BAB I
PENDAHULUAN
sangat popular dikalangan masyarakat. Ciri khas tomat yaitu mempunyai rasa
buah yang asam manis, berbeda dengan buah lainnya serta dapat menambah
fosfor, zat besi dan juga mengandung vitamin A, vitamin B, vitamin C, yang
sebesar 915.987 ton atau sekitar 7,69 persen terhadap produksi sayuran nasional
berada pada urutan kelima. Sentra produksi tomat di Indonesia adalah Pulau Jawa
dengan total produksi sebesar 434.202 ton atau sekitar 47,40 persen dari total
produksi tomat nasional. Adapun provinsi penghasil tomat terbesar adalah Jawa
Barat dengan produksi sebesar 304.687 ton 33,26 persen dari total produksi tomat
nasional, diikuti Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sedangkan provinsi penghasil
tomat terbesar di luar Jawa adalah Sumatera Utara, dengan produksi sebesar
84.339 ton atau sekitar 9,21 persen dari total produksi tomat nasional, diikuti oleh
Sumatera Barat.
beberapa teknik budidaya yang tepat diantaranya adalah penggunaan jarak tanam
2
tepat dan penggunaan mulsa. Salah satu teknik budidaya yang mengatur tata letak
dan populasi tanaman dengan jarak tanam yang pasti menurut dua arah tertentu
dalam satu area. Melalui pemilihan jarak tanam yang tepat tingkat persaingan
antar maupun intern tanaman dapat ditekan serendah mungkin. Selain itu
cahaya matahari, air dan hara. Pengaturan jarak tanam sangat berkaitan erat
Menurut Yani dan Trisnawati (2007) jarak tanam yang yang baik untuk
tergantung pada daya tumbuh benih, kesuburan tanah, musim, serta varietas yang
ditanam. Benih yang daya tumbuhnya rendah perlu ditanam dengan jarak tanam
yang lebih rapat. Penanaman pada musim kemarau, diperkirakan akan kekurangan
mulsa berpengaruh terhadap kondisi tanah dan iklim mikro. Mulsa dapat menekan
terhadap pertumbuhan tanaman tomat dan dapat menghasilkan buah total sebesar
21,4 ton per hektar dibandingkan dengan perlakuan tanpa mulsa yang
3
menghasilkan buah total 13,8 ton per hektar. Menurut Rohman Wakhid dkk
produksi terutama pada bobot serta jumlah umbi pada bawang merah. Dalam hal
1.5 Hipotesis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Solanales
Family : Solanaceae
1. Akar
Menurut Pitojo (2005) tanaman ini memiliki akar tunggang, akar cabang,
dalam, menyebar kesegala arah hingga rata – rata kedalaman 30 – 40 cm. fungsi
akar tanaman tomat yaitu untuk menopang berdirinya tanaman serta menyerap air
6
dan unsure hara dari dalam tanah. Sehingga tingkat kesuburan pada bagian atas
2. Batang
bulat dan membengak pada buku-buku. Bagian yang masih muda berambut halus
dan ada yang berkelenjar. Mudah patah, dapat naik bersandar pada turus, namun
3. Bunga
dan tersusun dalam dompolan dengan jumlah 5-10 bunga per dompolan
tergantung dari varietasnya. Kelopak bunga berjumlah 5 buah dan berwrna hijau
terdapat pada bagian bawah atau pangkal bunga. Selain itu, bagian lainnya bunga
berupa mahkota bunga yang terdapat di dalam bunga tomat. Bunga tomat dapat
4. Buah
varietasnya. Buah tomat memiliki bentuk yang beragam bulat, agak bulat, agak
lonjong dan bulat persegi. Selain itu, ukuran buah sangat bervariasi juga, yang
berukuran 8 -180 gram per buah dengan diameter buah antar 2-15 cm tergantung
pada varietasnya. Sedangkan warna tomat yaitu juga sangat bervariasi yaitu
kemerahan, kekuningan, hijau muda dan juga ada yang belang-belang kemerahan.
7
5. Daun
bagian tepi bergerigi dan mebentuk celah menyerip agak melengkung kedalam.
Daun tanaman ini berwarna hijau dan juga tergolong daun majemuk ganjil
berjumlah 5-7, dengan ukuran 15-30 cm dan memiliki kelebaran 10-25 cm , serta
ketebalan 0,3-0,5m.
