Anda di halaman 1dari 5

1.

TUJUAN
Untuk mengetahui bagaimana cara budidaya dari tanaman mentimun, untuk mengetahui
pengaruh berbagai dosis pupuk terhadap pertumbuhan tanaman mentimun.
2. DASAR TEORI
 Klasifikasi tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama
tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis sativus L

 Morfologi Tanaman Mentimun


Adapun morfologi dari tanaman mentimun sebagai berikut:
1. Akar
Akar Tanaman mentimun berakar tunggang dan berakar serabut. Akar tunggangnya
tumbuh lurus ke dalam sampai kedalaman sekitar 20 cm, sedangkan akar serabutnya
tumbuh menyebar secara horizontal dan dangkal.
2. Batang
Tanaman mentimun memiliki batang yang berwarna hijau, berbulu dengan panjang
yang bisa mencapai 1,5 m dan umumnya batang mentimun mengandung air dan lunak.
Mentimun mempunyai sulur dahan berbentuk spiral yang keluar di sisi tangkai daun.
Sulur mentimun adalah batang yang termodifikasi dan ujungnya peka sentuhan. Bila
menyentuh galah sulur akan mulai melingkarinya. Dalam 14 jam sulur itu telah melekat
kuat pada galah/ajir (Sunarjono, 2007).
3. Daun
Daun mentimun berbentuk bulat dengan ujung daun runcing berganda, berwarna hijau
muda sampai hijau tua. selain itu daun bergerigi, berbulu sangat halus, memiliki tulang
daun menyirip dan bercabang-cabang, kedudukan daun pada batang tanaman berselang
seling antara satu daun dengan daun diatasnya (Cahyono, 2006).
4. Bunga Dan Buah
Bunga mentimun berwarna kuning dan berbentuk terompet, tanaman ini berumah satu
artinya, bunga jantan dan bunga betina terpisah, tetapi masih dalam satu pohon. Bunga
betina mempunyai bakal buah berbentuk lonjong yang membengkok, sedangkan pada
bunga jantan tidak mempunyai bakal buah yang membengkok. Letak bakal buah
tersebut di bawah mahkota bunga (Sunarjono, 2007).
Buah mentimun menggantung dari ketiak antara daun dan batang. bentuk ukuranya
bermacam - macam antara 8 - 25 cm dan diameter 2,3 - 7 cm, tergantung varietasnya.
Kulit buah mentimun ada yang berbintik - bintik, ada pula yang halus. Warna kulit
buah antara hijau keputih - putihan, hijau muda dan hijau gelap sesuai dengan varietas.
Biji mentimun berbentuk pipih, kulitnya berwarna putih atau putih kekuning - kuningan
sampai coklat. Biji ini dapat digunakan sebagai alat perbanyakan tanaman (Cahyono,
2006).
 Syarat Tumbuh Tanaman Timun
Mentimun cocok ditanam di lahan yang jenis tanahnya lempung sampai lempung berpasir
yang gembur dan mengandung bahan organik. Mentimun membutuhkan pH tanah di kisaran 6 - 7
dengan ketinggian tempat 100 - 1000 M di atas permukaan laut (dpl). Mentimun juga
membutuhkan sinar matahari terbuka, drainase air lancar dan bukan bekas penanaman mentimun
dan familinya seperti melon, semangka, dan waluh. Aspek agronomi penanaman mentimun tidak
berbeda dengan komoditas sayuran komersil lainnya, seperti kecocokan tanah dan tinggi tempat,
serta iklim yang sesuai meliputi suhu, cahaya, kelembapan dan curah hujan. Untuk pertumbuhan
yang optimum diperlukan iklim kering, sinar matahari yang cukup dengan temperatur optimal
antara 210 C – 300 C. sementara untuk suhu perkecambahan biji optimal yang dibutuhkan antara
250 C – 350 C. kelembapan udara (RH) yang dikehendaki oleh tanaman mentimun agar hidup
dengan baik adalah antara 50 - 85%. Sementara curah hujan optimal untuk budidaya mentimun
adalah 200 - 400 mm/bln, curah hujan yang terlalu tinggi tidak baik untuk pertumbuhan apalagi
pada saat berbunga karena akan mengakibatkan menggugurkan bunga (Wahyudi, 2011)
3. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan dalam praktikum budidaya tanaman mentimun dengan dosis yang berbeda
menggunakan alat-alat sebagai berikut: cangkul, terpal, gembor, gunting, tali rafia, ajir, semprotan,
ember dll. Sedangan kan bahan yang digunakan yaitu: benih mentimun, tanah, air, pupuk POC,
4. PROSEDUR KERJA
 Pelaksanaan Praktikum
Adapun langkah-langkah pelaksanaannya sebagai berkut :
1. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah dalam produksi tanaman ketimun diperlukan untuk menciptakan
daerah perakaran yang baik, membenamkan sisa tanaman dan mem-berantas gulma.
pengolahan tanah dapat menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan
tanaman(hamzah, 2012).
Pengolahan tanah yang digunakan yaitu olah tanah sempurna, karena tanah yang
digunakan untuk menanam mentimun yaitu tanah yang telah di cari dari lahan
percobaan dan diayak menggunakan ayakan berukuran berkisar 0,5 cm . lahan yang
