Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) di Indonesia adalah komoditas
pertanian yang bernilai ekonomi dan memiliki kandungan gizi seperti lemak dan
protein yang tinggi. Kandungan yang dimiliki pada kacang tanah yaitu lesitin,
vitamin B kompleks, fospor, protein, kalsium, kolin, lemak, zat besi, vitamin
A,Vitamin K dan vitamin E (Rahmiana dan Ginting, 2012). Kebutuhan kacang
tanah dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan dengan kebutuhan gizi
masyarakat, diversifikasi pangan, serta meningkatnya kapasitas industri pakan dan
makanan di Indonesia (Sembiring et al., 2014).
Produksi untuk kacang tanah dari tahun 2014 sampai 2018 di Indonesia
mengalami penurunan, untuk tahun 2014 produksinya sebesar 638.896 ton/tahun
sedangkan saat tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 512.198 ton/tahun.
Produksi kacang tanah di Sumatera Utara saat tahun 2014 hingga 2015 mengalami
penurunan sebanyak 9.777 ton menjadi 8.517 ton, lalu saat tahun 2016 hingga
tahun 2018 juga mengalami penurunan produksi sejumlah 4.870 ton hingga 547
ton (Badan Pusat Statistik, 2019).
Kesuburan lahan yang terus menurun disertai dengan kandungan bahan
organik yang rendah menjadi salah satu kendala yang mengakibatkan menurunnya
produksi kacang tanah. Pengolahan lahan yang kurang optimal yang
mengakibatkan buruknya drainase dan struktur tanah sehingga perlu ditambahkan
bahan organik yang mampu memperbaiki sifat fisik tanah sehingga ginofor mudah
masuk kedalam tanah agar membantu proses pembentukan polong kacang tanah
(Hariani et al., 2013). Penambahan bahan oranik, disertai dengan pemupukan dan
penggunaan varietas unggul adalah hal yang dapat digunakan untuk menambah
hasil produksi kacang tanah. Salah satu cara untuk memperbaiki kesuburan tanah
yaitu dengan pemberian bahan organik biochar.
Sifat fisika tanah dapat dipengaruhi dengan penggunaan bahan organik
melalui peningkatan kapasitas menahan air, sehingga dapat mengurangi pencucian
unsur hara, dan biochar juga dapat memperbaiki porositas, struktur, dan agregat
tanah. Pemberian biochar yang bertujuan untuk memperbaiki sifat fisika tanah
dapat membantu proses perakaran tanaman menjadi mudah untuk menyerap unsur
hara yang dibutuhkan tanaman (Dou et al., 2012).

1.2. Tujuan Praktikum


Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian biochar
dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan tanaman kacang tanah. Dan menambah
wawasan mahasiswa dalam budidaya tanaman kacang tanah.

1.3. Manfaat Praktikum


1.) Sudah bisa mempraktekkan dengan baik cara penyemaian.
2.) Sudah bisa melakukan penanaman dengan baik sesuai dengan apa
yang telah dipraktekkan.
3.) Sudah mengetahui cara budidaya tanaman kacang tanah dengan baik
dan benar.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Tanah


2.1.1. Klasifikasi Tanaman Kacang Tanah
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman
palawija yang banyak digemari karena memiliki rasa yang enak dan banyak
manfaatnya. Kacang tanah berasal dari Benua Amerika, tepatnya negara Brasil,
Amerika Selatan (Marwoto, 2018).
Menurut (Rina, 2015), klasifikasi botani tanaman kacang tanah antara lain:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Class : Dycotyledoneae
Ordo : Polipetales
Family : Leguminose
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hypogaea L.