1. Keadaan Tanah
Tomat bisa ditanam pada semua jenis tanah, seperti andosol, regosol,
latosol, ultisol, dan grumusol. Namun demikian, tanah yang paling ideal dari jenis
lempung berpasir yang subur, gembur, memiliki kandungan bahan organik yang
ketinggian <100 m dpl. Ketinggian tempat berkaitan erat dengan suhu udara siang
mengandung humus, kadar keasaman (pH) antara 5-6, serta pengairan yang teratur
dan cukup saat mulai tanam sampai waktu tanaman dapat di panen.
2. Keadaan Iklim
maupun pada musim kemarau, namun dalam musim yang basah tidak akan
terjamin. Pada musim kemarau yang terik dengan angin kencang dapat
(Wiryanta, 2004).
itu bukan hanya dalam volume, namun juga dalam bobot, jumlah sel, banyaknya
benih merupakan salah satu factor keberhasilan produksi tomat pada awal
budidaya tomat dapat dilakukan pada fase persemaian 0-30 hari setelah semai,
fase fase tanam 0-15 hst, fase vegetatif 15-30 hst, fase generatif 30-80 hst, fase
curah hujan yang cukup. Sebaliknya pada fase generatif membutuhkan curah
hujan yang sedikit. Daya tumbuh yang rendah disebabkan karena curah hujan
yang tinggi pada fase generatif atau fase pemasakan buah. Curah hujan yang ideal
selama pertumbuhan tanaman tomat berkisar antara 750 – 1250 mm/tahun. Curah
hujan tidak menjadi factor penghambat dalam penangkaran benih tomat, apabila
mesin). Pengaturan jarak tanam terbagi menjadi beberapa yaitu : baris rangkap
(double row), baris tunggal (single row), sama segala penjuru (equidistant), atau
hexagonal, bujur sangkar (on the square), dan sebagainya (Mahdi, 2011).
10
Perakaran, tajuk tanaman dan kondisi tanah menentukan jarak tanam antar
tanaman. karena berkaitan dengan penyerapan sinar matahari dan unsur hara oleh
Tanaman yang memiliki jarak tanam yang lebih luas mendapatkan sinar matahari
dan unsur hara yang cukup sehingga memperkecil persaingan antar tanaman
(Pima, 2009).
produksi per lahan (Andrade, dkk., 2002 dalam Suryadi, dkk, 2013). Pertumbuhan
dan produksi tanaman di pengaruhi oleh pengaturan jarak tanam. Kondisi iklim
mikro disekitar tanaman dan penerimaan sinar matahari sangat dipengaruhi oleh
jarak tanam, apabila jarak tanam terlalu rapat dapat menyebabkan kelembapan
udara yang tinggi disekitar tanaman. sehingga kondisi ini tidak menguntungkan
2003).
Jarak tanam yang tidak tepat akan memberikan pengaruh negatif dan
dahan terhambat. selain itu, tanaman juga tidak mendapatkan cahaya matahari
dengan baik sehingga proses fotosintesis terhambat dan produksi buah tidak
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. hal ini berpengaruh pada luas daun,
system perakaran, banyaknya sinar matahari yang diterima dan banyaknya unsure
hara yang diserap tanam dari dalam tanah. Penggunaan jarak tanam yang tepat
akan berpengaruh menaikkan hasil, apabila penggunaan jarak tanam yang kurang
Dari jurnal hasil penelitian yang dilakukan oleh Wa Ode Sareha dkk tahun
2012 “pertumbuhan dan produksi tomat pada berbagai dosis bokshi kotoran sapi
dan jarak tanam” bahwa pada hasil penelitian tersebut perlakuan dengan jarak
tanam berpengaruh terhadap luas daun, jumlah bunga per tanaman, jumlah buah
Dari jurnal hasil jurnal penelitian yang dilakukan oleh Rois Paudi dkk
berdasarkan pengolahan tanah dan jarak tanam yang berbeda” bahwa dari hasil
dan 40 x 70 cm.
12
2.7 Mulsa
pembentukan agregat tanah. Keunggulan lain dari mulsa antara lain yaitu dapat
meningkatkan stabilitas agregat tanah, serta memperbaiki struktur tanah dan pada
dan kelembaban tanah serta dapat menciptakan kondisi tanah yang sesuai bagi
(Mulyatri, 2003).
tanah, mencegah buah agar tidak jatuh ke tanah yang dapat menyebabkan buah
2011).
Mulsa dibedakan menjadi dua macam yaitu mulsa organic dan anorganik.