digunakan diperkirakan berukuran 4 m x 15 m .
2. Pemberian pupuk
Pupuk bokasi dan POC yaitu pupuk organik yang diberikan sekali sebelum dilakukan
penanaman dengan takaran 1 gelas akua penuh. Pemberian bokhasi bertujuan unuk
memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah.
3. Penanaman
Penanaman dilakukan setelah seminggu pemerian bhokasi dengan cara tanah dilubangi
dengan jari sekira-kira sedalam 3-5 cm. Benih mentimun ditanam sebanyak 1
butir/lubang tanam kemudian ditutup dengan tanah agar benih tidak hilang atau dimakan
burung. Dalam setiap polibag di beri 2 lubang tanam.
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan di lakukan setiap hari, yaitu penyiraman dan penyiangan, karena banyak
sekali gulma yang pertumbuhannya sangat cepat. Sedangkan seperti penyulaman tetap dilakukan
jika ada tanaman yang tidak hidup. Dan pemberian ajir kami lakukan setelah beberapa hari benih
ditanam.
5. Panen dan pasca panen
Pemanenan buah timun dapat dilakukan setelah tanaman berumur 42 hari atau lebih.
Pemanenan dilakukan dengan cara memotong atau menguning tangkai buah agar tidak merusak
buah. Buah yang di panen yaitu buah yang berwarna hijau tua dibagian atas dan hijau keputih-
putihan dibagian bawah buah. Lalu setelah dilakukan pemanenan buah di timbang berat basah
nya.
5. HASIL DAN PEMBAHASAN\
a.Hasil
Perlakuan 1 2 3 4 5 Total Rata -
rata
P2 U2 6,02 5,69 4,71 3,4 4,70 24,52 4,904
P3 U1 5,01 3,70 5,03 4,7 6,39 24,83 4,966
P3 U3 5,35 5,35 5,02 4,08 4,7 24,5 4,9
P0 U1 4,02 4,30 4,38 5,02 3,38 21,1 4,22
P1 U1 5,37 5,02 6,36 5,35 3,36 25,46 5,092
P2 U1 4,34 4,35 6,03 4,34 4,34 23,4 4,68
P1 U2 4,73 4,72 5,37 4,63 4,40 23,85 4,77
b. Pembahasan
Rendahnya produksi dari tanaman mentimun dikarenakan cahaya matahari yang tinggi
sehingga bunga yang dihasilkan lebih banyak bunga jantan dibanding bunga betina. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Cahyono (2003) yang mengatakan bahwa intensitas cahaya matahari yang
tinggi pada tanaman mentimun lebih dominan pembentukan bunga jantan. Berat buah tanaman
mentimun sangat dipengaruhi oleh ketersediaan hara tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Rismunandar (1981) mengatakan bahwa tanaman akan tumbuh baik dan menghasilkan produksi
tinggi apabila tersedia cukup makanan. Pemupukan merupakan salah satu cara untuk memenuhi
kebutuhan hara tanaman. Pemupukan dengan NPK mempengaruhi produksi tanaman terutana
karena keberadaan unsur fosfat karena dapat merangsang pembungaan dan menghasilkan buah
yang berkualitas dan berukuran maksimal. Menurut Lingga (2007) menyatakan bahwa unsur
fosfor bagi tanaman berguna untuk merangsang pembentukan bunga dan buah yang baik.
Tanaman mentimun memiliki syarat tumbuh antara lain: Ketinggian tempat berada pada
kisaran 1 m – 1.000 m di atas permukaan laut, Curah hujan tahunan 800 mm – 1.000 mm / tahun,
Bulan basah (di atas 100 mm / bulan) : 5 – 7 bulan, Bulan kering (di bawah 600 mm / bulan) : 4 –
6 bulan, Suhu udara 170°C - 230°C, Kelembaban udara sedang, Penyinaran matahari sedang –
tinggi, Tanah bertekstur lempung, memiliki Drainase baik, Kedalaman air tanah 50 cm – 200 cm
dari permukaan tanah, Kedalaman perakaran di atas 15 cm dari permukaan tanah, Kemasaman
(pH) 5,5 – 6,8, Kesuburan tanah tinggi. (Sunarjono, 2007).
Manfaat pupuk organik bagi tanaman yaitu : Meningkatkan kesuburan tanah,
mempertahankan dan meningkatkan ketersediaan unsur hara di dalam tanah, memperbaiki struktur
tanah begitu juga dengan karakteristiknya, akhirnya tanah menjadi mudah di olah, gembur, ringan
dan mudah untuk di olah jika tanah gembur maka akar mudah menembus tanah, tanah-tanah berat
menjadi mudah untuk di olah, aktivitas mikroba tanah meningkat, pupuk organik mengandung
mikroba yang akan menguraikan bahan-bahan organik maupun onorganik, kapasitas penyerapan
air oleh tanah juga meningkat sehingga tanah itu dapat mengikat air lebih lama sehingga air yang
di butuhkan oleh tanaman selalu tersedia, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap perubahan
sifat tanah, perubahan iklim dan serangan hama penyakit, aktivitas mikroba dalam tanahpun akan
meningkat, dan meningkatkan kapasitas pertukaran kation sehingga pada saat tanaman di beri
pupuk dalam dosis tinggi, unsur hara yang di butuhkan oleh tanaman tidak mudah tercuci.
(Sutedjo, 1997).
6. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum di atas menunjukkan bahwapenggunaan pupuk kandang sangat


