132313 0,033333 0,04714 0,096562 0,13026
0,09333100
Residual 4 28 0,00333325
0,50843651
Total 2 44 0,011555375
C.V. (%) = 8,29119835258041                

c. Tabel analisis ragam presentase fruit set tanaman tomat cherry umur 8 mst

EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)


0,01808317 2,52356187
Ulangan 4 2 0,009041587 9 0,09825193
1,54857547 0,01995 0,02821
Media 0,02219336 4 0,00554834 3 0,215469 2 7 0,0578 0,077971
0,00064661 0,09023723 0,01545 0,02185
Fertigasi 6 2 0,000323308 5 0,91397902 5 7 0,044771 0,060396
Media x 0,02575146 0,89842382 0,03455 0,04887
Fertigasi 5 8 0,003218933 9 0,53109064 8 3 0,100112 0,135049
0,10032027
Residual 8 28 0,003582867
0,16699489
Total 3 44 0,003795338

C.V. (%) = 7,7070121194147                

d. Tabel analisis ragam presentase fruit set tanaman tomat cherry umur 9 mst

EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)


80

0,02480073 0,01240036 12,9601841 0,00010


Ulangan 6 2 8 7 4 **
0,01173190 0,00293297 3,06538568 0,03258 0,01458
Media 5 4 6 6 6 * 0,010311 2 0,029869 0,040293
0,00257500 0,00128750 0,27669 0,01129
Fertigasi 7 2 3 1,34562779 9 0,007987 5 0,023136 0,031211
Media x 0,00301317 0,00037664 0,91467 0,02525
Fertigasi 8 8 7 0,39365103 3 0,017859 6 0,051735 0,069789
0,02679053 0,00095680
Residual 8 28 5
0,06891136 0,00156616
Total 4 44 7
C.V. (%) = 3,62109350521764                

Lampiran 13. Hasil Analisa Ragam Umur Panen


a. Tabel analisis ragam umur panen tanaman tomat cherry
EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)
Ulangan 62,4 2 31,2 0,407919313 0,668921
1993,55555
Media 6 4 498,3888889 6,516104263 0,000774 ** 2,915204 4,122721 8,44501 11,39216
Fertigasi 586,8 2 293,4 3,836010459 0,0337 * 2,258107 3,193446 6,541477 8,824328
Media x 1735,64444
Fertigasi 4 8 216,9555556 2,836550035 0,019325 * 5,049281 7,140762 14,62719 19,7318
Residual 2141,6 28 76,48571429
Total 6520 44 148,1818182
C.V. (%) = 9,30384164277558                

Lampiran 14. Hasil Analisa Ragam Bobot Buah Tiap Tanaman


81

a. Tabel analisis ragam bobot buah tiap tanaman panen 1

EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)


Ulangan 38,81802778 2 19,40901389 0,171619237 0,843179
Media 616,4000556 4 154,1000139 1,362589927 0,272036 3,544847 5,013171 10,26901 13,85271
Fertigasi 238,0673611 2 119,0336806 1,052524851 0,362461 2,745827 3,883185 7,954344 10,73026
Media x
Fertigasi 2542,435694 8 317,8044618 2,810104603 0,020223 * 6,139855 8,683066 17,78646 23,99359
Residual 3166,616972 28 113,0934633
Total 6602,338111 44 150,0531389
C.V. (%) = 13,8361490764132                
b. Tabel analisis ragam bobot buah tiap tanaman panen 2
Sign
EFFECT SS DF MS F ProbF . S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)
44,9414444 22,4707222 0,19538915 0,82362
Ulangan 4 2 2 2 6
448,308527 112,077131 0,97454169 0,43712 3,57467 5,05535
Media 8 4 9 6 4 9 9 10,35543 13,96928
134,735444 67,3677222 0,58578099 0,56334 2,76893 3,91586
Fertigasi 4 2 2 8 8 4 5 8,021285 10,82056
Media x 2429,87580 303,734475 2,64105536 0,02708 6,19152 8,75613
Fertigasi 6 8 7 8 4 * 5 9 17,93614 24,19551
3220,13897 115,004963
Residual 2 28 3
6278,00019 142,681822
Total 4 44 6
C.V. (%) = 11,4501002886655                
82

c. Tabel analisis ragam bobot buah tiap tanaman panen 3

EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)


74,9313611 37,4656805 0,33089862 0,72104
Ulangan 1 2 6 7 9
428,393416 107,098354 0,94589762 0,45219 3,54689 5,01606
Media 7 4 2 7 7 3 4 10,27494 13,8607
105,969527 52,9847638 0,63108 2,74741 3,88542
Fertigasi 8 2 9 0,46796389 6 1 7 7,958935 10,73645
Media x 2,69896516 0,02449 6,14339 8,68807
Fertigasi 2444,702 8 305,58775 8 7 * 9 8 17,79672 24,00744
3170,27322 113,224043
Residual 2 28 7
6224,26952 141,460671
Total 8 44 1

C.V. (%) = 9,72526147078763                

Lampiran 15. Hasil Analisa Ragam Bobot Total Buah Tanaman


a. Tabel analisis ragam bobot buah total tanaman panen 1

EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)


15162,9457
Ulangan 8 2 7581,472889 1,256023131 0,30034
80280,6413 25,8974
Media 3 4 20070,16033 3,325024833 0,023874 * 3 36,6245 75,02189 101,2031
54740,7897 20,0600 28,3692
Fertigasi 8 2 27370,39489 4,53445519 0,019682 * 7 2 58,11171 78,39159
Media x 251265,414 44,8556
Fertigasi 7 8 31408,17683 5,203394801 0,000482 ** 7 63,4355 129,9417 175,2889
Residual 169010,614 28 6036,093365
83