Mulsa organik berasal dari bahan - bahan alami yang mudah terdekomposisi
seperti sisa – sisa tanaman (jerami). Menurut Kadarso (2008) keuntungan mulsa
namun dapat digunakan lebih dari satu musim tanam. Perlakuan penggunaan
Selain itu menurut Anggi (2010) mulsa organik berasal dari bahan-bahan
permukaan tanah. Selain itu mulsa jerami padi dapat memperbaiki kesuburan,
struktur dan secara tidak langsung akan mempertahankan agregasi dan porositas
mengurangi pertumbuhan gulma serta menjaga kelembaban tanah tetap stabil agar
suhu tanah dan meminimalisir evaporasi sehingga bisa menjaga keberadaan air
tanah dan mampu meningkatkan produksi tanaman tomat. Selain itu pemberian
14
mulsa jerami juga memberikan manfaat pada tanaman tomat itu sendiri serta
Menurut Creamer et al. (1996) dalam Dewi Ratih. R. D dkk (2013) bahwa
penggunaan mulsa organic dapat memperbaiki sifat, kimia dan biologi tanah,
selain itu mulsa oraganik juga sebagai penyedia unsure hara yang dibutuhkan oleh
Menurut Raihan et al., (1999) dalam Dewi Ratih. R. D dkk (2013) bahwa
kebutuhan air dapat tersedia bagi tanaman dibanding tanpa mulsa. Selain itu,
penggunaan mulsa organic juga memberikan hasil yang baik karena mensuplai
bahwa mulsa organic yang telah terdekomposisi dapat mensuplai unsur hara bagi
tanaman dan lingkungan, serta mineral dari bahan organic dapat digunakan oleh
tanaman.
efisien dalam penggunaan air, serta mengurangi erosi, hama dan penyakit.
tanah serta mengurangi serangan dari hama dan penyakit (Kardaso, 2008).
dipasang sebelum bibit ditanam. Mulsa dilubangi sesuai dengan jarak tanam.
15
Mulsa plastic dapat berfungsi untuk memantulkan sinar matahari secara tidak
langsung sehingga dapat menghalau hama tungau, thrips dan aphid, selain itu
Dari jurnal hasil penelitian yang dilakukan oleh Agus Hendra Kusuma
dan Mimik Umi Zuhro (2014), pengaruh varietas dan ketebalan mulsa jerami padi
tanaman, bobot per buah, bobot per plot, jumlah tandan buah, hal ini di karenakan
jenis mulsa terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah yang di beri
sungkup” dari hasil penelitian perlakuan jenis mulsa terutama mulsa perak
berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan panjang daun pada umur 50 hari setelah
tanam sedangkan pada mulsa plastic hitam berpengaruh terhadap lilit umbi
terbesar.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh I Gede Putu Dermawan dkk
(2014) “pengaruh penggunaan mulsa plastic terhadap hasil tanaman cabai rawit di
16
luar musim di desa kerta” bahwa hasil penelitian dari perlakuan tersebut
luar musim tetapi pada perlakuan mulsa plastic perak yang berpengaruh terhadap
tinggi tanaman, jumlah cabang, dan hasil panen dikarenakan mulsa plastik baik
banding dengan tanpa mulsa (Fahrurrozi dan Stewart, 1994 ; Fahrurrozi et al.,
2001).
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi Ratih Rizki Damaiyanti
dkk tahun 2013 “kajian penggunaan macam mulsa organic pada pertumbuhan dan
hasil tanaman cabai besar” bahwa penelitian yang dilakukan dalam penggunaan
macam mulsa organik berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, luas daun,
jumlah daun, jumlah panen total per tanaman, bobot buah segar per tanaman, dan
diameter buah. Tetapi perlakuan mulsa batang jagung, mulsa jerami, dan mulsa
orok-orok lebih baik dibandingkan dengan mulsa kayu apu, mulsa eceng gondok,
mulsa kara benguk dan perlakuan tanpa mulsa, dikarenakan penggunaan mulsa
Dari hasil penelitian yang di lakukan oleh Hendra Thaib M, dkk tahun
2013 “pengaruh pemberian mulsa organic dan jarak tanam yang berbeda terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman tomat” bahwa interaksi dari perlakuan mulsa
organic dan jarak tanam tidak berpengaruh terhadap terhadap tinggi tanaman,
17
jumlah daun, jumlah buah per petak, produksi buah per petak. Maka dari itu perlu
di lakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh mulsa dan jarak tanam
Dari hasil jurnal penelitian yang dilakukan oleh Roswuro dkk tahun 2012
“produksi tanaman cabai pada berbagai jarak tanam dan takaran mulsa” bahwa
bunga pertanaman, jumlah buah per tanaman, berat tanaman segar dan produsi.