2.1.2. Morfologi Tanaman Kacang Tanah

a. Daun
Tanaman kacang tanah mempunyai daun majemuk bersirip genap, terdiri
atas 4 anak daun dengan dua pasang anak daun yang berbentuk bulat telur dengan
tangkai daun agak panjang, tata letak daun spiral permukaan daunya sedikit
berambut dan tepi daunnya rata. Helaian anak daun bertugas mendapatkan cahaya
matahari sebanyak-banyaknya (Trustina, 2015).
b. Akar
Kacang tanah memiliki perakaran berupa akar tunggang dan akar-akar
lateral yang berkembang baik. Akar tunggang biasanya dapat masuk ke dalam
tanah hingga 50 cm sampai 55 cm, dengan sistem perakaran terpusat pada
kedalaman 5 cm sampai 25 cm dengan radius 12 cm sampai 14 cm tergantung tipe
varietasnya. Sedangkan panjang akar lateral sekitar 15 cm sampai 20 cm dan
terletak tegak lurus pada akar tunggangnya. Seluruh aksesi pada kacang tanah
memiliki bintil (nodul) pada akarnya. Jumlah bintil akar beragam dari yang
berjumlah sedikit hingga banyak dengan ukuran yang beragam pula dari yang
kecil hingga yang besar dan terdistribusi pada akar utama atau akar lateral
(Trustinah, 2015).
c. Batang
Batang kacang tanah terbagi menjadi 2 tipe, yaitu tipe tumbuh menjalar dan
tegak. Batang kacang tanah memiliki tinggi rata-rata 50 cm dan ada yang mencapai
80 cm. Tanaman tipe menjalar tumbuh ke segala arah dan dapat mencapai garis
tengah 150 cm. Tanaman tipe tegak membentuk percabangan sekitar 3 sampai 6,
sedangkan tipe menjalar dapat membentuk 10 cabang tersier. Batang dan cabang
kacang tanah berbentuk agak persegi, sedikit berbulu, dan berwarna hijau
(Mustikarini, Lestari, dan Prayono., 2019).
d. Bunga
Tanaman kacang tanah mulai berbunga kira-kira pada umur empat sampai
enam minggu setelah tanam tergantung varietas. Bunga pada kacang tanah
berkembang di ketiak cabang dan setiap bunga memiliki tangkai yang berwarna
putih, namun tangkai ini bukan merupakan tangkai bunga melainkan tabung
kelopak. Mahkota bunga (corolla) berwarna kuning dan pangkalnya bergaris
merah dan merah tua. Bunga kacang tanah berbentuk seperti kupu-kupu dan
merupakan bunga sempurna, karena bunga jantan dan betina terdapat dalam satu
bunga, sehingga bunga kacang tanah mengalami penyerbukan sendiri.
Penyerbukan terjadi 8 sebelum bunga mekar dan umumnya terjadi sebelum
matahari terbit (Harsono, 2021).
e. Polong
Polong pada kacang tanah terbentuk setelah terjadi pembuahan. Bakal buah
tumbuh memanjang yaitu ginofor dan nantinya akan menjadi tangkai polong. Awalnya
ujung ginofor mengarah ke atas, setelah itu akan mengarah ke bawah dan masuk ke dalam
tanah. Panjang ginofor bisa mencapai 18 cm. Ginofor terus tumbuh menembus tanah
sedalam 2 cm sampai 7 cm, kemudian terbentuk rambut-rambut halus pada permukaan
lentisel. Ginofor-ginofor yang letaknya lebih dari 15 cm dari permukaan tanah biasanya
tidak dapat menembus tanah dan ujungnya mati (Mustikarini, Lestari, dan Prayono.,
2019).
f. Biji
Biji kacang tanah berada di dalam polong. Kulit luar (testa) polong bertekstur
keras, yang berfungsi untuk melindungi biji yang ada di dalamnya. Bentuk biji biasanya
bulat, agak lonjong atau bulat. Warna biji kacang tanah bervariasi ada 9 yang berwarna
putih, merah, ungu, dan merah muda (Mustikarini, Lestari, dam Prayono., 2019).