2
570460,405
Total 8 44 12965,00922
C.V. (%) = 11,9464533538948                

b. Tabel analisis ragam bobot buah total tanaman panen 2

EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)


Ulangan 1015,253778 2 507,6268889 0,061654956 0,940335
Media 97720,04578 4 24430,01144 2,967201524 0,036699 * 30,24594 42,77422 87,61901 118,1964
Fertigasi 9865,544444 2 4932,772222 0,599120851 0,556184 23,4284 33,13277 67,86939 91,55453
Media x
Fertigasi 156895,8222 8 19611,97778 2,3820165 0,042608 * 52,3875 74,08712 151,7606 204,7221
Residual 230533,8262 28 8233,350937
Total 496030,4924 44 11273,42028
C.V. (%) = 10,2706034320602                

c. Tabel analisis ragam bobot buah total tanaman panen 3

EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)


Ulangan 2275,296444 2 1137,648222 0,130710783 0,878004
Media 95135,53911 4 23783,88478 2,73266387 0,048871 * 31,09761 43,97866 90,08621 121,5246
Fertigasi 3096,193778 2 1548,096889 0,177869531 0,83799 24,08811 34,06573 69,78048 94,13254
Media x
Fertigasi 171137,7462 8 21392,21828 2,457871896 0,037292 * 53,86264 76,17328 156,0339 210,4868
Residual 243699,4836 28 8703,552984
84

Total 515344,2591 44 11712,36953


C.V. (%) = 9,55473268394638                

Lampiran 16. Hasil Analisa Ragam Kekerasan Buah


a. Tabel analisis ragam kekerasan buah tanaman tomat cherry

EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)


Ulangan 2,529377062 2 1,264688531 2,60355684 0,091828
Media 10,11448405 4 2,528621012 5,205557236 0,002903 ** 0,23232 0,32855 0,673005 0,907871
Fertigasi 1,836297635 2 0,918148817 1,890151271 0,169824 0,179954 0,254494 0,521307 0,703234
Media x
Fertigasi 18,79897526 8 2,349871908 4,837574572 0,000812 ** 0,40239 0,569066 1,165679 1,572479
Residual 13,6011161 28 0,485754147
Total 46,88025011 44 1,06546023
C.V. (%) = 17,341973041246                

Lampiran 17. Hasil Analisa Ragam Kadar Gula


a. Tabel analisis ragam kadar gula buha tanaman tomat cherry

EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)


1,60212345
Ulangan 7 2 0,801061728 3,214747287 0,055358
1,80775308 0,16639
Media 6 4 0,451938272 1,813677125 0,154208 4 0,235317 0,482025 0,650243
0,43116049 0,12888
Fertigasi 4 2 0,215580247 0,865146829 0,43194 8 0,182276 0,373375 0,503676
85

Media x 1,97698765 0,28820


Fertigasi 4 8 0,247123457 0,991733139 0,46351 3 0,407581 0,834892 1,126253
6,97713580
Residual 2 28 0,249183422
12,7951604
Total 9 44 0,290799102
C.V. (%) = 8,7021786853551                

Lampiran 18. Hasil Analisa Ragam Kerapatan Stomat


a. Tabel analisis ragam kerapatan stomat daun tanaman tomat cherry
EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05) L.S.D. (0.01)
Ulangan 444,1137644 2 222,0568822 5,091889671 0,012999 *
3,11305
Media 553,2292737 4 138,3073184 3,171464893 0,028681 * 2,20126 2 6,376798 8,60218
Fertigasi 1296,277826 2 648,1389128 14,86219118 3,99E-05 ** 1,705089 2,41136 4,939446 6,66322
Media x 5,39196
Fertigasi 115,0581416 8 14,3822677 0,329793518 0,947275 3,812694 4 11,04494 14,89941
Residual 1221,077656 28 43,60991627
Total 3629,756661 44 82,49446956
C.V. (%) = 14,9884845618061                
86

Lampiran 19. Dokumentasi Penelitian

Gambar 7. Persiapan Media Tanam Gambar 8. Zat Pengatur


Tumbuh

Gambar 9. Benih Tomat Cherry Gambar 10. Perendaman


Varietas Juliet Benih Tomat bengan ZPT
dan Air hangat selam 20
menit

Gambar 11. Persiapan media Gambar 12. Persemaian


untuk persemaian benih 1benih tomat cherry /lubang
tomat cherry.
87

Gambar 13. Bibit Tomat Gambar 14. Transplanting


Cherry umur 2 minggu setelah Bibit pada Media Tanam
persemaian

Gambar 15. Pupuk AB mix Gambar 16. Pembuatan


Larutan nutrisi AB mix

Gambar 17. Larutan Pekat Gambar 18. Pencampuran


Nutrisi AB mix Larutan Pekat AB mix,
kemudian siap diaplikasikan
88

Gambar 19. pH meter dan Gambar 20. Pengukuran EC


EC meter meter

Gambar 21. Pengukuran pH Gambar 22. Bunga Mekar


meter pada Tanaman Tomat
Cherry

Gambar 24. Pemanenan Tomat


Gambar 23. Pengukuran
Cherry
Tinggi Tanaman
89

Gambar 26. Buah Tomat Gambar 25. Penyiraman


Cherry

Gambar 26. Penetrometer Gambar 27. Pengamatan


Kekerasan Buah Tomat
Cherry

Gambar 28. Handrefractometer Gambar 29. Pengamatan Kadar


Gula Buah Tomat Cherry

Gambar 30. Nilai Kadar Gula Gambar 31. Proses Pemberian


Buah Tomat Cherry Kutek untuk Pengamatan
Kerapatan Stomat

Anda mungkin juga menyukai