Akan tetapi interaksi antara jarak tanam dan takaran mulsa tidak berpengaruh
terhadap jumlah bunga dan jumlah buah, namun berpengaruh nyata terhadap pro
18
BAB III
METODE PENELITIAN
Kabupaten Blitar. Pelaksanaan ini dimulai dari bulan Februari sampai dengan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penilitian ini terdiri dari cangkul, sabit,
meteran, talirafia, ajir, sprayer, timbangan, alat tulis, penggaris, dan papan nama.
3.2.1 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu benih tomat, mulsa
kelompok yang disusun secara Faktorial dengan 2 (dua) factor yang diulang 3
(tiga) kali.
19
Factor pertama adalah jarak tanam (J) yang terdiri dari 3 taraf yaitu :
J1 = jarak tanam 40 x 30
J2 = jarak tanam 40 x 50
J3 = jarak tanam 40 x 70
Sedangkan factor kedua yaitu mulsa (M) yang terdiri dari 3 taraf yaitu :
M0 = Tanpa mulsa
M0 M1 M3
J1 J1 M0 J1 M1 J1 M2
J2 J2 M0 J2 M1 J2 M2
J3 J3 M0 J3 M1 J3 M2
20
100 cm J2 M 1 J1 M0 J3 M2
J3 M 0 J2 M2 J1 M1
J1 M 2 J3 M1 J2 M0
J3 M 2 J2 M1 J1 M0
J1 M 1 J3 M0 J2 M2
J2 M 0 J1 M2 J3 M1
J1 M 0 J3 M2 J2 M1
J2 M 2 J1 M1 J3 M0
J3 M 1 J2 M0 J1 M2
800 cm
Keterangan :
: Tanaman Sampel
membandingkan antara dua rata – rata perlakuan dilanjutkan dengan uji BNJ.
22
1. Persemaian
Semaikan benih tanaman tomat kedalam kotak yang telah dibasahi, kemudian
benih disebar.
2. Pengolahan tanah
Tanah yang akan dipersiapkan untuk penanaman harus diolah dengan sebaik –
baiknya. Pengolahan tanah ini dilakukan dengan cara dibajak sampai gembur.
Setelah itu di buat bedengan, jarak antar bedengan 50 cm dan tinggi bedengan
60cm, lebar plot 100 cm, panjang plot 150 cm, 220 cm dan 300 cm.
3. Penanaman
Setelah bibit siap untuk ditanam atau telah berumur 1 bulan barulah
penanaman dilakukan pada petak percobaan dan penanaman dilakukan pada sore
hari. Penanaman dilakukan dengan jarak tanam yang telah ditentukan yaitu 40 cm
Ciri bibit yang siap tanam yaitu pertumbuhannya seragam, tidak terserang
4. Pemasangan Mulsa
oganik dari jerami dengan ketebalan kurang lebih 9 cm, sedangkan pemasangan
mulsa plastic hitam perak dilakukan satu hari sebelum penanaman atau setelah
23
dikarenakan pada suhu panas mulsa plastic tidak akan kendor. kemudian setiap
pinggir plastic di kunci dengan menggunakan bilahan bambu. Setelah itu, barulah
5. Pemeliharaan
penyakit, dan pemberian ajir pada masing – masing sampel tanaman Serta
6. Panen
kali sampai tanaman tersebut mati. Tanaman tomat baru bisa dipanen ketika umur
60-100 hari setelah tanam, tergantung dari varietasnya. Jarak panen pertama
dengan jarak panen berikutnya pada tanaman tomat dapat dilakukan dengan
Peubah pertumbuhan :
1. Tinggi Tanaman ( cm )
Pengamatan tinggi tanaman mulai dari pangkal batang pada pada permukaan
tanah sampai titik tumbuh tertinggi diukur pada umur 14, 21, 28, 35 hari
2. Jumlah cabang
umur 21, 28, 35 hari setelah tanam dengan interval 7 hari. Dengan tujuan
pada hasil.
Peubah hasil :
4. Jumlah Buah
saat buah mulai dipanen, diamati saat panen serta dinyatakan dalam satuan
buah.
25
dalam 3 kali panen dalam satuan kg, dengan tujuan untuk mengetahui berat