2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Tanah


a. Iklim
Faktor iklim yang berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan tanaman
kacang tanah adalah suhu, curah hujan, dan cahaya. Suhu udara untuk
pertumbuhan optimum berkisar 27 oC sampai 30 oC. Keragaman dalam jumlah
dan distribusi curah hujan sangat berpengaruh atau dapat menjadi kendala
terhadap pencapaian hasil kacang tanah. Total curah hujan optimum selama 3- 3.5
bulan atau sepanjang periode pertumbuhan sampai panen adalah 300-500 mm
(Adisarwanto, 2013).
b. Tanah
Menurut (Sutarto, 2013) kacang tanah dapat tumbuh baik pada tanah yang
gembur dan cukup unsur N, P, K, Ca, dan unsur mikro. Pernyataan ini di dukung
oleh (Adisarwanto, 2013) bahwa tanah sebagai media tumbuh kacang tanah
berpengaruh besar terhadap pertumbuhannya. Kacang tanah menghendaki jenis
tanah lempung berpasir, liat berpasir, atau lempung liat berpasir. Kemasaman yang
optimal adalah 6.5-7.0. Apabila pH tanah lebih besar daripada 7.0 maka daun akan
berwarna kuning karena kekurangan hara (N, S, Fe dan Mn) dan seringkali timbul
bercak hitam pada polong. Tanah dengan sistem drainase yang baik akan
menciptakan aerasi yang baik, sehingga penyerapan air, hara, N, CO 2 dan O 2
oleh tanaman akan lebih mudah dilakukan.
c. Ketinggian Tempat
Menurut (Maesen dan Somaatmadja, 2015) bahwa tanaman kacang tanah
dapat tumbuh pada 40 oLU – 40 oLS pada daerah tropis dan sub tropis serta 6
climate. Suhu optimum untuk pertumbuhan kacang tanah adalah 30 oC dan
pertumbuhan akan terhambat pada 15 oC. Kacang tanah termasuk tanaman yang
memerlukan sinar matahari penuh. Adanya keterbatasan cahaya matahari akibat
naungan atau halangan dan atau awan lebih dari 30% akanmenurunkan hasil
kacang tanah karena cahaya mempengaruhi fotosintesis dan respirasi. Intensitas
cahaya yang rendah pada saat pembentukan ginofor akan mengurangi jumlah
ginofor, sedangkan rendahnya intensitas cahaya pada masa pengisian polong akan
menurunkan jumlah dan berat polong serta akan menambah jumlah polong
hampa.
2.3. Pupuk Kandang Ayam
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan ternak,
seperti sapi, kuda, kambing, ayam, dan domba yang mempunyai fungsi, antara
lain menambah unsur hara tanaman, menambah kandungan humus dan bahan
organik tanah, memperbaiki struktur tanah serta memperbaiki jasad renik tanah
(Sutedjo, 2013). Pupuk kandang terdiri atas campuran kotoran padat, air kencing,
dan sisa makanan (tanaman).
Kotoran ayam merupakan salah satu limbah yang dihasilkan baik ayam
petelur maupun ayam pedaging yang memiliki potensi yang besar sebagai pupuk
organik. Komposisi kotoran sangat bervariasi tergantung pada sifat fisiologis
ayam, ransum yang dimakan, lingkungan kandang termasuk suhu dan
kelembaban. Kotoran ayam merupakan salah satu bahan organik yang
berpengaruh terhadap sifat fisik, kimia dan pertumbuhan tanaman. Kotoran ayam
mempunyai kadar unsur hara dan bahan organik yang tinggi serta kadar air yang
rendah. Setiap ekor ayam kurang lebih menghasilkan ekskreta (feses) per hari
sebesar 6,6% dari bobot hidup (Taiganides, 2000 dalam Langi, 2017).
2.4. Pupuk Kandang Sapi
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari campuran kotoran-kotoran
ternak, urine, serta sisa-sisa makanan ternak tersebut. Pupuk kandang ada yang
berupa cair dan ada pula yang berupa padat, tiap jenis pupuk kandang memiliki
kelebihan masing-masingnya. Setiap hewan akan menghasilkan kotoran dalam
jumlah dan komposisi yang beragam. Kandungan hara pada pupuk kandang dapat
dipengaruhi oleh jenis ternak, umur ternak, bentuk fisik ternak, pakan dan air
(Pranata, 2013).
Pupuk kandang sapi merupakan pupuk kandang yang berasal dari kotoran
sapi yang baik untuk memperbaiki kesuburan, sifat fisika, kimia dan biologi
tanah, meningkatkan unsur hara makro dan mikro, meningkatkan daya pegang air
dan meningkatkan kapasitas tukar kation (Hadisumitro, 2012).
Kelebihan dari pupuk kandang sapi adalah dapat memperbaiki struktur
tanah, sebagai penyedia unsur hara makro dan mikro, menambah kemampuan
tanah dalam menahan air, menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-
unsur hara, serta sebagai sumber energi bagi mikroorganisme. Sedangkan
kelemahan dari penggunaan pupuk kandang sapi itu sendiri adalah kehilangan
NH3 (N), diperlukan waktu dan tenaga, memerlukan biaya, alat dan,
pengoperasiannya, perlunya lahan pengomposan, dan pemasaran.

Anda mungkin juga menyukai