penting dalam budidaya mentimun karena dapat memperbaiki struktur dan tekstur tanah, aerase
tanah, serta dapat meng-aktifkan mikroorganisme tanah.
Penggunaan mulsa sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman mentimun.
Dimana penggunaan mulsa berfungsi sebagai pencegaahan intensitas cahaya matahari yang tinggi
pada tanaman mentimun yang dapat mengakibatkan lebih dominan pembentukan bunga jantan.
Faktor lain yang tidak kalah penting dalam budidaya mentimun adalah pemeliharaan
seperti penyiraman, penyiangan, pemangkasan cabang-cabang yang kurang produktif serta
pengendalian hama dan penyakit secara terpadu. Keseimbangan penggunaan pupuk juga sangat
mempengaruhi proses pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman mentimun.
7. DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, B. 2006. Timun. Penerbit Cv Aneka Ilmu, Semarang.
Hamzah. Dkk. 2012. Respons Pertumbuhan Dan Produksi Ketimun (Cucumis Sativus L) Terhadap
Sistem Pengolahan Tanah Dan Jarak Tanam. Fakultas Pertanian Kehutanan Uniqbu Buru.
Vol 1 Nomor 2
Harjadi, S, 1996. Pengantar Agronomi. Pt. Gramedia. Jakarta.
Lubis, A.M., Pulungan,A. Gnyapang Dan M.Y. Pulungan. 1985. Pupuk Dan Pemupukan. Fakultas
Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara. Medan.
Sumpena, U. 2001. Budidaya Mentimun Intensif. Penebar Swadaya. Jakarta.
Samadi, B. 2002. Teknik Budidaya Mentimun Hibrida. Kanisius. Yogyakarta.
Sunarjono, H, H. 2007. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal, 109-114.
Sedjati, S., 2006. Kajian Pemberian Bokashi Jerami Padi Dan Pupuk P Pada Kacang Tanah
(Arachis Hypogaea L.).Prosiding Seminar Dan Lokakarya Nasional. Maros.

Anda mungkin juga menyukai